Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neera Khairani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yus Maria Novelina S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40087
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Tammy Aryanti
"Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) merupakan salah satu jenis bahan pencemar organik yang dapat dihasilkan dari pembakaran yang tak sempurna (pirogenik) ataupun dari kegiatan perminyakan (petrogenik). Pertambakan adalah salah satu kawasan yang rentan akan bahan pencemar organik. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap sedimen dan Udang Windu (Penaeus monodon) di pertambakan untuk mengetahui kadar senyawa PAH yang dipengaruhi oleh tataguna lahan dan vegetasi mangrove. Sampel yang sudah kering kemudian diekstraksi dengan soxhlet selama ± 18 jam dengan 250 mL pelarut campuran (1:1) n-heksan : diklorometan (DCM) lalu di fraksinasi menggunakan kolom berisi silika gel, alumina dan natrium sulfat dengan 40 mL pelarut campuran (1:1) n-heksan : diklorometan (DCM) untuk mendapatkan fraksi aromatik. Hasil fraksinasi kemudian dievaporasi dan diblow up dengan gas helium hingga tepat 1 mL, lalu diambil 2 μL untuk analisa dengan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Hasil analisa menunjukkan bahwa konsentrasi Naphthalene di sedimen Blanakan dan Marunda berkisar antara 0.0944 ng.g-1 - 9.9069 ng.g-1 dan 0.1691 ng.g-1 - 8.3503 ng.g-1. Sedangkan untuk konsentrasi benzo(a)pyrene di sedimen blanakan dan Marunda berkisar antara 2.6294 ng.g-1 - 5.2302 ng.g-1 dan 4.0760 ng.g-1 - 6.3368 ng.g-1. Konsentrasi senyawa naphthalene pada tubuh udang windu di kawasan Marunda dan Blanakan sebesar 4.7080 ng.g-1 dan 1.6322 ng.g-1 serta untuk senyawa benzo(a)pyrene di kawasan Marunda dan Blanakan sebesar 1.5367 ng.g-1 dan 1.2910 ng.g-1.

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) is one type of organic pollutants can be produced from incomplete combustion (pyrogenic) or from petroleum activities (petrogenik). Aquaculture is one of the areas that are vulnerable to organic pollutants. In this research, analysis of sediment and tiger prawn (Penaeus monodon) in aquaculture to determine levels of PAH compounds that are affected by land use and mangrove vegetation. The dried samples were then extracted by Soxhlet for ± 18 hours with 250 mL solvent mixture (1:1) n-hexane: dichloromethane (DCM) and fractionated using a column containing silica gel, alumina and sodium sulfate with 40 mL of solvent mixture (1 : 1) n-hexane: dichloromethane (DCM) to obtain the aromatic fraction. Results of fractionation then evaporated and blow up with helium gas to exactly 1 mL, 2 μL of result then taken for analysis by GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). The analysis shows that the concentration of Naphthalene in sediments Blanakan and Marunda ranged between 0.0944 ng.g-1 - 9.9069 ng.g-1 and 0.1691 ng.g-1 - 8.3503 ng.g-1. As for the concentration of benzo(a)pyrene in sediment Blanakan and Marunda range between 2.6294 ng.g-1 - 5.2302 ng.g-1 and 4.0760 ng.g-1 - 6.3368 ng.g-1. The concentration of naphthalene compound in prawn's body in the Marunda and Blanakan ranged from 4.7080 ng.g-1 to 1.6322 ng.g-1 and for benzo(a)pyrene compound in the Marunda and Blanakan from 1.5367 ng.g-1 to 1.2910 ng.g-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teluk Klabat terletak di Pulau Bangka bagian Utara, merupakan lokasi utama nelayan mencari ikan.Kualitas ikan tangkapan nelayan tidak terlepas dari kualitas air tempat hidupnya. PAH adalah salah satu parameter kualitas lingkungan perairan
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yogaswara
"ABSTRACT
The growing population and the rapid economic development have led an increasing input of waste waters mainly from industries, agriculture and households into marine environment. In addition, discharge of maritime transportation and accidents of soil spills contribute to the marine as pollutants. The released compounds have dangerious effects, for example hazard to human health, hindrance to marine activitities, and impairmentof the quality of seawaters. Because of hydrophobic character, these compound contaminants tend to be adsorbed to sediment particles and therefore it could be considered as pollution reservoirs. They are also accumulated in the aquatic organism and biomagnified in the food chains. Some contaminants pose a health risk to aquatic organisms and ultimately to humans who consume contaminated seafood. Therefore, study of activated carbon dsorption will reduce organic pollution such as PAH in marine environment."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Besari Budiyanti
"Pencemaraan udara merupakan salah satu masalah bagi kesehatan masyarakat, baik pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara tergantung dari jenis bahan pencemar, konsentrasi bahan pencemar serta tingkat pemaparannya. Khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, pencemaran udara banyak disebabkan oleh sumber bergerak yaitu sekitar 70-80%.
Hidrokarbon sebagai bahan utama bahan bakar, junilahnya di DKI tiap tahun meningkat, demikian pula halnya dengan timbal yang digunakan sebagai bahan campuran pada bahan bakar di Indonesia. Salah satu senyawa hidrokarbon yang bersifat aromatik, memiliki potensi dapat menimbulkan kanker, sedang timbal disinyalir dapat menurunkan tingkat IQ pada anak-anak sampai 5 angka. Mengingat bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kedua bahan pencemar tersebut, perlu dilakukan upaya mengurangi penyebarannya di lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan tanaman sebagai penghijauan kota. Untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap bahan pencemar tersebut, maka penelitian ini dilakukan. Tanaman yang digunakan adalah pohon Swietania sp dan pohon Ficus sp, kedua tanaman tersebut merupakan tanaman yang banyak digunakan dan mudah tumbuh Penelitian ini bersifat deskriptip dengan metoda kroseksional dan lokasi yang akan dijadikan obyek penelitian adalah pertigaan jalan Hangtuah Raya, Kyai Maja dan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dari basil penelitian ternyata daun pohon Swietania sp lebih besar dalam meyerap Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH ) dibandingkan dengan daun pohon Fiats sp dan daun pohon Ficus sp lebih besar dalam menyerap timbal (Pb ) dibandingkan dengan daun pohon Swietania sp. Konsentrasi timbal di lokasi penelitian sebesar 0,67 ug/m3, sedangkan PAH sebesar 1,74 ppm. Konsentrasi tersebut telah melampaui batas baku mutu yang dikeluarkan oleh KLH. Dengan melihat kemampuan kedua tanaman tersebut dalam menyerap bahan polutan timbal dan PAH, maka sudah saatnya mempertimbangkan keberadaan kedua tanaman tersebut sebagai pohon jalan, dan memperbaiki pola lansekap jalan yang saat ini bersifat satu lapis menjadi berlapis, sehingga akan diperoleh efektifitas pengurangan penyebaran bahan pencemar di lingkungan dan mempertimbangkan keberadaan tanaman sebagai unsur pembentuk kota.
Daftar acuan : 44 ( 1978-1996 ).

The Ability Of The Leaves Of Swietania sp And Ficus sp In Absorbing Lead (Pb) AM) Polycyclyc Aromatic Hydrocarbons (PAH) Pollutants In The Urban South Jakarta, 1996.Pollution which caused by mobile and immobile sources is one of public health problems. The result of the air pollution depends on the type of the pollutant, concentrate and the exposure level. Especially in the big cities ( for example Jakarta ), about 70 - 80% pollution is caused mostly by immobile sources.
The use of Hydrocarbons as the main element for fuels, is growing every year in Jakarta. So does Lead that is used as a mixture of fuels in Indonesia. One of the aromatically element of Hydrocarbons, is potentially causing cancer, while Lead is presumed to reduce children's IQ up to 5 ( Five ) points. Considering that those two chemicals are dangerous to our health, it is essential to reduce the spreading in the environment. One good effort that has to be done is developing Green Belt. In aiming of proving the ability of plants in absorbing pollutants, it's need to handle this research. The research is using Swietania sp and Ficus sp, which are easily plan and grow. This is a descriptive research with crosectional method, located in the three-way crossing among jalan Hang Tuah Raya, jalan Kyai Maja and jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, South Jakarta.
The result of the research is that Swietania sp absorbs more PAH than Ficus sp. On the other hand, Ficus sp absorbs more Lead than Swietania sp. Lead concentration is 0,67 ug/m3 and PAH concentration is 1,748 ppm, that is over limit the KLH standard. Seeing the ability of those two plants in absorbing Lead and PAH pollution, its time to have Green Belt in developing the city. So, the pollution can be reduced effectively.
References : 44 (1978-1996 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T1028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Susanti
"ABSTRAK
Benzo(a)pireria (BaP) merupakan senyawa polisiklik aromatic hidrokarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik menurut IARC (International Agency for Research on Cancel}. Senyawa ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna seperti pada rokok, makanan yang dibakar, dan emisi kendaraan bermotor. Human Biomonitoring merupakan metode yang sering digunakan untuk mengetahui adanya paparan (kontak) suatu zat asing, seperti senyawa golongan PAH, terhadap tubuh'm~musiarmelalui specimen biologik yang salah satunya urin.
B(a)P akan termetabolisme menjadi 1-hidroksipirena yang berikatan .. dengan glukuronat dan menjadi bentuk yang lebih pola"r sehingga lebih mudah diekskresikan melalui urin. Sampel urin dipakai untuk mengukur .kadar 1-hidroksipirena glukuronida yang dihidrolisis menggunakan enzim fJ Glukuronidase menjadi 1-hidroksipirena. 1-hidroksipirena diukur menggunakan instrumen HPLC derigan.detektor fluoresense pada 'A eksitasi 238 nm dan I~ emisi 400 nm.
Hasil penelitian menunjukkan adanya paparan'Pf\H pada penjaga tol dan supir kendaraan umum di DKI jakarta. Data hasil dianalisis dengan menggunakan uji non paramet~k yang membandingkan nilai rerata 1- hidroksipirena, dengan confidence interval 90 %, perbedaan rerata signifikan pad a level 0, 1. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh rerata kadar 1-hidroksipirena pada penja9a tel sebesar 13,0851-19/9 kreatinin dan untuk supir sebesar 19,234 1-19/9 kreatinin dan kontrol 3, 551 1-19/9 kreatinin. Analisis - hubungan antara rerata 1-hidroksipirena p~da supir kendaraan umum den9an kontrol signifikan berbeda sedangkan untuk penja9a tal tidak si9nifikan sehin99a diperkirakan tidak adanya akibat dari paparan PAH di lin9kun9an kerja pada penja9a tol. Untuk hubun9an kebiasaan merokak, kedua sampel tidak signifikan reratanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi rokok sehin99a pada peneliti.an diperkirakan tidak adanya pen9aruh paparan PAH dari rokok. Untuk hubun9an kebiasaan konsumsi makanan dibakar, sam pel supir tidak si9nifikan berbeda kadar 1-hidroksipirenanya, sedan9kan penja9a tal si9nifikan bedanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi bakaran. Konsentrasi 1-hidroksipiren.fi. pada penja9a tol akibat makanan dibakar meman9 memberikan pen9aruh dengan bertambahnya paparan PAH selain dilin9kun9an kerja."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Filia Stephanie
"Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan 8-OHdG akibat paparan Kromium III Dan Benzo[a]piren terhadap senyawa 2 rsquo;-deoksiguanosin. Studi pembentukan 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan basa DNA 2 rsquo;-deoksiguanosin dengan xenobiotika berupa Benzo[a]piren dengan variasi pH 7,4 dan 8,4, waktu inkubasi 7 dan 12 jam, dan variasi suhu inkubasi 37oC dan 60oC. Pada campuran ini kemudian di tambahkan logam Kromium III dan H2O2 sebagai reagen reaksi Fenton-like. DNA Adduct 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography HPLC fasa terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Eluen yang digunakan pada pengukuran 8-OHdG adalah campuran Buffer Fosfat pH 6,7 10mM dan LC-Grade metanol dengan rasio 85:15 dengan laju alir 1 mL/menit. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada semua campuran di semua variasi waktu, suhu, dan pH terdeteksi 8-OHdG, akan tetapi tidak dapat terkuantifikasi. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG yang terbentuk. Waktu inkubasi yang lebih lama serta suhu yang lebih tinggi menghasilkan 8-OHdG dengan konsentrasi yang lebih banyak, sedangkan variasi pH antara 7,4 dan 8,4 tidak berpengaruh secara signifikan pada pembentukan 8-OHdG.

In this research, study of 8 hydroxy 2 rsquo deoxyguanosine 8 OHdG caused by exposure of Chromium III and Benzo a pyrene was conducted. This study was done by reacting 2 rsquo deoxyguanosine as DNA base with xenobiotic like Benzo a pyrene with variation of pH 7.4 and 8.4, incubation time 7 and 12 hours, and incubation temperature 37oC and 60oC. On this mixture, another observation was conducted with addition of Chromium III and H2O2 as the Fenton like reaction reagent. 8 OHdG DNA Adduct was then analyzed with High Performance Liquid Chromatography HPLC reversed phase with UV detector on 245 nm wavelength. The mixture of pH 6.7 Phospate Buffer 10mM and LC grade methanol with ratio of 85 15 and 1 mL minute flow rate were used in the measurement of 8 OHdG. On every mixture in all pH, time, and temperature variation, 8 OHdG was detected with the concentration below the Limit of Quantification, thus the concentration can not be quantified. Addition of the Fenton like reaction reagent also impacted on higher 8 OHdG concentration in result. Longer incubation time and higher incubation temperature were proved to generate more 8 OHdG, meanwhile the variation of pH did not significantly affect the concentration of generated 8 OHdG in the mixture.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikko Haidar Farozy
"Asap gas buang dari mesin diesel diketahui mempunyai potensi menimbulkan kanker dikarenakan adanya senyawa benzo[a]pirena yang bersifat karsinogen. Sementara itu, manusia juga sering terpapar logam Ni II pada kehidupan sehari-hari, baik dari risiko pekerjaan dan sumber lain seperti aloi pada operasi tulang. Kedua senyawa ini diketahui dapat menimbulkan kerusakan DNA dengan pembentukan DNA adduct, yang salah satunya adalah senyawa 8-Hidroksi-2-Deoksiguanosin 8-OHdG yang merupakan penanda biologis biomarker risiko kanker pada manusia. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti proses pembentukan 8-OHdG untuk membantu deteksi kanker pada manusia dengan studi in-vitro. Studi ini dilakukan dengan menggunakan senyawa benzo[a]pirena dan Ni II serta reaksi Fenton-like pada suhu 370C dan variasi pH 7,4 dan 8,4 dengan waktu inkubasi 18 jam. Hasil reaksi dianalisis dengan menggunakan perangkat HPLC fasa terbalik Hitachi Primaide dengan detektor UV-Vis dengan eluen buffer fosfat dan metanol dengan komposisi 90:10. Diperoleh hasil pembentukan 8-OHdG yang lebih tinggi pada pH 7,4 dan sangat dipengaruhi efek sinergis senyawa Ni II dan benzo[a]pirena pada reaksi Fenton-like.

Diesel engine exhaust is known to have cancer causing potency due to the presence of benzo a pyrene compound that is carcinogenic. Meanwhile, humans are also often exposed to Ni II metals in daily activities, be it from occupational risks and also other sources such as alloys from bone surgery. These two compounds are known to cause DNA damage from the formation of DNA adducts, one of which is 8 Hydroxy 2-Deoxiguanosine 8 OhdG compound which serves as a biomarker of human cancer risk. This research is done to study the process of 8 OhdG formation to help detect cancer in humans by in vitro study. The study is done with using benzo a pyrene and Ni II compounds and also Fenton like reaction at 370C temperature and pH variations of 7,4 and 8,4 with incubation time of 18 hours. The reaction results are then analyzed by Hitachi Primaide reverse phase HPLC with UV Vis detector and eluents phosphate buffer and methanol with composition of 90 10. It is determined that 8 OhdG formation is higher at pH 7,4 and is very affected by synergetic effects of Ni II and benzo a pyrene compounds in Fenton like reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>