Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Citrayani
"Ekuitas merek merupakan nilai tambah pada sebuah merek yang akan mempengaruhi kelangsungan produk dalam jangka panjang. Untuk membangun dan memperkuat ekuitas merek diperlukan bauran pemasaran pendukung berupa harga, pelayanan, distribusi, iklan, dan kegiatan promosi yang diharapkan secara tepat dapat mempengaruhi persepsi konsumen dan meningkatkan nilai positif konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan sehingga ekuitas merek suatu produk dapat meningkat.
Dalam penelitian ini, model dari Yoo, Donthu, dan Lee (2000) yang menguji kegiatan pemasaran terhadap ekuitas merek pada produk consumer-specialty goods, diuji pada produk jasa perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran pemasaran yang mempengaruhi penguatan ekuitas merek dan menganalisis pengaruh dimensi-dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek. Selain itu, penelitian juga ingin mengetahui perbedaan aplikasi model Yoo, et al. (2000) pada kategori produk jasa perbankan.
Metode penentuan sample yang dipakai adalah non-probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling pada responden nasabah bank syariah. Sedangkan teknik pengolahan data menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan aplikasi program AMOS. Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa citra kantor, distribusi, iklan, dan potongan harga dapat mempengaruhi ekuitas merek secara positif. Sebaliknya, persepsi harga yang tinggi justru dapat melemahkan ekuitas sebuah merek.

Brand equity is a value added of a brand that will affect the performance of a product in long term. Brand equity can be developed and strengthened by managing marketing efforts such as pricing, service, distribution, advertising, and promotion. These marketing efforts will affect the customer perceptions and therefore should be enhanced by customer positive value of a product so that they will strengthening the brand equity of a product as well.
In this research, the model which formed by Yoo, Donthu, and Lee (2000) and used in consumer-specialty goods, is used in services goods. The purpose of this research is to analyze the effect of some marketing mix programs to build strong brand equity and to analyze the effect of dimensions of brand equity to brand equity itself. The goal of this research is to know where there is any difference of the Yoo et al. (2000) model application in a different product category.
The object of this research is the sharia banking customer. The sampling method is non-probability sampling method. The data collection is using the convenience sampling technique. Furthermore, the data analysis is using the Structural Equation Model (SEM) with AMOS program. The result of this research found that brand equity positively related to office image, distribution intensity, advertising, and price deal and negatively related to price."
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karo, Artha Putri Br
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi terhadap ekuitas merek universitas XYZ. Penelitian ini menggunakan pilihan elemen price, promotion, people, dan, physical evidence sebagai dimensi dari bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi, dan elemen brand awareness, brand image, perceived quality, dan brand loyalty sebagau dimensi dari ekuitas merek universitas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 266 orang dari mahasiswa universitas XYZ, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini diolah dengan aplikasi statistik SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi yang memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas merek universitas XYZ adalah elemen price terhadap perceived quality, elemen people terhadap brand image, elemen people terhadap brand loyalty, elemen physical evidence terhadap brand awareness, dan elemen physical evidence terhadap perceived quality. Sedangkan elemen bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi yang tidak memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas merek universitas XYZ adalah elemen price terhadap brand awareness, elemen price terhadap brand image, elemen price terhadap brand loyalty, elemen promotion terhadap brand awareness, elemen promotion terhadap brand image, elemen promotion terhadap perceived quality, elemen promotion terhadap brand loyalty, elemen people terhadap brand awareness, elemen people terhadap perceived quality, elemen physical evidence terhadap brand image, elemen physical evidence terhadap brand loyalty.

ABSTRACT
This study discusses the effect of the marketing service mix of higher education on XYZ university brand equity. This study uses the choice of price, promotion, people, and physical evidence elements as dimensions of the service marketing mix of higher education, and elements of brand awareness, brand image, perceived quality, and brand loyalty as dimensions of university brand equity. This research is a quantitative research with a sample of 266 people from XYZ university students, the data collection technique used is by distributing questionnaires to students. This research is processed by statistical application of SEM (Structural Equation Modeling). The results showed that the service marketing mix of higher education which had a positive influence on the brand equity of university XYZ were price elements of perceived quality, elements of people towards brand image, elements of people towards brand loyalty, elements of physical evidence towards brand awareness, and physical evidence elements towards perceived quality. While the service marketing mix of higher education that do not have a positive influence on the brand equity of university XYZ is the price element of brand awareness, the price element of the brand image, the price element of brand loyalty, the element of promotion to brand awareness, the element of promotion to brand image, promotion elements to perceived quality, elements promotion of brand loyalty, elements of people towards brand awareness, elements of people towards perceived quality, elements of physical evidence towards brand image, elements of physical evidence towards brand loyalty."
2018
T51678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Teguh Wibowo
"Nobody's perfect only God. Sebagai seorang khalifatullah fil ardh, manusia berkewajiban menggunakan ajaran dan kaidah agama dalam setiap aspek kehidupannya untuk mewujudkan kerajaan Allah SWT di muka burni. Seperangkat ajaran agama itulah yang kemudian dalam Islam dikenal sebagai syariah, God's Laws, yang merupakan sekumpulan The do's & don'ts yang mengatur semua hal-hal yang diwajibkan, yang dibolehkan, dan yang dilarang oleh Allah SWT untuk mengatur persoalan ibadah dan muamalah. Sistem kehidupan sosial ekonorni, termasuk pula sistem keuangan dan segenap instrumentasinya, tidak luput dalam pengaturan tersebut, dan masuk ke dalam ruang lingkup shariah muamalah.
Globalisasi ekonorni yang ditandai dengan bebasnya arus barang modal dan jasa, serta perdagangan antar negara, telah mengubah kondisi kehidupan menjadi individualistis dan persaingan usaha yang amat ketat. Disinilah kaidah syariah dapat berperan untuk membimbing manusia ke arah kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Sekaranglah saatnya menunjukkan bahwa muamalah syariah dengan filosofi utama kernitraan dan kebersamaan (sharing) dalam keuntungan (profit) dan resiko (risk) dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Sekaligus pula membuktikan bahwa sistem perbankan syariah dapat menghilangkan wabah penyakit negative spread ( selisih negatif) dari dunia perbankan.
Lahirnya Undang-undang No. 10 Talmn 1998, pada bulan November 1998, sebagai penyempurnaan Undang-Undang No. 711992, lebih mengukuhkan keberadaan perbankan syariah dan memberikan ketegasan serta pel uang yang cukup besar bagi perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Perangkat bam ini selain memberikan panduan bagi Bank Umum yang menjalankan operasinya secara penuh sesuai syariah (Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri), juga memberikan kesempatan bagi industri perbankan konvensional yang ingin menjalankan operasi dengan dualbanking system, yaitu beroperasi secara konvensional dan syariah sekaligus sepanjang operasi itu dilakukan secara terpisah.
Studi yang pemah dilakukan Bank Indonesia dan Universitas- Diponegoro mengenai Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, kiranya dapat memberikan gambaran bagaimana brand equity atau ekuitas merek perbankan syariah saat ini kurang kuat berada dalam benak konsumen (nasabah). Padahal kunci sukses suatu bisnis adalah memiliki atribut keunggulan bersaing yang sulit bisa ditiru oleh pesaing. Satu-satunya atribut keunggulan bersaing yang sulit bisa ditiru adalah ekuitas merek yang kuat.
Mengelola brand equity bank syariah agar menjadi lebih kuat dapat meningkatkan keunggulan bersaing (competitive advantage). Karena itu satu bank syariah yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat lebih mudah merebut peluang bisnis yang ada dibandingkan bank lain yang tidak memiliki keunggulan bersaing. Ekuitas merek bank syariah yang kuat juga dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat nasabah barn atau merangkul kembali nasabah lama.
Penelitian dalam Karaya Akhir ini bertujuan untuk menganalisis ekuitas merek (brand equity) Bank Syariah Mandiri melalui pengukuran komponen-komponen yang membangun ekuitas merek, antara lain: kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi (kesan) kualitas, dan loyalitas merek.
Dari hasil pengukuran Kesadaran Merek, merek Bank Muamalat Indonesia (BMI) masih menjadi merek yang menempati puncak kesadaran merek (top of mind brand) bank syariah. Sementara itu Bank Syariah Mandiri (BSM) hanya menempati urutan kedua dalam hal kesadaran puncak responden terhadap merek bank syariah.
Secara keseluruhan, dari hasil pengukuran asosiasi merek Bank Syariah Mandiri, agaknya manajemen BSM cukup berhasil menciptakan brand image dari merek Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, lembaga yang menjalankan bisnisnya sesuai dengan syariah Islam. Ke-7 butir asosiasi ternyata terkait dengan nilai-nilai. Syariah (baca: syariah Islam) dan kesemuanya memperkuat dan mendukung citra merek (brand image) dari merek Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah lembaga keuangan perbankan yang sesuai syariah yang rnemiliki slogan "Lebih Adil dan Menentrmnkan".
Dari hasil pengukuran Kesan kualitas, secara umum kesan kualitas yang dirasakan responden terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri memperlihatkan kesan POSITIF. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum BSM mampu memenuhi kepuasan nasabahnya.
Hasil pengukuran elemen Loyalitas Merek selayaknya menjadi perhatian bagi manajemen Bank Syariah Mandiri untuk meningkatkan value-nya di hati nasabah. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem, atau sesuatu yang melibatkan emosi nasabah, sehingga para nasabahnya dapat merasakan perasaan "sangat puas" dan perasaan "sangat suka" terhadap merek Bank Syariah Mandiri yang pada akhirnya akan melahirkan nasabah yang komit (committed buyer) yang "selalu" mempromosikan BSM kepada calon nasabah lain. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Indrarini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai seberapa penting penggunaan Komunikasi
Pemasaran Terpadu yang terdiri dari Iklan, Hubungan Masyarakat, Promosi
Penjualan, Penjualan Personal, Pemasaran Langsung dan Pemasaran Interaktif
terhadap ekuitas merek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan
responden karyawan wanita perusahaan Femina yang berjumlah 115 orang.
Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan regresi linear
untuk membuktikan hipotesa pada penelitian ini. Objek penelitian adalah Wardah
sebagai salah satu merek kosmetik dalam negeri yang beberapa tahun belakang ini
berhasil meningkatkan market sharenya dan menjadi market leader dalam industri
kosmetik tanah air. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi Komunikasi
Pemasaran Terpadu berpengaruh secara bersama-sama terhadap pembentukan
Ekuitas Merek. Sedangkan secara parsial diketahui hanya variabel Iklan,
Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Langsung yang berpengaruh signifikan
terhadap Ekuitas Merek.

ABSTRACT
This thesis discusses about the importance of Integrated Marketing
Communications, which consists of Advertising, Public Relations, Sales
Promotion, Personal Selling, Direct Marketing, and Interactive Marketing toward
Brand Equity. This research use quantitative explanatory design, respondents are
115 employee of Femina. This thesis use descriptive statistical analysis and linier
regression to prove the hypothesis in this research. The object of this research is
Wardah as one cosmetic brand in Indonesia, that in several years managed to
increase the market share and become a market leader in the local cosmetic
industry. The results showed that variables of Integrated Marketing
Communication have significant influence toward Brand Equity. While partially,
only variables Advertising, Public Relations, and Direct marketing had significant effect on Brand Equity"
2016
T45659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Seftiariski, Author
"ABSTRAK
Pertumbuhan produk di pasar begitu besar sehingga menyebabkan tingkat persaingan begitu tinggi. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen dengan berbagai strategi dan program pemasaran guna meningkatkan profitabilitas. Tiap perusahaan harus bisa menciptakan ekuitas merek yang kuat agar bisa menghadapi pesaing. Aktifitas bauran pemasaran yang terintegrasi dipercaya oleh para ahli dapat meningkatkan ekuitas suatu merek.
Pada industri minuman ringan, tingkat persaingan begitu tinggi dan terdiri dari begitu banyak pelaku yang mengeluarkan banyak varian produk. Pasar minuman berkarbonat sangat berpotensi. Nilai pertumbuhan rata-rata mencapai 28,5% dengan nilai pasar Rp. 2.682,3 milyar. Potensi pertumbuhan industri dan nilai pasar yang begitu besar mendorong setiap pelaku usaha pada industri untuk meraih pangsa pasar yang sebesar-besamya.
PT X merupakan salah satu pelaku pada industri minuman ringan. Perusahaan ini merupakan multinational company dengan cabang perusahaan yang tersebar di 170 negara dan produk minuman ASD yang tersebar di 200 negara diseluruh dunia. Selain penghasil minuman perusahaan ini juga memiliki produk makanan ringan yang menjadi pemimpin pasar pada kategorinya. PT X termasuk 5 besar perusahaan dunia pada industri makanan dan minuman.
Tingginya ekuitas merek ASD secara dunia serta kreativitas pelaksanaan bauran pemasaran PT X pusat menjadi stimulus diadakannya penelitian ini. Para ahli mengatakan bahwa aktifitas bauran pemasaran terbukti efektif dalam membentuk dan membangun ekuitas merek suatu produk.( Bonghee Yoo, Naveen Donthu dan Sungho Lee, 2000). Pada penelitian ini akan diteliti pelaksanaan aktifitas bauran pemasaran yang dilakukan PT X Indonesia serta dampaknya terhadap ekuitas merek ASD. Elemen bauran pemasaran yang diteliti meliputi persepsi harga, persepsi intensitas iklan, persepsi intensitas distribusi, dan persepsi price deals. Sedangkan elemen persepsi brand equity yang diteliti meliputi persepsi perceived quality, persepsi brand awareness/ brand association dan persepsi brand loyalty. Elemen brand equity yang digunakan berdasarkan pengembangan konsep brand equity yang ditetapkan oleh Aaker
(1991).
Metode penelitian yang digunakan adalah Structural Equation Modelling. Dengan metode ini akan dilihat pengaruh setiap elemen variabel endogen (marketing mix) terhadap variabel eksogen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif verikatif artinya penelitian dilakukan melalui proses pengamatan dilapangan dan melakukan pengujian hipotesis sebanyak 16 buah. Sampel yang diambil sebanyak 200 responden dengan wilayah penelitian hanya pada kota Jakarta. Pengambilan jumlah sampel dengan menggunakan structural sampling (Taroyame, 1994:38) disesuaikan dengan proporsi jumlah penduduk kota Jakmia yang dikalikan dengan jumlah total sampel. Pemilihan responden akhir dengan menggunakan screening terlebih dahulu bahwa responden pemah mengkonsumsi produk ASD dan selanjutnya dengan menggunakm1 judgemental sampling dimana responden dipandang layak oleh peneliti untuk memberikan pendapatnya dalam penelitian ini. Responden yang diambil adalah para remaja dan dewasa muda dengan kisaran umur 17-30 tahun. Pemilihan ini disesuaikan dengan target market yang dituju oleh perusahaan.
Pada penelitian ditemukan bahwa persepsi intensitas iklan tidak supported dalam menciptakan loyalitas merek. Hal ini sejalan dengan rendahnya aktifitas periklanan yang dilakukan oleh PT X. Selain itu pada penelitian ini terdapat 3 buah hipotesis yang ditolak yakni semua hipotesis yang berhubungan dengan persepsi price deals. Jika teori yang diungkapkan obh para ahli mengatakan bahwa price deals berkorelasi negatif terhadap perceived quality, brand awareness dan brand equity pada kasus merek ASD di Indonesia, seluruh aktifitas price deals temyata memiliki korelasi positif terhadap variabel-variabel tersebut. Pacta penelitian ini juga ditemukan bahwa persepsi intensitas distribusi memiliki nilai pengaruh paling besar dibanding dengan variabel elemen pemasaran lainnya. Hal ini sejalan dengan tingginya aktifitas penyebaran produk yang dilakukan oleh perusahaan.
Rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil penelitian meliputi variabel persepsi intensitas iklan, persepsi price deals, dan persepsi intensitas distribusi. Intensitas iklan yang rendah perlu ditingkatkan efektifitasnya agar bisa memaksimal penyampaian pesan pada konsumen. Perusahaan perlu mensiasati dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi yang lebih segmented dibanding media televisi sepetii event, radio, internet, maupun media cetak untuk segmen remaja. Pada varibel persepsi price deals, perusahaan disarankan untuk menggunakan bentuk-bentuk sales promotion lainnya yang lebih kreatif seperti game, undian, atau hadiah langsung guna menghindari persamgan harga dengan pesaing. Pada variable persepsi intensitas distribusi direkomendasikan pada perusahaan untuk menerapkan horizontal marketing system maupun multichannel marketing system. Penggunaan kedua sistem distribusi ini akan membantu perusahaan untuk meningkatkan availability produk di pasar sehingga dapat meningkatkan utilitas konsumen dari sisi waktu dan tempat."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Namira
"Sejak pendirian bank syariah pertama pada tahun 1992, penambahan satu bank syariah yang independen baru terjadi pada akhir tahun 1999. Kemudian, industri ini butuh 5 tahun untuk menambah satu bank syariah lagi menjadi tiga Bank Umum Syariah (BUS), yaitu pada tahun 2004. Pada akhir tahun 2008, jumlah BUS menjadi 5. Baru pada dua bulan terakhir jumlah BUS mendekati angka 9- Perkembangan perbankan syariah yang lambat ini bermuara pada rendahnya pangsa aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan bank-bank syariah dibandingkan dengan pangsa bank-bank konvensional. Lalu, dimana letak masalahnya?
Hambatan Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional
Sukarmadji (2009)4, dengan menggunakan kacamata asosiasi bank syariah nasional, menyebut beberapa aspek yang menjadi ruang kelemahan industry perbankan syariah nasional salah satunya yaitu sosialisasi, dukungan pemerintah, kompetensi sumber daya insani, disamping regulasi Perbankan Syariah nasional. Penelitian ini akan membahas tentang sosialisasi, dimana dilakukannya proses bauran pemasaran untuk sosialisasi produk deposito mudharabah pada Bank Syariah X. Pada awal penelitian ini, penulis melihat bahwa biaya promosi yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri terlalu besar bila dibandingkan dengan pendapatan yang diterima untuk produk deposito mudharabah. Variabel-variabel dalam bauran pemasaran yang diteliti pada tesis ini adalah variabel harga, produk, tempat dan distribusi. Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan data-data dari tahun 2004 sampai dengan 2008 menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi terhadap peningkatan pendapatan produk deposito mudharabah di Bank Syariah X adalah hubungan yang kuat (RYXI-X-« = 0,646) namun, secara simultan, bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan produk deposito mudharabah sebesar 26,2%, sedangkan 73,8% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti. Secara parsial, hanya variabel tempat yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan produk deposito mudharabah, sedangkan tiga variabel lainnya yakni produk, harga, dan promosi tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

Since the founding of the first Islamic bank in 1992, adding an independent Islamic bank had happened at the end of 1999. Then, the industry needs 5 years to add one more Islamic banks into three Islamic Banks (BUS), namely in the year 2004. At the end of 2008, the number of BUS to 5. Only in the last two months close to the number of BUS 9. The development of Islamic banking that it relies on a slow low share of assets, third-party funds, and financing Islamic banks share compared with conventional banks. Then, where is the problem?
Barriers National Islamic Banking Growth
Sukarmadji (2009) 4, by using spectacles national Islamic banking association, called some aspects of the weaknesses of the national Islamic banking industry onc of socialization, government support, human resource competcncies, in addition to a national islamic banking rcgulations. This research vvill discuss aboul the socialization, where docs the marketing mix for socialization mudaraba deposits at Bank Syariah X. At the beginning of this study, the authors saw that the promolion costs incurred by the Bank Syariah Mandiri is too large compared to the income received for deposit produets mudaraba. The variables in the marketing mix is examined in this thesis is the variable pricing, produet, place and distribution. Based on research results using data from 2004 to 2008 shows that the relationship between marketing mix consisting of produet, price, place, and promotion of produet revenues increased deposits at Bank Syariah mudaraba X is a strong relationship (RYX1 - X4 = 0.646) but, simultaneously, the marketing mix consisting of produet, price, place, and promotion have a significant effect on produet revenues increased deposits 26.2% mudaraba registration, while the other 73.8% is the influence of other variables not examined . In partial, only variable where a significant effect on income mudaraba deposits, while the three other variables namely produet, price, and promotion does nol give significant effect.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Fajar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap citra merek dan kesadaran merek serta implikasinya terhadap keputusan konsemen memilih asuransi syariah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan didukung pula dengan data kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM Structural Equation Modeling . Responden dalam penelitian ini adalah nasabah asuransi jiwa syariah yang ada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap citra merek, bauran komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap kesadaran merek, bauran komunikasi pemasaran tidak berpengaruh terhahadap keputusan konsumen memilih asuransi syariah, citra merek berpengaruh terhadap keputusan konsumen memilih asuransi syariah, dan kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan konsumen memilih asuransi syariah. Kata Kunci: bauran komunikasi pemasaran, citra merek, kesadaran merek,keputusan konsumen, asuransi syariah.

This study aims to determine the influence of marketing communication mix on brand image and brand awareness and its implication to the consumer decision to choose sharia insurance. This research is descriptive by using quantitative approach method and also supported by qualitative data. Data analysis method used in this research is SEM Structural Equation Modeling. Respondents in this study are sharia life insurance customer in jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, and Bekasi with a sample of 160 people.The result of the research shows that marketing communication mix influence to brand image, marketing communication mix influence to brand awareness, marketing communication mix has no influence on consumer decision to choose sharia insurance, brand image influence to consumer decision to choose sharia insurance, and brand awareness influence to consumer decision sharia insurance. Key word marketing communication mix, brand image, brand awareness,consumer decision, sharia insurance."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Setiawan
"Ekuitas merek merupakan nilai tambah pada sebuah merek dimana akan mempengaruhi kelangsungan produk dalam jangka panjang. Untuk membangun dan memperkuat ekuitas merek, perlu kegiatan pemasaran pendukung yang dijalankan berupa kegiatan harga, pelayanan, distribusi, iklan, dan kegiatan promosi yang diharapkan secara tepat mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini akan mengangkat nilai positif konsumen terhadap produk dan kemudian akan berimbas kepada kuatnya ekuitas merek. Dengan kata lain, ekuitas merek yang kuat menyatakan bahwa konsumen memiliki asosiasi yang kuat dan positif terhadap merek, mempersepsikan merek sebagai merek berkualitas tinggi dan akan setia terhadap merek.
Dalam penelitian ini, model dari Yoo, Donthu, dan Lee (2000) yang menguji kegiatan pemasaran terhadap ekuitas merek pada produk consumer-specialty goods, diuji pada produk konsumen berupa consumer-convenience goods. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pemasaran yang mempengaruhi penguatan ekuitas merek dan menganalisis pengaruh dimensi- dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek. Selain itu, penelitian juga ingin mengetahui perbedaan aplikasi model Yoo, et al. (2000) pada kategori produk yang berbeda. Tiga kategori produk yang digunakan pada penelitian ini yaitu produk kategori mie instan, minuman ringan dan sabun mandi dengan metode penentuan sample non-probability sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling pada responden mahasiswa.
Dari hasil penelitian dan analisis diternukan bahwa citra toko, distribusi, dau iklan dapat mempengaruhi ekuitas merek secara positif. Price deal (potongan harga) akan menyebabkan melemahnya ekuitas dari sebuah merek. Namun, harga tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek.

Brand equity is value added of brand that will effect product performance in long term. Brand equity may be developed and strengthened by manage marketing efforts such as pricing, service, distribution, advertising, and promotion that will affect on customer perceptions. Those marketing effort required to enhance customer positive value ofa product then will strengthening brand equity as well. In other word strong brand equity means strong customer association and positive toward brand perceiving high quality brand and perform brand loyalty.
In this research, the model, which formed by Yoo, Donthu, and Lee (2000) used in consumer-specialty goods, examined to consumer-convenience goods. The purpose of this research is to analyze the effect of marketing programs building strong brand equity and to analyze the eject of dimensions of brand equity to brand equity itself. And this research want to know the differentiation of the Yoo et al. (2000) model application in the different product category. The research used three product category brands such as instant noodle, beverage and bar soap and use non-probability sampling methods. The data from college student were collected using convenience sampling technique.
The result found that brand equity positively related to store image, distribution, and advertising, and negatively related to price deal. However, brand equity not related to price.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Chrismanaria
"Tingkat kompetisi dalam industri selular kian hari kian meningkat. Pertumbuhan industri sclular yang sedemikian tinggi dipacu antara lain oleh tingkat mobilitas masyarakat, harga ponsel yang scmakin terjangkau, dan tarif kartu perdana dari operator sclular yang mural'. Saat ini, operator berlomba mempertahankan dan menambah pelanggannya dengan promosi yang memicu permasalahan baru yaitu menurunnya margin. Alternatif solusinya adalah dengan membangun ekuitas merek.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pemasaran yaitu price deals, intensitas iklan dan intensitas distribusi terhadap ekuitas merek dan dimensidimensinya. dengan menggunakan analisis regresi.
Penelitian membuktikan pula bahwa program pemasaran memberikan pengaruh positif terhadap dimensi-dimensi ekuitas merek yang selanjutnya memberikan efek positif terhadap ekuitas merek. Elemen price deals yang diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kualitas dan brand awareness ternyata justru berpengaruh positif. Intensitas iklan berpengaruh paling dominan diikuti intensitas distribusi dan price deals.
Oleh sebab itu disarankan kepada operator selular untuk berhati-hati dalam memberikan price deals, terutama dengan adanya potensi turunnya tingkat revenue dan profit perusahaan. Proporsi iklan untuk mengkomunikasikan keunggulan kompetitif, positioning dan image merek perlu ditingkatkan. Hubungan baik dan kerjasama dengan berbaggai mitra saluran distribusi seperti outlet ritel operator dan bank, perlu terus dipelihara dan ditingkatkan.

Day by day competition level of cellular industry is growing. This growth was accelerated by the mobility of the people, low handset price and low subscription fee. Nowadays operators are competing in maintain and adding customers by using promotions which gives operators a new problem that is the decrease of profit margin. An alternative solution to this situation is brand equity.
This research objectives was to analyze the effects of marketing activities (consist of: price deals, advertising intensity and distribution intensity) upon brand equity and its dimensionality by using regression analysis.
The research proves that marketing activities correlates positively to dimensionality of brand equity and brand equity itself as well. Although price deals were hypotheses to correlate negatively to perceived quality and brand awareness, it turns out that the research proves it correlates positively. Advertising intensity has the biggest effects to brand equity, followed by distribution intensity and price deals.
Operator should implement price deals carefully, especially by the possibility of revenue and profit decrease. Proportion of advertising to communicate competitive advantage, positioning, and brand image must be elevated. Good relationships and cooperation with channel partners such as banking and outlets must be kept and increased all the time.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Chrismanaria
"Tingkal kompetisi dalam industri selular kian hari kian meningkat. Pertumbuhan industri selular yang sedemikian tinggi dipacu antara lain oleh tingkat mobilitas masyarakat, harga ponsel yang semakin terjangkau, dan tarif kartu perdana dari operator selular yang murah. Saat ini, operator berlomba mempertahankan dan menambah pelanggannya dengan promosi yang memicu permasalahan baru yaitu menurunnya margin. Alternalif solusinya adalah dengan membangun ekuitas merek.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pemasaran yaitu price deals. intensitas iklan dan intensitas distriibusi terhadap ekuites merek dan dimensi-dimensinya dengan menggunakan analisis regresi. Penelitian membuktikan pula bahwa program pemasaran memberikan pengaruh positif terhadap dimensi-dimensi ekuitas merek yang selanjutnya memberikan efek positif terhadap ekuitas merek. Elemen price deals yang diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kualitas dan brand awareness tcmyata justru berpengaruh positif. Intensitas iklan berpengaruh paling dominan diikuti intensitas dislribusi dan price deals. Oleh sebab itu disarankan kepada operator selular untuk berhati-hati dalam memberikan price deals, terutama dengan adanya potensi turunnya tingkal revenue dan profit perusahaan. Proporsi iklan untuk mengkomunikaslkan keunggulan kompetitif, positioning dan image merek perlu ditingkatkan. Hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai mitra saluran distribusi seperti outlet ritel operaror dan bank, perlu terus dipelihara dan ditingkatkan.

Day by day competition level of cellular industry is growing. This growth was accelerated by the mobility of the people, low handset price. and low subscription fee. Nowadays operators are competing in maintain and adding customers by using promotions which gives operators a new problem that is the decrease of profit margin. An alternative solution to this situation is brand equity.
This research objectives was to analyze the effects of marketing activities (consist of : price deals, advertising intensity dan distribution intensity) upon brand equity and its dimensionality by using regression analysis. The research proves that marketing activities correlates positively to dimensionality of brand equity and brand equity itself as well. Although price deals was Hypothezed to correlate negatively to perceived quality and brand awareness, it turns out that the research proves it correlates positively. Advertising intensity has the biggest effects to brand equity, followed by distribution intensity and price deals. Operator should implement price deals carefully, especially by the possibility of revenue and profit decrease. Proportion of advertising to communicate competitive advantage, positioning, and brand image must be elevated. Good relationships and cooperations with channel partners such as banking and outlets must be kept and increased all the time.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>