Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
658 SIA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
658 SIA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bina Aksara, 1988
658 SIA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Inggriani N.
"Posisi manajer merupakan posisi yang penting, karena manajer merupakan orang yang dikenakan tanggung jawab untuk mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila organisasi-organisasi melakukan prosedur penyeleksian terlebih dahulu sebelum menentukan orang yang tepat untuk menduduki posisi manajer. Tujuan diadakannya prosedur tersebut adalah agar diperoleh calon manajer yang potensial sehingga dapat menampilkan unjuk kerja yang baik di dalam menjalankan tugas- tugasnya. Adapun tugas seorang manajer adalah menjalankan fungsi-fungsi manajerial yang mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan. Maka, seorang manajer diharapkan dapat menampilkan unjuk kerja yang baik di dalam menjalankan kelima fungsi manajerial.
Untuk kerja yang akan ditampilkan seorang manajer dalam menjalankan kelima fungsi manajerial, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan tetapi juga dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang manajer perlu ditunjang oleh motivasi-motivasi tertentu agar dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik Kunci untuk memahami motivasi ini terdapat di dalam arti dan hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan (Luthans, 1981). Luhans mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri seseorang menimbulkan dorongan-dorongan untuk menampilkan tingkah laku- tingkah laku tertentu demi tercapainya tujuan. Kebutuhan ini mempengaruhi cara seseorang menerima, memikirkan, merasakan dan menampilkan tingkah laku (Murray dalam Hjelle & Ziegler, 1981). Demikian pula dengan tingkah iaku yang ditampilkan seorang manajer dalam menjalankan kelima fungsi manajerial, dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada pada dirinya. Rangkaian tingkah laku yang ditampilkan ini akan menggambarkan unjuk kerjanya. Maka penting untuk diketahui kebutuhan-kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan fungsi-fungsi manajerial tersebut. Profil kebutuhan yang digunakan mengacu pada daftar kebutuhan yang terdapat pada EPPS. Subyek yang dilibatkan adalah 53 manajer menengah yang berasal dari organisasi bisnis yang berprestasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Hasil yang diperoleh menunjukkan profil kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan masing-masing fungsi tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Ada 7 kebutuhan yang dinyatakan oleh lebih dari 50% dari jumlah subyek sebagai kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan kelima fungsi yaitu kebutuhan achievement, order, affiliation, intraception, nurturance, change dan endurance. Bila dipersempit lagi, diperoleh 5 kebutuhan yang memiliki persentase terbesar yaitu kebutuhan achievement, order, change, nurturance dan affiliation. Sedangkan kebutuhan yang dinyatakan tidak mendukung seorang manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial adalah kebutuhan abasement."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S2548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadil
"ABSTRAK
Kemandirian Rumah Sakit sangat panting dalam rangka mempertahankan perkembangan Rumah Sakit dengan kualitas pelayanan kesehatan yang baik disamping tetap menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang bermanfaat bagi pengelola.
Kesulitan yang dihadapi Rumah Sakit Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto sebagai sisi pelayanan swasta dilingkungan RSPAD Gatot Soebroto dengan kondisi krisis moneter yang terjadi tahun 1997 mengharuskan mencari terobosan intervensi baru dalam usaha menuju kemandiriannya.
Perlakuan berupa perubahan tarif rawat inap, realokasi jumlah tempat tidur, upaya pengendalian biaya dan reorganisasi SDM perawat di Unit Rawat inap di tahun 1997 belum diketahui efeknya.
Untuk mengetahui apa ada perbedaan antara kondisi awal (1996) dan pasta intervensi (akhir 1997) dan mendapat gambaran hasil intervensi dilakukan penelitian cross sectional dengan sumber informasi data sekunder berupa laporan-laporan, data primer peer group pimpinan dan karyawan
Hari rawat, BOR, BTO, TOI, Total Pendapatan, Total Biaya, SHU, LOS, CRR digunakan sebagai indikator dengan hasil tidak ada perbedan antara tahun 1996 dan 1997.
Melalui penggantian tenaga perawat berpredikat Akper pada tenaga SPK yang pindah ke RSPAD Gatot Soebroto, kwalitas pelayanan keperawatan tetap tinggi sedangkan efisiensi pelayanan meningkat.
Melalui usaha pengembangan corporate culture, pemahaman social revenue, cost effectiveness/cost containment dipertajam.
Melalui usaha pengembalian PNS RSPAD Gatot Soebroto tingkat subsidi dikurangi.
Disimpulkan krisis moneter pada tahun intervensi 1997 sebagai pemicu gerakan efisiensi dan konsolidasi kepegawaian, menghasilkan tingkat kemandirian yang meningkat dengan tetap mempertahankan tingkat pelayanan yang baik serta Sisa Hasil Usaha (SHU) tetap positif meskipun tingkat inflasi yang terjadi sekitar 50%.

ABSTRACT
Self sufficiency (Self Reliance) in Hospitals is very important within the frame work to maintain the development of the hospital, with excellent quality health services and still provide adequate profitability for the owner.
The 1997 monetary crisis problems faced Paviliun Kartika Hospital RSPAD Gatot Soebroto as the business unit for RSPAD Gatot Soebroto, forced it to find new ways of intervention towards self sufficiency.
Interventions in the form of price changes in the hospital wards, reallocation of hospital beds, cost containment and reorganization of human resources in nurses in the hospital wards in 1997 were implemented with impact not yet known.
To ascertain whether there was a difference between the preintervention period (1996) and post-intervention period (end of 1997) and to obtain the intervention result, a cross sectional study was done based on information reports and peer group analysis.
Measures like bed days, BOR, TOI, Total Revenue, Total Cost, Net Profit , LOS, CRR are used as the indicators. The study found that there was no apparent difference between 1996 and 1997 indicators.
The quality of nurses services was maintained high and the efficiency of services was raised by adding more nurses with academic back ground.
Through the development of corporate culture, the understanding of social revenue and the cost effectiveness/cost containment were focused.
Through returning nurses paid by government back to the RSPAD Gatot Soebroto of level of subsidy was lowered.
The monetary crisis in 1997 intervention year had sparked the efficiency and person& consolidation resulting in the increase of self sufficiency and high level of health services and sufficient profit despite of 50% annual rate of inflation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cummings, Paul W.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1984
658 CUM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cummings, Paul W.
Jakarta: PPM, 1984
658 CUM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pappas, James L.
Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1995
331.9 PAP e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pappas, James L.
Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1995
331.9 PAP e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Jayabaya University Press, 2010
MMJA 6:1 (2008)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>