Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Anggreani
"Hidrodinamika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Dua parameter hidrodinamika yaitu kecepatan superfisial (UG) dan Retention Time Distribution (RTD) setelah direview dari hasil penelitian sebelumnya, tidak dapat digunakan sebagai basis scale up. Dua parameter lainnya yaitu gas holdup (ε) dan koefisien perpindahan massa (kLa) diujicobakan. Pada kondisi operasi iso-ε dan iso-kLa terhadap acuan, pengujian produksi biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg dilakukan pada volume 18 L (acuan) dan 40 L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pada kondisi iso-ε relatif paling sama dengan acuan. Parameter gas holdup (ε) merupakan parameter hidrodinamika yang bisa menjadi basis scale up
Hydrodynamic is one factor that influences microalgae grwoth. Two hydrodynamic parameter, superficial velocity (UG) and Retention Time Distribution (RTD), after reviewed from the last research, they can?t used as scale up basis. Another parameter, gas holdup (ε) and mass transfer coefficient (kLa), trial tested then. In operation condition which iso-ε and iso-kLa respect to reference, a test of Chlorella vulgaris Buitenzorg biomass production has been done in two reactor volume, 18 L (reference) and 40 L. The result shows that the microalgae growth in iso-ε condition is more similar relatively with the reference. It?s mean that gas holdup (ε) parameter can be used as scale up basis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kusmayadi
"Pada penelitian ini diparkenalkan suatu faktor yang disebut dengan Kolom Aerasi Sistem Injeksi Berganda, yang selanjutnya cukup disebut dengan kolom aerasi berganda saja. Kolom ini merupakan kolom gelembung (bubble column) yang berfungsi sebagai alat kontak antar fasa gas-cair sehingga terjadi proses perpindahan massa gas ke dalam fasa cair. Kolom gelernbung banyak ditemui dalam industri, seperti pada industri kimia dan petrokimia. Selain ilu, kolom gelembung juga penting peranannya dalam bidang bioteknologi, khususnya dalam bidang fermentasi dan pengolahan air limbah industri.
Kolom aerasi berganda pada penelitian ini dibuat untuk mengurangi limbah cair fenol dengan menggunakan sistem oksidasi. Sistem oksidasi yang digunakan adalah dengan proses biologi dan proses langsung. Proses biologi adalah dengan menggunakan mikroorganisma yang dilarutkan dalam kolom aerasi.
Mikrorganisma ini dapat mengoksidasi fenol sehingga dapat terurai menjadi senyawa lain yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Sedangkan proses langsung yaitu dengan mcnggunakan gas ozon (O3) dan oksigen (O2) sebagai oksidatornya.
Proses dengan menggunakan mikroorganisme atau disebut proses lumpur aktif yang telah banyak digunakan, mempunyai kelemahan dalam pengadukan yang kurang sempurna dan menyebabkan aerasi kurang merata sehingga banyak mikroorganisme mati. Kelemahan lainnya adalah tinggi/kedalaman tangki aerasi terbatas (tidak boleh Iebih dari 1 meter) dan konstruksi bioreaktor yang kurang menjamin aerasi di semua Iitik sehlngga timbul banyak dead zone. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam sistem acrobik di atas maka dalam penelitian ini diperkenalkan suatu unit aerasi (bioreaktor) berupa kolom aerasi berganda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hudaya
"Pergerakan materi melalui media berpori merupakan fenomena yang sangat menarik untuk dipelajari. Dalam bidang teknik kimia fenomena tersebut ditemui pada kolom adsorpsi , reaktor berkatalis, kromatografi, filtrasi, pertukaran ion, dan lain-lain.
Untuk mengetahui profil kecepatan dan tekanan pada media berpori maka dibutuhkan persamaan neraca massa dan neraca momentum. Neraca massa dan neraca momentum pada aliran berpori didapat dengan menerapkan teorema rerataan volume lokal pada neraca massa dan momentum untuk aliran homogen.
Tiga buah persamaan diferensial parsial (PDP) berorde tiga yang didapat dari neraca massa dan neraca momentum harus diselesaikan secara simultan. Oleh karena itu disubstitusikan stream function pada ketiga persamaan tersebut sehingga didapat satu persamaan yang lebih mudah untuk diselesaikan. Konsekuensi dari penggunaan stream function itu akau menghasilkan PDP yang berorde lebih tinggi (orde empat).
Persamaan akhir yang didapat berupa persamaan diferensial parsial berorde empat, kemudian diselesaikan dengan menggunakan solusi numerik yaitu metode finite dyference. Hasil yang didapat dari solusi tersebut adalah distribusi kecepatan, distribusi tegangan gesek dan jatuh tekanan pada kolom adsorpsi.
Hasil solusi numerik yang didapat adalah profil kecepatan dengan adanya pengurangan kecepatan fluida disekitar dinding dengan kecenderungan semakin dekat ke dinding maka pengurangan kecepatan semakin besar. Hasil sebaliknya didapat untuk tegangan gesek, yaitu semakin dekat ke dindlng maka tegangan gesek akan semakin besar.
Jatuh tekanan dipengaruhi oleh permeabilitas media berpori yang digunakan. Semakin kecil permeabilitas maka jatuh tekanan akan semakin besar dan sebaliknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"ABSTRAK
Fluidisasi fasa jamak adalah suatu sistim yang terdiri dari fasa gas, cair dari padat dimana padatan dalam keadaan tidak stasioner. Aplikasi fenomena fluidisasi fasa jamak adalah untuk alat persukar massa dan reaktor yang dapat ditemui dalam proses kimia dan petrokimia. Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi adalah karakteristik hidrodinamik kolom tersebut. Untuk itu diadakan suatu penelitian mengenai studi hidrodinamik kolom fluidisasi fasa jamak.
Sebelum memulai penelitian, peralatan tersebut harus dibuat oleh penulis terlebih dahulu, kemudian dilakukan serangkaian percobaan pendahuluan. Hasil dari percobaan pendahuluan menyimpulkan bahwa alat tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian studi hidrodinamik.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel percobaan, seperti : kecepatan, gas, kecepatan, cairan, diameter partikel dan tinggi, mempengaruhi karakteristik hidrodinamik kolom fluidisasi fasa jamak, yang dinyatakan oleh parameter penurunan tekanan, kecepatan minimum fluidisasi tiap fasa. Pengaruh kecepatan cairan dan diameter partikel lebih dominan dibanding kecepatan gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Tirsadi Librawan
"Penelitian ini merupakan studi tentang kavitasi hidrodinamika menggunakan orifice plate untuk mendegradasi kandungan amonia pada limbah cair sintetik. Larutan amonia disirkulasikan menggunakan pipa biasa lalu dilakukan kuantifikasi senyawa pengoksidasi dengan titrasi Kalium Permanganat (KMnO4) melalui jumlah lubang orifice plate optimum (17 lubang) dengan variasi pH awal (4,7, dan 10). Degradasi amonia dilanjutkan dengan variasi pH operasi awal (4,7, dan 10), variasi konsentrasi reagen Hidrogen Peroksida (100 mg/L, 200 mg/L, dan 300 mg/L), dan variasi konsentrasi awal limbah amonia (10 ppm, 25 ppm, 50 ppm). Tujuan penggunaan reagen Hidrogen Peroksida (H2O2) pada penelitian kali ini adalah untuk meningkatkan produksi radikal hidroksil yang akan bereaksi dengan senyawa polutan dan berfungsi untuk meningkatkan persentase degradasi kandungan amonia pada limbah cair sintetik.
Hasil percobaan menunjukkan kondisi operasi yang optimum untuk menyisihkan limbah adalah pada pH operasi asam lemah dengan tambahan konsentrasi Hidrogen Peroksida 200 mg/L dengan tingkat degradasi optimum mencapai 37,96% dan semakin efektif tingkat degradasinya apabila kandungan awal amonianya semakin berkurang.

This research is a study of hydrodynamic caviation method using Hydrogen Peroxide reagent to increase the effectiveness of ammonia degradation in synthetic wastewater. Ammonia solution was circulated using pipe and then tested the productivity of oxidizing compounds using permanganate titration by varying the initial operating pH (4, 7, and 10). Furthermore, degradation of ammonia followed by variation of initial operating pH (4, 7, and 10), variation of initial Hydrogen Peroxide concentration (100 mg/L, 200 mg/L, and 300 mg/L), and variation of ammonia initial concentration (10 mg/L, 25 mg/L, and 50 mg/L).
The results showed that the circulation using pipe can degrade ammonia by 14,02%, while using orifice plate produces most oxidizing compound in weak acid condition. From this research, ammonia is best degraded at pH of 6 (weak acid) with Hydrogen Peroxide concentration of 200 mg/L and ammonia initial concentration of 10 mg/L with 37,96% percentage of degradation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Setyadarma Yuwanto
"Dalam penelitian ini dilakukan penggabungan dua metode Proses Oksidasi Lanjut yaitu metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan pelat berlubang untuk Pengolahan limbah fenol sintetik. Penggabungan dua metode ini bertujuan untuk melihat seberapa signifikan pengaruh penggabungan kedua metode ini dibandingkan dengan kedua metode tersebut diaplikasikan secara terpisah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan tiga variasi proses yaitu metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan gabungan keduanya. Selain itu, dilakukan pula variasi terhadap laju alir sirkulasi, dosis ozon, dan pH untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam penyisihan limbah fenol. Pada penelitian ini terbukti bahwa penyisihan fenol dengan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika menggunakan pelat berlubang dengan kondisi operasi laju alir sirkulasi terbaik yaitu 6 LPM, dosis ozon dengan dua ozonator, dan pH tinggi meghasilkan persentase penyisihan yang lebih baik mencapai 81,4 % dibandingkan dengan metode ozonasi sebesar 69,8 %, dan kavitasi hidrodinamika sebesar 22,1 %.

In this research, carried out the merger of two Advanced Oxidation Process methods, namely ozonation technique and hydrodynamic cavitation by using orifice plate to degrade synthetic phenol. This combination method is carried out to see how significant the effect of the merger of these two methods compared with both methods applied separately. To achieve that purpose, carried out three variations of the process, there are ozonation technique, hydrodynamic cavitation, dan merger of both method. Moreover, also conducted a variation of the flow rate of circulation, ozone dosage, and pH to obtain optimal operating conditions in the phenol waste treatment. Proven in this research that phenol degradation using the combination method of ozonation technique and hydrodynamic cavitation using orifice plate with operating conditions of 6 LPM circulation flow rate, two source of ozone, and basic environment produces better result reaching to 81,4 % phenol degraded compared to ozonation technique 69,8 %, and hydrodynamic cavitation 22,1 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ira Ariyani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan performa mesin flotasi self aerating vs induced air dengan efek penambahan variasi dosis SiBX terhadap recovery Cu dan Au, sehingga dapat dilakukan optimalisasi proses recovery Cu dan Au di PT. X Papua.Penelitian dilakukan dalam skala plant concentrator C1, digunakan tiga jenis variasi dosis SiBX, yaitu 5 g/t, 10 g/t, dan 15 g/t yang diterapkan pada kedua jenis mesin flotasi. Selanjutnya dilakukan pengujian assay mineral dan XRD. Hasil recovery Cu dan Au secara keseluruhan menunjukkan mesin flotasi self aerating mampu mengangkat Cu dan Au lebih efektif daripada mesin flotasi induced air pada semua fraksi ukuran mineral coarse, medium, dan fine. Recovery Cu dan Au dipengaruhi sifat hydrodynamic dari kedua jenis mesin. Efek penambahan variasi dosis SiBX kurang signifikan terhadap recovery Cu dan Au sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

This research had been done to know the performance of self aerating vs induced air flotation machine with variation of SiBX dosage to Cu and Au recovery, so the recovery of Cu and Au at PT. X Papua can be optimized. Three variations of SiBX dosage 5 g T, 10 g T, and 15 g T are used for both flotation machines at flotation circuits.XRD and minerals assay were conducted and show self aerating flotation machine has a higher Cu and Au recovery than induced air flotation machine at all fraction size, coarse, medium, and fine. Hydrodynamic characterization influenced the result of Cu and Au recovery. It was evaluated that the effect of SiBX dosage addition could not be seen clearly, so it is necessary to do next level of research, in order to see the effect of SiBX addition to Cu and Au recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Hari Nugroho
"Kolom gelembung pancaran merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai alat kontak/perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair yang telah banyak digunakan di industri kimia dan petrokimia, bahkan di industri pengolahan air limbah. Hal pokok yang penting diketahui dalam proses ini adalah tinjauan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2.
Pada penelitian ini, yang ingin ditentukan adalah gas entrainment, holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antarfasa untuk studi hidrodinamika. Sedangkan untuk studi kinetika absorpsi CO2 yang ditentukan adalah konstanta kinetika reaksi.
Data yang diambil pada percobaan hidrodinamika adalah laju gas entrainmeni (gas yang terhisap), tekanan statik yang berupa tinggi cairan aerasi (Hf) dan tinggi cairan (hf), tekanan cairan, pengambilan gambar dengan menggunakan kamera pada 3 daerah. Dimana data tersebut diambil pada tiap kondisi operasi laju alir volumetrik cairan dan ukuran diameter nozzle yang divariasikan serta jarak antara permukaan cairan dengan ujung pelepasan kolom downcomer atau pipa downcomer yang tercelup (Z) yang konstan. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam persamaan masing -masing untuk mendapatkan harga holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan untuk kinetika absorpsi C02 yang diambil pada percobaan ini adalah data perubahan konsentrasi larutan NaOH dalam kolom gelembung pancaran persatuan waktu. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam laju reaksi pseudo first orde reaction untuk menghitung nilai konstanta kinetika reaksi.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada panjang pipa downcomer yang tercelup konstan, semakin besar kecepatan pancaran cairan dan ukuran diameter nozzle, maka semakin besar gas yang terhisap, holdup fasa gas, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan ukuran diameter rata - rata gelembung semakin kecil. Pada panjang pipa downcomer yang tercelup semakin pendek, maka semakin besar harga konstanta kinetika reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2 dalam suatu kolom gelembung pancaran (jet bubble column). Proses ini dilakukan secara sinambun g dalam loncatan pancaran cairan kolom bergelembung pancaran. Udara dan air diumpankan dari atas kolom dan diikuti terjadinya proses penggelembungan yang berbentuk seperti awan. Proses penggelembungan ini terjadi adanya akibat dari tekanan air yang berkecepatan pancaran bertumbukan dengan air stagnan yang berada dalam kolom. Proses tumbukan tersebut akan mengakibatkan masuknya udara pada celah ? celah permukaan pada kedua cairan, dan udara akan terperangkap didalam cairan. Proses tumbukan ini juga akan menimbulkan arus pusaran (eddy current) yang terjadi didalam kolom downcomer dan dapat sebagai energi pencampuran. Diameter gelembung semakin kecil akan mengakibatkan luas area permukaan sentuhan semakin besar. Variabel yang dipelajari meliputi variabel desain dan variabel proses. Variabel desain meliputi diameter kolom dan diameter downcomer yang telah ditetapkan. Sedangkan variabel proses meliputi laju alir volumetrik cairan, diameter nozzle, dan jarak pipa downcomer yang tercelup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan pengaruh kecepatan pancaran cairan dengan berbagai diameter nozzle terhadap laju gas entrainment dan holdup gas didalam kolom absorpsi. Disamping hasil uji kinetika absorpsi diharapkan dapat dapat memenuhi formulasi pseudo first order reaction.

The phenomenon of plunging jet gas-liquid contact occurs quite often in nature, it's momentum carries small air bubbles with it into the reactor medium. The momentum of the liquid stream can be sufficient to carry small bubbles completely to the bottom of the vessel. A stream of liquid falling toward a level surface of that liquid will pull the surrounding air along with it. It will indent the surface of the liquid to form a trumpet-like shape. If the velocity of the stream is high enough, air bubbles will be pulled down, i.e. entrained into the liquid. This happens for two main reasons: air that is trapped between the edge of the falling stream and the trumpet-shaped surface profile and is carried below the surface. This study investigates the potential of a vertical liquid plunging jet for a pollutant contained gas absorption technique. The absorber consists of liquid jet and gas bubble dispersed phase. The effects of operating variables such as liquid flowrate, nozzle diameter, separator pressure, etc. on gas entrainment and holdup were investigated. The mass transfer of the system is governed by the hydrodynamics of the system. Therefore a clear and precise understanding of the above is necessary : to characterize liquid and gas flow within the system, 2. Variation in velocity of the jet with the use of different nozzle diameters and flow rates, 3. Relationship between the liquid and entrained airflow rate, 4. Gas entrainment rate and gas void fraction."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>