Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This research attempts to analyze the economic growth pattern and the economic structure changing in the province of West Sumatera and its regentcies before and after outonomous in addition,this research also counts the development diparity among those regencies...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"this study aims to test and demonstrate empirically the influence of special autonomy fund (DOK), the general allocation fund (DAU) and PAD allegedly not necessarily improve economic growth. This study analyzed the partial influence of DOK, DAU and PAD to conomic growth in Aceh province.
this stady covers 23 districts / cities and one countained in the Aceh province. The data in this study is a secondary data countained in the office of financial management aceh (DPKA), the central bureau of statistics provinces of Aceh and other sources that can be accounted for.
Based on the results of data processing show that partially DOK and DAU significant effect on economic growth in Aceh. While variable PAD negatively affect economic growth in the province. The most dominant variable is DOK, this due to the use of DOK has been set for a sector that has a greater impetus to economic growth, such as infrastructure, health an education.
The results date processing, also indicates that the variable DOK, DAU and PAD simultaneously significant effect on economic growth in Aceh."
EKOBIS 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Sugiyarto
"[Pengaruh positif infrstruktur terhadap pertumbuhan ekonomi telah menjadi konsensus di antara para ekonom. Akan tetapi beberapa hasil penelitian menunjukkan hasil yang beragam. Walaupun investasi publik untuk infrastruktur relatif kecil tetapi Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonominya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kontribusi infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Dengan menggunakan data level provinsi di Indionesia, studi ini berusaha mengetahui kontribusi infrastruktur secara agregat dan individual terhadap perkeonomian daerah. Perhitungan regresi menggunakan efek tetap menunjukkan bahwa secara agregat infrastruktur berkontibusi secara positif kepada pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, studi ini tidak menemukan cukup bukti yang menunjukkan bahwa secara individual setiap tipe infrastruktur berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah kecuali untuk tipe infrastruktur air bersih. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur akan lebih baik jika dilakukan secara komprehensif dan integral.;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access. Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented, The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Aji Nugroho
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemeritah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) di indonesia, (2). Mengetahui pengaruh ekonomi terhadap IPM, dan (3). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrestruktur terhadap IPM, baik secara langsung maupun melalui pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan sampel 20 propinsi yang dipilih dengan teknik simple random sampling yang kemudian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok daerah dengan angka IPM tinggi dan daerah dengan IPM rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah analisis jalur. Sebagai pendukung, juga dilakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata secara statistik terhadap 2 kelompok tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respon diantara 2 kelompok daerah tersebut. pada kelompok daerah dengan angka IPMtinggi, terliat bahwa pengeluaran kesehatan dan infrastruktur mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM melalui pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada kelompok dengan angka IPM rendah terlihat bahwa hanya pengeluaran pendidikan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap angka IPM. adapun pertumbuhan ekonomi, terlihat menunjukkan engaruh yang positif dan signifikan terhadap IPM. Hal ini terjadi pada kedua kelompok daerah, baik kelompok daerah dangan IPM tinggi maupun IPM rendah."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal
manusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahan
mutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruh
perubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadap
pembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terha
dap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan penduduk
terhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruh
antara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia,
dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau.
Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yang
menyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi)
ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi.
Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segi
mutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan,
kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan,
kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik.
Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.
Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pemba
ngunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi
Coob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel tak
bebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaian
listrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektor
sekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikan
pekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor se
kunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan;
kriminal; dan kepadatan penduduk.
nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi di
Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalam
hal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuan
analisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggu
nakan komputer yang dilengkapi oleh paket program Statistical
Analysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasi
struktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektor
terhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunder
dan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primer
pada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983
sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %.
Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami perge
seran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitu
kontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dan
sektor sekunder 25,95 %.
Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnya
daya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980
masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul oleh
sektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer
56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %.
Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akan
tetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serap
masing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turun
menjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi
32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %.
Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi pada
tingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikan
SD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP
5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademi
dan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinya
mengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawah
turunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %,
berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma dan
Universitas naik menjadi 2,3 %.
Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkan
bahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhi
pembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlah
pemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pem
bangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentu
dampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangun
an ekonomi berubah menjadi menurun (negatif).
Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier
terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah peker
ja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatif
kontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pemba
ngunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primer
terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibanding
dengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerja
sektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan
pulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatif
perubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomi
berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau.
Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder,
dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh
yang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhi
oleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasing
sektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-rata
pendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatif
perubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di samping
itu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pen
didikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlah
pekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke
bawah.
Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunan
ekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauh
berbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau,
yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebih
besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berarti
bahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan
pembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akan
menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukan
oleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukan
oleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi dan
pelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perlu
dipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasi
ke arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan
antar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia.
Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia Bagian
Timur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkan
bahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pem
bangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasional
jika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskan
ke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapat
prioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasi
ke IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untuk
perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektor
primer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja dan
pendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawa
yang didukung pula oleh alokasi investasi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Astuti
"Pada fungsi produksi Cobb-Douglas, faktor A(t) tidak hanya mencerminkan teknologi namun juga perbedaan kontribusi sumber daya dan institusi lintas wilayah dan waktu (Lin dan Liu, 2000). Penelitian ini mengasumsikan bahwa A(t) dicerminkan oleh belanja daerah sebagai parameter desentralisasi dan belanja pemerintah pusat di daerah. Sehingga penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh belanja daerah namun juga pengaruh belanja pemerintah pusat di daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji hubungan antara belanja pemerintah pusat di daerah dan belanja daerah. Dengan menggunakan data panel kabupaten/kota di Indonesia untuk periode 2010-2019 dan metode fixed effect model (FEM), hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja desentralisasi yang diukur dengan belanja daerah serta belanja pemerintah pusat di daerah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Selanjutnya, belanja pemerintah pusat di daerah juga memiliki korelasi positif dengan belanja daerah kabupaten/kota di Indonesia.

In Cobb-Douglas production function, the term A(t) reflects not only technology but also difference in resource endowments and institutions across regions and over time (Lin & Liu, 2000). This study assumes that A(t) is reflected by local expenditure as decentralization measure and central expenditure spent in local. This study examines not only the effect of local expenditure but also the effect of central expenditure spent in local to economic growth. Using panel data of regencies/cities in Indonesia for 2010-2019 period and fixed effect model (FEM) methodology, the result shows that decentralization expenditure as measured by local expenditure, together with central expenditure spent in local has positive effect on local economic growth in Indonesia. Furthermore, central expenditure spent in local also has positive correlation with local expenditure of regencies/cities in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiningtyas Dwi Hidayatika
"Studi ini menggunakan data kabupaten/kota di pulau Jawa tahun 2003 untuk mengetahui bagaimana peranan infrastruktur dalam pembangunan yang merupakan hasil dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, ingin diketahui juga bagaimana pola
pembangunan di kabupaten/kota di pulau Jawa dan keterkaitannya dengan keadaan infrastrukur yang tersedia. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah analisis faktor, analisis non hierarchical
cluster dan analisis diskriminan. Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan variabel dan membentuk suatu faktor pembangunan sosial ekonomi. Kemudian analisis non hierarchical mengelompokkan nilai faktor pembangunan tersebut ke dalam tingkatan pembangunan. Terakhir, analisis diskriminan digunakan untuk melihat bagaimana keterkaitan antara pembangunan dengan keadaan infrastruktur pada tiap kabupaten/kota. Hasil dari studi ini membuktikan adanya keterkaitan yang erat antara infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, terlihat adanya pola kesenjangan pada keadaan infrastruktur antara kabupaten dengan kota dan antara kawasan Utara Jawa dan Selatan . Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan pembangunan sosial ekonomi antara kedua kawasan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Changes in economic sector are main factor for economic growth in every economics. History showed that in development process of many countries,including Malaysia and Indonesia,there is a transition from agricultural to industrial and services sector...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Tamtomo
"This research describe the factors that effect regional economic growth in decentralization fiscal with case at regencies/cities in Central Java Province. It used regression analysis which growth economic as a dependent variabel, and used PAD, DAU, quantity of labor and education level of population 10 age year as a independent variabel. This research also test differences level of regional economic growth between farm sector and non-farm sector. The result shows that PAD, DAU, quantity of labor and education level have positive effect to economic growth, and there are no difference level of growth between farm sector and non-farm sector.

Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di era desentralisasi fiskal dengan studi kasus kab/kota di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen adalah PAD, DAU, jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan penduduk usia kerja. Selain itu juga ada uji perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dan sektor non-pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD, DAU, jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu tidak ada perbedaan signifikan tentang pertumbuhan ekonomi antara sektor pertanian dan sektor non-pertanian."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasari Kusumadewi
"Pertumbuhan ekonomi provinsi pasca desentralisasi masih berada di bawah periode sebelum krisis. Selain itu, tidak adanya teori formal yang menunjukkan pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan masih minimnya penelitian yang menggunakan unit analisis provinsi menjadikan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Dengan menggunakan data panel dari 26 propinsi tahun 1999 sampai dengan 2008 yang diolah dengan metode efek random maka hasil studi ini menunjukkan bahwa porsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan, Investasi Swasta dan Tenaga Kerja seluruhnya berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa peranan pemerintah pusat masih dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi.

Province economic growth during fiscal decentralization still below before crisis happened. The lack of formal theory that shows decentralization fiscal impacts on economic growth and research using provincial as unit analysis become the background of this research. Using pool data from 26 province from 1999 until 2008 estimated with random effect method, this research confirms that ratio intergovernmental funds (Dana Perimbangan) to total revenue, private investment and labor have positif and significant impact on province economic growth. It also indicate that central government is still needed to increase province economic growth."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>