Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The ability of chromolaena odorata to accumulate and server as biomarker to lead and cadmium metals pollution load had been revealeted by this study"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zulfa Fauzia
"ABSTRAK
Di Indonesia, tanah gambut menutupi daerah yang cukup luas di daerah-daerah Irian. Kalimantan dan Sumatera. Dengan semakin berkembangnya kota-kota di Indonesia, termasuk di daerah Kalimantan maka pemerintah merencanakan untuk membangun jalan penghubung antara kota-kota di kalimantan tersebut.
Pada tugas akhir ini penulis menggunakan contoh tanah gambut di daerah Kalimantan Tengah tepatnya di tepi ruas jalan Palangkaraya - Kuala Kapuas Km 3.5, Desa Bereng Bengkel. Hal ini dihubungkan dengan Proyek Peningkatan Jalan Bereng Bengkel - km 35.
Hal yang sangat penting diperhatikan dari suatu kegiatan kontruksi, baik itu bangunan maupun jalan adalah kondisi dari tanah tempat bangunan tersebut berada. yaitu bagaimana kekuatan tanah pada lokasi tersebut. Sebagai bagian dari jenis tanah yang ada di alam semesta ini, tanah gambut tidak dapat dilepaskan dari sifat-sifat ilmu mekanik tanah. Dalam hal ini karena sifat tanah gambut yang memiliki kadar air yang tinggi, memiliki daya susut yang besar dan kompresibilitas yang tinggi menyebabkan daya dukung tanah gambut ini rendah. Untuk memperbaiki daya dukung yang rendah itu, maka dapat dilakukan perbaikan kondisi tanah gambut tersebut. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan metode pemadatan tanah dan metode stabilisasi.
Stabilisasi dapat dilakukan dengan mencampur tanah gambut dengan stabilisatornya. Dalam hal ini dicobakan sebagai stabilisatornya adalah peat solid. Pencampuran stabilisator ini diharapkan dapat menaikkan daya dukung dari tanah gambut, sehingga dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar untuk bangunan-bangunan teknik sipil.
Dalam rekayasa geoteknik, konsolidasi merupakan salah satu aspek terpenting selain tegangan dan daya rembes, terutama jika media tanahnya merupakan tanah yang lunak seperti gambut.
Konsolidasi merupakan proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh sempuma dengan permeabilitas rendah akibat terdisipasinya air pori yang merupakan fungsi dari koefisien permeabiliti, beban dan waktu. Tekanan air pori tersebut secara bertahap akan naik sesuai dengan kenaikan tegangan total yang ada dan kemudian air pori tersebut akan terdisipasi sampai mendekati nol yang disertai dengan bertambahnya tegangan efektif. Konsolidasi pada gambut sangat kompleks dan lama, karena gambut memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.
Dalam penelitian ini, akan di analisa pengaruh stabilisasi dengan menggunakan peat solid pada perilaku konsolidasi tanah gambut yang diselidiki dengan serangkaian uji konsolidasi menggunakan alat Rowe Cell.
Analisa yang digunakan untuk pengujian ini merupakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa yaitu parameter pemampatan primer, pemampatan sekunder, dan faktor kecepatan pemampatan sekunder. Dilakukan pula analisa terhadap kompresibilitas dan prilaku pemampatannya.

"
2001
S35513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Rachmat
"Infiltrasi merupakan fenomena aliran air dari atas tanah ke bawah permukaan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis laju infiltrasi pada empat jenis tutupan lahan, yaitu di Sawah (SW), Pemukiman (PM), Pertanian Lahan Kering (PLK), dan Pertanian Lahan Kering Campur (PLKC), di daerah Rancamulya, Bandung. Dengan menggunakan double ring infiltrometer dan metode Horton, diperoleh hasil klasifikasi laju infiltrasi yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu sedang, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Stasiun PM-1 memiliki nilai laju infiltrasi konstan terbesar dengan nilai 600 mm/jam, sedangkan SW-2 memiliki nilai terkecil yaitu 48 mm/jam. Perbedaan yang signifikan ini dipengaruhi oleh perbedaan nilai kadar air PM-1 yang hanya 21,2%, sedangkan pada SW-2 sebesar 71,4%. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan metode regresi sederhana untuk melihat pengaruh sifat fisika tanah terhadap laju infiltrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa urutan sifat fisika tanah yang paling berpengaruh berdasarkan nilai koefisien korelasi adalah kadar air (0,996), ruang pori total (0,737), dan bobot isi (0,679). Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap peta klasifikasi laju infiltrasi berdasarkan jenis tutupan lahan. Kesimpulan yang diperoleh adalah variasi laju infiltrasi dapat terjadi bahkan pada satu jenis tutupan lahan yang sama, seperti pada jenis tutupan lahan pemukiman.

Infiltration is the phenomenon of water flow from above the ground to below the surface. This study aimed to analyze the infiltration rate in four types of land use: Rice Field, Residential Area, Dry and Mixed Land of Agriculture, in the Rancamulya area, Bandung. The infiltration rates were collected by using a double ring infiltrometer and the Horton method, and it was classified into four groups: moderate, moderately rapid, rapid, and very rapid. PM-1 has the largest constant infiltration rate with a value of 600 mm/hour, while SW-2 has the smallest value of 48 mm/hour. This significant difference is influenced by the difference in the water content of PM-1 which is only 21.2%, while in SW-2 is 71.4%. The next test was carried out using a simple regression method, and the results show that the order of the most influential soil physical properties towards infiltration rate based on the coefficient of correlation is water content (0.996), total pore space (0.737), and bulk density (0.679). Based on the map, it can be concluded that variations in infiltration rates can occur even in the same type of land use, such as residential land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Erosivity is the potential ability of rainfall to cause erosion. For the planning of erosion control and soil conservation this erosivity needs to be quantified. Various indices have been applied for this purpose. The use of these indices are compared for the Citarum River basin in West Java. It is concluded that different indices give different results because some are related to the direct erosive impact of the rainfall, while others to the effect of rainfall on plant development providing a protective soil layer."
GEOUGM 10:40 (1980)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rump, Hans Hermann
New York: Wiley-VCH, 1999
363.728 RUM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Adjie Rivanda
"Erosi merupakan salah satu proses geomorfologi yang berperan dalam perkembangan bentuklahan. Peristiwa erosi dikendalikan oleh kekuatan eksogen melalui agen geomorfologi. Laju erosi tanah pada setiap ekosistem berbeda-beda tergantung seberapa kuat faktor erosi mempengaruhi kondisi tanah. Laju erosi akan sangat berbahaya jika erosi terjadi pada erosi yang besar dan pada daerah yang luas. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya aktivitas manusia dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui laju erosi tanah dan variabel-variabelnya agar dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan pembangunan dan agar tidak merugikan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan luasan erosi tanah yang terjadi di DA Ci Lutung dan seberapa besar erosinya serta untuk mengetahui seberapa efektif konservasi tanah terhadap erosi yang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) sebagai persamaan untuk menentukan besarnya erosi dan sebaran erosi di DA Ci Lutung.

Erosion is one of the geomorphological processes that play a role in the development of landforms. Erosion events are controlled by exogenous forces through geomorphological agents. The rate of soil erosion in each ecosystem varies depending on how strongly erosion factors affect soil conditions. The rate of erosion will be very dangerous if erosion occurs in large erosion and over large areas. This will result in disruption of human activities and harm the community. Therefore, it is important to know the rate of soil erosion and its variables so that it can be used in carrying out development and so as not to harm the community. The purpose of this study was to map the extent of soil erosion that occurred in the Ci Lutung DA and the extent of the erosion and to find out how effective soil conservation was against erosion that occurred. In this study, the RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) method was used as an equation to determine the magnitude of erosion and the distribution of erosion in the Ci Lutung DA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Supriyatin
"Makin meningkatnya juinlah penduduk serta kebutuhnnnya menyebabkan kebutuhan akan
tempat atau tanah yang tersedia adalah relatif tetap, sehingga tanah sebagai ruang kegiatan
manusia tersebut path saat mi telah atau sedang mengalaini tekanan-tekanan kerusakan
ataupun pencemaran karena sektor usaha, kepadatan penduduk serta angkatan keija telah
menjadi suatu problema. Sehubungan dengan itu, di Indonesia pada sant mi telah dijumpai
perkembangan penggunann tanah yang berbeda-beda tingicatannya. Ada layah-1ayah
yang penggrn5%n tanahnya sudah melampaui batas-batas kemampuannya (over used), ada
1ayah-1ayah yang belum berkembang. Di daerah yang penggunaan tanahnya sudah
melampaui batas banyak dijumpai kerusakan-kerusakan tanab, baikitu dijumpai di daerah
pegunungan yang berlereng teijal maupun di tepi pantai.
Dari uraian tersebut di atas penulis ingin mengetahui apakah ada kaitan antara perubahan
penggunaan tanah dengan timbulnya kerusakan tanah. Masalah yang diajukan ada dua, yaitu
1. Bagaimana penibahan penggunaan tanah dan tahapan perkembangan penggunnan tanah
di Kabupaten Gunungkidul ? 2.Apakah ada kaitan antara penibahan penggunaan tanah
dengan timbulnya kenisakan tanah, serta dimana persebarannya?
Daii data berupa angka dan peta (tahun 1984 dan 1994) yang dikumpulkan dari berbagai
instansi pemenintah dan basil study literatur serta pengamatan lapang, kemudian diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel dan peta, serta dianalisis dengan analisis ikonik dengan teknik
super imposed, diperoleh basil sebagai benikut: 1.Perubaban penggunaan tanah terbesar
path jenis penggunaan tanah perkampungan. 2.Tahapan penggunaan tanah. yang telah
dicapai adalah path tahap skema I, artinya penggunaan tanah path wilayah penelitian telah
melampaui batas kemampuannya (over used), akibatnya banyak dijumpai areal tanah rusak.
Path umunmya areal tannh nisak tersebut dijumpai path penggunaan tanah tegalan (sebagian
besar), kebun campuran dan hutan (belukar). 3.Areal tanah rusak sebagian besar merupakan
penggunaan tanah tegalan, sebigian kecil kebun campuran dan hutan (belukar).
4. Persebaran tanah rusak sebagian besar terletak di wilayah dengan ketinggian 100 - 500
meter"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachvika Cindy Gayatri
"Infiltrasi sebagai salah satu proses dari siklus hidrologi yang mempunyai manfaat bagi manusia dan lingkungan. Morfologi Sungai Citarum, Kecamatan Bojongsoang dan sekitarnya telah mengalami perubahan dan alih fungsi lahan terutama di bagian danau oxbow. Alih fungsi lahan tersebut dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air sehingga laju infiltrasi menjadi buruk. Tekstur tanah merupakan salah satu aspek dalam menentukan jenis tanah yang berkembang sehingga dapat mempengaruhi kondisi laju infiltrasi di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju infiltrasi, mengetahui tekstur tanah, dan hubungan laju infiltrasi dan tekstur tanah di daerah penelitian. Laju infiltrasi ditentukan dengan pengukuran di lapangan menggunakan double ring infiltrometer dan perhitungan metode Horton, dan distribusi tekstur tanah diperoleh dari analisa ayakan. Laju infiltrasi terbesar memiliki nilai laju infiltrasi konstan 1200 mm/jam, sedangkan terkecil 30 mm/jam sehingga laju infiltrasi yang ditermukan terkategori sangat cepat, cepat, dan sedang. Daerah penelitian mempunyai tekstur tanah dan jenis tanah yang sama berupa pasir bergradasi buruk dan gleisol. Hubungan laju infiltrasi dan tekstur tanah didapatkan melalui uji korelasi regresi, dan hasil kedua aspek divisualisasikan melalui peta peringkat laju infiltrasi terhadap jenis tanah.

Infiltration as a hydrological cycle process that has benefits for humans and the environment. The morphology of the Citarum River, Bojongsoang District and its surroundings has undergone changes and changes in land use, especially in the oxbow lake section. Land conversion can reduce the ability of the soil to absorb water so that the infiltration rate becomes poor. Soil texture is one aspect in determining the type of soil that develops so that it can affect the condition of the infiltration rate in an area. This study aims to determine the rate of infiltration, determine soil texture, and the relationship between infiltration rate and soil texture in the study area. The infiltration rate was determined by field measurements using a double ring infiltrometer and Horton's method calculations, as well as the distribution of soil texture obtained from sieve analysis. The largest infiltration rate has a constant infiltration rate of 1200 mm/hour, while the smallest is 30 mm/hour so that the infiltration rates found are classified as very fast, fast, and moderate. The research area has the same texture and soil type in the form of poorly graded sand and gleisols. The relationship between infiltration rate and soil texture was obtained through a regression correlation test, and the results of these two aspects were visualized through a ranking map of the infiltration rate of soil types."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>