Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194453 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronica Desyariani
"Kelelahan merupakan suatu bentuk mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibasi (bersifat parasimpatis). Kondisi lelah biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, namun semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh seseorang. PT. X adalah perusahaan penghasil beton campuran pertama dan terbesar di Indonesia. PT. X menggunakan Truk Mixer dalam proses pengiriman beton campuran ke lokasi-lokasi yang melakukan pemesanan. Maka dari itu proses kerja lebih banyak dilakukan dalam perjalanan.
Berdasarkan proses kerja yang terjadi pada di PT. X, dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang terjadi lebih banyak di jalan. Itu artinya pekerja yang memiliki potensi kecelakaan lebih besar adalah pekerja yang mengendalikan alat transport/truk di jalan, yaitu pengemudi truk mixer. Hasil dari data sekunder yang diperoleh di dapatkan bahwa tingkat pengalaman, jumlah Over time dan jumlah waktu tempuh perjalanan pada pengemudi truk mixer di PT. X sangat bervariasi dan melampaui batas over time yang di izinkan menurut UU Tenaga Kerja Tahun 2003 Pasal 78 ayat 2. Dimana ketiga variabel tersebut termasuk salah satu faktor yang memberi kontribusi terjadinya kelelahan yang mengakibatkan suatu kecelakaan, yaitu dalam kelompok klasifikasi intensitas dan lamanya kerja fisik.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah relasi atau hubungan antara waktu tempuh dan Over Time pengemudi PT. X dengan frekuensi kelelahan pada tahun 2008 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Dari hasil analisis data dan wawancara mendalam pada pengemudi, Senior Driver, dan beberapa staff yang terkait dalam Departement Trasnportasi di PT. X, diperoleh hasil bahwa tingkat pengalaman pengemudi kurang dari 2 tahun yang mengalami kelelahan dengan frekuensi kadang-kadang sebesar 76,5 %, rata-rata waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 2 jam yang mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadang-kadang 65,2 %, dan rata-rata waktu over time lebih dari atau sama dengan 3 jam mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadangkadang sebanyak 59, 1 %.
Kesimpulan diperoleh bahwa rata-rata over time sudah melampaui batas yang ditentukan, namun memang kelelahan muncul dengan frekuensi kadang-kadang, artinya kelelahan itu muncul 1-2 hari dalam seminggu pada pengemudi truck mixer PT. X.
Dalam rangka mengurangi frekuensi munculnya gejala kelelahan, sebaiknya perusahaan membatasi jumlah over time pada pengemudi, memberikan sosialisasi perlunya peregangan otot dilakukan saat pengemudi sedang proses kerja di Proyek konsumen, membuat shift kerja yang lebih teratur, dan menyediakan pompa yang dapat disewakan pada Proyek yang memindahkan campuran beton secara manual."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eriza Putri Kenanti
"Kelelahan adalah penyebab utama kecelakaan yang melibatkan pengemudi kendaraan berat, salah satunya adalah truk. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya kelelahan dan menganalisis tingkat risiko kelelahan, agar nantinya dapat ditemukan pengendalian yang tepat. Variabel yang diteliti adalah durasi kerja, shift kerja, lingkungan kerja, beban kerja, waktu istirahat, kondisi fisik, kuantitas tidur, gangguan tidur, dan stress. Setiap variabel dilakukan identifikasi bahaya kelelahan dan dilakukan analisis tingkat risiko kelelahan. Identifikasi risiko dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara dengan pengemudi dan operator. Analisis tingkat risiko kelelahan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan dihitung dengan mengalikan nilai consequence dan nilai likelihood.

Fatigue is the major cause of accident involving heavy vehicle drivers, one of them is truck drivers. Therefore, the purpose of this research is to identify fatigue hazard and analyze fatigue risk level, so that the appropriate control can be determined. Variables studied include length of work, work shift, work environment, workload, rest time, physical condition, sleep quantity, sleep disturbance, and stress. Identification of fatigue hazard and analysis of fatigue risk level conducted to each variable. Identification of fatigue hazard was conducted by observation and interview with the drivers and the operator. Analysis of fatigue risk level was conducted by qualitative method and calculated with crossing consequences level and likelihood level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
Bandung: Rekayasa Sains, 2020
613.62 SRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ocksania
"Penelitian ini mengenai kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan petugas atas penerapan K3 di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang diukur melalui Indikator-Indikator Penerapan K3. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil dari analisis kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok adalah petugas masih belum merasa puas atas penerapan K3 yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

This research is about the satisfaction of firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office in Depok. This research uses descriptive quantitative approach which aims to determine the officer's satisfaction over the implementation of OHS in Depok Fire Department as measured by Indicators Application of OHS. The number of samples in this study about 80 respondents, the sampling technique is using total sampling. Result of the analysis of satisfaction firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office of Depok is that officers still do not feel satisfied with the implementation of OHS given by Depok Fire Department."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanto Retijono
"Perubahan itu tidak terduga dan tidak terelakkan. Bisnis harus menerima dan tidak bisa menghindari perubahan yang terjadi dengan mempersiapkan diri untuk memanfaatkan dalam menghadapi perubahan yang lebih besar. Tidak terkontrolnya perubahan secara langsung menyebabkan atau berkontribusi terhadap kecelakaan besar yang banyak terjadi dalam proses industri kimia dan industri terkait. Manajemen perubahan adalah proses untuk mengevaluasi dan mengendalikan modifikasi untuk merancang fasilitas, operasi, organisasi, atau kegiatan - sebelum pelaksanaan - untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya baru yang timbul dan resiko bahaya yang ada kepada karyawan, masyarakat, atau lingkungan tidak meningkat.
Manajemen Perubahan adalah salah satu elemen yang paling penting dari Manajemen Keselamatan Proses (MKP) dengan tujuan untuk mengurangi jumlah insiden terkait manajemen perubahan dan Manajemen Keselamatan Proses audit untuk mencapai kinerja keselamatan yaitu:
tidak ada kecelakaan,
tidak membahayakan orang lain dan
tidak ada kerusakan lingkungan

Change is unpredictable and inevitable. Businesses need to accept that they cannot avoid such unpredictable change and prepare themselves to capitalise on change in a big.Uncontrolled changes have directly caused or contributed to many major accidents that have occurred within the chemical process industry and allied industries. Management of change (MOC) is a process for evaluating and controlling modifications to facility design, operation, organization, or activities - prior to implementation - to make certain that no new hazards are introduced and that the risk of existing hazards to employees, the public, or the environments not unknowingly increased.
Management Of Change is one of the most important elements of a process safety management (PSM) system with goals to reduce the number of MOC related incidents and Process Safety Management audit findings to achieve safety performance on :
no accidents,
no harm to people and
no damage to the environtment
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31103
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Setyowati
"PT X adalah salah satu anak perusahaan manufaktur Astra Group dengan kegiatan dan produksinya memiliki potensi menimbulkan dampak terhadap aspek K3 yang dapat mengakibatkan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja. Dari data Frequency Rate & Severity Rate di Divisi Agrobussiness & Divisi Heavy Equipment - Astra Group masih cenderung mengalami peningkatan, maka perlu dilakukan perbaikan dan evaluasi Pedoman Sistem Manajemen LK3 (SMLK3) atau disebut juga Astra Green Company.
Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data kualitatif Elemen SMLK3 yang telah dikembangkan oleh PT Astra International Tbk Korporat dalam bentuk tabel dan narasi dianalis dengan membandingkan Sistem Manajemen K3LL yang telah dikembangkan PT Pertamina Korporat yang mengacu pada persyaratan OHSAS 18001, OHSMS Australian/ New Zealand Standard 4801:2001 dan ISO 14001. Data kualitatif kondisi eksisting implementasi SMLK3 didapatkan dari hasil asesmen, wawancara, verifikasi dokumen dan tinjauan lapangan, kemudian dianalisis dengan membandingkan Pedoman SMK3LL PT Pertamina Korporat.
Hasil penelitian perbandingan SMLK3 yang dikembangkan oleh PT Astra International Tbk dengan SMK3LL PT Pertamina Korporat secara substansi sama, namun ada 4 (empat) Elemen yang belum dikembangkan PT Astra International Tbk yaitu tahap 2 - Perencanaan (Planning) Elemen 1 - Penilaian Awal (initial review), Elemen 7 - Manajemen Perubahan, ELemen 10 - Dokumentasi dan Elemen 11 - Penyelidikan Kejadian. Untuk evaluasi penerapan SMLK3 di PT X diketahui bahwa status akhir pencapaian adalah Hijau (76 - 89 %).
Untuk memperkaya SMLK3 AI, disarankan perlu mengembangkan 4 (empat) elemen dalam SMLK3 yaitu pada tahap 2 - Perencanaan (Planning) Elemen 1 - Penilaian Awal (initial review), tahap 3 - Penerapan Elemen 7 - Manajemen Perubahan, ELemen 10 - Dokumentasi dan Elemen 11 - Penyelidikan Kejadian. Dengan mengacu pada usulan perbaikan, setelah dievaluasi penerapan SMLK3 di PT X seyogyanya diperhatikan pada pilar 1 - Green Strategy mengenai updating identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dan pengendalian dokumen eksternal; pilar 2 - Green Process mengenai pengendalian operasional yang mencakup instalasi listrik, alat pelindung diri, alat proteksi kebakaran, housekeeping, bejana tekan dan instalasi petir; pilar 3 - Green Product mengenai penetapan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan Green Product sesuai program-program yang sudah ditetapkan, termasuk jadwal waktu pelaksanaannya; pilar 4 - Green Employee tentang pelaksanaan rencana pelatihan yang telah ditetapkan, sesuai jadual yang ada dan dilakukan evaluasi pelatihan sesuai kompetensinya. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zico Dian Paja Putra
"Masalah stres kerja, pada saat sekarang ini, meningkat menjadi sebuah masalah yang umum dalam kehidupan modern. Survey yang dilakukan pada 28.000 pekerja di 215 organisasi dan perusahaan di Amerika Serikat terlihat bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan rendahnya kinerja, menimbulkan penyakit baik akut maupun kronis dan kelesuan yang dialami oleh pekerja.
Menurut Health and Safety Statistics tahun 2006/2007, walaupun pada
kenyataannya angka stres kerja mengalami penurunan, namun masih dalam kondisi yang stabil. Pada tahun 1999 berdasarkan WRI, stres kerja memberikan proporsi sebesar 47,2 %, lalu mengalami penurunan pada tahun 2001 menjadi sebesar 39,6 %. Memang angka yang tertera mengalami penurunan, namun relatif masih sedikit .
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran
persepsi pekerja terhadap gejala-gejala stres berkaitan dengan kondisi pekerjaan pada pekerja pertambangan batu bara di PT. ?X? Jobsite ?Y? Kalimantan Timur tahun 2008. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunkan metode stratisfied proportioned of the population dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan bersifat primer dengan menggunkan kuesioner serta observasi kondisi di lapangan sebagai proses cross check data.
Uji validitas item skala karakteristik pekerjaan yang diberikan pada masing masing subyek terdiri dari 80 item, maka diperoleh 50 item valid dan 30 item gugur dengan koefisien validitas berkisar antara 0,394 sampai 0,682 dengan p < 0,05. Sedangkan Uji avaliditas item stres kerja terdiri dari 36 item dan diperoleh 24 item valid dan 12 item gugur dengan koefisien validitas berkisar antara 0,478 sampai dengan 0,729 dengan p < 0,05.
Setelah dilakukan analisis realibilitas skala karakteristik pekerjaan dan stres kerja, maka koefisien realibilitas yang diperoleh pada skala kondisi pekerjaan adalah sebesar á = 0,645 dan untuk skala stres kerja adalah sebesar á = 0,880. Hal inimenunjukkan bahwa instrumen skala karaketristik pekerjaan dan stres kerja memiliki realibilitas yang baik sehingga layak digunakan dalam penelitian.
Uji normalitas kondisi pekerjaan mengindikasikan bahwa tingkat kondisi pekerjaan di PT. ?X? Jobsite ?Y? termasuk dalam kategori sedang. Pengkategorian sedang diberikan atas dasar nilai mean temuan yang dilakukan dengan menggunkan program statistik. Nilai mean temuan karakteristik pekerjaan adalah 125,27 (dengan
kategori sedang berkisar antara 124,5-125,5)
Untuk normalitas dari data stres kerja, mengindikasikan bahwa tingkat stres pada pekerja di PT. ?X? Jobsite ?Y?termasuk dalam kategori rendah. Hal ini didasarkan pada hasil mean temuan stres kerja adalah 68,63 (dengan kategori rendah berkisar antara 24 - 69,5).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi pekerjaan dengan terjadinya stres kerja pada pekerja pertambangan batu bara di PT. ?X? Jobsite ?Y? Kalimantan Timur tahun 2008.
Gambaran persepsi..., Zico Dian Paja Putra, FKMUI, 2008"
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fandita Tonyka Maharani
"UNESCO telah mengakui batik Indonesia sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada tahun 2009. Industri batik sangat berkembang dan mempekerjakan banyak orang. Hasil penelitian sebelumnya di perusahaan X menunjukkan bahaya tertinggi adalah kimia dan ergonomik, mereka bekerja dengan statis selama 6-8 jam/hari dalam posisi janggal dan banyak yang mengeluhkan pegal di seluruh bagian tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe kursi dan gawangan yang disesuaikan dengan data antropometri pekerja dan menguji coba prototipe yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pengukuran antropometri. Hasilnya menunjukkan prototipe memperkecil risiko ergonomi pada bagian punggung, tangan/pergelangan tangan, dan leher tanpa mempertimbangkan keluhan MSDs.

UNESCO recognized batik Indonesia as Intangible Cultural Heritage of Humanity at 2009. Batik is a widespread industry and employed many workers. The previous study in the company stated that chemical and ergonomical are the highest hazards, work for 6 8 hours day in awkward position and complaint about the weariness.
The purpose of the study was to develop the prototypes according to the workers rsquo anthropometry data and to test them. The study was conducted by observation, interview, and anthropometry measurement. The result stated that the prototypes decrease the ergonomic risks on the back, wrist hand, and the neck without considering the MSDs complaints.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Sriastuti
"Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kelja (K3) di Rumah Sakit adalah salah satu benluk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dad penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan keja serta bebas pencemaran Iingkungan menuju peningkatan produktifitas. Keberhasilan program K3 di Rumah Sakit tergantung pada kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam melakukannya. SDM yang kompeten merupakan kunci dan pemicu (enabler) untuk keberhasilan praktek manajemen K3 Rumah Sakit. Kompetensi SDM dapat diperoleh melalui pelatihan. Salah satu faktor yang membérikan konhibusi dalam tercapainya efektifitas pelatihan adalah materi pelatihan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi materi pelatihan K3 Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh PT X Tahun 2008. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan Studi deskriptif analilik. Sedangkan sampel penelitian adalah materi (teori) pelatihan K3 RS yang diselenggaxakan pada tanggal 26-29 Mei 2008 di Jakarta. Pengukuran data menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun kedalarn kategori kognitifl afektif, dan psikomotor yang sudah reliabel. Pengukuran dilakukan dengan metode analisa isi (content analysis) untuk mengobservasi dan mengukur isi dari mated pelatihan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan validitas dan reliabilitas data dengan menggunakan bantuan key injbrman untuk menguji keabsahan data. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu mendeskripsikan valiabel penelitian kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, agar mudah dibaca dengan pengelompokan temuan penelitian sesuai dengan kategori-kategori.
Hasil penelitian diperoleh gambaran materi pelatihan K3 RS terdiri dari 11 materi teori dan 73 tema. Uraian materi yang belum rinci adalah materi audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3, dan Kegawatdaruratan di RS. Materi yang memiliki unsur kognitif paling tinggi adalah materi bahaya potensial di RS (l00%) dan PAK/KAK di RS (83%), sedangkan unsur kognitif paling rendah adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Materi yang memiliki unsur afektif pa!ing tinggi adalah materi peraturan pemndangan (50%), yang paling rendah adalah PAK/KAK di RS, Bahaya Potensial di RS, dan Manajemen Risiko K3 RS sebesar 0%. Materi yang memiliki unsur psikomotor paling tinggi adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Sedangkan yang paling rendah adalah materi peraturan perundangan (0%). Secara keseluruhan unsur kompetensi yang paling tinggi didalam materi pelatihan K3 RS adalah unsur kognitif (51%), sedangkan unsur afeklif dan psikomotor relatif sama. Materi yang belurn tercakup dalam persyaratan OHSAS 18001: 2007 adalah Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan.
Saran penelitian ini berupa usulan kepada PT. X (Bagian Diklat) sebagai penyusun modul pelatihan untuk memberikan stmktur program pelatihan kepada instmktur/nara sumber pelatihan dengan menyertakan Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan menjadi bagian dari materl pelatihan K3 RS, sedangkan mated Audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3 agar dapat disempumakan Iagi, sehingga tujuan pelatihan K3 RS dapat dicapai.

Hospital occupational health and safety (OHS) program is one of etforts to create a safe workplace, health, human being, free from occupational diseases and work related disesases, free fiom environmental pollution to get increase productivity. A successful of OHS programs depend on the ability or competence of human resources in doing it. The competent human resources are a key or enabler to gain a success of Ol-IS practiced. One of contributing factors to gain training effectivity is a training material.
The goals of this research are to analyze a content material of hospital OHS training that organized by PT. X 2008. The approach of this research is a qualitative with descriptive analytic study. The sample of this study is a teoritic training materials of hospital OHS on 26-29 May 2008 in Jakarta. Data measurement is using an instrument research that was constructing to cognitif, affective and psychomotor category that have been reliabeled. The measurement was done with content analysis methods to observe and measure about content of training materials based on categorization. Data validity and reliability was used with using some helping fiom key informan to data validity testing. Data analysis with using descritive statistics to describe research variables into frequency distribution tables is supposed to easy while reading with grouping results based on categorization.
Result of the research that gained about review of hospital OHS training material emphasis of ll teoritical material and 73 themes. The description of material that was not cleared is intemal audits, emergency responses, OHS management system documentation, and emergency in hospital. Material with high cognitive unsure is a potcnsial hazard in hospital (l00%), and occupational diseases/work related diseases (PAK/PAHK) in hospital (83%), Material with low cognitive unsure is a OHS management in hospital (3S,29%). Material with high affective unsure is a legal role (50%), material with low affective unsure is PAK/PAHK in hospital, potensial hazard in hospital, and risk management of OHS in hospital (0%). Material with high psychomotor unsure is a managemen policy of OHS in Hospital (35,29%). Material with low psychomotor unsure is a legal role (0%). Mostly of whole material, cognitive unsure is a high competence unsure in training material of OHS in hospital. The material that was not scouped in OHSAS 1800122007 requirements is a compliance of evaluation.
The researcher suggest to PT. X, especially to training divison as a arranger of training modul to give some programme structur to instmctur/trainer about compliance of evaluation being part of material of hospital OHS training. About intemal audit, emergency responses, OHS management system documentation have to be described; it is suppose to get hospital OHS training goals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eske Prativi
"Analisis risiko K3 perlu dilakukan pada aktivitas pressing di PT X tahun 2012 karena ditemukan berbagai hazard yang cukup kompleks. Tujuannya adalah diketahuinya tingkat risiko K3 pada aktivitas pressing dan memberikan rekomendasi. Metode yang digunakan adalah Job Hazard Analysis (JHA) untuk identifikasi hazard dan metode analisis risiko semikuantitatif dengan menggunakan tabel risiko Fine. Existing risk (dengan memperhitungkan pengendalian yang telah ada) pada aktivitas pressing dikelompokkan menurut tabel risiko Fine yaitu risiko dengan level priority I sebanyak 1 hazard (6.67%), substantial sebanyak 4 hazard (26.67%), priority 3 sebanyak 9 hazard (60%), dan acceptable sebanyak 1 hazard (6.67%). Dampak dengan level priority I (180-350) antara lain dehidrasi, heat exhaustion,dan lemas. Rekomendasi yang diberikan yaitu engineering dan administrative control, housekeeping, dan pengawasan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>