Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Artikel ini menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap kebijakan deviden dan merupakan hasil penelitian ini yang telah dilakukan terhadap perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan ditentukan 47 perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi lineier berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Return on investment, Debt to total assets, dan Earning per share berpengaruh signifikan terhadap divident payout ratio pada perusahaan real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia. Total asset turnover ditemukan tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dividend payout ratio, perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia hendaknya lebih memperhatikan return on investment, debt to total assets dan earning per share. Perusahaan real estate dan properti di Bursa Efek Indonesia agar lebih memperhatikan efisiensi dari pemakaian asetnya untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. "
JOMUT 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Ningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set, debt financing, profitability, dan risiko terhadap dividend payout ratio. Sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian tahun 2010-2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan panel regression analysis dengan pendekatan OLS. Hasil regresi menunjukkan bahwa investment opportunity set, debt financing, dan risiko memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap dividend payout ratio yang berarti jika terdapat peningkatan pada variabel-variabel tersebut, maka nilai dividen yang dibagikan akan mengalami penurunan. Sedangkan profitability memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap dividend payout ratio, yang berarti jika terjadi peningkatan profitability maka jumlah dividen yang dibagikan juga akan mengalami peningkatan.

The aim of this study is to analyze the influence of investment opportunity set, debt financing, profitability, and risks to the dividend payout ratio. Samples were 35 companies listed on the Stock Exchange with the study period 2010-2013. This research was conducted by using a panel regression analysis with OLS approach. Regression results show that the investment opportunity set, debt financing, and the risk had significant negative impact to the dividend payout ratio, which means if there is an increase in these variables, the dividend value will decrase. While profitability is a significant positive impact to the dividend payout ratio, which means if there is an increase profitability, the amount of the dividend will also increase."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Afandi
"ABSTRAK
Industri asuransi adalah salah satu industri ]asa keuangan yang perkembangannya sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat. Tingkat kepercayaan ini berkaitan erat dengat kesehatan perusahaan asuransi. Alat ukur dari tingkat kesehatan ini diantaranya adalah tingkat kecukupan dari aktiva yang diperkenankan terhadap kewajiban yang dimiliki perusahaan. Dalam literatur manajemen keuangan, ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajibannya disebut financial distress.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, yang kemudian diolah dengan menggunakan Cox Proportional Hazard Model didapat model financial distress perusahaan asuransi jiwa sampel sebagai berikut:
h(tl z) = ho(t). exp( a ROA + b ROE + c HIPPN + d PASET + e KPPB+ f AIPKW)
dimana: ho(t)= Peluang terjadinya financial distress tanpa mempertimbangkan kovariat. Besar ho(t) tergantung dari waktu yang diminta, yaitu: ho(1 )=0.645, ho(2)=0.55, ho(3)=0, ho(4)=0.25, ho(5)=ho(6)=0 dan ho(7)=1. Sedangkan nilai koefisien masing-masing kovariat adalah: a= -69.1775; b = -12.9318; c = -7.9089;
d = -2.52S5; e = 103.8258; dan f= 9.3043.
Daya tahan (survival time) perusahaan asuransi jiwa yang menjadi sampel pada studi ini dalam menghadapi.financial distress ternyata kurang baik. Rata-rata perusahaan asuransi jiwa tersehut memiliki daya tahan hidup selama 2.04 tahun Nilai yang begitu kecil ini menyiratkan bahwa perusahaan asuransi jiwa yang
menjadi sampel begitu lemah daya tahan hidupnya. Sementara itu bila kita perhatikan sebarannya, perusahaan asuransi jiwa paling lama bertahan hidup hanya selama 7 tahun. Nilai 7 tahun 1m sebenamya dipengaruhi oleh lamanya waktu pengamatan yang hanya 7 tahun, yaitu dari tahun 1992 hingga 1999.
Secara rinci daya tahan hidup (tanpa mempertimbangkan kovariat) perusahaan asuransi jiwa antara 1-2 tahun sebesar 35.5%, antara 2-4 tahun sebesar 16.1 %, antara 4-7 tahun sebesar 12.1% dan perusahaan yang bertahan lebih dari 7 tahun sebanyak 0%.
Dari model di atas diketahui bahwa rasio laba bersih per aset (ROA), rasio laba bersih per ekuitas (ROE), rasio hasil investasi dengan premi neto (HPPN), dan pertumbuhan aset (PASET) memiliki hubungan negatif dengan hazard rate. Ini berarti bahwa semakin besar nilai rasio tersebut, maka semakin kecil peluang perusahaan tersebut menghadapi financial distress. Sedangkan, rasio antara besamya klaim dengan premi bruto (KPPB) dan rasio an tara aktiva lancar dengan kewajiban (ALPKW) bemilai positif Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio-rasio ini semakin besar pula peluang suatu perusahaan mengalami financial distress atau dengan kata lain daya tahan perusahaan tersebut semakin kecil.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Ansari
"Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset dimana inovasi produk dan kegiatan pemasaran yang efektif merupakan keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan farmasi agar sukses di pasar. Dibukanya pasar AFTA dan harmonisasi perdagangan ASEAN pada tahun 2008, membuat peta persaingan industri farmasi yang smakin luas dan ketat. Pemsahaan farmasi nasional harus mampu bersaing dengan perusahaan farmasi asing yang lebih besar dan memiliki pasar yang luas.
Era persaingan bebas dan adanya kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk industri farmasi menuntut perusahaan farmasi nasional untuk rneningkatlcan keunggulan kompetitifnya agar mampu bersaing di pasar global. Upaya untuk menciptakan keunggulan melatarbelakangi penggabungan yang dilakukan oleh tiga perusahaan di industri farmasi yailu, PT Kalbe Farma Tbk., PT Dankos Laboratories Tbk. dan PT Enseval. Penggabungan ketiga entitas ini membentuk satu entitas dengan nama PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe). Tujuan utama yang ingin diraih dari merger ini adalah mencapai sinergi. Di antara potensi sinergi itu adalah pemakaian sumber daya bersama, pengurangan duplikasi aktivitas pemasaran dan rantai pasok (supply chain), posisi tawar yang kuat dengan pihak ketiga dan proses usaha yang terpadu. Selain itu penggabungan usaha ini akan memperbesar kapitalisasi pasar Kalbe di bursa, hal ini berpotensi untuk menarik minat para investor untuk membeli saham Kalbe.
Sinergi yang diperoleh dari kegiatan merger dan akusisi akan meningkatkan nilai perusahaan da.n rnemberikan dampak positif kepada peningkatan ksejahteraan stakeholders secara keseluruhan. Beberapa literatur di bidang keuangan meneliti mengenai return yang diperoleh dari kegiatan merger dan akuisisi dengan menggunakan metode event study. Sebagian besar penelitian yang dilakukan dengan metode ini rnemberikan hasil bahwa merger dan akuisisi memberikan kombinasi return yang positif bagi perusahaan target dan perusahaan pengakuisisi.
Teori merger berdasarkan sinergi dan efisiensi memprediksikan bahwa merger dan akuisisi menghasilkan return yang positif. Penelilian ini ingin menganalisis, apakah peristiwa merger (penggabungan usaha) yang dilalcukan oleh Kalbe memberikan pengaruh pada nilai perusahaan yang dicerminkan dari kinerja harga saham perusahaan di bursa. Pengaruh dari peristiwa merger dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap terciptanya abnormal return dan pola pergerakan cumulative abnormal return pada periode di sekitar pengumuman merger (event window). Selain itu untuk mengetahui apakah saham Kalbe setelah merger merupakan investasi yang menarik dan memberikan potensi return bagi investor, maka perlu dilakukan valuasi terhadap nilai Perusahaan untuk memperoleh nilai intrinsik saham Kalbe.
Berdasarkan analisis event study, pada hari ke +2 tercipta abnormal return yang signifikan. Ketiga metode yang digunakan memberikan kesimpulan yang sama. Metode Mean Adjusted Return menghasilkan abnonnal return sebesar 9,76%, sedangkan dengan metode Market Model sebesar 8,38% dan metode Market Acyusted Return sebesar 8,83 % Secara rata-rata pada hari ke +2 dihasilkan abnormal return sebesar 8,99%. Pada hari ke +3 sampai +10 secara umum terjadi abnormal return yang negatif tetapi berdasarkan hasil uji-t, abnormal return yang dihasilkan tidak signifikan. Secara keseluruhan pada event window (-10,+10) diperoleh rata-rata abnormal return sebesar 0,46% dengan metode Mean Adjusted Return, sedangkan dengan metode Market Model dan Market Adjusted Return masing-rnasing sebesar 0,34% dan 0,51%. Secara rata-rata dan ketiga metode menghasilkan abnormal return sebesar 0,43%.
Pola CAR memperlihalkan pergcrakan harga saham Kalbe yang Stabil sejak hari -8 dan yang dilanjutkan dengan lonjakan yang tajam pada had ke +2 sebagai reaksi dari pengumuman merger yang dilakukan Perusahaan. Setelah hari ke +2 nilai CAR mengalami penurunan secara perlahahan-lahan. Penunman pola CAR kemungkinan terjadi karena aksi profif taking atau adanya koreksi harga yang disebabkan oleh lonjakan yang tinggi pada hari +2. Pada hari ke +10 diperoleh nilai CAR secara rata-rata sebesar 9.11%. Hasil yang diperoleh dari analisis abnormal retum dan pergerakan pola CAR di sekitar pengumuman merger Perusahaan dengan metode event study sesuai dengan teori merger berdasarkan sinergi, bahwa tindakan merger yang dilakukan oleh perusahaan memberikan return yang positif bagi pemegang saham (shareholders) sebagai cerminan dari potensi sinergi yang akan diperoleh dari merger.
Valuasi saham dilakukan dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow dan menggunakan pendekatan Free Cash Flow to the Firm (FCFF) untuk memproyeksikan arus kas perusahaan dimasa datang. Berdasarkan hasil valuasi, diperoleh nilai intrinsik saham Kalbe sebesar Rp 1.460,- per saham. Jika dibandingkan dengan harga saham Kalbe pada tanggal 29 Desember 2006 sebesar Rp 1.190,- per saham, maka harga saham Kalbe diperdagangkan discount 18,5% dari nilai intrinsiknya, atau dengan kata lain saham Kalbe undervalued. Apabila diasumsikan bahwa fair value tidak mengalami perubahan maka harga saham Kalbe Parma pada tanggal 1 Mei 2007 (Rp 1.260,-) diperdagangkan discount 13,7% dari nilai intrinsiknya atau undervalued. Saham Kalbe setelah sekitar 1,5 tahun merger merupakan investasi yang memberikan potensi return yang menarik Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik di masa datang melalui potensi sinergi sebagai dampak dari merger yang dilakukan perusahaan dan strategi bersaing perusahaan untuk menghadapi pasar global. Dari hasil valuasi ini, penulis merekomendasikan beli (buy) untuk saham Kalbe.

Pharmaceutical industry is a research-based industry, where product innovation and effective marketing program are the crucial source of competitive advantage for every pharmaceutical company to able to succeed. The opening of AFTA market and ASEAN trade harmonization program in 2008, lead to a broader and intense competitive market. In connection to this, national pharmaceutical companies are going to face a tough competition from global pharmaceutical companies which already has their own worldwide market.
The era of free-trade market and new regulations on pharmaceutical industry forced national pharmaceutical companies to create their competitive advantage to able to survive in the global competition. The merger between PT Kalbe Farma Tbk, PT Dankos Laboratories Tblc. and PT Enseval to become one entity named PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) was done as part of the company long term strategy to create competitive advantage in the international market. The main objective of the merger is to create synergy. The potential source of synergy would come from: elimination of resource duplication, elimination of duplication in marketing activities and supply chain, strong bargaining power with third party and streamlining all of the companys business activities. Furthermore, the merger will increase, significantly, the company 's market capitalization which would attract investors to buy the company's stocks.
The synergy created by merger and acquisition will improve the value of the company and also the wealth of stakeholders as a whole. Event study was the common method in financial literature used to analyze the return or wealth created by the merger and acquisition activities. Most of the research concluded that merger and acquisition gave positive combined returns for targets and bidders.
Merger theory based on synergy and efficiency predict that return in a merger and acquisition is positive. This research tries to analyze the eject of merger into the company 's value which was rejlected by the conrpanyiv stock price performance in the stock market. The study of the effect of merger would be done by analyzing the creation of abnormal return and the pattern of the cumulative abnormal return around the announcement day (event window). Furthermore, to know whether the company's stock is still an interesting investment and would give potential return to investors we are going to do stock valuation. Fundamental analvsis was done to calculate the intrinsic value of Kalbe 's stock.
Anabtsis based on event study methodology resulted in a significant abnormal return at day +2. We are using three methods to predict expected return and all of the three methods gave the same conclusion. The Mean Athusted Return method arrived at estimated abnormal return of 9. 76%, meanwhile the Market Model arrived at 8.38% abnormal return and Market Athusted Return model at 8.99% abnonnal return. On day +3 until +10, generally, resulted in an insignificant negative abnormal return based on t-test. On average, in the (-10, +10) event window, we arrived at estimated abnormal return of 0.46% for Mean Achusted Return, 0.34% abnormal return Market Model and 0.35 % for Market Adjusted Return. The three methods resulted in an average of 0.34% abnormal return.
The pattern of CAR shows stable movement from day -8 and followed by sharp increase on day +2 after the merger announcement day. After day +2, CAR pattem show steady decline. The downturn pattern of CAR was probably due to profit taking or price correction because ofthe jump in price in day +2. On day +10, on average, CAR was recorded at 9.11 %. The result from the abnormal return and CAR pattern analysis aligned with the merger theory based on synergy that merger create positive return to the shareholders as a reflection of potential synergy ofthe company.
Valuation process was done by using Discounted Cash Flow (DCF) method with Free Cash Flow to the Firm approach to predict the company 's cash flow in the future. The valuation arrived at intrinsic value of Rp 1,460,- per share for Kalbe's stocks. Compared to the actual price at 29 December 2006 at the level of Rp 1.190,- per share, then the price of the company 's stock was traded at 18.5% discount, in other words the company 's stock was undervalued. Assuming that fair value did not change then at I May 2007 (actual price Rp 1.260,- per share) was also traded discount by 13.7% from its intrinsic value or undervalued Kalbe 's stock after 1.5 years of merger was still an interesting investment with attractive potential retum. This result reflects the company 's potential growth prospect as a result of synergy from merger and the company's strategy facing global market. Based on DCF valuation, we recommended buy for Kalbe 's stacks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Cathie Yessika M.
"Penelitian ini membahas tentang adanya hubungan antara Net Operating Profit after Tax (NOPAT), Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Rasio Profitabilitas yang diwakilkan dengan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan Market Value Added (MVA) pada perusahaan manufaktur yang telah memenuhi syarat sebagai sample dengan periode pengamatan selama tahun 2009-2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang diuji dengan menggunakan metode regresi tunggal dan berganda, dan diolah dengan menggunakan SPPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NOPAT dan EVA memiliki pengaruh yang signifikan dan hubungan yang positif terhadap variabel MVA, ROA, ROE, sedangkan WACC memiliki hubungan yang negative dengan variabel ROA, ROE dan MVA.

This study discusses the relationship between Net Operating Profit after Tax (NOPAT), Weighted Average Cost of Capital (WACC) and Economic Value Added (EVA) to Profitability Ratios represented by Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) and MVA at a manufacturing company that has been qualified as a sample with a period of observation during the years 2009-2011. This research is a quantitative study which tested using single and multiple regression method, and processed using SPPS. The results of this study indicate that the NOPAT and EVA have a significant and positive relationship to the MVA variable, ROA, ROE, while the WACC has a negative relationship with the variable ROA, ROE and MVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kisia Revin Anggehta
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio-rasio keuangan antara perusahaan yang dalam kondisi distress dengan perusahaan yang sehat/non distress, dan juga untuk menguji rasio keuangan apakah yang paling tepat untuk dapat memprediksi suatu perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak sehat. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014 sebanyak 532 perusahaan. Klasifikasi pengelompokan awal perusahaan distress dan non distress berdasarkan saldo Total Arus Kas Operasi pada tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, hasil penelitian menyimpulkan: (1) Rasio DER, NPM, ROA, ROE dan EPS dapat memprediksi kesulitan keuangan, (2) Rasio ROA, ROE dan NPM terbukti secara signifikan bisa memprediksi financial distress.

This study aimed to examine the effect of the financial ratios of the company which is in a state of distress with healthy corporate/non-distress, and also to test which financial ratios are the most appropriate to be able to predict a financial distress. The population in this study are companies registered in Indonesia Stock Exchange in the period 2010 to 2014 for total 532 companies. The company's initial grouping classification distress and non-distress based on the balance of the operating cash flow statement in 2013 and 2014. Based on the results of logistic regression analysis, the results of the study concluded : (1) Ratio of EPS, DER, ROA, ROE and NPM are able to predict financial distress, (2) ROA, ROE, and NPM shown to significantly able to predict financial distress.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judilherry Justam
"Tulisan ini mengkaji sejauh mana keberhasilan program privatisasi di Indonesia dengan memperbandingkan kinerja keuangan dan operasional dari 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencatatkan sahamnya di pasar modal sebelum dan sesudah privatisasi. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dan operasional adalah profitabilitas, efisiensi, leverage, kebijakan dividen, belanja modal, penjualan/pendapatan (output), kesempatan kerja, dan pajak yang dibayar perusahaan. Selanjutnya dibandingkan juga beberapa rasio keuangan BUMN yang diprivatisasi dengan sektor industri terkait pada tahun 2004 serta kecenderungan pergerakan harga saham tiga tahun terakhir (2002 sampai dengan 2004).
Walaupun belum dapat dilakukan pengujian secara statistik, mengingat kecilnya sampel dan singkatnya waktu pengamatan, dalam beberapa indikator seperti efisiensi, output, dividen dan leverage hasilnya hampir bersamaan dengan temuan Sun dan Tong (2002) di Malaysia, dan Wei dkk. (2003) di China. Namun berbeda hasilnya untuk indikator profitabilitas, dimana ternyata peningkatan output perusahaan BUMN di Indonesia tidak serta merta dapat pula meningkatkan profitabilitas. Untuk indikator tenaga kerja, pajak dan belanja modal, ternyata kinerja BUMN yang diprivatisasi tidak seperti yang diharapkan.
Gambaran secara umum menunjukkan bahwa delapan dari dua belas BUMN yang diprivatisasi menunjukkan kinerja keuangan dan operasional yang lebih baik setelah dilaksanakannya privatisasi, sedangkan empat BUMN Iainnya (Bank BNI, Indofarma, Kimia Farma dan Gas Negara) menunjukkan kinerja yang lebih buruk. Analisis secara sektoral kembali menunjukkan adanya kinerja yang buruk dari BUMN sektor konsumer/farmasi, sedangkan untuk sektor pertambangan dan keuangan, sebagian kinerjanya sangat buruk (Bukit Asam, Tambang Timah dan Bank BNI) dan sebagian lagi cukup baik (Bank BRI dan Aneka Tambang). Satu-satunya BUMN yang kinerjanya dan imbal hasil sahamnya bagus -dalam arti dibandingkan dengan industri sejenis dan sektor industri yang sama- adalah Semen Gresik.
Privatisasi yang sifatnya parsial ternyata turut memberikan kontribusi terhadap tata kelola perusahaan yang lemah (weak governance) yang pada gilirannya menghasilkan kinerja yang belum memuaskan. Kondisi politik nasional yang tidak kondusif, tarik menarik antar elit politik (khususnya antara eksekutif dan legislatif), ketidakpastian hukum dan kekurangtransparanan pemerintah dalam proses privatisasi turut pula memberi kontribusi tersendatnya program privatisasi di Indonesia. Dari sekitar 160 BUMN yang ada, yang berhasil diprivatisasi dengan berbagai metodenya baru sebanyak 32 perusahaan (20%)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A`an Pradina
"Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi jasa pendampingan yang dilakukan oleh KAP TRD terhadap penerapan PSAK 71 tentang gap analysis atas klasifikasi dan pengukuran aset keuangan pada PT Bank AI Tbk. Berdasarkan ketentuan PSAK 71, gap analysis dilakukan melalui 3 (tiga) aspek yaitu pengujian SPPI, Model Bisnis, dan Konsistensi Model Bisnis. Evaluasi dilakukan terhadap jasa pendampingan yang dilakukan KAP TRD sesuai dengan kontrak kerjasama yang terdiri dari 3 (tiga) tahapan evaluasi yaitu perencanaan dan identifikasi awal, pengujian dan analisis, serta finalisasi yang dilakukan pada masing-masing pengujian. Secara umum tahapan pekerjaan KAP TRD telah sesuai dengan kontrak kerjasama, namun terdapat faktor penghambat dari setiap tahapan pekerjaan dalam menentukan gap analysis yang berakibat.

This writing aims to evaluate the consultation services conducted by KAP TRD on the application of PSAK 71 regarding the gap analysis of classification and measurement of financial assets in PT Bank AI Tbk. Based on the requirement of PSAK 71, the gap analysis is carried out through 3 (three) stages of testing, consists of SPPI, Business Model, and Consistency of Business Models Testing. The evaluation consists of 3 (three) evaluation stages: planning and initial identification, testing and analysis, and finalization carried out on each test. In general, the stages of KAP TRD work are in accordance with the cooperation contract, but there are constraint factors from each stage of work in determining the gap analysis which could delay the work process of KAP TRD."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Ciptaningrum
"ABSTRAK
Laporan ini fokus mengeksplorasi analisis keuangan dan dua metode yang berbeda dari valuasi untuk memahami valuasi ARB Corporation dalam bisnis otomotif dengan menggunakan asumsi empiris. ARB adalah produsen terkemuka dan distributor 4 x 4 aksesoris di Australia, yang memiliki dominan pasar di Australia dan beberapa cabang di negara lain. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan akan dibahas dalam laporan ini yang nantinya akan digunakan untuk asumsi dalam valuasi. Dalam menganalisis valuasi, laporan ini akan mempertimbangkan 2 dua metode perhitungan valuasi yang berbeda, valuasi DCF dan multiple valuation. Dari perhitungan tersebut kami akan mempertimbangkan metode valuasi mana yang menguntungkan bagi perusahaan untuk pertimbangan nilai IPO mereka. Komponen yang paling penting dalam analisis ini adalah PDB tingkat pertumbuhan terminal, WACC dan Beta. Dari laporan ini menunjukkan multiple valuasi lebih cocok untuk perusahaan karena mempertimbangkan perusahaan lain dalam pasar otomotif dibandingkan DCF valuasi yang menggunakan asumsi bias .

ABSTRACT
This report is focused with exploring financial analysis and two different method of valuation in order to understand ARB Corporation value in automotive manufacture business by using empirical assumption. ARB is the leading manufacturer and distributor of 4 x 4 accessories in Australia, which has dominant market in Australia and few store branches in other country. Internal and external factor which affect company performance will be discussed in this report which later will be used for assumption in valuation. In analyzing valuation, this report will consider 2 two different calculation valuation method, DCF Valuation and multiple valuation. From the calculation we will consider which valuation method is profitable for company to use for their IPO value consideration. The most important component for this analysis is GDP terminal growth rate, WACC and Beta in. Findings of this report indicates multiple valuation is more suitable for company since it is consider their competitor in the market rather than DCF Valuation which use assumption that can be bias."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusuma Wardhana
"Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh Size Perusahaan, CAR, NPF, FDR serta BOPO terhadap profitabilitas bank umum syariah yang diukur melalui ROA. Penelitian ini mengambil sampel dari bank umum syariah di Indonesia pada tahun 2008-2012. Teknik analisi data ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SIZE, NPF, dan FDR tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif dan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

The purpose of this study is to examine the effect of Firm Size, CAR, NPF, FDR, and BOPO on Profitability of Sharia Commercial Bank measured by ROA. This study takes sample in Indonesia Sharia Commercial Bank in 2008?2012. The data anlaysis technique used is multiple regression analysis. The result of this study shows that SIZE, NPF, and FDR have no significant effect on profitability. Meanwhile, CAR has positive significant effect and BOPO has negative significant effect on profitability (ROA)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>