Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154044 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Irana Saptarini
"Kecelakaan merupakan masalah yang kerap terjadi pada penambangan emas, khususnya di penambangan emas bawah tanah (underground mining). Adapun beberapa faktor penyebab dari masalah tersebut yaitu faktor manusia, faktor situasional, faktor lingkungan, konstruksi dan peralatan. Kegiatan penambangan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan resiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan.
Sementara itu resiko kegagalan penanganan lingkungan akibat kecelakaan atau miss manajemen dapat menyebabkan kerugian serta memerlukan biaya yang tinggi dalam mitigasinya. Oleh karena itu penerapan Safety Management sangat penting diterapkan agar resiko kecelakaan tersebut dapat diminimalisir sesuai dengan target manajemen yaitu keselamatan dan zero accident. Analisis yang dilakukan adalah untuk mempelajari penerapan Safety Management pada penambangan emas, yaitu melalui pendekatan resiko untuk memenuhi standard ISO 14000 dan OHSAS 18001.
Metode yang digunakan adalah studi kasus pada proses penambangan di Unit Pertambangan Emas Pongkor-Jawa Barat. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu Analisa Tabel Resiko, AHP (Analitycal Hirerarchy Process) dimana akan didapat penyebab dominan dari peristiwa resiko yang tingkatan level resikonya High dan Ekstreme. Dari hasil penyebab yang dominan dilakukan tindakan respon resiko yaitu berupa tindakan preventive dan corrective, setelah itu dibuat rencana pengelolaan Safety Management terhadap resiko tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya resiko paling banyak disebabakan karena faktor manusia. Berdasarkan kajian penerapan Safety Management yang telah dilakukan yang mengacu kepada OHSAS 18001 dan Kepmen Nomor 555.K / 26 / M.PE / 1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, ternyata penerapan Safety Manaagement pada pertambangan emas Pongkor ini belum dilakukan secara efektif, dari hal tersebut didapat rencana pengelolaan Safety Management terhadap resiko kecelakaan.

Accidents are problems that often occur at gold mines, especially underground mining. Several factors contribute to those problems such as human factor, situational factor, environment factor, construction and equipment factor. Mining activities posses direct impact on surrounding environment and society. This plays an important role in reducing risks of company operational process.
Meanwhile risk of bad environment management due to accident or miss management can cause damage and the occurrence mitigation cost. Thus the implementation of Safety Management is very important to be applied so that accident cost can be subdued based on management target safety and zero accident. Analysis is conducted in order to study the implementation of Safety Management on gold mining, through risk to fulfill ISO 14000 and OHSAS 18001 standards approach.
The applied method is study case on mining process on Pongkor Gold Mining Business Unit?West Java. Data is evaluated through Risk Analysis tools such as matrix, AHP (Analytical Hierarchy Process) which a identification process will be conducted to recognize the source of occurred accident and the dominant cause of Safety Management implementation by using risk approach. Out of those identification results, risks which will likely to occur are to be recognized and further responses to those risks.
The outcome of this research is that the most dominant factor in causing risks is human factor. Derived from the review over implementation of Safety Management that has been applied which is based on OHSAS 18001 and Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995 about General Work Safety and Health in Mining, we concluded that the implementation of Safety Management on Pongkor Gold Mine has not been applied effectively, and further Safety Management planning over accident risk can be constructed derived from that fact."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif
"Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Potensi Desa dan peluang implemntasi program corporate social responsibiity PT. Antam, TBK UBPE Ponglor di Desa Malasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. hasil penelitian menunjukkan bahwa implemntasi program CSR PT. Antam TBK UBPE Pongkor sudah banyak di Desa Malasari, namun program yang digulirkan belum sepenuhnya memperlihatkan dampak keberlanjutan terutama untuk peningkatan kesejahtreaan masyarakat, padahal Desa Malasari memiliki potensi sumber daya dan modal sosial yang kuat.

This thesis aims to gain an overview of the Village Potential and opportunities implemntasi PT Corporate Social Responsibility programs. Antam TBK Malasari UBPE Ponglor in the village. This study used qualitative research methods with descriptive study. the results showed that implemntasi CSR program PT. Antam TBK UBPE Pongkor Malasari many in the village, but the programs initiated yet fully show the impact of sustainability primarily to an increase in public Welfare, whereas the village Malasari resource potential and strong social capital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyono
"Unit Bisnis Pertambangan Emas - Pongkor adalah salah satu kegiatan PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang melakukan kegiatan pertambangan bijih emas di Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam upayanya agar menjadi perusahaan yang berwawasan lingkungan, maka perusahaan telah menerapkan manajemen lingkungan standar ISO 14001.
Untuk dapat mempertahankan daya dukung lingkungan, perusahaan tersebut harus menetapkan strategi yang benar. Salah satu hal yang dapat dijadikan acuan dalam menetapkan suatu strategi adalah dengan mengetahui keinginan masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan berkaitan dengan daya dukung lingkungan.
QFD (Quality Function Deployment) digunakan untuk membantu perusahaan dalam menetapkan hal-hal yang dianggap sebagai prioritas untuk memepertahankan daya dukung lingkungan dengan memenuhi keinginan masyarakat. Hal ini sejalan dengan filosofi kegiatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

Pongkor Gold Mining Business Unit is one of the PT Aneka Tambang activity that conducting gold mining activity in Pongkor, Bogor, West Java. In the effort becoming a environmentally company, the corporation has applying environmental management ISO 14001 Standard.
To stabilize environmental carrying capacity, the corporation needs to make a right strategy. One thing that can he guide when make a strategy is knowing people wants around mining activity how with environmental carrying capacity.
QFD (Quality Function Deployment) is use to help the corporation to make things as a priority to stabilize environmental carrying capacity to compliance people wants. This is right things that philosophy of Sustainable Development that integrated environment including resources in the development process to guarantee wealthy and quality live generation right now and the Future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T 4671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lydia Hardiani
"Kegiatan pertambangan umum merupakan kegiatan yang berisiko tinggi bagi lingkungan, mulai dari proses penambangan, pengolahan, sampai pengangkutan.
Pada proses pengoiahan dampak negatif yang timbul dari aktivitas tersebut umumnya mempengaruhi perairan sekitarnya, bahkan sampai ke hilir sungai. Terlebih lagi jika pengolahan tersebut menggunakan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) seperti halnya pengolahan bijih emas yang menggunakan cara sianidasi, maka Iimbah sianida hasil proses pengolahan tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan dan merusak ekosistem perairan jika tidak dikelola dengan baik.
Upaya yang telah dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor untuk mengurangi konsentrasi sianida dalam Iimbah hasil pengolahan adalah membuat tailing dan yang bertujuan untuk mendegradasi sianida secara alamiah dan mengendapken partikel padatan yang terbawa oleh air Iimbah, kemudian pengolahan dilanjutkan di unit perusak sianida (cyanide destruction plant) yang terdiri atas effluent tank dan decent pond.

Mining activity is high risk activities for the environment, at stage; mining, processing to transporting.
The negative impact from the processing activity generally influences water even through down stream especially when the processing uses toxic material such as gold ore processing that uses cyanidation methode.
Waste cyanide by product from the processing is dangerous for the environmental, and damages the biotic ecosystem, unless a good management has to be applied. Waste management anticipation, generally the mining company have prepared waste processing since started operation, such as build tailing dam, installed cyanide destruction plant include decant pond, and so on, such as implemented by PT Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor.
The effort was carried out by PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor for minimizing cyanide consentration in the waste water is build tailing dam that use to degrade cyanide with natural degradation and settling solid particle of the waste water, and direct to the cyanide destruction plant after which consist of effluent tank and decant pond."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T2705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi
"Artikel ini membahas environmental justice pada kawasan pertambangan emas di tambang Pongkor. PETI dianggap sangat merugikan lingkungan serta masyarakat sekitar. PETI sebagai polemik yang besar untuk masyarakat dan penambang itu sendiri karena membahayakan keselamatan serta lingkungan mereka, dimana penggunaan material berbahaya yang tidak mereka ketahui dampaknya, serta kurangnya pengetahuan tentang penambangan. Hasil analisis menunjukan bahwa PETI tambang Pongkor sebagai tindakan (1) melanggar peraturan yang ada dan regulasi lingkungan; (2) telah teridentifikasi dapat membahayakan lingkungan; dan (3) tindakannya asli dilakukan oleh manusia, sehingga hilangnya keadilan lingkungan. Karena pada dasarnya environemntal justice memastikan bahwa lingkungan hidup bebas dari bentuk pengerusakan, persamaan hak yang dimiliki oleh setiap individu untuk memanfaatkan lingkungan, memberikan proteksi terhadap lingkungan dari berbagai ancaman yang ada.

This article is going to examine environmental justice in Pongkor gold mining area using PETI study. PETI is considered disadvantageous for the environment. PETI is also considered as a polemic for both the local communities and the miners, as they have lack of knowledge in environmentally friendly mining techniques. The analysis shows that PETI Pongkor mine as action (1) may violate existing environmental regulations; (2) has identified as environmentally harmful; and (3) the act is done by human, so loss environmental justice. Because basically, environmental justice ensure that environment is free from degradation, have the equality of rights that every individual has to utilize th environment, and give protection from various threats."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Qisthi
"ABSTRAK
Hingga saat ini kasus pencemaran air limbah tailing akibat pertambangan emas rakyat di Pongkor, Jawa Barat masih termasuk dalam kategori yang cukup memprihatinkan. Tingginya kadar merkuri pada air limbah yang melebihi baku mutu lingkungan, membuat kebutuhan pengolahan air limbah tambang emas rakyat menjadi penting untuk dilaksanakan. Pada penelitian ini, metode constructed wetland dengan menggunakan tanaman Phragmites Australis digunakan untuk mengurangi kadar merkuri pada air limbah tersebut. Air limbah yang digunakan pada penelitian terdiri dari limbah asli tambang emas rakyat Pongkor dengan kadar 27 ppb dan limbah buatan dengan kadar 30 ppb, 60 ppb dan 90 ppb. Hasil penelitian menunjukkan tingkat efisiensi penurunan kadar merkuri yang dihasilkan adalah sebesar 99,8% pada air limbah buatan dengan kadar 60 ppb dan 90 ppb, serta sebesar 99,6% pada air limbah asli dan air limbah buatan kadar 30 ppb. Tingkat akumulasi Hg tertinggi ditemukan di bagian akar tanaman dengan konsentrasi merkuri total pada bagian akar, batang dan daun tanaman adalah sebesar 3,502 mg/kg, 5,102 mg/kg dan 12,066 mg/kg pada air limbah buatan kadar 30 ppb, 60 ppb dan 90 ppb.

ABSTRACT
Water contamination due to artisanal and small-scale gold mine activity at Pongkor, West Java is still in an alarming condition. The high level of mercury in gold mine tailing wastewater in Pongkor, West Java, has exceeded government regulations on the standard of wastewater quality. This has increased the need for the implementation of wastewater treatment. In this study, a constructed wetland method was applied to reduce the levels of mercury (Hg) in gold mine tailing with Phragmites Australis. Wastewater which was used in this study consisted of original gold mine tailing wastewater that was contaminated by mercury up to 27 ppb and artificial wastewater consisting of various doses of mercury in 30 ppb, 60 ppb and 90 ppb levels. The results showed that the efficiency levels of mercury after treatment reached 99.6% in both the original wastewater as well as 30 ppb wastewater of mercury, while the efficiency levels for wastewater of 60 ppb and 90 ppb levels of mercury reached 99.8%. This study also showed that the highest accumulation of mercury was found in the roots, with a total accumulation mercury in Phragmites Australis of 3.502 mg/kg, 5.102 mg/kg and 12.066 mg/kg in artificial wastewater at 30 ppb, 60 ppb and 90 ppb levels."
2015
S59521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Puspita Sari
"ABSTRAK
Kromium merupakan salah satu di dalam 129 polutan prioritas di dalam catatan
The Environmental Protection Agency (EPA). Pada penelitian sebelumnya
kromium memiliki risiko (RQ) paling tinggi sebesar 3,371 pada air minum
(konsentrasi 0,29 mg/l). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi risiko
pajanan kromium dari sumber air minum dan bahan pangan terpilih. Metode
Public Health Assessment (PHA) digunakan untuk melihat evaluasi pemajanan
dan evaluasi efek kesehatan, serta kepedulian masyarakat. Sampel penelitian ini
adalah 60 rumah tangga dengan menguji 12 sampel air, 12 sampel beras, 4 sampel
labu siam, dan 4 sampel buah pisang dengan laju konsumsi tertinggi. Data
antropometri, pola konsumsi, dan pola aktivitas penduduk dikumpulkan dengan
wawancara kuesioner untuk mengetahui intake pajanan kromium penduduk.
Proporsi gangguan gastrointestinal dan gangguan kulit dilihat sebagai efek kritis
dari pajanan kromium (VI) secara ingesti. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
konsentrasi kromium (VI) pada beras sebesar 0,093 mg/kg, pada labu siam 0,048
mg/kg, dan 0,268 mg/kg pada pisang. Sampel makanan diukur berdasarkan nilai
limit batas alat ukur 0,035 mg/kg. Sedangkan untuk air, nilai kandungan kromium
(VI) tidak terdeteksi, nilai ini masih di bawah nilai baku mutu Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2001 yaitu 0,05 mg/liter di dalam kromium total. Tingkat
risiko pajanan kromium pada air yang dikonsumsi bernilai kecil dari 1 yang
berarti tidak berisiko, sedangkan untuk semua bahan makanan pada kelompok
usia dewasa nilai risiko nya adalah lebih dari 1. Proporsi kejadian diare adalah
sebanyak 13,33% dan 30% mengalami gangguan kulit

ABSTRACT
Chromium is one of 129 pollutants priority in the Environmental Protection
Agency listed. Previous studies show that chromium have the highest risk 3,371in
drinking water with 0,29 mg/l concentration. This research aims to know the
estimated risk exposure of chromium from drinking water and food elected. The
methods of Public Health Assessment (PHA)is used to evaluated exposure and
health effect, and the community concern. Research sample are 60 households
with 12 samples of water, 12 rice, 4 chayote, and 4 bananas (food with the highest
consumption). Anthropometry data, consumption and activity patterns of residents
gathered with questionnaires to know the exposure intake of chromium in the
population. The proportion of gastrointestinal and skin disorders are seen as the
critical effects of chromium (VI) exposure. The results showed an average of
chromium (VI) in rice 0,093 mg/kg, in chayote 0,048 mg/kg, and 0,268 in
bananas. All food samples are measured by limit of detection 0,035 mg/kg. The
results for chromium (VI) in the sample of water is not detected and still safe
below the Government Regulation No.8/2001(0,05 mg/l in chromium total). The
risk exposure of chromium in the water consumed worth less than 1 which means
no risk, while for all foods in adult age was greater than 1. The proportion of
diarrhea is 13,33% and 30% have skin disorders."
2016
T46403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delisa Sri Winatri
"Banyaknya industri yang memperkerjakan tenaga luar (outsourcing) atau kontraktor dalam aktifitas kerjanya dan berisiko besar dalam kecelakaan sehingg diperlukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kontraktor. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor yang menggunakan tenaga kerja kontraktor dalam melakukan sebagian besar proses kerjanya membuatnya harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem manajemen keselamatan kontraktor pada kontraktor di PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. Sampel penelitian merupakan salah satu kontraktor tambang UBPE Pongkor yaitu PT Karya Sakti Purnama menggunakan studi evaluasi berdasarkan standar New South Wales Mines pada checklist Contractor OHS Assessment Tools. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, telaah dokumen dan observasi lapangan jika diperlukan oleh pihak UBPE Pongkor maupun PT KSP.
Berdasarkan keseluruhan elemen (5 elemen) dalam checklist PT KSP telah memenuhi kriteria 83% (total nilai 83 dari 100 total) dari keseluruhan sistem yang telah dijalankan pada Proyek kerja UBPE Pongkor. Nilai yang dicapai pada masing-masing elemen, sistem Kebijakan K3 bernilai 17 dari 20 subtotal, sistem Perencanaan K3 bernilai 15 dari 20 subtotal, sistem Implementasi K3 19 dari 20 subotal, sistem Monitoring dan hasil 14 dari 20 subtotal, sistem Peningkatan berkelanjutan 18 dari 20 subtotal. Peneliti memberikan rekomendasi untuk mempertahankan kriteria-kriteria yang telah terpenuhi dan memperbaiki beberapa kriteria yang belum sesuai dan belum terpenuhi berdasarkan standar New South Wales pada Checklist Contractor OHS Assessment Tools.

Many of industries employ external source (outsourcing) or contractor in his activities have major risk of accidents that required Implementation of Contractor Safety Management System. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor use external labor/contractors in performing most of their work. That?s why,UBPE Pongkor should implement Safety Management Systems Contractor. This study aims to analyze the implementation of Safety management systems contractor at the contractor PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. This study is an evaluation research in one of UBPE?s mining contractor PT Karya Sakti Purnama using New South Wales Mines standard in Contractor OHS Assessment Tools checklist. Data was collected through interviews, document review and field observations.
Based on all the elements (5 elements) in the checklist PT KSP has complies 83% (83 from 100total) of the whole system that has been run on Project work UBPE Pongkor. Compliance requirement in each element, Policies system is worth to 17 from 20 subtotal, Planning system is worth to 15 from 20 subtotal, implementation system is worth to 19 from 20 subtotal, monitoring and results system is worth to 14 from 20 subtotal, Continuous Improvement system is worth to 18 from 20 subtotal. Researchers give some recommendations to sustain the criteria (requirements) that have been met and improve that haven?t based on the New South Wales Standards on OHS Contractor Checklist Assessment Tools."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miladil Fitra
"Kegiatan penambangan emas skala kecil yang tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi meningkatkan mineral logam berat termasuk mineral mangan dan keberadaannya dapat menyebar kewilayah sekitar pertambangan serta berpotensi menimbulkan risiko dan gangguan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan mangan (Mn) dari air minum dan makanan terpilih pada populasi penduduk dan bukti-bukti gangguan kesehatannya di Kampung Curug Bitung, Kecamatan Nanggung. Penelitian ini merupakan studi Deskriptif Analitik dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dan test konsentrasi mangan pada air minum dan makanan. Tingkat Risiko pajanan mangan dari air minum dan makanan di desa curug bitung tidak berisiko (RQ<1) ini berarti pajanan mangan wilayah Ring-1 area pertambangan emas tradisional Gunung Pongkor belum menyebar ke sekitar atau keluar Ring-1(Curug Bitung). Bagi penduduk yang memiliki aktivitas pengoperasian gelundung dihimbau untuk tidak membuang sisa tanah hasil olahannya didekat rumah, aliran air maupun di dekat lahan pertanian, karena dimungkinkan tanah buangan tersebut masih mengandung cemaran beberapa mineral lainnya yang berbahaya. Tanah sisa olahan bisa dikumpulkan di suatu area yang jauh dari sumber air dan lahan pertanian. Area tersebut bisa ditanami dengan tanaman lokal yang mampu menyerap kandungan logam dalam tanah seperti tanaman genjer.

Small scale gold mining activity that improperly managed can potentially increase the heavy metal minerals including manganese and its existence can spread to the area around the mining site and potentially pose a problem and public health risk. The study aimed to estimate the level of health risk due to the manganese (Mn) exposure from particular food and drinking and its evidences of health problems on the population in Curug Bitung village, Nanggung district. This was an analytical descriptive study and the method used analysis of Public Health Risk. The data were collected by observation, interview and manganese concentration test on drinking water and food. The risk level of manganese exposure from the drinking water and food in curug bitung village was found not to be a risk (RQ<1) which means that the manganese exposure in Ring-1 area of the traditional gold mining in Mount Pongkor has not spread yet in around the area or outside Ring-1(Curug Bitung). It is recommended for people who have a rod mill operating activity to avoid removing the residual soil from the process near their houses, water flow, and agricultural land because it is possible for the residual soil to still be containing some dangerous minerals contaminants. The residual soil can be gathered in the area that is far from the water resources and agricultural land. The area can be planted with local plants that are capable in absorbing the metal contents from the soil such as Genjer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>