Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlin Rachman
"Eight pollination treatments were executed on talinum triangulare willd to observe alternative pollination systems and its effects on some flower activities and seed setting...."
[Place of publication not identified]: Berita Biologi Jurnal Ilmiah Nasional, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darjanto
Jakarta: Gramedia, 1990
582.130 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995
745.926 THO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aleta Delviani
"

Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pola pewarisan bentuk bunga Zinnia elegans yang tumbuh dari biji bunga tunggal (single) dan ganda (double) telah dilakukan pada Januari 2020 – Juni 2020. Penelitian dilakukan di 3 lokasi, yaitu Universitas Indonesia, Kelurahan Tanah Baru Depok, dan Kelurahan Grogol Depok. Analisis dilakukan pada 2 generasi tanaman, yaitu pada 237 bunga generasi 1 dan 13 bunga generasi 2. Pengamatan yang dilakukan memerhatikan pola pewarisan jumlah lapisan bunga dan tipe helaian bunga di alam. Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan pola pewarisan hukum Mendel, apakah sejalan atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dugaan bahwa lapisan bunga tunggal merupakan tipe yang stabil dan dapat mendominasi tanaman secara alami. Penelitian yang dilakukan juga menduga adanya variasi tipe helaian bunga yang muncul akibat kondisi lingkungan. Tanaman yang berasal dari parental bunga tunggal menunjukkan adanya variasi pola pewarisan, yaitu dapat mengikuti hukum mendel ataupun tidak. Pola pewarisan tanaman yang berasal dari parental bunga ganda belum dapat digambarkan akibat minimnya jumlah tanaman. Pewarisan tipe helaian bunga belum dapat dihubungkan dengan pewarisan Mendel karena informasi tentang tipe helaian bunga sangat terbatas. Pola pewarisan bentuk bunga dari penelitian ini digambarkan dalam bentuk pohon keluarga (pedigree).

 

 


Research to analyze the inheritance pattern on Zinnia elegans flower shape was conducted in January 2020 – June 2020. The research was conducted in 3 locations, namely Universitas Indonesia Campus, Kelurahan Tanah Baru Depok, and Kelurahan Grogol Depok. The analysis was conducted on 2 generations of plants, on 237 flowers from first generation and 14 flowers from second generation. The flower shape in nature that has been observed were the number of flower layer and the flower sheet. The results in this research will be compared to Mendelian inheritance pattern, whether follow the rules or not. Based on the results of the study, it was found that a single layer of flower was stable and can dominate the plant naturally. This research also assume that the variation type of flower sheet happen due to environmental conditions. Plants that come from a single layer flower show variation in inheritance patterns, which can either follow the law of Mendel or not. The pattern of the plants derived from double layer flower cannot be describe due to lack of plant quantities. The pattern of flower sheet type cannot be linked to Mendelian inheritance because there is only limited number of studies that provide the information. Inheritance pattern of Zinnia elegans’s flower form has been shown on the family tree (pedigree).

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Harnoni Apriyanti
"Bunga merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek. Pada penelitian ini, diusulkan sebuah metode baru untuk pengidentifikasian jenis anggrek. Metode baru ini menggunakan pengolahan citra untuk mengenali jenis Anggrek berdasarkan gambar bunga. Segmentasi background dan objek bunga dilakukan dengan metode Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM). Ciri yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek adalah ciri bentuk dan ciri warna. Ciri bentuk meliputi perbandingan 1/10 jarak terpanjang dan terpendek dari titik tepi bunga ke titik pusat, rata-rata jarak normal dari titik tepi bunga ke titik pusat, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant dan dimensi fraktal. Sedangkan ciri warna yang digunakan adalah ciri warna HSV dengan mengabaikan nilai V. Ekstraksi ciri tidak hanya dilakukan pada bagian bunga, tetapi juga pada bagian bibir bunga (labellum). Seleksi ciri secara manual dan otomatis menggunakan tool Weka digunakan untuk memperoleh kombinasi ciri terbaik. Metode identifikasi yang digunakan yaitu Fuzzy k-NN, PNN (Probabilistic Neural Network) dan SVM (Support Vector Machine). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ciri yang relatif efektif dalam identifikasi Anggrek yaitu ciri CCD, ciri Warna HSV, dan Moment Invarian. Penggunaan ekstraksi ciri tambahan di bagian bibir bunga dapat meningkatkan hasil akurasi identifikasi jenis Anggrek. Hasil identifikasi yang terbaik adalah 88%, menggunakan semua ciri dengan metode identifikasi Fuzzy k-NN.

Flower is one of parameter that can use for orchid species identification. The novel method to identify orchid species is proposed. In this research, digital image processing method used for identifying orchid species based on flower image. Segmentation between background and flower object, using Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM) method. Feature that used for identifying orchid species is shape feature and color feature. Shape feature such as ratio of one tenth of the longest and shortest distance from edge to centroid point of flower, the average normalize distance from edge to centroid point of flower, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant and fractal dimension. The color feature that used is HSV color feature with ignoring V value. Feature extraction not only at flower region but also at labellum. Feature selection using manual and automatic method with Weka tool to get the best feature combination. Identification method using Fuzzy k-NN, PNN, and SVM. The result show that the effective feature is CCD, HSV color and Moment invariant. Using feature extraction at labellum can increase the accuracy value of orchid species identification. The best identification value is 88% using all the feature and Fuzzy k-NN method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T31335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Irawati Febriana
"
ABSTRAK
Manusia adalah bagian dari alam. Oleh karena itu, wajar kalau manusia memiliki perasaan dekat dan cinta dengan alam. Perasaan dekat dan cinta ini diwujudkan dalam berbagai bentuk perbuatan atau kegiatan dan salah satu bentuknya adalah seni. Melalui seni manusia menuangkan berbagai pengalaman hidup yang pernah ia peroleh, melalui pemanfaatan berbagai elemen yang menurutnya paling menarik yang dapat dijumpainya di alam. Salah salunya adalah bunga. Kecintaan manusia terhadap bunga dapat ditemui di belahan dunia manapun. Bunga sering dibawa oleh manusia dalam berbagai kesempatan untuk mewakili perasaan manusia ketika ia membawa bunga bersamanya Demikian pula di Jepang. Jepang memilih alam yang indah dan cuaca yang lembut dengan empat musim yang secara berkala datang bergantian, yang memungkinkan tumbuhan berbunga tumbuh dengan subur. Di Jepang, berkembanglah semi merangkai bunga Ikebana. Secara harafiah arti ikebana adalah bunga hidup dan memang bunga yang dipergunakan dalam rangkaian bunga Ikebana adalah bunga hidup. Perkembaggan seni merangkai bunga Ikebana ini berawal dari persembahan dalam kegiatan ritus keagamaan orang Jepang pada jaman dahulu. Dalam persembahan itu, orang Jepang percaya bahwa dewa akan turun dari langit ke bumi melalui pohon yang tinggi besar dan senantiasa hijau sepanjang tahun. Pohon tersebut berfungsi sebagai yorishiro atau tempat bersemayamnya para dewa selama mereka berada di bumi. Berdasarkan pandangan seperti ini, maka di Jepang kebanyakan yashiro atau Jinja dibaugun di tempat yang tinggi dan banyak terdapat pohon cemara.
Bunga itu sendiri dianggap mempunyai kekuatan misterius yang dapat memberikan daya untuk hidup. Dalam Nihon Shoki, bunga juga dipergunakan dalam upacara pemujaan terhadap Dewi Izanami Mikoto.
Perkembangan selanjutnya, seiring masuknya agama Budha ke Jepang sekitar abad ke-6, bunga juga digunakan dalam persembahan bunga untuk Budha ynag disebut kuge. Kuge terdiri atas sange, nenge dan keman. Akan tetapi lama-kelamaan, bunga tidak hanya dipersembahkan untuk dewa atau Budha saja. Bunga mulai dipersembahkan di hadapan patung-patung yang merupakan simbol orang yang sudah meninggal.
Kehadiran bunga dalam kehidupan masyarakat Jepang semakin luas dimana kemudian tumbuh perhatian yang istimewa dari para bangsawan terhadap tumbuhan bunga. Dalam keterangan yang terdapat pada Makura no Soshi, mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tumbuhan bunga.
Di jaman Muromachi rangkaian bunga yang disebut tatehana mulai menghiasi zasshiki atau ruang duduk yang terdapat di rumah-rumah para bangsawan. Kemudian pada jaman Edo, rangkaian bunga gaya rikka mulai populer dan menjadi julukan untuk gaya ikebana pada masa itu Kemudian bunga juga mulai hadir di dalam ruangan untuk upacara minum teh dan bunga untuk keperluan ini disebut chabana atau ohana. Di akhir jaman Edo berkembang pola tenchijinsansaikaku yang sebenarnya merupakan pemikiran tentang alam yang terdiri atas ten (langit), chi (bumi) dan jin (manusia). Selanjutnya muncullah berbagai istilah untuk ikebana sesuai gaya yang berkembang pada jamannya.
Meskipun aliran dalam ikebana terus berkembang dalam jumlah yang sangat banyak, sebenarnya yang dapat dipelajari manusia dari bunga adalah hal yang berkaitan dengan hidup. Bunga yang indah itu tidak selamanya akan demikian, karena pada saatnya ia akan layu dan mati, kemudian digantikan oleh kuncup-kuncup yang baru. Demikian pula dengan manusia yang mengalami lahir, hidup dan mati. Pola dasar dalam ikebana yaitu tenchijin melambangkan keharmonisan manusia dengan alam dan keselarasan hubungan antar manusia.
Dalam segala segi kehidupan, orang Jepang hampir tidak bisa lepas dari bunga dan ada sudah sejak lama karena pengaruh alam negeri Jepang yang indah serta pengaruh kuat dari kepercayaan asli orang Jepang yaitu Shinto, yang mengutamakan pemujaan terhadap keagungan alam dan turut membentuk karakteristik orang Jepang dalam memahami alam.
"
1998
S13713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia Putri Hutami
"Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki senyawa penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella, yaitu antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Antosianin membentuk warna merah yang menarik yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Senyawa ini diformulasikan pada lipstik dan sediaan oles bibir sebagai pewarna dan antioksidan alami. Sediaan ini menggunakan kelopak bunga rosella yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Di sisi lain, digunakan juga serbuk ekstrak sebagai acuan. Ekstrak kelopak bunga rosella tidak dapat memberikan warna pada formulasi lipstik, namun dapat memberikan warna pada sediaan oles bibir. Sediaan oles bibir menggunakan ekstrak kental (F3) dan sediaan oles bibir menggunakan serbuk ekstrak (F4) tidak menyebabkan iritasi pada uji iritasi terhadap 10 responden.
Berdasarkan uji kesukaan terhadap 30 responden, tidak terdapat perbedaan homogenitas, aroma, dan daya oles, namun terdapat perbedaan intesitas warna antara sediaan F3 dan sediaan F4 dengan warna yang dihasilkan oleh sediaan F4 lebih kuat dan lebih disukai dibandingkan sediaan F3. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) diperoleh IC50 sebesar 130,11 ± 2,08 μg/ml, sehingga ekstrak kelopak bunga rosella dapat digunakan juga sebagai antioksidan.

Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) has an essential compound in the roselle calyx, it is anthocyanin that can be used as an antioxidants. The anthocyanin formed an interesting red color that can be used as natural dyes. These compounds were formulated into lipstick and lip cream which applied using a lip brush as natural dyes and antioxidants. It used roselle calyx has been macerated using 96% ethanol and evaporated until it becomes a viscous extract. On the other hand, it also used a powder extract as a reference. Roselle calyx extract couldn't maintain the color of lipstick, but it could maintain the color of lip cream. Lip cream using viscous extract (F3) and lip cream using powder extract (F4) do not caused an irritation by the irritation test of 10 respondents.
Based on the hedonic test of 30 respondents, there are no differences in homogeneity, odor and spreadability, but there is a difference in color intensity between formula F3 and formula F4 with the color of formula F4 which is more intense and preferred than formula F3. The antioxidant activity of roselle calyx extract by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method gave an IC50 of 130.11 ± 2.08 μg/ml, that means it also can be used as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sianipar, Folo Daniel
"Ekstrak areca flower telah diteliti sebagai inhibitor korosi pada baja API 5L Gr. B pada lingkungan 1 M HCl dengan menggunakan pengujian Linear Polarisasi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS. Penambahan konsentrasi inhibitor 4 ml, 8 ml, 12 ml, 16 ml, dan 20 ml dapat meningkatkan efisiensi inhibitor. Efisiensi inhibitor optimum terjadi pada saat penambahan konsentrasi inhibitor 20 ml sebesar 96.6 pada pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS. Senyawa polifenol dan flavonoid yang terkandung dalam areca flower dapat menginhibisi korosi secara adsorpsi fisika yang membentuk lapisan monolayer yang dapat menghambat terjadinya korosi. Adsorpsi terjadi secara spontan sesuai dengan adsorpsi isotermal Langmuir. Sesuai hasil pengujian polarisasi menunjukkan ekstrak areca flower memiliki tipe inhibisi campuran mixed-type . Nilai energi bebas adsorpsi -7.026 kJ/mol menunjukkan bahwa adsorpsi molekul inhibitor adalah adsorpsi fisika.

Areca flower has been investigated as green corrosion inhibitor on API 5L Gr B in solution 1 M HCl acidic using Linear polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS . Addition of 4 ml, 8 ml, 12 ml, 16 ml, and 20 ml inhibitor corrosion increase efficiency of the inhibitor. Optimum inhibition efficiency occurs at addition at concentration 20 ml is 96.6 on Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS testing. Polyphenolic and flavanoid compounds contained in the areca flower inhibit corrosion by physical adsorption, to form a monolayer which can inhibit corrosion. Adsorption occurs spontaneously in accordance with Langmuir isothermal adsorption. The polarization showed that the areca flower extract acts through mixed ndash type inhibition. The value of the free energy 7.026 kJ mol of adsorption indicated that the adsorption of inhibitor molecules was typical of physical adsorption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekartawi
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1995
635.9 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>