Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Hawari
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
616.994 DAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Breast cancer is mostl deaddly disease for women. In oreder to cure the breast cancer disease, the location of the cancer should be exactly determined for futher treatments. Its location can be determined by using nuclear diagnosis technique utilizing a gamma camera...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinda Sari Wahyuni
"Kanker payudara (KPD) masih merupakan masalah kesehatan pada wanita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia kanker payudara merupakan penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Selain itu, banyak penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa penderita kanker payudara mengobati penyakitnya ke rumah sakit atau ke dokter setelah penyakit masuk dalam stadium lanjut.
Keberhasilan pengobatan kanker payudara lazim digambarkan dengan ketahanan hidup 5 tahun (five year survival rate). Selain aspek pengobatan, banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD seperti stadium, ukuran tumor, penyebaran tumor, aspek patologi, aspek sosial ekonomi, dan aspek lainnya. Sampai saat ini penelitian tentang ketahanan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara di RS Kanker Dharmais belum pemah dilakukan. Namun, jumlah penderita kanker payudara pertahunnya cukup banyak (menempati urutan 1 pada kasus rawat inap tahun 2000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup 5 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan rancangan studi longitudinal. Data yang dikumpulkan berasal dari data rekam medik penderita KPD tahun 1993 sampai tahun 1996. Sampel berjumlah 137 penderita. Cara pengumpulan data adalah dengan observasi data rekam medik serta media komunikasi via telepon atau surat untuk mengetahui ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara sebesar 48% dan median ketahanan hidup 54 bulan. Probabilitas ketahanan hidup penderita kanker payudara pada stadium dini operable (I-IIIA) adalah 72% dan stadium lanjut (IIIB dan. IV) adalah 12%. Jika dibanding dengan stadium dini operabel, risiko untuk meninggal pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali (95% CI: 1,228; 4,163). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara pada ukuran tumor < 5 cm adalah 81%, dan ukuran tumor lebih dari 5 cm adalah 24%. Jika dibanding dengan ukuran tumor < 5 cm risiko meninggal pada ukuran tumor > 5 cm adalah 3,7 kali (95% CI: 1,803; 7,770). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun dengan pengobatan lengkap adalah 69% dan pengobatan tidak lengkap adalah 13%. Risiko meninggal penderita dengan pengobatan tidak lengkap adalah 3,3 kali (95%CI: 1,950; 5,572) dibanding dengan pengobatan lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian ini kepada tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan penanganan kanker payudara dengan mengupayakan deteksi dini pada penderitanya. Selain itu perlu dorongan dari tenaga medis dan bantuan konseling agar penderita dapat mengikuti prosedur pengobatan dengan teratur dan lengkap. Kepada wanita terutama yang telah berumur di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRl) setiap bulannya sehingga dapat segera mengetahui kelainan yang timbul pada payudaranya. Kepada pemerintah perlu diupayakan peningkatan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dengan penyebaran informasi lewat media massa tentang penyakit kanker payudara.

Breast cancer is still a health problem for women in developed countries and developing countries. In Indonesia, number of breast cancer cases is high, the second cause of deaths after cervical cancer. In the other hand many researches in Indonesia report that the breast cancer patients go to hospitals or doctors after late stage.
The successful breast cancer therapy was usually measured by using a five-year survival rate. Besides therapeutically aspects, many factors are involved in five-year survival rate namely: stage, tumor size, metastases, pathological aspects, socioeconomic aspects and etc. The annual number of the breast cancer patients is high (the first rank from all cancer type in 2000). However, until] now, no studies of five-year survival rate on RSKD have been done.
The goal of this research is to find the probability of 5 year survival of the breast cancer patients in Dharmais Cancer Hospital Jakarta and the relationship between some other factors and 5 year survival rate. The design of this research is longitudinal study. Data are collected from the medical record breast cancer patients on 1993 toI996. The sample is I37 persons. The method of data collecting is observing of the medical record and telephoning or posting to find out the survival of breast cancer patient.
The result shows that 5 year survival rate on breast cancer patient is 48%, the median of the survival rate is 54 months. The 5 years survival rate on early operable stage is 72% and on the late stage is 12%. By using the early operable stage as a baseline comparison, the risk ratio of the deaths for the late stage is 2,3 (95% CI: 1,228; 4,163). Moreover the 5 year survival rate on the less than 5 cm is 81% and more than 5 cm is 24%. If compared to size < 5 cm, the risk ratio of the deaths on patients with tumor size 5 cm is 3,7 (95% CI: 1,803; 7,770). The 5 year survival rate on patients with a complete therapy is 69% and an incomplete therapy is 13%. The risk of the deaths on the patients with the incomplete therapy is 3,3 times (95% CI: 1,950; 5,572) compared to the complete therapy.
Based on this study, It is recommended that doctors/medicians be able to increase the ability to handle breast cancer cases by doing early detections to the suffers. Moreover the supports for medical professionals and counseling professional are needed so that the patients are able to follow the procedure of treatments regularly and completely. It is suggested that it is important to do SADARI monthly of women above 20. The government should increase to do EIC (Education, Information, and Communication) by spreading EIC materials through mass media about breast cancer."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkie Arthasari
"Adanya kenyataan orangtua menderita penyakit serius merupakan salah satu jenis krisis kehidupan yang dialami anak, terlebih bila penyakit tersebut beresiko terhadap kematian. Penyakit kanker payudara adalah salah satu penyakit kronis yang masih sulit disembuhkan, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada wanita usia 35 sampai 54 tahun. Pandangan umum masih menganggap penyakit ini dapat mengancam kehidupan seseorang. Oleh karenanya disamping memiliki dampak psikologis bagi penderita kanker payudara juga berdampak pada keluarga.
Penyakit serius yang berakibat kematian membawa dampak emosional bagi keluarga, terutama pasangan dan anak. Sejumlah penelitian menemukan adanya dampak emosional dari penyakit kanker payudara terhadap anak. Reaksi emosi yang timbul pada anak disebabkan oleh adanya ketakutan mengenai kematian, adanya perubahan situasi dan gangguan peran serta rutinitas keluarga. Dampak ini tidak terlepas dari tahapan usia anak dan juga jenis kelamin anak. Pada keluarga dengan anak remaja yang masih tinggal di rumah, penyakit serius yang diderita orangtua dapat menyebabkan terhambatnya pencapaian tugas perkembangan dan kebutuhan anak karena anak menjadi terikat dengan keiuarga dan menjadi pengganti peran orangtua yang sakit. Hal ini disebabkan oleh adanya disfungsi peran dari ibu dalam keluarga akibat menderita penyakit serius. Pada keluarga yang memiliki anak perempuan, penyakit kanker payudara yang masih dipandang menurut secara genetik dapat mengakibatkan adanya kecemasan pada anak perempuan akan menderita penyakit yang sama. Disamping itu anak perempuan juga dapat terbebani oteh peran merawat orangtua dimana sampai saat ini dalam masyarakat masih memandang bahwa kewajiban menjadi pelaku rawat dari orangtua adalah kewajiban anak perempuan.
Dampak dari kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara membawa perubahan pada situasi dan tuntutan kehidupan sehari-hari dari anak remaja perempuan. Perubahan situasi dan tuntutan dalam hidup menimbulkan reaksi emosi pada anak dan membutuhkan penyesuaian dari anak. Reaksi emosi dan penyesuaian anak remaja perempuan terhadap kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara tidak terlepas dari faktor pribadi dan faktor lingkungan dari individu.
Secara psikologis penyakit kanker payudara bukan hanya berdampak pada penderita namun juga keluarga, khususnya anak remaja perempuan, oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai dampak dari penyakit kanker payudara terhadap keluarga khususnya anak remaja perempuan. Penelitian ini ingin menelaah mengenai reaksi emosi dan penyesuaian anak remaja perempuan terhadap kondisi ibu yang menderita penyakit kanker payudara melalui peninjauan teori Emosi dan Penyesuaian.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Wawancara dilakukan pada responden yang berjumlah 5 orang dengan karakteristik anak perempuan dari penderita kanker payudara yang berada pada tahapan usia remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umumnya anak menampilkan reaksi emosi negatif terhadap kondisi-kondisi yang ditemuinya pada situasi keluanga dengan ibu yang menderita kanker payudara. Terdapat beberapa faktor pribadi dan lingkungan yang berpengaruh pada timbulnya reaksi emosi tersebut. Disamping itu ditemukan adanya usaha penyesuaian responden terhadap perubahan situasi dan tuntutan dimana variasi usaha dan kemampuan responden dalam melakukan penyesuaian dipengaruhi oleh strategi coping yang khas dan masing-masing individu dan adanya faktor yang mendukung dan menghambat usaha penyesuaian pada individu. Mengingat penelitian ini masih merupakan penelitian awal dan bersifat sangat khusus bila ditinjau dari karakteristik responden, maka disarankan untuk melakukan penelitian Ianjutan dan penelitian sejenis dengan karakteristik subjek yang berbeda untuk memperkaya pembahasan mengenai dampak penyakit kanker payudara terhadap keluarga. Pendekatan psikologis dengan bantuan konselor disarankan untuk rnembantu anggota keiuarga dan penderita untuk melakukan proses penyesuaian diri, yaitu agar mampu menerima kenyataan hidup, memperbaiki komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga, memperoleh dukungan sosial dari Iingkungan dan memperoleh informasi selengkap-Iengkapnya mengenai penyakit kanker payudara."
1998
S2041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Dwi Mulia
"ABSTRAK
Keterlambatan pengobatan kanker payudara merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesintasan hidup seseorang. Terutama mereka yang berobat di rumah sakit rujukan, kemungkinan besar telah mengalami keterlambatan berulang. Sehinggu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan pengobatan kanker payudara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dengan sampel dari rumah sakit rujukan nasional pada tahun 2013 - 2016. Pengobatan dikatakan terlambat jika membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan pengobatan sejak pertama kali datang ke rumah sakit. Penelitian ini menggunakan analsisi cox regresi dengan tingkat kemaknaan 0,005. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang paling memengaruhi keterlambatan pengobatan pada pasien yang pernah mendapatkan pengobatan adalah tempat tinggal PR 1,593 95 CI 1,031 ndash; 2,462 . Kemudian faktor yang memengaruhi keterlambatan pada pasien baru adalah tingkat pendidikan PR 1,743 95 CI 1,025 ndash; 2,997 dan riwayat pengobatan alternative PR 2,741 95 CI 1,419 ndash; 5,296.

ABSTRACT
Delayed treatment of breast cancer is a serious problem that can worsen the survival period. Then, there is patients already experiencing repeated delays. The purpose of this study is to find out what factors influences the delay of treatment. The study was done with cross sectional design taken from 564 samples of patient breast cancer in Cipto Mangunkusumo General Hospital between 2013 and 2016. Data collected based on register hospital. Time of delay treatment that measured the time from the first came to hospital to the first treatment in hospital. Delay was defined when there was more than 3 months from come to hospital to first treatment. The study based on cox regression was used with p value "
2017
T47992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Syeh Alzufri
"ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) merupakan teknik pencitraan yang memanfaatkan nilai kapasitansi dari objek berbentuk volum yang dikelilingi oleh multi sensor. Sensor-sensor yang mengelilingi objek tersebut mengukur nilai kapasitansi listrik yang dipengaruhi oleh distribusi permitivitas yang terdapat di dalam objek yang kemudian direkonstruksi dengan algoritma yang sesuai untuk mendapatkan citra dengan menggunakan software MATLAB R2008a. Sedangkan pembuatan model objek jaringan tumor dan sensor kanker payudara diperoleh melalui FEM (finite element method) atau dikenal dengan metode elemen hingga dengan menggunakan software COMSOL Multiphysics 3.4. Persoalan Ill-Posed yang muncul pada proses rekonstruksi, ditangani dengan menggunakan metode ILBP atau Landweiber equation. Pengujian sensor kanker payudara yang berbasis kapasitansi listrik ini dilakukan pada objek phantom yang menyerupai jaringan payudara manusia dengan menggunakan 24 elektroda yang dipasang disekeliling objek. Dari hasil eksperimen dapat ditunjukan bahwa citra distribusi permitivitas hasil rekonstruksi memiliki pola yang sama dengan distribusi permitivitas pada objek simulasi dan dapat mendiagnosis secara fisik adanya gejala kanker payudara.

ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) is an imaging technique that utilizes the capacitance value of the volume-shaped object surrounded by a multi-sensor. Sensors which surround the object is to measure the value of electric capacitance is influenced by the permittivity distribution contained in the object which is then reconstructed with the appropriate algorithm to obtain the image using the software MATLAB R2008a. While making the object model of breast tumor tissue and the sensor is obtained through FEM or known by the Finite Element Method using the software COMSOL Multiphysics 3.4. Ill-posed problems arising in the reconstruction process, handled using methods ILBP or Landweiber equation. Tests based breast cancer sensor electrical capacitance is carried out on a phantom object that resembles human breast tissue using 24 electrodes placed around the object. From the experimental results can be shown that the image of the results of reconstructing the permittivity distribution has the same pattern with the distribution of permittivity on the object model and can diagnose physical symptoms of breast cancer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1044
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah Pertiwi
"Kanker payudara banyak diderita perempuan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan dan perilaku mencari pelayanan kesehatan pasien kanker payudara dengan desain penelitian deskriptif sederhana. Responden berjumlah 80 orang secara non probability convenience sampling. Mayoritas responden berpengetahuan baik tentang pengetahuan umum, faktor risiko, tanda gejala, skrining serta perawatan, sedangkan mengenai pengobatan masih kurang. Respon awal saat menyadari perubahan payudara diantaranya tidak bertindak, bercerita, mencari pelayanan kesehatan, melakukan pengobatan alternatif, dan herbal. Keterlambatan pemeriksaan dialami sebagian besar responden. Suami menjadi pilihan terbanyak saat diskusi awal. Dokter bedah dan fasilitas kesehatan pemerintah menjadi pilihan terbanyak saat pemeriksaan awal. Perawat perlu meningkatkan edukasi kanker payudara pada perempuan dan pasien kanker payudara.

Breast cancer occurs to many women. This study aimed to describe the knowledge and health care seeking behavior of breast cancer patients with simple descriptive research design. The respondents were 80 who are chosen by non probability convenience sampling. Majority of respondents have good knowledge about the general knowledge, the risk factors, the signs and symptoms, the screening and nursing care, but they lack about the treatment. The initial responses when there were changes in their breast included no action, telling somebody, seeking health care, getting alternative medicine and herbal. The delayed diagnosis experienced by most of the respondents. The husband became the largest selected person for the initial discussion. The surgeons and the government?s health facilities were chosen by most respondents at the first examination. Nurses need to improve the education provision about breast cancer to women and the breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandala Noras
"Latar Belakang Menurut WHO diseluruh dunia ada sekitar 10 jula kasus bam kanker dengan lebih dan 6 juta kematian setiap tahunnya. Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan dua dekade yang sebeiumnya, dimana dilaporkan 6 juta kasus kanker baru dengan jumlah kematian 4 juta orang (WHO, 2002). Di Indonesia kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan kematian karena kanker juga meningkat, dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke 9 dari 10 penyebab kematian utama yang ada dan pada hasil SKRT 2002 dilaporkan kanker menempati urutan ke 5 sebagai penyebab kematian (Depkes. 2002).
Tujuan: Penelitian ini bermjuan untuk mengetahui faktor~faktor yang berhubungan dengan terjadinya kematian pasien ravwxt inap kanker payudara di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta yang meninggal pada tahun 1999 sampai dengan 2005 Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi kasus kontrol dengan jmnlah sampel keselumhan 201, jumlah sampel kasus 67 dan kontroi 134 (perbandingan I:2). Kasus adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang meninggal dari tahun 1999- 2005 dan kontrol adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang tidak meninggal dari tahun 1999-2004. Variabel penelitian adalah faktor prognosis tumor yang terdiri dari stadium, ukuran tumor, residiIQ metastase, faktor kelengkapan terapi, faktor prognosis penderita yang terdiri dari usia, jenis pembayaran dan jenis pekerjaan.
Hasil: Pekerjaan pasien kanker payudara berhubungan bermakna secara statistisk OR 3,52 (95%CI 1,66-7,42). Faktor tumor stadium (OR=ll,98 95%CI:4,64-30,91) dan metastase (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara Kelengkapan pengobatan (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disarankan bagi wanita yang mempunyai resiko untuk mengalami kanker payudara agar melakukan perneriksaan dini dan bagi penderita kanker payudara untuk melakukan pengobatan selengkap mungkin. Penyuluhan tentang faktor resiko kanker payudara, pengobatan yang akan dilakukan, waktu yang diperlukan untuk pengobatan kanker payudara merupakan salah satu cara mengurangi resiko untuk terjadinya kematian pasien kanker payudara.

Background: WHO (2002) state that in the world there are I0 million cancer new cases and more than 6 million death every years. This incidence was increased than two decade before where was reported 6 million cancer new cases and death 4 million people. ln Indonesia cancer cases and death caused cancer increase. Based of health household survey (SKRT) 1992, cancer is caused death at 9"' from 10 primary caused death and at health household survey (SKRT) 2002 reported that cancer is at 5°? caused death (Dcpkes. 2002).
The objective: The objective of this research to know the related factors to breast cancer patient death at Dr Cipto Mangunkustuno Hospital Jakarta years] 999-2005 Method: The design of this research is case control design with 20| total samples that consist of 67 cases and 134 controls (l:2). Cases is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999~2005 that were death. And control is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999-2005 that were life. The variable of this research are patient factors consist of age, kind of payment, and job. Tumor factors are stage, the size, residual, metastasis and completing therapy factor.
Result: The job of breast cancer patient related to death significant statistically, OR 3,52 (95%Cl 1,66-7,-42). Tumor factors are stage (OR=l 1,98 95%Cl:4,64»30,9l) and metastasis (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) related to death of breast cancer patient The completely therapy (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) related to death of breast cancer patient.
Conclusion: In this research the job status, tumor stage, metastasis and completly therapy related to breast cancer patient death. Women with risk factors to breast cancer that is suggested to early examination and to breast cancer patient suggested to completely therapy. The campaign of risk factors breast cancer, the therapy procedure and time for therapy are some ways to decrease breast cancer patient death.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bajuadji
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara sampai saat ini memiliki insiden dan prevalensi yangtertinggi dalam diantara penyakit kanker pada perempuan. Lokasi tersering metastasis kanker payudara adalah tulang dimana memiliki overall survival yang baik yang berakibat padapengeluaran biaya yang tinggi dibandingkan dengan metastasis organ viseral. CXCR4 dan RANK diketahui memiliki peran dalam homing sel kanker ke tulang.Dibandingkan dengan biomarker-biomarker yang lain, CXCR4 dan RANK berada padakaskade paling awal dari proses metastasis tulang. Aksis CXCR4 dengan SDF-1 sebagailigannya merupakan pengaturan utama dalam trafficking sel pada beberapa sel punca tubuhmanusia. Aksis RANK/RANKL/OPG mengontrol proses osteoklastogenesis dan resorpsitulang. Dari berbagai studi didapatkan CXCR4 dan RANK diekspresikan tinggi pada kankerpayudara dan berkaitan dengan metastasis tulang. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kombinasi ekspresi protein CXCR4 danRANK sebagai faktor prediktor metastasis tulang pada kanker payudara. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah case control, analitik, dengan observasional,untuk diagnostik dan prognostik. Penelitian ini dilakukan pada penderita kanker payudarastadium I-IV dengan jumlah sampel 58 pasien. Hasil Penelitian: Faktor Klinikopatologi stadium tumor, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang padakasus kanker payudara. Pada penderita kanker payudara terdapat hubunngan yang signifikanantara nilai kombinasi ekspresi CXCR4 dan RANK tinggi dengan kejadian metastasis tulang. Kesimpulan: Faktor Klinikopatologi stadium tumor mempunyai hubungan yang signifikanterhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang pada kasus kankerpayudara. Kombinasi CXCR4 dan RANK dapat digunakan sebagai alat prediktor diagnostikuntuk mengetahui status metastasis tulang kanker payudara, sehingga dapat diberikan terapiawal yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan menekan biaya kesehatan di kemudianhari.

ABSTRACT<>br>
Background Until recently, breast cancer has the highest prevalence and incidence offemale cancer. Breast cancer often metastasised to bone, which have better overall survival but consume more health cost than visceral metastasis. CXCR4 and RANK have been known for it's role in cancer cell homing to bone. Instead ofother biomarkers of bone metastasis, CXCR4 and RANK act in the early cascade of bonemetastasis process. CXCR4 SDF 1 axis plays a great role in cell trafficking of many types ofhuman stem cell. RANK RANKL OPG axis mediates osteoclastogenesis and boneresorption. In several studies, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer andcorrelate with bone metastasisAim To establish the combination, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer and correlate with bone metastasisMethods Case Control study, analytical, observational for prognostic and diagnostic byinvolving 58 patiens with stadium I,II,II,IV at breast cancer Result Clinic pathalogical factor, stadium had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The High combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients had significant correlation with bone metastasis. Conclusion: Clinic pathalogical factor stadium tumor had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The high Combination of CXCR4 and RANK expression can act as a predictor for bone metastasis inbreast cancer, so the patient can start early therapy which increase the quality of life andreduce treatment cost."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T58889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>