Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Studi kasus tentang pekerja migran LOmbok Tengah Nusa Tenggara barat (NTB) dan permasalahannya bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab pekerja migran asal Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat ke luar negeri dan mengetahui faktor penyebab migran asal Lombok Tengah NTB rawan terhadap tindak kekerasan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya aktivitas ekonomi dan publik akibat mobilitas pekerja migran yang melintasi maupun yang keberadaannya di kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga,menimbulkan berbagai dampak sosial pada kehidupan masyarakat setempat.,khususnya ketahanan sosial masyarakat
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian tentang kebijakan pemerintah Provinsi Tenggara Barat dilakukan pada bulan Juli 2007 atas dasar kenyataan bahwa provinsi ini merupakan kantong buruh migran yang rentan eksploitasi dengan memperkerjakan anak dan perempuan terutama di berbagai kawasan objek wisata...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This exploratory located in a small area called Dukuh Gamol. Almost people in this region are on-going or farmer of women migrant worker. Their husband,children, and family involved as respondent....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Syahran P.
"Beberapa studi menunjukkan bahwa membengkaknya pekerja sektor informal yang terjadi di daerah perkotaan disebabkan terbatasnya daya serap sektor formal. Meningkatnya jumlah angkatan kerja di kota, diantaranya dikarenakan oleh arus migrasi dari desa. Kelompok pendatang (migran) yang tidak dapat tertampung di sektor formal, alternatif pilihan yang paling tepat adalah menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara memasuki pekerjaan di sektor informal.
Tesis ini mencoba menganalisis apakah probabilitas maupun resiko dalam memasuki pekerjaan di sektor informal ditentukan oleh status migrannya atau lebih ditentukan oleh variabel sosial demografinya seperti umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal kota-desa, tempat tinggal botabek-lainnya, status kawin dan jenis kelamin dengan menggunakan data sensus penduduk 1990. Studi dilakukan untuk Propinsi Jawa Barat, karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan sehingga pembangunannya berkembang lebih pesat dan sekaligus merupakan propinsi yang banyak dituju migran.
Kriteria migran yang digunakan adalah migran berdasarkan propinsi tempat lahir (life time migrant). Disamping itu variabel kontekstual yang ikut dianalisis adalah PDRB perkapita dan angka pengangguran dari migran dan non migran yang bersangkutan berdomisili. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik berganda.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status migran dengan pekerjaan sektor informal. Selanjutnya hasil analisis status migran menurut masing-masing variabel sosial demografi dan variabel kontekstual seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa secara statistik ada pengaruh yang signifikan dalam memasuki pekerjaan sektor informal. Jika analisis deskriptif dihubungkan dengan temuan inferensial untuk menghitung besarnya proporsi migran dan non migran menurut variabel yang diperhatikan, ternyata hasilnya menunjukkan pola yang sama dan konsisten. Hal ini disebabkan regresi logistik berganda yang dipakai adalah model terlengkap."
2000
T7123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar Wisnu Wardoyo
"Pendahuluan
Salah satu Propinsi di Indonesia yang paling menonjol perkembangannya adalah DKI Jakarta, baik dari segi fisik maupun penduduknya. Perkembangan DKI Jakarta dapat dilihat dari perkembangan maupun pertumbuhan penduduknya khususnya berdasarkan sensus penduduk tahun 1970, 1980 dan SUPAS 1985 penduduk DKI Jakarta telah mencapai 4,6 juta, 6,5 juta dan 7,9 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 4,5 persen, 3,4 persen, dan 4,0 persen.
Sedangkan menurut Alatas dan Tursilaningsih (1988) angka pertumbuhan untuk DKI Jakarta sebesar 3,93 persen, baik untuk tahun 1971-1980 maupun untuk tahun 1980-1985.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlina Tarmizi
"Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal manusia terhadap penghasilan khususnya dampak pendidikan terhadap penghasilan. Mengungkapkan manfaat yang diperoleh akibat dari migrasi yang dilakukan oleh tenaga kerja, serta mengidentifikasi beberapa faktor sosial ekonomi yang diperkirakan mempunyai dampak terhadap penghasilan. Telaah yang dilakukan terutama telaah pada pekerja migran. Pekerja non migran juga dianalisis dalam studi ini, sebagai pembanding.
Fokus pengamatan terhadap pekerja migran, tidak terlepas dari kerangka pemikiran yang dikembangkan oleh Sjaastad (dalam Husin, 1978) dan Davanso (1980), yang menyatakan bahwa problema migrasi sebagai alokasi sumber daya, di mana migrasi pekerja dianggap sebagai suatu investasi, yang akan memberikan keuntungan.
Investasi dalam modal manusia menurut Becker {1980) dan Ananta (1986), dilakukan melalui investasi dibidang pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Variabel kesehatan dan keamanan berkorelasi positif dengan pendidikan (Ananta, 1988). Oleh sebab itu pengaruh kesehatan dan keamanan pada penghasilan telah termasuk oleh koefisien pendidikan. Dan hendaknya koefisien variabel pendidikan di_lihat sebagai dampak pendidikan yang sudah dipengaruhi oleh variabel kesehatan dan keamanan, pada penghasilan. Namun, sangat lebih baik jika ketiga variabel tersebut dapat dimasukkan ke dalam analisa. Selain variabel pendidikan, variabel sosek dan demografi juga mempengaruhi penghasilan.
Secara empirik, kerangka pemikiran dan teoritik kemudian diperinci kedalam hubungan antar peubah, peubah bebas dan peubahpeubah tak bebas. Variabel yang diperhatikan sebagai peubah bebas adalah pendidikan, status migran, jenis kelamin, jam kerja, status perkawinan, sektor pekerjaan, tempat tinggal, dan usia. Sedangkan penghasilan sebagai peubah tak bebas.
Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisa dengan statistik inferensial dengan menggunakan statistika Regresi Ganda. Hasil yang diperoleh dari analisis data adalah sebagai berikut: Tidak terdapat perbedaan penghasilan antara migran dan non migran. Perbedaan penghasilan antara migran dan non migran bukan bukan karena status migrannya, tetapi karena faktor pendidikan, jenis kelamin, tempat tinggal, usia, jam kerja dan status perkawinan.
Hasil temuan lain menampakkan ada kaitan erat antara pendidikan, penghasilan dan usia. Seseorang berpendidikan lebih tinggi ketika baru memasuki lapangan usaha mempunyai penghasilan yang lebih rendah daripada seseorang dengan tingkat pendidikan dibawahnya. Tampak sekali pada saat ini peran lama bekerja yang mencerminkan pengalaman kerja, lebih dominan menentukan penghasilan daripada peran pendidikan. Pendidikan baru menampakkan perannya setelah melewati titik (usia) keseimbangan tertentu.
Titik kessimbangan antara yang tidak tamat SD ke bawah dengan yang tamat SD dicapai pada usia 19,42 tahun dan antara yang tamat SD dengan-tamat SMTP pada usia 28,30 tahun. Sesudah melewati titik keseimbangan ini, baru mareka yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai penghasilan yang lebih besar daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah. Keadaan seperti ini hanya berlaku untuk jenjang pendidikan tidak tamat SD ke bawah dengan tamat SD, dan antara tamat SD dan tamat SMTP. Sedangkan antara yang tamat SMTP dan tamat SMTA ke atas tidak terdapat titik keseimbangan. Penghasilan yang tamat SMTA he atas selalu lebih besar daripada tamat SMTP. Beda penghasilan antara yang tamat SMTP dan yang tamat SMTA ke atas untuk setiap usia berapapun selalu menunjukkan jumlah yang sama.
Lebih lanjut, dengan hanya memperhatikan variabel usia, pendidikan dan penghasilan, dan setelah mengasumsikan variabel lainnya ceteris paribus, dapat diketahui hubungan antara usia dengan penghasilan berbentuk parabolis. Titik maksimum usia dengan penghasilan pada usia 59,43 tahun untuk pendidikan tidak tamat SD ke bawah, 71,41 tahun untuk tamat SD, dan usia 52,79 tahun untuk tamat SMTP dan tamat SMTA. Hasil temuan ini sejalan dengan hukum diminishing marginal returns. Bahwa tambahan usia pada mulanya menaikkan penghasilan, dan setelah melewati usia tertentu tambahan penghasilan secara absolut menurun dengan meningkatnya usia. Temuan ini juga sesuai dengan hasil analisa deskriptif yang menyatakan penghasilan mencapai maksimal ketika seseorang mencapai usia antara 50 sampai 59 tahun.
Hasil temuan juga memperlihatkan asosiasi jam kerja dan penghasilan berbentuk parabolis. Jam kerja maksimum 73,16 jam per bulan atau 13,28 jam per minggu. Artinya seseorang akan mencapai penghasilan Maksimal jika ia bekerja 18,28 jam per minggu.
Menarik sekali bahwa mereka yang bekerja kurang dari 35 jamn hanya sedikit sekali yang mengatakan bersedia menerima pekerjaan lagi. Bahkan mereka yang bekerja dengan jam ekrja panjang yang lebih banyak dari kelompok dari atas. Untuk kasus kedua ini, faktor penghasilan rendah diduga sebagai penyebabnya. Untuk kasus pertama mereka diduga bekerja dengan jam kerja pendek dan tidak bersedia menerima pekerjaan lagi karena mereka menganggap penghasilan yang diterima sudah cukup besar.
Seperti dapat diduga, pengahsilan laki-laki lebih besar daripada penghasilkan perempuan. Hasil teman ini sama dengan teuan pada analisa deskriptif. Penelusuran atas data yang ada, perbedaan penghasilan antara laki-laki dan perempuan seperti diatas adalah karena faktor pendidikan dan spesialisasi, pada akhirnya akan berpengaruh pada penghasilan pekerja perempuan. dapat di terima. Dalam amsyarakat kita, pendapat bahwa wanita merupakan sosok pribadi yang feminine, makhluk lemah, pengasuh anak masih di terima dalam banyak kalangan masyarakat kita. Faktor lain adanya diskriminasi seksual dalam pekerjaan. masih banyak terjadi. Untuk jabatan yang sama, perempuan dituntut ijazah yang lebih tinggi daripada seorang laki-laki. Faktor ini menyebabkan ketinggi daripada seorang laki-laki. Faktor ini menyebabkan kebanyakan pekerja perempuan kurang dapat bersaing di pasar kerja.
Dari Hasil temuan juga memperlihatkan bahwa penghasilan mereka yang bekerja di sektor formal lebih besar daripada yang bekerja di sektor informal. Hasil temuan memperlihatkan pula bahwa buakn hanya sektor pekerjaan yang menentukan besar kecilnya pengahasilan seseorang akan tetapi faktor-faktor pendidikan. Mereka yang bekerja di sektor informal tapi berpendidikan lebih tinggi mempunyai penghasilan yang lebih besar daripada mereka yang bekerja di sektor formal tapi berpendidikan lebih rendah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T9077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Misbahul Pratiwi
"Indonesia is one of the countries of origin for migrant workers in the world. In the context of migration, the discourse on natural resources,
sustainable economy, and women’s empowerment are not the mainstream discussion. The resilience or economic sustainability of returnee women migrant workers (RWMWs) is also a major problem in migration policy schemes and practices in Indonesia. This paper explores how the model of economic empowerment in Kenanga Village, Indramayu District, as a local initiative can bring welfare
toward RWMWs and goes beyond the discourse of safe migration. The data in this research analyzed using Harvard and Longwee’ gender analysis tools as well as indicator of gender mainstreaming, and Naila Kabeer’s theory of empowerment. This paper finds that local initiatives of productive economy have a positive impact on the economic sustainability of RWMWs in Kenanga Village. It is important to develop economic resilience as an alternative to alleviate poverty. However, in
the empowerment program, it is important to consider various aspects of gender justice."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yovi Arista
"Women migrant workers have a significant role and contribution in driving migration, economy, and global development. Behind the remittance flows, women migrant workers are still overshadowed by the threats of various problems. The dimensions of the problems faced
are increasingly complex as the depletion of mobility limits between countries, the increasing of securitization policy as well as the rapid progress of global development in social, economic, and political aspects. Through the literature review, this article intends to highlight the vulnerability of Indonesian women migrant workers from the
perspective of migration and governance from a feminist perspective. The results of the review show that women migrant workers are
still facing multidimensional vulnerability. This includes the actual conditions of women migrant workers facing injustice, violations of
rights, affected by disruption of information-technology, and being center in the pandemic crisis. This condition also leads to the structural aspects related to protection’s policy and institutional issues that are
not sensitive to the interests and the root of problems faced by women
migrant workers."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2020
305 JP 23:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tresia Lemauk
"Ketahanan keluarga yang kuat adalah aspek penting dalam rangka mengantisipasi datangnya ancaman atas terpenuhinya kebutuhan pokok sebuah keluarga. Kesanggupan sebuah keluarga untuk dapat mencukupi kebutuhan primer keluarganya juga disebut sebagai ketahanan keluarga. Tujuan penelitian ialah mengidentifikasi kondisi ketahanan ekonomi keluarga PMI yang telah dipulangkan pada mengidentifikasi PMI yang terakomodir mengikuti program pemberdayaan, dan mengidentifikasi implikasi program pemberdayaan terhadap ketahanan ekonomi keluarga PMI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara sebagai instrument utama. Informan terdiri dari perwakilan BP2MI (2) dan PMI purna yang berasal dari Kabupaten Karawang (7). Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketahanan ekonomi keluarga, teori pemberdayaan masyarakat, ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan ekonomi keluarga PMI setelah terakomodir mengikuti program pemberdayaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketahanan ekonomi PMI setelah mengikuti program pemberdayaan belum optimal.  Hal ini diukur dengan salah satu indikator ketahanan keluarga yang dirilis KemenPPA 2016. Strategi terhadap ketahanan keluarga PMI yang dicanangkan oleh pemerintah harus memberikan dampak konkrit kepada PMI yang dipulangkan ke Indonesia.

Strong family resilience is an important aspect in anticipating threats to the fulfillment of a families basic needs. The ability of a family to be able to provide for the primary needs of the family is also referred to as family resilience. The aim of the research is to identify the condition of the economic resilience of PMI families who have been sent home to identify PMI who are accommodated in empowerment programs  for the economic resilience of PMI families. This study uses a qualitative approach with informants consisted of BP2MI representatives (2) and full-time PMI is from Karawang Regency (7). The theories and concepts used in this study are the theory of family economic resilience, community empowerments theory, national resilience and the concept of family resilience. This study analyzes the condition of the PMI family’s economic resilience after being accommodated in the empowerment program. The results showed that PMI’s economic resilience after participating in the program was not optimal. This is measured by one of the family resilience indicator released by KemenPPA 2016. The strategy for PMI family resilience proclaimed by the government must have a concret impact on PMI who are repatriated to Indonesia."
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>