Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"A security defines as amarketable investment instrumen representing financial value. Securities are broadly categorized into debt securities, commercial bonds, stock, bound, equity, securities e.g comman stocks,future trading securities, and derivative securities...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A security defines as amarketable investment instrument representing financial value. Securities are broadly categorized into debt securities,commercial bonds,stocks,bonds,equity, securities,e.g common stocks,future trading securities and derivative securities....."
JHB 27 : 3 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yessika Indarini
"Kampus UI-Depok memiliki berbagai masalah sekuriti, akibat penerapan dualisme tujuan UI, yaitu sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan tinggi dan kampus rakyat. Masalah sekuriti yang kemudian muncul harus ditangani secara sistematis dalam bentuk manajemen sekuriti, supaya sivitas akademika dan tamu UI dapat merasa aman beraktivitas di kampus UI Depok. Pembahasan manajemen sekuriti di kampus UI-Depok dilakukan terhadap keempat elemen manajemen sekuriti, yaitu organisasi, personil, perlengkapan dan lingkungan (fisik dan sosial). Pelaksanaan manajemen sekuriti turut pula dilihat. Namun solusi mendalam hanya diberikan pada dua dari keempat elemen manajemen sekuriti, yaitu organisasi dan lingkungan. Diharapkan solusi yang ditawarkan dapat memperbaiki masalah sekuriti di kampus UI-Depok. Dua teori utama yang dipergunakan untuk menganalisis manajemen sekuriti yang dilakukan UI di kampus UI-Depok, adalah teori Pencegahan Kejahatan Situasional (Situational Crime Prevention) dari Ronald V. Clarke, dan teori Manajemen Sekuriti yang diungkapkan ahli Manajemen Sekuriti dari UI, Hadiman. Manajemen sekuriti yang kini diterapkan UI dibahas secara mendalam, dan pelaksanaan dari manajemen sekuriti ini juga di analisis dengan menggunakan ke-25 teknik pengurangan kejahatan dari teori Pencegahan Kejahatan Situasional milik Clarke. Meski penelitian ini bersifat kualitatif, data temuan dari penelitian lapangan dan wawancara mendalam, turut diperkuat dengan survei rasa takut akan kejahatan (fear of crime) mahasiswa di 10 fakultas dalam kampus UI-Depok.
Dalam penelitian ditemukan, bahwa persepsi UI terhadap sekuriti masih sebagai suatu biaya, menyebabkan sekuriti mendapat prioritas rendah dalam kepentingan UI sebagai organisasi. Persepsi ini berdampak pada rendahnya posisi dan otoritas UPT PLK UI sebagai pelaksana sekuriti dalam organisasi UI. Tak lengkapnya peralatan dan personil sekuriti, serta tidak terlibatnya sivitas akademika UI terhadap sekuriti, menambah panjang daftar masalah sekuriti dalam kampus UI- Depok.
Pemecahan yang ditawarkan untuk mengatasi masalah sekuriti di kampus UIDepok, adalah merombak semua elemen manajemen sekuriti yang saat ini sudah diberlakukan di UI, baik di bidang organisasi, personil, perlengkapan dan lingkungan fisik dan sosial. Sebagai organisasi, UI harus menentukan tujuan organisasi dan mengubah persepsi sekuritinya. Penempatan UPT PLK UI dalam struktur organisasi UI harus diubah, yang diperkuat dengan ketetapan dan aturan sekuriti baku bagi UI. Personil dan perlengkapan sekuriti perlu ditambah dan dibenahi, serta lingkungan fisik perlu ditata dan dirawat. Lingkungan sosial pun perlu dilibatkan dalam menjaga sekuriti di kampus UI-Depok, dengan cara pemolisian komunitas (community policing) dan pengembangan masyarakat (community development).

The University of Indonesia campus in Depok is plagued by security problems, due to its dualism role, as the provider of higher learning education, and the people's campus. In taking care of the security problems, UI must have a working security management, to make Depok campus safe for civitas academica and guests. Security management in UI includes four elements, organization, personnel, equipment and environment (physically and socially). The implementation of security management in Depok campus is also being noted. Based on these, a solution is found, but only 2 out of 4 security management's elements that are being discussed in depth, the organization and environment.
This solution is then hoped can improve the security problems faced by UI in Depok campus. Two major theories used to analyze security management implemented by UI in Depok campus, are the Situational Crime Prevention theory by Ronald V. Clarke, and the Security Management Diagram by a prominent Security Management expert, Hadiman. Although this is a qualitative research, data from the field research and in-depth interviews are also supported by fear of crime survey on 200 students from 10 faculties located in Depok campus. This research then found that UI still hold firm to the belief that security is only cost, putting security as a low priority in the organization. This perception has a great impact, putting UPT PLK UI, the institution responsible for security, at the lowest rung of authority ladder. This position allows UPT PLK UI the barest minimum of space and authority, while at the same time it has great responsibilities and tasks. The list of security problems in Depok campus continues with minimal security equipment and personnel, and civitas academica's ignorance in security.
The solutions for these problems are many, designed to improve the security management implemented in Depok campus. As an organization, UI have to decide its goals and change its security perception. UPT PLK UI has to be put at the top-level management, strengthened with the Chancellor's decree in security and authority of UPT PLK UI. Increased the security equipment and personnel, and re-arranging and tending the physical environment. Social environment also have to be involved in security, through community policing and community development program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Gilbert Parluhutan
"Sebuah sistem operasi sangatlah penting bagi kegunaan sebuah perangkat keras. Terutama sebuah perangkat komputasi seperti laptop atau Personal Computer(PC). Dalam penggunaan sebuah PC/laptop terdapat beberapa data yang disimpan oleh pengguna. Untuk menjaga keamanan data tersebut, para pengelola sistem operasi selalu meningkatkan keamanannya dari setiap patch keamanan sebuah sistem operasi. Seperti yang kita ketahui dari pihak Microsoft sendiri sudah mencabut sistem operasi Windows 7 dan menyarankan banyak orang untuk mengunakan sistem operasi Windows 10 yang memiliki patch keamanan lebih baik dari windows 7. Tetapi, beberapa instansi di Indonesia perangkatnya masih banyak yang menggunakan sistem operasi Windows 7. Penelitian akan menggunakan skema untuk menjalankan sebuah serangan Distributed Denial-of-Service(DDOS) dan Man-in-the-middle(MITM) terhadap perangkat yang terinstallasi Windows 7. Kedua serangan tersebut akan dibantu dengan beberapa tools yaitu LOIC dan Metasploitable serta menggunakan pemrograman Python untuk menjalankan serangan DDOS dan dua buah mesin virtual yang nantinya akan menjalankan serangan MITM. Serangan MITM tersebut akan diakukan pada Ettercap yang sudah terinstalasi pada mesin virtual Kali Linux. Pola serangan MITM nantinya akan serangan berupa ARP Poisoning. Setelah itu, peneliti akan melakukan analisis terhadap paket yang lewat pada saat serangan terjadi dengan Wireshark. Nantinya, peneliti akan memberikan solusi untuk menghadapi serangan DDOS dan MITM.Oleh karena itu, dengan adanya penelitian mengenai keamanan sistem operasi Windows 7 dapat menjadi referensi para instansi untuk mengganti sistem operasi yang mereka gunakan menjadi Windows 10 atau versi terbaru.

An operating system is useful for the use of a hardware device. Especially a computing device such as a laptop or Personal Computer (PC). In the use of a PC / laptop there is some data that is stored by the user. To maintain the security of the data, the managers of the operating system always improve the security of each security patch of an operating system. As we know from Microsoft itself, it already operates the Windows 7 operating system and advises many people to use the Windows 10 operating system which has better security patches than Windows 7. However, some agencies in Indonesia still use the Windows 7 operating system. using a scheme to run a Distributed Denial-of-Service (DDOS) and Man-in-themiddle (MITM) attack against a Windows 7 installed device. Both attacks will be assisted by several tools, namely LOIC and Metasploitable and use Python programming to run a DDOS attack and two virtual machines that will later run a MITM attack. The MITM attack will be carried out on Ettercap which is already installed on the Kali Linux virtual machine. The MITM attack pattern will be in the form of ARP Poisoning. After that, the researcher will analyze the packets that passed during the attack with Wireshark. Later, researchers will provide solutions to deal with DDOS and MITM attacks. Therefore, with research on the Windows 7 operating system security, it can be a reference for agencies to change the operating system they use to Windows 10 or newer version.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Wardhana
"Pada periode 1945 - 1965 kekurangan dana untuk investasi dan kekurangan devisa untuk menjaga keseimbangan neraca pembayaran selalu menjadi masalah dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pada periode 1945 - 1965 strategi pembangunan tidak terlalu mengandalkan utang luar negeri dan modal asing.
Pada periode Orde Baru, sejak Pelita pertama sampai sekarang pembangunan ekonomi menempuh strategi pembiayaan dengan dana dalam negeri dan dana luar negeri (utang). Penelitian ini ingin mengetahui:
(1) Pengaruh bantuan luar negeri dan pengaruh modal asing -terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
(2) Pengaruh arus masuk modal asing terhadap investasi dalam negeri.
(3) Penggunaan utang luar negeri untuk investasi bantuan proyek di berbagai bidang.
(4) Potensi sumber-sumber dalam negeri untuk pembangunan nasional.
(5) Dampak (1), (2), (3) dan (4) terhadap ketahanan nasional.
Hasil penelitian menunjukkan:
(1) Selama empat Pelita (1969/70 - 1988/89), pinjaman luar negeri berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (Pendapatan Nasional). Pembiayaan dari dalam negeri saja tanpa bantuan luar negeri secara statistik menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto. Meskipun demikian secara bersama-sama baik pembiayaan dari pinjaman luar negeri maupun pembiayaan dari dalam negeri berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto.
(2) Mengenai , arus modal asing pengaruhnya tidak significant terhadap investasi di Indonesia. Ini berarti modal asing tidak meningkatkan tabungan rakyat Indonesia.
(3) Penggunaan bantuan luar negeri dalam bentuk proyek dialokasikan untuk gatra ekonomi 78,3%; gatra politik 1,8%; gatra sosial budaya 12,8%; gatra pertahanan keamanan 4,1%; gatra kependudukan 2,4%; gatra sumberdaya alam 1,6%.
(4) Beberapa jenis pajak masih bisa ditingkatkan antara lain: Pajak Pertambahan nilai (PPn) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Deregulasi di berbagai sektor untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri, perlu digalakkan.
(5) Sejak tahun 1985 -- 1992 hutang bukan lagi pelengkap untuk pembangunan tetapi sudah mengambil tempat yang besar untuk biaya pembangunan.
(6) Defisit transaksi berjalan merupakan penyakit kronis ekonomi Indonesia.
(7) Kandungan import produk Indonesia masih cukup tinggi sehingga kebijaksanaan ekspor terperangkap ke dalam "lingkaran setan".
(8) Dengan makin meningkatnya pembayaran cicilan utang plus bunga pinjaman tiap tahun maka kemampuan pemerintah berkurang untuk investasi sosial terutama meningkatkan kesejahteraan pegawai.
(9) Akibat dari kondisi tersebut di atas bantuan luar negeri dan modal asing bukan lagi merupakan hambatan, gangguan dan tantangan, tetapi ancaman terhadap ketahanan nasional."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moesadin Malik
"Pembangunan kekuatan pertahanan keamanan suatu bangsa pada umumnya akan selalu berkaitan dengan ciri-ciri spektrum perang dan damai. Pada masa damai merupakan suatu kurun waktu yang lebih panjang daripada masa perang. Pada masa damai upaya pembangunan dititik beratkan kepada faktor kesejahteraan, sedangkan faktor keamanan diupayakan secara terbatas pada tingkat pemeliharaan keamanan, penagkalan serta kewaspadaan dalam menghadapi kompetensi. pemeliharaan kekuatan dimasa damai tidaklah efisien apabila dilakukan dalam wujud pemeliharaan kekuatan besar seperti waktu perang. Oleh karena itu dimasa damai diwujudkan dengan kekuatan kecil sabagai basis bagi pengembangan kearah kekuatan yang diinginkan baik dalam keadaan bahaya maupun tidak. Pengembangan kekuatan tersebut memerlukan kekuatan cadangan yang cukup dan dibina secara terarah dan profesional.
Pembangunan Hankamneg yang diarahkan pada segenap keomponen kekuatan Hankamneg harus terus dilanjutkan sesuai dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk mewujudkan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) dengan ABRI sebagai kekuatan inti, yang berdaya tangkal tangguh serta mampu memelihara stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, dengan senantiasa terus mewaspadai perkembangan strategis. Di bidang pembangunan komponen pendukung kekuatan Hankamneg yang meliputi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sarana prasarana nasional termasuk industri strategis, dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan Iptek untuk dapat didayagunakan secara nasional.
Pada perkembangan pola pertahanan modern dewasa ini suatu rekayasa kekuatan cadangan pada hakikatnya dipersiapkan untuk menghadapi ancaman yang mungkin terjadi, dan dalam hal ini sebagai akibat dari ketidakpastian perkembangan lingkungan. Karena itu, ABRI perlu dibangun dengan kekuatan yang relatif kecil tetapi dapat dikembangkan menjadi kekuatan yang lebih besar melalui penyiapan bala cadangan pada keadaan damai. Dengan demikian, dalam rangka pembangunannya perlu direkayasa aset nasional yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembangunan kekuatan matra laut dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan dana pembangunan ABRI yang telah diprogramkan.
Laut bagi bangsa Indonesia adalah ruang juang guna mempertahankan dan mengembangkan kehidupan. Kepentingan bangsa Indonesia di laut tercerminnya keutunan perairan yurisdiksi nasional guna memanfaatkan lautan sebagai medium perhubungan, penggalian sumberdaya maupun memproyeksikan kekuatan. Pemenfaatan sumber kekayaan alam yang terkandung di wilayah laut secara tepat bagi peningkatan kesejahteraan dan keamanan dilakukan dengan pendayagunaan aset nasional yang tersedia di bidang maritim.
Dalam rangka menciptakan kemampuan Hankamneg yang memiliki daya tangkal handal perlu adanya upaya nasional terpadu yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan Hankamneg. Oleh karena itu, agar yang dilaksanakan dapat berhasil secara optimal dipersyaratkan adanya keterpaduan dalam pengelolaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan saran prasarana nasional untuk kepentingan Hankamneg antar Departemen dan Instansi pemerintah yang terkait dalam penyelenggaraan manajemennya.
Upaya Hankamneg pada dasarnya merupakan suatu proses manajemen yang memadukan berbagai kegiatan dalam rangka mentransformasikan segenap potensi dan kekuatan nasional menjadi kekuatan dan kemampuan Hankamneg yang siap untuk digunakan dalam mengahadapi setiap bentuk ancaman. Agar proses manajemen sumberdaya Hankamneg tersebut selaras dengan upaya Hankamneg, maka segenap unsur baik sebagai obyek maupun subyek, metoda serta fungsi-fungsi pendayaguanaan dan pembinaannya dalam arti yang sempit harus terpadu dan terpola secara jelas dalam suatu bentuk tatanan kesisteman. Prosedur dan mekanisme, yang mewujudkan hubungan antar badan-badan pelaksana pengelola sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sarana prasarana nasional untuk kepentingan Hankamneg perlu ada dan tegas. Untuk mewujudkan pembianaan secara terpadu diperlukan suati sistem informasi yang menghubungkan instansi-instansi terkait."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryantori
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama dan menimbulkan banyak korban jiwa, terutama dikalangan Palestina. Korban jiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok besar; korban meninggal dan korban hidup yang kemudian hidup terlunta-lunta sebagai pengungsi. Para pengungsi Palestina inilah yang menjadi fokus utama dari penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisa mengenai bagaimana sikap pemerintahan Israel pada masa pemerintahan Perdana Menteri Ehud Barak terhadap keberadaan para pengungsi Palestina tersebut dilihat dari konsep national security (keamanan nasional) yang dihadapkan pada konsep human security (keamanan insani). Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah studi kasus. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, data-data yang digunakan akan menjadi sefokus mungkin sehingga pembahasan akan menjadi sistematis dan mendalam. Dari hasil pengolahan data dapat diungkapkan bahwa Pemerintahan Perdana Menteri Ehud Barak menggunakan konsep human security dari sudut pandang national security Negara Israel sehingga keamanan yang dipertahankan di mata mereka bukanlah mengenai keberadaan pengungsi Palestina melainkan para penduduk Israel yang harus dijaga terlebih dahulu. Bahkan ada kekhawatiran jika para pengungsi Palestina diijinkan kembali ke tempat asal mereka akan mengancam keamanan Negara Israell Dari sisi Palestina sendiri, perjuangan terus dilakukan baik oleh pihak Otoritas Palestina maupun dari para pengungsi yang tersebar di seluruh dunia agar haqul audah (hak untuk kembali) dapat mereka dapatkan. Pada intinya, keberadaan pengungsi Palestina ini merupakan sesuatu hai yang sangat perlu mendapat perhatian dunia internasional selama sikap pemerintah Israel dalam memandang permasalahan ini selalu dari sisi kepentingan mereka sendiri.

This research was triggered by Israel-Palestine conflict whicb has been lasting for long time and causing so many casualties, especially in Paiestinian side. The casualties can be divided into two main categories: the deads and the refugees. This Paiestinian refugees i s the main focus in this research. The main purpose of this research is to analize how Israeli govemment in Ehud Barak administration behave toward Paiestinian refugees issues on the base of national security and human security. Research methods used in this research is case study. By using this method, the datas are expected to be so as focus as possible that the explanation can be systematic and deep. It can be said that Ehud Barak administration used human security concept from national security of Israel point of view. Hence, security in their view is not about the existence of Paiestinian refugees bot, instead, Israeli people must be guarded as well as possible. Even, there is a anxiety if the Paiestinian refugees are allowed to come back to their home, they will threat Israeli national security! On the Paiestinian side, the struggle still keeps being fought either by Paiestinian Outhority or by the refugees who spread out all over the world in order to get haqul audah (right of return) back. In essence, the existence of Paiestinian refugees is something which needs strong concern from whole world as long as Israeli govemment always look this issue only from its point of view."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26851
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bible Septian Rahardjo
"Energi adalah aspek vital dalam keberlangsungan kehidupan manusia yang dipengaruhi dan mempengaruhi banyak faktor sosial-politik. Pemutusan suplai gas alam Rusia terhadap Uni Eropa sejak pertengahan 2022 menyebabkan krisis energi, salah satunya bagi Belanda. Sebagai negara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan energi primer melalui produksi domestik, Belanda harus mengimpor gas alam sebagai salah satu sumber energi terbesar. Artikel ini menganalisis fenomena krisis energi Belanda pasca pemutusan suplai gas alam Rusia dengan menggunakan neksus konsep keamanan manusia dan keamanan energi. Neksus keamanan energi dan keamanan manusia hadir dalam bentuk relasi di antara keduanya, yaitu aspek keamanan ekonomi dan keamanan kesehatan. Keberadaan neksus keamanan energi dan keamanan manusia dalam kebijakan-kebijakan energi Belanda dikaji menggunakan teori implementasi kebijakan (Grindle,1980). Teori implementasi kebijakan berfokus pada konten dan konteks kebijakan yang digunakan untuk menganalisis substansi kebijakan-kebijakan energi Belanda. Pengumpulan data dilakukan melalui tinjauan pustaka yang bersumber dari rilis resmi dokumen pemerintah, media massa, buku, dan artikel ilmiah relevan. Temuan menunjukkan bahwa Belanda merespon krisis dengan tetap mengacu kepada Rencana Energi dan Iklim (NECP) 2021-2030 sebagai haluan kebijakan energi nasional. Lima dimensi dalam NECP 2021-2030 yaitu dekarbonisasi, efisiensi, keamanan energi, integrasi pasar energi, dan riset & inovasi energi merefleksikan neksus keamanan manusia dan keamanan energi dalam kebijakan energi nasional.

Energy is vital in the continuity of human life, influencing many socio-political factors. The termination of Russia's natural gas supply to the European Union since mid-2022 has caused an energy crisis, one of which is for the Netherlands. As a country that cannot meet its primary energy needs through domestic production, the Netherlands must use natural gas as one of the largest energy sources. This article analyzes the phenomenon of the Dutch energy crisis after the cut-off of Russia's natural gas supply by using the concept of human security and energy security nexus. The nexus of energy security and human security exists in the form of a relationship between economic security and health security. The existence of a nexus of energy security and human security in Dutch energy policies is studied using policy implementation theory (Grindle, 1980). Policy implementation theory focuses on the content and policy context used to analyze the substance of Dutch energy policies. Data was collected through a literature review from official releases of government documents, mass media, books and relevant scientific articles. The findings show that the Netherlands responded to the crisis while referring to the Energy and Climate Plan (NECP) 2021-2030 as the national energy policy direction. The five dimensions of NECP 2021-2030 are decarbonization, efficiency, energy security, energy market integration, and energy research & innovation, and they reflect the nexus of human security and energy security in national energy policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rizka Febrina
"Penelitian ini berfokus pada Strategi Nasional dan Kerjasama Kawasan di Sektor Siber. Studi atas 3 Negara Baltik: Lithuania, Estonia, Latvia, berdasarkan faktor-faktor dalam strategi nasional yang paling dikenal, yaitu: faktor hukum, faktor organisasi dan teknis, faktor kegiatan peningkatan kapasitas di masing-masing negara, dan faktor kerjasama tersebut di kawasan, yaitu Baltik. Dalam Studi ini juga dieksplorasi pentingnya penunjukan badan resmi untuk memimpin tugas keamanan siber di tingkat nasional dan pembentukan Tim Respons Insiden Komputer (CIRT) untuk memerangi serangan siber yang menargetkan ruang siber nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan memanfaatkan data kualitatif dan data kuantitatif untuk mendukung rancangan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini digunakan Regional Security Complex Theory (RSCT) oleh Barry Buzan dan beberapa konsep, yaitu: konsep keamanan nasional, dan konsep sektor siber. Hasil penelitian literatur menunjukkan bahwa 3 Negara Baltik, yaitu Lithuania, Estonia, Latvia memiliki strategi nasional terkait sektor siber dan memiliki berbagai kerjasama di Kawasan Baltik dalam sektor siber karena ketiga negara menganggap bahwa keamanan siber sangat mendesak dan signifikan sebagai bagian dari keamanan dan ketahanan nasional dan regional baik di kawasan Baltik maupun wilayah Uni Eropa secara menyeluruh. Faktor hukum, organisasi dan teknis, kegiatan peningkatan kapasitas, dan kerjasama siber di kawasan Baltik sampai batas tertentu menjadi pembeda kesuksesan Lithuania, Estonia dan Latvia.

This research focuses on the National Strategy and Regional Cooperation in the Cyber Sector. Study of 3 Baltic Countries: Lithuania, Estonia, Latvia, based on the most recognized factors in the national strategy, namely: legal factors, organizational and technical factors, factors of capacity building activities in each country, and these cooperation factors in the region, namely the Baltic. The Study also explores the importance of appointing an official body to lead cybersecurity tasks at the national level and establishing a Computer Incident Response Team (CIRT) to combat cyberattacks targeting national cyberspace. This study uses a qualitative method by utilizing qualitative data and quantitative data to support the case study research design. In this research, the Regional Security Complex Theory (RSCT) by Barry Buzan and several concepts are used, namely: the concept of national security, and the concept of the cyber sector. The results of the literature research show that the 3 Baltic States, namely Lithuania, Estonia, Latvia have national strategies related to the cyber sector and have various collaborations in the Baltic Region in the cyber sector because the three countries consider that cybersecurity is very urgent and significant as part of national security and resilience and regionally both in the Baltic region and the European Union region as a whole. Legal, organizational and technical factors, capacity building activities, and cyber cooperation in the Baltic region are to some extent differentiating the success of Lithuania, Estonia and Latvia."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Huda
"Pembahasan dalam tesis ini adalah bahwa informasi yang ada pada Subdit Harda Ditresrkimum Polda Metro Jaya memerlukan penyimpanan dan pemeliharaan data secara akurat, baik untuk tindak lanjut penyelesaian tugas maupun untuk menjaga kerahasiaan supaya tidak disalahgunakan oleh pihak lain. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan:
1) Potensi ancaman gangguan keamanan informasi pada Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya berasal dari dalam dan dari luar, dimana yang dari dalam yakni terkait penyimpanan dokumen yang dilakukan oleh para penyidik, sedangkan ancaman yang berasal dari luar adalah upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu kasus yang sedang ditangani oleh Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya;
2) Pelaksanaan kegiatan manajemen sekuriti informasi yang dilakukan oleh Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya belum sepenuhnya mencerminkan pelaksanaan manajemen sekuriti informasi yang baik;
3) Dalam prakteknya pelaksanaan manajemen sekuriti informasi yang dilakukan oleh Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya mempunyai beberapa kendala meliputi aspek SDM, sarana dan prasarana serta sistem dan metode yang dilakukannya, sehingga kegiatan manajemen sekuriti informasi yang dilakukan menjadi tidak maksimal;
4) Kondisi ideal pelaksanaan manajemen sekuriti informasi yang dilakukan oleh Subdit Harda Ditreksrimum Polda Metro Jaya berdasarakan komponen yang terdapat dalam ISO 27702 adalah meliputi dua belas bagian utama identifikasi sasaran hasil dari tiap kendali relatif untuk diterapkan.
Implikasi dari kajian tesis ini adalah:
(a) Perlu dilakukan berbagai upaya penanggulangan potensi ancaman terjadinya gangguan keamanan informasi;
(b) Perlu dibuatkan suatu Peraturan dari pihak pimpinan yang mengikat untuk dilaksanakan oleh semua penyidik dan PNS yang bekerja di Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya;
(c) Para penyidik perlu diikutsertakan dalam program pendidikan dan latihan maupun kejuruan dibidang teknologi informasi; dan (d) Perlu dibuatkan ruangan khusus yang dipergunakan untuk penyimpanan dokumen maupun berkas-berkas hasil penyidikan yang telah dilakukan oleh para penyidik Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya;
(e) Perlu dilakukan pengklasifikasian informasi, menjadi informasi sangat rahasia, informasi rahasia, informasi terbatas/konfidensial, informasi biasa, guna menghindari terjadinya kebocoran informasi.

This thesis discussed about the information at Subdit Harda Ditresrkimum Polda Metro Jaya that require storage and accurate maintenance, either for task completion or in order to maintain confidentiality. This research used descriptive qualitative metode. Data collection is conducted through observation, interview and documentation.
The research shows:
1) There are two potential threats for security of information at Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya, first is internal threat that came from the investigator?s document handling methode and second is external threat that came from other parties whom concern for the case being handled by Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya;
2) The implementation for security management of information that is done by Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya has not been reflecting a good security management of information yet;
3) The implementation for security management of information that is done by Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya has some constraints that is : human resources, infrastructure, systems and methods;
4) Ideal implementation for security management of information that is done by Subdit Harda Ditreksrimum Polda Metro Jaya based on twelve main target identification results in ISO 27702.
Implication of this thesis discussion are:
(a) Reduce the potential threats for information security;
(b) Regulation is need to rules all investigators and civil servants that work in Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya; (c) The investigator should be having an educational programs and vocational training about information technology; and
(d) It should be a special room that is used for storage of documents and files that have been collected while investigation prosessed;
(e) Classification of information is necessary, which is : extremely confidential information, confidential information, limited information/confidential and regular information.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>