Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Wibisono
Bandung: Informatika, 2008
621.384 GUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Keluarga Mahasiswa Teknik Industri ITB, 1975
621.381 KON (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dzakwan Widyo Pangestu
"Teknologi komunikasi terus berkembang dari generasi ke generasi. Meskipun saat ini teknologi 5G masih dalam pengembangan, para peneliti telah memulai penelitian terhadap teknologi 6G yang diharapkan akan menghadirkan inovasi baru di luar kemampuan 5G. Pengembangan 6G fokus pada aplikasi komunikasi dan teknologi tambahan seperti artificial intelligent (AI), komunikasi terahertz (THz), teknologi optik nirkabel, jaringan optik ruang bebas, teknologi Massive MIMO, blockchain, analisis big data, dan lain-lain. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas layanan (QoS) pengguna dengan kecepatan data hingga 1 Tbps, latensi di bawah 1 ms, reliabilitas yang lebih tinggi, biaya, dan konsumsi energi yang lebih efisien, cakupan yang lebih luas, dan konektivitas yang semakin masif. Pada pengembangan 6G, terdapat potensi penggunaan pita frekuensi THz (antara 100 GHz hingga 10 THz) yang memiliki karakteristik unik dalam propagasi gelombang radio. Analisis bibliometrik dilakukan untuk menjawab gap penelitian pada aplikasi spektrum THz. Selanjutnya penelitian dilakukan dengan mengeksplorasi cakupan dan kapasitas frekuensi THz.
Penelitian mengenai spektrum THz telah dimulai sejak tahun 1996 dengan area penelitian paling besar pada bidang engineering. Penelitian paling banyak dilakukan pada pemanfaatan spektrum THz dengan mengekploitasi kapasitas dan resolusi tinggi yang dimiliki oleh spektrum THz, sedangkan eksplotasi pada karakteristik cakupan spektrum THz masih sedikit. Cakupan propagasi spektrum THz kurang dari 10-meter, tetapi memiliki kapasitas yang luas (hingga 600 Gbps). Berdasarkan karakteristik tersebut, perancangan penggunaan spektrum THz pada teknologi seluler 6G dilakukan dengan skema integrasi dengan hologram komunikasi dan seluler pada pengguna yang banyak. Spektrum THz dapat mendukung kebutuhan teknologi komunikasi hologram dalam menajamin kecepatan bit diatas 10 Gbps bergantung pada nilai SINR. Pada kondisi banyak pengguna dalam suatu event di hall dengan ukutan 90 x 52 12 m, penggunaan cell dengan spektrum THz menjajikan keceptan 3-10 Mbps dengan pengguna diatas 1000.
Penelitian mengenai spektrum THz masih berada pada tahap permulaan dalam perkembangan inovasi teknologi. Karakteristik spektrum THz yang memiliki cakupan dibawah 10-meter dengan kapasitas besar dapat mendukung skema implementasi teknologi seluler 6G dengan baik pada kolaborasi dengan teknologi komunikasi hologram yang membutuhkan throughput yang besar pang pengoperasiannya dan juga pada kondisi crowd dengan lebih dari 1000 pengguna secara bersamaan.

Communication technology continues to evolve from generation to generation. Although 5G technology is currently under development, researchers have already started exploring 6G technology, which is expected to bring new innovations beyond the capabilities of 5G. The development of 6G focuses on communication applications and additional technologies such as artificial intelligence (AI), terahertz (THz) communication, wireless optical technology, free-space optical networks, Massive MIMO technology, blockchain, big data analytics, and more. The main objective is to enhance user quality of service (QoS) with data speeds up to 1 Tbps, latency below 1 ms, higher reliability, cost and energy efficiency, broader coverage, and massive connectivity. In the development of 6G, there is the potential use of THz frequency bands (between 100 GHz and 10 THz) that have unique characteristics in radio wave propagation. Bibliometric analysis is conducted to address research gaps in THz spectrum applications. Subsequently, research is conducted to explore the coverage and capacity of the THz frequency.
Research on the THz spectrum has been ongoing since 1996, with the largest research area in the field of engineering. Most research has focused on utilizing the high capacity and resolution of the THz spectrum, while exploitation of THz spectrum coverage characteristics is still limited. The propagation range of the THz spectrum is less than 10 meters but has a wide capacity (up to 600 Gbps). Based on these characteristics, the design of THz spectrum utilization in 6G cellular technology is carried out through integration schemes with holographic communication and cellular technology for a large number of users. The THz spectrum can support the communication technology requirements of holographic communication, ensuring a bit rate above 10 Gbps depending on the signal-to-interference-plus-noise ratio (SINR). In crowded conditions, such as an event hall measuring 90 x 52 x 12 meters, the use of THz spectrum in cells promises speeds of 3-10 Mbps with over 1000 users.
Research on the THz spectrum is still in its early stages of technological innovation development. The characteristics of the THz spectrum, with its coverage below 10 meters and large capacity, can effectively support the implementation of 6G cellular technology, particularly in collaboration with holographic communication technology, which requires high throughput and operation in crowded conditions with over 1000 users simultaneously.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alaind Fadrian
"ABSTRAK

Adopsi teknologi Generasi Keempat (4G) mendorong perubahan perilaku subcriber pada pasar Indonesia. Teknologi ini diyakini telah mempermudah subcriber untuk akses data ke media sosial elektronik, layanan pesan daring,  layanan transportasi online, dan e-commerce. Di sisi lain keberadaan layanan Over-The-Top (OTT) yang memungkinkan pelanggan  untuk melakukan panggilan voice over IP, video call, dan chatting telah menggantikan teknologi Generasi Kedua (2G) yang selama ini menjadi ladang penghasilan operator di Indonesia. Teknologi  layanan pesan daring yang marak digunakan pada era 4G dinilai telah menyebabkan penurunan trafik layanan 2G, yaitu layanan suara berbasis Circuit Switch (CS) dan Short Message Services (SMS). Penelitian ini bertujuan  untuk menganalisis  keberlangsungan teknologi 2G pada jaringan seluler  PT Indosat Tbk. Dari sisi ekonomi, pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap market share dan market growth dari ketiga teknologi seluler (2G, 3G, dan 4G) yang saat ini digelar PT Indosat Tbk berdasarkan revenue dan distribusi trafik dengan menggunakan Matriks Boston Cunsulting Group (BCG). Hal ini bertujuan untuk pengambilan keputusan teknologi mana yang harus dipertahankan dan teknologi mana yang harus diterminasi karena sudah tidak menghasilkan growth. Dari sisi teknis,  pada penelitian ini dilakukan pengamatan dan peramalan trafik voice dan data dari ketiga teknologi tersebut. Peramalan trafik bertujuan untuk mendapatkan periode yang tepat untuk melakukan terminasi layanan 2G. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 4G berada pada kuadran II, 3G berada pada kuadran III dan 2G berada pada kuadran IV dari Matriks BCG.  Hasil ini mengimplikasikan bahwa 2G telah berada pada fase decline dari siklus hidup teknologi, sehingga perlu dilakukan divestasi atau switch off pada teknologi ini. Hasil dari peramalan trafik voice  juga menunjukan bahwa teknologi 2G sudah layak diterminasi dan diprediksi penurunan trafik 93% pada pertengahan 2019. Sementara   trafik data 4G diprediksi akan terus mengalami kenaikan. 


ABSTRACT


The adoption of The Fourth Generation 4G technology is driving changes in customer behavior in the Indonesian market. This technology is believed to have become an enabler technology for data access to social media, layanan pesan daring, online transportation services and e-commerce. On the other hand, the existence of the Over-The-Top (OTT) service that allows users to make Voice over IP calls, video calls and chat has replaced the 2G technology which has been the operator's main income in Indonesia. Messenger technology that is widely used in the 4G era is considered to have replaced conventional call (Circuit Switch) and Short Message Services (SMS) services. This study aims to analyze the sustainability of The Second Generation (2G) technology on the cellular network of PT Indosat Tbk. From an economic standpoint,  this study an observe the market share and market growth of the three cellular technologies currently held by PT Indosat Tbk is based on revenue and trafik distribution using the Matriks BCG. This is aimed at making technological decisions which must be maintained and which technology must be terminated because it has not showing any growth. From a technical point of view, in this study we observed and forecasted voice and data trafik from 2G, 3G and 4G technologies. This aims to get the right period to terminate 2G services. The results of this study indicate that 4G is in quadrant II, 3G is in quadrant III and 2G is in quadrant IV of Boston Consulting Group (BCG) Matrix. This result implies that 2G has been in the decline phase of the technology lifecycle, so it is necessary to divest or switch off this technology. The results of voice traffic forecasting show that 2G traffic voice will degraded about 93% in mid 2019. While 4G data traffic is predicted to continue to rise.

"
Lengkap +
2018
T51706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Sudibyo S.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu perangkat radio CDMA yang dirakit dalam bentuk sebuah atau 1 buah prosesor DSP. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ketergantungan komponen impor terutama komponen Custom chip nya . dengan menggunakan prosesor DSP, seluruh proses dilakukan oleh perangkat lunak yang tersimpan dalam EPROM dari prosesor DSP tersebut.
Rangkaian CDMA terdiri dari : Unit Pembangkit COMA, (yang terdiri dari rengkaian PN Generator, dan rangkaian Modulator QPSK) dan unit Penditeksian CDMA , yang terdiri dan rangkaian PN Generator dan rangkaian Demodulator QPSK. Perangkat tersebut dapat digunakan untuk pemakaian pada sistim komunikasi satelit, radio link (terestrial) dan bergerak.
Permasalah yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian adalah bagaimana agar seluruh rangkaian CDMA dapat diproses oleh sebuah prosesor DSP. Untuk itu dalam penelitian ini perlu dicari teknik atau algoritma yang paling singkat. Ada 2 metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan table lookup, Persamaan matematis Input Output dimana dicari persamaan hubungan antara output dengan input, metode statistik dan metode dengan menggunakan teknik kecerdasan buatan. Pada penelitian saat ini barudilakukan metode table look up dan matematis input output.
Penelitian dilakukan 2 tahap yaitu : rancang bangun dengan menggunakan simulator, dan rancang bangun dengan mengggunakan emulator. Seluruh kegiatan dilakukan dengan menggunakan perangkat TMS 320C54x. Pembuatan prototype dengan menggunakan prosesor DSP hanya dapat dilakukan di pabrik karena memerlukan peralatan khusus dalam penyoldiran kaki-kaki Chip TMS."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Benny A. Pribadi
Depok: Rajawali Pers, 2023
371.33 BEN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Setio Laksono
"Fren merupakan produk kartu seluler yang dikeluarkan oleh pendatang baru dalam bisnis seluler yaitu PT Mobile-8 Telecom dengan memanfaatkan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000-1x dan 2000-1x EV DO untuk layanan data yang memiliki peluang bisnis yang cukup besar karena diramalkan oleh banyak pihak akan menggantikan teknologi GSM yang sampai saat ini masih merajai bisnis seluler di Indonesia.
Tulisan ini membahas mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak Mobile-8 dengan memperhatikan aspek-aspek internal maupun ekstemal yang melingkupi kebilakan pemasaran kartu seluler Fren yang baru berusia beberapa bulan ini. Sedangkan analisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu matrik internal dan ekstemal, metode analisa SWOT, matrik Grand Strategy, hasil survey untuk mengetahui consumen behaviour serta analisa persaingan industri, dari dari hasil analisa tersebut diperoleh altematif strategi yang di analisa dengan menggunakan matrik QSPM.
Dibandingkan dengan salah satu produk pesaingnya Flexi yang dikeluarkan oleh PT Telkom, produk Fren kalah unggul dengan selisih skor tipis 0,06. Namun demikian Mobile-8 berada pada kuadran I dengan strategi S-O atau strategi agresif yaitu memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan.Berdasarkan hasil analisa diperoleh strategi pemasaran yang diusulkan yaitu memprioritaskan strategi penetrasi pasar yang berdasarkan metode bauran pemasaran kemudian diikuti dengan strategi pengembangan pasar dan peningkatan brand image korporat.

The Fren is a cellular card product which is launched by a new entrant in celluler business PT Mobile-8 Telecom. Fren is using CDMA (Code Division Multiple Access) 2000-1x and 2000-1x EV DO technologies for data service, which have a big business opportunity in the future because they could replace the domination of GSM technology in Indonesia.
This thesis discussed about marketing strategy of PT Mobile-8, concerning its internal and external aspects which is influencing the marketing strategy of Fren. There are several tools will be used in this research , internal and external matrix, SWOT analysis, Grand Strategy matrix , result of consumen behaviour survey also the competitive analysis methods and finally we can get alternative strategy which analysed by using QSPM matrik.
Compare with Flexi ( one of the competitor product which launched by PT Telkom) , The Flexi is leading with difference only 0,06 total score . However Mobile-8 is in the first quarter based on grand strategy matrix and this is a good sign. With the strategy 5-O also called aggressive strategy, it means it gets the opportunity by using the company strength. According to the above analysis we can suggest alternative strategy that is making priority of market penetration strategy followed by market development strategy and improve brand image corporate. By doing these strategies , Mobile-8 can be a leader in cellular service in the following years.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan radiasi gelombang telepon seluler terhadap memori dengan mengukur ketebalan lapisan CAI lamina pyramidalis hipokampus. Penelitian eksperimental ini menggunakan hewan uji mencit (Mus muculus) jantan galur Balb-C-20 ekor, umur 3 bulan, berat badan 30 gram. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok K (kontrol), PI (terpajan gelombang telepon seluler jenis GSM monophonic), P2 (terpajan gelombang telepon seluler jenis GSM polyphonic), dan P3 (terpajan gelombang telepon seluler jenis CDMA). Kelompok perlakuan diberi pajanan gelombang telepon seluler dengan meletakkannya di dekat telepon seluler yang sedang aktif menelepon selama 120 menit perhari selama 30 hari. Pada hari ke-31 hewan uji dibedah, diambil otaknya kemudian dibuat preparat histologi. Pengamatan dilakukan dengan mengukur ketebalan CAI lamina pyramidalis hipokampus. Data dianalisis dengan metode Anova 1 jalan dilanjutkan pyramidilis mencit yang diberi perlakuan lebih besar bila dibandingkan kelompok kontrol.Dalam perhitungan statistik nilai signifikasi 0,000 (p<0.05). Hal ini menujukkan bahwa antara kelompok perlakuan radiasi gelombang telepon seluler dan kelompok kontrol berbeda secara bermakna, khususnya pada kelompok P3. Ini sekaligus membuktikan bahwa radiasi elekromagnetik mempunyai efek meningkatkan memori. "
Lengkap +
610 MUM 10:2(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Shatila
"ABSTRAK
Presentase pendapatan atas penyediaan layanan konektivitas oleh operator seluler masih memiliki kontribusi revenue yang kecil dari total revenue opportunity dalam Internet of Things (IoT) value chain. Sementara munculnya teknologi berbasis IoT pada umumnya menandai evolusi teknologi di sektor telekomunikasi yang memungkinkan gelombang baru layanan yang memberikan peningkatan value di berbagai sektor yang mendorong perekonomian. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, operator perlu melakukan revitalisasi model bisnis sebagai upaya untuk bertahan dalam ekosistem IoT. Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh kondisi eksisting model bisnis IoT oleh operator seluler dan mengetahui strategi inovasi model bisnis penyediaan IoT oleh operator seluler di Indonesia kedepan dengan mengadopsi metode berfikir soft system yang membandingkan kondisi eksisting dengan kondisi yang diharapkan kedepan untuk dapat mengambil langkah perbaikan menuju kondisi kedepan. Adapun model bisnis yang akan digunakan adalah dengan menggunakan model bisnis St. Gallen Magic Triangle sebagai tools untuk melakukan analis komponen model bisnis dalam pengembangan bisnis IoT. Data diperoleh dari berbagai sumber literatur beserta hasil wawancara dari beberapa operator seluler di Indonesia atas implementasi IoT. Secara umum model bisnis IoT yang diimplementasikan oleh operator seluler telah mengarah kepada penyedia platform sebagai langkah awal untuk mengembangkan ekosistem IoT secara bertahap. Dalam menuju ke kondisi ideal untuk dapat menjadi penyedia end-to-end dibutuhkan strategi dalam komponen bisnis model yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya penguatan terhadap pengembangan platform yang saat ini telah dibangun dengan memperkuat pengembangan strategi untuk revenue model yang diinginkan sebagai upaya untuk menerapkan berbegai strategi monetisasi bisnis IoT serta upaya peningkatan value proposition yang ditawarkan kepada pelanggan. Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah operator seluler secara berkala melakukan analisis investasi dari sisi internal ataupun eksternal dalam rangka meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam mengakselerasi peran khususnya dalam bisnis penyediaan IoT serta analisa melakukan technology roadmap dan pengembangan platform dalam menuju terbentuknya ekosistem dengan penyelenggara telekomunikasi sebagai digital hub enabler.

ABSTRACT
The percentage of revenue from the provision of connectivity services by cellular operators still has a small contribution to revenue from the total revenue opportunity in the Internet of Things (IoT) value chain. While the emergence of IoT-based technology in general marks the evolution of technology in the telecommunications sector which allows a new wave of services that provide increased value in various sectors that drive the economy. To be able to take this opportunity, operators need to revitalize the business model as an effort to survive in the IoT ecosystem. This paper aims to obtain the existing conditions of the IoT business model by cellular operators and find out the strategy of providing IoT business model innovation by cellular operators in Indonesia in the future by adopting a soft system thinking method that compares existing conditions with expected conditions in the future to be able to take corrective steps towards future conditions . The business model that will be used is using the St. business model. Gallen Magic Triangle as a tool for analyzing business model components in IoT business development. Data is obtained from various literary sources along with interviews with several cellular operators in Indonesia for IoT implementation. In general, the IoT business model implemented by cellular operators has led to platform providers as a first step to developing the IoT ecosystem in stages. In heading to the ideal condition to be an end-to-end provider, a strategy is needed in the business components of the model used. The results of the study show that there is a need to strengthen the development of the platform that has now been developed by strengthening the development of the strategy for the desired revenue model in an effort to implement various IoT business monetization strategies and efforts to increase the value proposition offered to customers. Recommendations that can be conveyed are cellular operators that regularly carry out internal or external investment analysis in order to improve the company's capability to accelerate its special role in the IoT supply business and analyze technology roadmaps and platform development towards the establishment of ecosystems with telecommunications operators as digital hub enablers."
Lengkap +
2019
T54201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ediana Soehardjo
"Telepon selular berbasis digital GSM (Global System for Mobile communications), disebut sebagai telepon selular digital generasi kedua yaitu teknoiogi dengan kapasitas, kecepatan dan kemampuan teknologi generasi kedua dari GSM phase 1 / GSM 900 , saat ini telah sampai ke GSM phase 2/ GSM 1800 dan phase 2+ / GPRS dan EDGE . Indonesia merupakan pasar industri selular yang sangat menjanjikan, jika diperhitungkan penduduk Indonesia yang mencapai 210 juta orang , pelanggan selular baru 21 juta tentu merupakan prospek pangsa pasar yang sangat menggiurkan. Pertumbuhan peianggan seiring kompetisi pasar dan tuntutan pelanggan atas Iayanan sesuai dengan kebutuhan mereka , telah menyebabkan operator seluler menetapkan strategi pemasaran berdasar pada segmentasi , dengan dua katagori RETAIL dan KORPORASI.
Untuk segmen korporasi potensial pasar yang bisa digarap adalah minimum 1.254.000 orang pada tahun 2005, namun saat ini penetrasinya masih rendah, belum mencapai 20 % , dan segmen ini tidak nampak menonjol. Hal ini diduga karena bentuk komunikasi pemasarannya menggunakan pendekatan below the line. Bentuk promosi terbatas yang langsung fokus ke pelanggan yang ditargetkan. Penelitian untuk strategi komunikasi pemasaran pelanggan segmen korporasi menggunakan metode penelitian kualitatif, positivistic dengan pendekatan studi kasus pada operator seluler PT. Telkomsel.
Pada tesis ini digambarkan sedikit situasi persaingan antar operator seluler, konsep kebutuhan komunikasi , dan pola perilaku high envolvement decision, serta beberapa konsep pemasaran dan komunikasi pemasaran sebagai landasan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operator yang menjadi market leader bisnis seluler di Indonesia ini, tidak nampak menggunakan agresilitas yang sama antara segmen retail dan korporasi. Hal ini nampak dari banyaknya pengakuan yang melegitimasi branding produk dan layanan telkomsel untuk segmen retail tidak terdapat pada segmen korporasi. Taktik komunikasi pemasaran untuk segmen retail fokus pada taktik above the line, sementara segmen korporasi fokus hanya menggunakan taktik below the line.
Sementara itu untuk pangsa pasar korporasi yang cukup besar, dengan membilang ratio jumlah corporate account staf 1 : 2000 pelanggan dari 46 perusahaan , maka taktik below the line , dengan direct selling dan personal seling tidak akan mencukupi. Pasar korporasi bisa digarap dengan lebih efektif dengan bentuk komunikasi pemasaran yang Iebih baik. Beberapa bentuk komunikasi pemasaran seperti yang disampaikan dalam rekomendasi peneliti adalah menambahkan bentuk komunikasi pemasaran above the line. Bentuk promosi massa , namun tetap fokus ke pelanggan yang ditargetkan. Misal : advetorial, wawancara eksklusif di TV atau bentuk lainnya. Hal ini dianggap perlu dilakukan , karena tindakan tersebut akan bisa mengangkat image corporate Telkomsel secara luas atas tersedianya diversifikasi pelayanan untuk sebuah komitmen kerjasama antar perusahaan -yang besar. Sehingga pada akhirnya akan mempermudah proses akuisisi pelanggan maupun mempertahankan Ioyalitasnya untuk sebuah akselerasi pertumbuhan market share yang signifikan yang diharapkan."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>