Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"A surveyon water quality was conducted in Cimanuk river in 1999/2000 representing the upstream down to estuary region...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hade Wicaksono
"Meningkatnya jumlah penduduk di kawasan DAS Ciliwung, Citarum, Citanduy, dan Cimanuk menyebabkan berkembang pesatnya kontruksi. Permintaan yg signifikan akan jalan sebagai transportasi serta bangunan dan perumahan untuk tempat tinggal sehingga daerah kedap airnya pun meningkat. Model Impervious Cover, diusulkan oleh Schueler 2003 , mengkorelasi persen kekedapan pada subDAS dan kualitas air sungai serta memberikan pengukuran prediksi terhadap indikator air sungai ke dalam kategori kategori lalu mendefinisi tingkat keparahan dan kemungkinannya untuk pulih.
National Sanitation Foundation Water Quality Index NSFWQI adalah salah satu alat analitis yang umum digunakan untuk meringkas data kualitas air yang mana mengubah konsentrasi sembilan parameter ke satu dari 5 Water Quality Rating WQR . Tujuan kajian ini adalah untuk menguji penerapan dan kesesuaian pendekatan ICM dan NSFWQI dalam memprediksi kualitas air sungai Ciliwung, Citarum, Citanduy, dan Cimanuk, Jawa Barat, Indonesia.

The increasing of population at Ciliwung, Citarum, Citanduy, and Cimanuk watersheds leads a rapid development especially in construction fields. There is significant demand to build roads for transportation as well as buildings and houses for settlement, thus, escalate the impervious area. The impervious cover model ICM, proposed by Schueler 2003, brings off correlation between the percentage of subwatershed imperviousness and stream quality as well as outlines specific quantitative or narrative prediction for stream indicators within each stream category to define the severity of current stream and the prospects for their future restoration.
The National Sanitation Foundation Water Quality Index NSFWQI is one of analytical tools that commonly used to summarize water quality data, which converts the concentration data for nine water quality parameters into one of five Water Quality Rating WQR . The study is aimed to test the applicability and conformity of both ICM and NSFWQI approaches for predicting stream quality of Ciliwung, Citarum, Citanduy, and Cimanuk river, West Java, Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Sulthonuddin
"Sungai Cimanuk adalah sungai terpanjang kedua di Provinsi Jawa Barat. Sungai Cimanuk sebagai sumber daya air dimanfaatkan untuk sumber air baku di PDAM dan berperan menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan sosial masyarakat di sekitarnya. Sungai Cimanuk bagian hilir terindikasi tercemar akibat aktivitas masyarakat yang tidak terkendali di sempadan sungainya. K ualitas air sungai Cimanuk bagian hilir harus dikelola dan dikendalikan tingkat pencemarannya. Riset ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai, menganalisis aktivitas masyarakat di sempadan sungai, dan merumuskan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Cimanuk bagian hilir. Analisis kualitas air sungai diuji berdasarkan 7 parameter fisika-kimia dibandingkan dengan 6 baku mutu air sungai yang ditetapkan IDN, WJP, UKTAG, USEPA, MOEG, dan DOE. Pengambilan sampel air sungai dilakukan di Boyongbong, Sukaregang, Tomo, dan Jatibarang. Penentuan status mutu air sungai Tahun 2013-2018 menggunakan metode IP. Perumusan strategi pengendalian pencemaran air sungai menggunakan metode SWOT. Hasil riset menunjukkan kualitas air Sungai Cimanuk bagian hilir berada pada kondisi buruk ditandai dengan konsentrasi TSS (81,57 ± 132,69 mg/L), BOD (8,41 ± 6,53 mg/L), COD (33,92 ± 26,51 mg/L), DO (5,54 ± 1,67 mg/L), dan Amonia (0,21 ± 0,31 mg/L) tidak memenuhi baku mutu air sungai. Sungai Cimanuk bagian hilir dinyatakan tercemar ringan-sedang ditandai dengan nilai IP sebesar 1,04-7,51. Pencemaran Sungai Cimanuk bagian hilir terjadi disebabkan oleh aktivitas masyarakat (pembuangan limbah domestik, pembuangan sampah, pembuangan limbah peternakan ayam dan kambing, serta pembuatan batu bata) yang tidak terkendali di sepanjang sempadan sungainya. Strategi pengendalian pencemaran air Sungai Cimanuk bagian hilir yang direkomendasikan adalah strategi pertumbuhan yang progrefis, yaitu menerapkan kebijakan dengan cara (a) meningkatkan infrastruktur pengendalian pencemaran air melalui pembuatan tempat pengelolaan akhir sampah terpadu dan IPAL komunal, (b) meningkatkan peran dan partisipasi akademisi, peneliti, dan kelompok masyarakat dalam setiap kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pengendalian pencemaran air sungai, dan (c) meningkatkan koordinasi instansi/lembaga pemerintah dengan berbagai pihak dalam hal penentuan kebijakan pengendalian pencemaran air di Sungai Cimanuk bagian hilir.

Cimanuk River is the second longest river in West Java Province. The Cimanuk River as a water resource is used for raw water sources in the PDAM and plays a role in preserving the environment, increasing economic growth and social welfare of communities. However, the Cimanuk River downstream indicated to be polluted due to uncontrolled community activities in the river border. The water quality of the Cimanuk river downstream must be managed and controlled for its pollution level. This research aims to analyze river water quality, analyze community activities in river border, and formulate a water pollution control strategy in the Cimanuk River downstream. Analysis of river water quality based on 7 physicochemical parameters compared to 6 river water quality standards set by IDN, WJP, UKTAG, USEPA, MOELG, and DOE. Water sampling point of the Cimanuk River at Boyongbong, Sukaregang, Tomo, and Jatibarang. Assessment of the water quality status for 2013-2018 used the PI method. Formulation of the water pollution control strategies used the SWOT method. The results shows the water quality of the Cimanuk River downstream in a poor condition characterized by concentration TSS (81,57 ± 132,69 mg/L), BOD (8,41 ± 6,53 mg/L), COD (33,92 ± 26,51 mg/L), DO (5,54 ± 1,67 mg/L), and Ammonia (0,21 ± 0,31 mg/L) not meet the water quality standards. The PI value of the Cimanuk River downstream between 1.04-7.51 indicates slightly to moderately polluted. Pollution of the Cimanuk River downstream caused uncontrol community activities (domestic waste disposal, trash disposal, chicken and goat farm waste disposal, and brick industry). The recommended of the water pollution control strategies for Cimanuk River downstream is a growth strategy. Implementation of policies by (a) improve the facilities and infrastructure monitoring river water quality and wastewater quality (b) increase the role and participation of academics, researchers, and community in activity of planning and act river water pollution control, and (c) improve coordination between government agencies/institutions and various parties in determining water pollution control policies in the Cimanuk River downstream. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Pranadi
"DAS Cileungsi Hulu adalah salah satu daerah aliran sungai yang terletak di Provinsi Jawa Barat dengan kondisi perkembangan wilayah yang sangat dinamis. DAS Cileungsi Hulu memiliki karakteristik fisik geologi dan topografi yang beragam dan terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan. Pengaruh karakteristik fisik DAS dan hubungannya dengan perubahan penggunaan tanah dapat diketahui melalui penggunaan pemodelan hidrologi yang tepat. Penelitian ini menggunakan model SWAT yang dapat memberikan fokus pada simulasi jangka panjang berbasis karakteristik wilayah untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai dan prediksi perubahannya sehubungan dengan perubahan penggunaan tanah dengan menggunakan parameter nitrat (NO3). Prediksi dilakukan berdasarkan proyeksi perubahan penggunaan tanah secara temporal tahun 1989-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perubahan kualitas air dengan perubahan penggunaan tanah. Hasil uji kalibrasi dan akurasi model dengan perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) dan Normalized Objective Function (NOF) berada pada rentang 0-1 yang artinya model dikatakan baik dan dapat digunakan. Skenario model yang digunakan untuk prediksi adalah peningkatan luas penggunaan tanah permukiman dan industri serta penurunan luas penggunaan tanah pertanian lahan kering, menghasilkan peningkatan konsentrasi nitrat pada air sungai setiap tahunnya.

Cileungsi Hulu Watershed is one of the watershed are located in the province of West Java with the conditions of a very dynamic urban development. Cileungsi Hulu watershed has a physical characteristics of varied geological and topographical with land use changes significantly. The influence of the physical characteristics of the watershed and its relationship with land use changes can be detected through the use of proper hydrologic modeling. This study uses SWAT model that can provide a focus on long-term simulations based on the characteristics of the area to determine the condition of the river water quality and forecast changes in connection with land use changes using the parameters nitrate(NO3). Predictions made based on the projected land use changes temporally years 1989-2014. The results showed that there is a relationship between changes in water quality with land use changes. The results of calibration and accuracy of the calculation model with RMSE and NOF is in the range of 0-1 which means the model is quite good and can be used. Scenario model used for the prediction is increase residential and industrial land use as well as a decrease agricultural land area, resulting in increased concentrations of nitrate in river water annual"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Rasyad
"ABSTRAK
Sagu (Metroxylon sp) merupakan sumber karbohidrat yang cukup potensial, dan merupakan salah satu sumber daya hayati yang lestari (renewable) dan mempunyai prospek yang dapat membantu memecahkan masalah pangan dan energi.
Industri pengolahan sagu yang terdapat di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat umumnya berkapasitas antara 300 ? 400 kg tepung sagu kering setiap harinya. Untuk mendapatkan tepung tersebut dibutuhkan air sebanyak 41.943,5 liter. Sebanyak 14.335,9 liter terbuang merupakan air buangan sisa pengolahan sagu, dam sebanyak 0.420,9 liter air terbawa bersama ampas dan terbawa bersama pati sebanyak 24.543,6 liter.
Untuk mengetahui pengaruh air buangan industri sagu terhadap kualitas badan air penerima, dilakukan analisis laboratorium di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian Bogor.
Pengambilan sampel air dilakukan sebelum dan sesudah pencemaran terjadi serta dilaksanakan pada musim hujan dan musim kemarau.
Analisis statistikk untuk mengolah data dilakukan dengan metode Uji Beda dan dilanjutkan dengan Uji T.
Hasil analisis air buangan sisa industri pengolahan sagu tidak memperlihatkan adanya unsur beracun atau kandungan logam, beberapa parameter memperlihatkan nilai yang cukup tinggi seperti Daya Hantar Listrik (DHL) 847,0 mikromhos per cm, Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) BB4,6 mg/liter, Kebutuhan Oksigen Biokima (BOD) 582,2 mg/liter dan padatan tersuspensi 808,0 mg/liter.
Parameter lainnya memperlihatkan nilai yang kecil dibawah nilai baku mutu air limbah. Dengan tingginya nilai BOD dan COD diperkirakan air buangan sisa industri dapat mempengaruhi kualitas air sungai tersebut.
Hasil analisis kualitas air sungai Cikasungka yang dilanjutkan dengan Uji statistik menunjukkan adanya beda nyata beberapa parameter di musim kemarau seperti COD, Alkalinitas, Salinitas dan Kesadahan, sedangkan parameter lainnya tidak tidak memperlihatklan perbedaan nyata. Pada musim hujan parameter BOD, COD, SAR dan Salinitas memperlihatkan perbedaan nyata sedangkan lainnya tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, bahkan beberapa parameter tidak dapat dibedakan karena nilainya kecil.
Sungai Cidurian memperlihatkan adanya perbedaan nyata antara sebelum terjadi pencemaran dengan sesudah adanya pencemaran pada parameter Oksigen terlarut (DO) dan zat padat total pada musim hujan, sedangkan di musim kemarau hanya parameter DOD yang memeperlihatkan perbedaan nyata. Parameter lainnya tidak menunjukkan perbedaan nyata antara sebelum dan sesudah terjadinya pencemaran, bahkan beberapa parameter tidak dapat dibedakan karena nilai yang didapat kecil.
Dari hasil Analisis dapat disimpulkan bahwa air buangan industri sagu pada waktu masuk ke badan air penerima dapat menimbulkan pencemaran terlihat dari tingginya nilai DOD dan COD.
Pencemaran yang ditimbulkan air buangan sisa pengalahan sagu tidak berpengaruh terhadap kualitas badan air yang diperuntukkan bagi keperluan pertanian dan perikanan.
Walaupun demikian tidaklah berarti air buangan dapat dibuang begitu saja ke perairan karena air sungai tersebut juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat banyak.

ABSTRACT
Sago (Metroxylon sp) is a potential carbohydrate resources and one of renewable resources that could solve food and energy problem. In Bogor, West Java, capacity of the sago processing industries are usually between 300 - 400 kg dry sago starch per day. To produce this amount of sago starch, 41.943,5 liters of water is required where 14.335,9 liters of the water are disposed as liquid waste and B.420,9 liters are discarded together with solid waste.
In order to find out the effect of waste water of sago industries to the quality of water stream river, water analysies was carried out at Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industry Hasil Fertanian Bogor.
Sample was collected from the Cikasungka river and Cidurian river. From each river sample was taken before and after pollution during the rainy and dry season. Difference test method and T test were used for data analysies.
Analysis of waste water taken from the industries before disposed to the river showed that there was no metal and poisonous element found, although some indicators showed high value of DHL (847,0 micromhos/cm), COD (884,6 mg/liter), BOD (582,2 mg/liter) and suspended solid (808,0 mg/liter).
The result of water analysis of Cikasungka river during the dry season indicated that there is significant difference among parameters such as COD, Alkalinity, Salinity and Hardness. While in the rain season, parameters, such as BOD,COD,SAR and Salinity showed significant difference for both before and after pollution.
Water analysis of Cidurian river during the rainy season showed that there was significant difference between DO and total solid for before and after pollution. In the dry season only BOD content showed significant difference.
Due to the high value of BOD and COD it is presumed that sago industry waste water could effect the quality of the river stream water.
Based on the standard quality of waste water for Agriculture and Fishery, it is obvious that pollution caused by the waste water of sago industries does not influence the quality of river stream water that is used for Agriculture and Fishery. However this does not mean that sago industries waste water can be discarded directly to the river, because the river is also used as drinking water resources for the people.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vialda Anindita Puteri Sulandri
"Situ Agathis merupakan situ pertama yang menerima aliran air dari saluran DAS Ciliwung menuju wilayah kampus Universitas Indonesia. Keberadaan Situ Agathis dapat memengaruhi kualitas perairan keempat situ lainnya di Universitas Indonesia. Telah dilakukan penelitian mengenai penilaian kualitas air sebagai penyesuaian penggunaan indeks Singscore di Situ Agathis, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada bulan maret 2022. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Singscore, Situ Agathis tergolong kedalam perairan buruk dengan total nilai kriteria sebasar 34,35. Hasil penilaian indeks Singscore berhubungan dengan hasil perhitungan parameter fisika-kimia air yakni mengindikasikan perairan tercemar. Selain itu, berdasarkan jenis dan komposisinya, makrozoobenthos yang menempati perairan Situ Agathis memiliki kemampuan toleransi terhadap perairan tercemar. Korelasi antara indeks Singscore, parameter fisika-kimia air dan makrozoobenthos dapat dilihat melalui hasil analisis PCA. Hasil menunjukkan adanya korelasi negatif antara indeks Singscore dengan makrozoobenthos. Hasil nilai korelasi negatif disebabkan oleh beberapa famili yang memiliki nilai toleransi besar dapat hidup berdampingan dengan famili yang memiliki nilai toleransi kecil serta nilai indeks Singscore yang memiliki perbedaan jauh pada masing-masing stasiun yang dapat memengaruhi nilai korelasi. Selain itu, analisis PCA menunjukkan parameter fisika yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos di Situ Agathis meliputi suhu, kekeruhan, dan oksigen terlarut (DO).

Situ Agathis is the first pond to receive water from the Ciliwung watershed to the University of Indonesia campus area. The existence of Situ Agathis can affect the water quality of the other four lakes at the University of Indonesia. Research has been carried out on the assessment of water quality as an adjustment to the use of the Singscore index at Situ Agathis, University of Indonesia, Depok, West Java in March 2022. Based on the results of the Singscore index calculation, Situ Agathis is classified as bad waters with a total criterion value of 34.35. The results of the Singscore index assessment are related to the results of the calculation of the water physico-chemical parameters, which indicate polluted waters. In addition, based on the type and composition, the macrozoobenthos that inhabit the waters of Situ Agathis can tolerate polluted waters. The correlation between Singscore index, water physico-chemical parameters, and macrozoobenthos can be seen through the results of PCA analysis. The results showed a negative correlation between the Singscore index and macrozoobenthos. The results of the negative correlation value are caused by several families having a large tolerance value that can coexist with families that have a small tolerance value and the significant difference in the Singscore index value at each station which can affect the correlation value. In addition, PCA analysis showed that the physical parameters that affect the presence of macrozoobenthos in Situ Agathis include temperature, turbidity, and dissolved oxygen (DO)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yohannes
"Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang pesat adalah salah satu permasalahan yang kompleks bagi penyediaan air bersih terutama karena limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat. Sungai sebagai badan air penerima limbah domestik menjadi salah satu sumber daya alam yang rentan terhadap pencemaran. Sungai Krukut adalah salah satu sungai yang digunakan sebagai air baku air bersih PDAM dan saat ini telah tercemar akibat kegiatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan menganalisis mutu air dan menentukan upaya pengendalian pencemaran air Sungai Krukut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) digunakan untuk menentukan upaya pengendalian pencemaran air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air pada 5 titik pemantauan dengan metode Indeks Pencemar yaitu (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) dan (9,58), sehingga mutu air tergolong dalam kategori tercemar sedang. Upaya pengendalian pencemaran air yang dapat diterapkan di Sungai Krukut adalah (1) Melakukan penertiban masyarakat yang tinggal dan usaha di daerah sempadan sungai (2) Mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan UMKM tentang pentingnya pengelolaan limbah (3) Bantuan pemerintah dalam membuat sistem dan menerapkan IPAL terpadu untuk kegiatan UMKM dan permukiman kumuh (4) Implementasi program pengendalian pencemaran air.

The rapid growth of population is one of the complex cause for the clean water provision in Jakarta, mainly due to the accumulation of domestic waste from community activities. River as the water body that receives domestic waste is one of the natural resources which vulnerable to pollution. Krukut River is one of the rivers used as the raw water for clean water supply which currently polluted due to waste produced by the community activities.
This study aims to analyze water quality and determine efforts to control Krukut River water pollution. The study combines both quantitative and qualitative methods to determine the water quality, while SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) is used to determine water pollution control efforts.
The results showed that the water quality status at 5 monitoring points with the Pollutant Index method was classified as moderate contamination with the value (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) and (9,58) at each point. Water pollution control efforts that can be applied in the Krukut River are (1) Controlling communities and the business near the river border area (2) Creating a socialization and training for the community and Micro, Small & Medium Enterprise`s (MSME) on the importance of waste management (3) Government assistance in making systems and implementing integrated WWTPs both MSME and slum settlements (4) Implementation of water pollution control programs
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian multidisiplin di Kali Angke. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai ditinjau dari aspek mikrobiologik di beberapa lokasi sepanjang Kali Angke. Lokasi yang diteliti meliputi: Duri Kosambi, Pesing Poglar, Teluk Gong, Pantai Indah Kapuk dan Muara (4 titik). Pemeriksaan dilakukan berdasarkan petunjuk standar Departemen Kesehatan, Republik Indonesia dan hasilnya disimpulkan sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Parameter yang digunakan dalam uji mikrobiologi adalah most probable number (MPN) dari total dan fecal coliform, yang dilakukan dalam 2 langkah: uji presumtif dan uji konfirmasi. Uji lengkap dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya E.coli dan bakteri lain dalam air. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa mutu air Kali Angke kurang baik dan tidak dianjurkan sebagai air minum. Berdasarkan parameter mikrobiologik, kualitas air sungai ini dikategorikan sebagai kelas 2 yang artinya hanya dapat digunakan untuk rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Most probable number dari total coliform di daerah Pantai Indah Kapuk dan bagian luar daerah Muara lebih rendah dari daerah lainnya. Masyarakat yang tinggal di Pantai Indah Kapuk memiliki tingkat ekonomi yang lebih tinggi, dengan demikian dapat diasumsikan bahwa masyarakat ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki kesadaran tentang kebersihan lingkungan yang lebih baik. Selanjutnya, air di daerah paling luar dari Muara memiliki kadar garam yang tinggi sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri patogen. Akhir kata, kualitas air di sepanjang Kali Angke adalah air kelas dua yang tidak layak minum kecuali di daerah Pantai Indah Kapuk dan Muara yang layak minum sesudah dididihkan.

Abstract
This research is a part of a multidisciplinary research in the Angke River. The aim of this research is to study the river?s water quality from the microbiological point of view in several locations along the Angke River. The locations under this study included: Duri Kosambi, Pesing Poglar, Teluk Gong, Pantai Indah Kapuk and Estuary (4 points). The examinations were held in term of microbiological aspects, based on the guide published by the Ministry of Health, the Republic of Indonesia and concluded according to Government Regulation. The parameter of microbiological tests was the most probability number (MPN) of total and fecal coliform. The method used was done in 2 steps: presumptive and confirmed test. Completed test was conducted to confirm the presence of E.coli and other bacteria in water. The result showed that the water quality of the Angke River was poor; therefore, it is not recommended to be used as drinking water. It is categorized as the 2nd class quality that means it can only be used for water recreation, veterinary, showering plants and or other purposes that require the same quality of water. The MPN of total coliform at Pantai Indah Kapuk and the outer side of river mouth (estuary area) was lower than other areas. People who live in Pantai Indah Kapuk are having a higher economic level. Therefore, it can be assumed that they are more educated people who have more insight about hygiene. Further, the water at the outer side of river mouth contains a higher salt concentration that can kill pathogenic bacteria. In conclusion, the water quality of the Angke River is categorized as 2nd class quality not recommended to be used as dringking water except the water from Pantai Indah Kapuk and estuary area that can be used as dringking water after boiling."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Aminuddin
"Sungai Pesanggrahan dari karakteristik lebar sungainya merupakan sungai menengah. Kandungan kimia dan biologis air Sungai Pesanggrahan menunjukan bahwa Sungai Pesanggrahan sudah tercemar. Pencemaran air Sungai Pesanggrahan lebih besar ditemukan pada kawasan hilir, hal ini disebabkan menumpuknya senyawa-senyawa kimia yang bersumber dari limbah industri dan domestik. Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan sebagian besar merupakan kawasan permukiman. Pembangunan kota di Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan menjadi pengaruh besar terhadap penurunan kualitas air Sungai Pesanggrahan. Pembangunan tersebut paling besar terjadi pada periode 2004-2010. Lalu, pada periode 2010-2013 pembangunan lebih banyak pada perubahan struktur aliran Sungai Pesanggrahan, yaitu pada pelebaran dan pelurusan sungai. Kawasan pada Daerah Aliran Sungai Pesanggrahan banyak digunakan sebagai area industri ilegal, sehingga melanggar ketentuan tata ruang yang ada. Peran Pemerintah Kota Jakarta dalam menjaga kualitas air sungai yaitu pada fungsi pembangunan dan pengawasan bangunan-bangunan yang melanggal aturan. Hal ini merujuk pada pemberian izin dan terakhir pada penindakan terhadap pihak-pihak yang melanggar dan berperan dalam penurunan kualitas air Sungai Pesanggrahan.

The Pesanggrahan River from the characteristics its river width is an intermediate river. The chemical and biological content of Pesanggrahan River water shows that the Pesanggrahan River has been polluted. Water pollution in the Pesanggrahan River is greater in the downstream area, this is due to the accumulation of chemical compounds from industrial and domestic waste. Most of the Pesanggrahan Watershed are residential areas. City development in the Pesanggrahan Watershed has a major influence on the decline in the water quality of the Pesanggrahan River. The biggest development occurred in the period 2004-2010. Then, in the 2010-2013 period the development was more on the changes in the structure of the Pesanggrahan River flow, namely on river widening and straightening. The area in the Pesanggrahan Watershed is widely used as an illegal industrial area, thus violating existing spatial provisions. The role of the Jakarta City Government in maintaining river water quality is in the function of building and supervising buildings that violate the rules. This refers to the granting of permits and finally to prosecution of parties who violate and play a role in decreasing the quality of the Pesanggrahan River water."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nurhidayat
"Permasalahan kepadatan penduduk yang tinggi di sub-DAS Sugutamu mengakibatkan berkembangnya permukiman di sub-DAS Sugutamu. Berbagai aktivitas penduduk menghasilkan berbagai jenis limbah. Sistem pengelolaan limbah padat yang kurang optimal dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Hal ini terlihat pada banyaknya limbah padat yang tidak terkelola sehingga mencemari sungai Sugutamu. Dari masalah diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi timbulan limbah padat dan kualitas air sungai Sugutamu pada sub-DAS Sugutamu. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur sampel limbah padat di sub-DAS Sugutamu dan mengambil sampel air di hulu dan di hilir sungai Sugutamu sesuai dengan standar SNI 19-3964-1995 dan SNI M-02-1989. Lokasi pengambilan sampel limbah padat berada di kelurahan Harapanjaya, Cilodong, dan Baktijaya. Sumber penghasil limbah padat yang diamati berupa perumahan, pertokoan minimarket, dan pasar. Timbulan limbah padat perumahan di kelurahan Harapanjaya sebesar 0,176 kg/orang/hari, kelurahan Cilodong sebesar 0,180 kg/orang/hari, dan kelurahan Baktijaya sebesar 0,219 kg/orang/hari. Timbulan limbah padat pertokoan minimarket di kelurahan Harapanjaya sebesar 0,207 kg/petugas/hari, kelurahan Cilodong sebesar 0,180 kg/petugas/hari, dan kelurahan Baktijaya sebesar 0,192 kg/petugas/hari. Timbulan limbah padat di pasar sebesar 0,246 kg/m2/hari. Komposisi terbesar limbah padat perumahan berupa limbah organik, pertokoan minimarket berupa limbah kertas, dan pasar berupa limbah organik. Profil kualitas air sungai Sugutamu bagian hulu yaitu pH sebesar 6,71, TSS sebesar 15,67 mg/l, DO sebesar 3,14 mg/l, BOD sebesar 32,97 mg/l, dan COD sebesar 186 mg/l. Profil kualitas air sungai sugutamu bagian hilir yaitu pH sebesar 6,78, TSS sebesar 15,33 mg/l, DO sebesar 1,56 mg/l, BOD sebesar 19,63 mg/l, dan COD sebesar 124,27 mg/l. Dari hasil penelitian tersebut perlu ditingkatkan upaya 3R dan peningkatan pelayanan pengumpulan limbah padat di masing-masing kelurahan.

Problems a high population density in the Sub-Watershed Sugutamu resulted in the expansion of settlements in the Sub-Watershed Sugutamu. The various activities of the population produces various types of waste. Less optimum system for solid waste management can lead to a negative impact on the surrounding environment. This can be seen in the number of unmanaged solid waste making the Sugutamu River is contaminated. Of the above problems, it is necessary to conduct a study to know the composition of solid waste generation and river water quality of Sugutamu in Sugutamu sub-watershed. This study was conducted by measuring a sample of solid waste in Sugutamu sub-watershed and took water sampling at River upstream and downstream of Sugutamu in accordance with SNI 19-3964-1995 and SNI M-02-1989 standards. Location of solid waste sampling situated at village Harapanjaya, Cilodong, and Baktijaya. Source of solid waste generator observed was residential, mini-market shops, and markets. Residential solid waste generation at village Harapanjaya was 0.176 kg/person/day, Cilodong was0.180 kg/person/day, and Baktijaya was 0.219 kg/person/day. Solid waste generation derived from mini-market shops at village Harapanjaya was 0.207 kg/ official/day, Cilodong was 0.180 kg/official/day, and Baktijaya was 0.192 kg/official/day. Solid waste generation found in the market was 0.246 kg/m2/day. Largest composition of the residential solid waste was organic waste, mini-market shops were paper waste, and markets were organic waste as well. Profile of river water quality of Sugutamu on upstream part was 6.71 pH, 15.67 mg/l TSS, 3.14 mg/l DO, 32.97 mg/l BOD, and 186 mg/l COD. Profile of river water quality of Sugutamu on downstream part was 6.78 pH, 15.33 mg/l TSS, 1.56 mg/l DO, 19.63 mg/l BOD, and 124.27 mg/l COD. From the results of this study it needs to increase efforts of 3R and enhancement of solid waste collection services in each village."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>