Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianto Kartiko
"Tesis ini membahas pengukuran risiko kredit menurut Basel II, yang berbeda dengan ketentuan Basel I yang berlaku saat ini. Untuk pengukuran kredit korporasi PT. Bank X telah mulai mempersiapkan diri dengan menerapkan sistem internal rating yang berjalan mulai tahun 2004. Internal rating merupakan salah syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengukuran kredit sesuai dengan Basel II.
Basel II memperkenal 3 metode pengukuran risiko kredit terutama untuk kredit usaha, yaitu Standardized Approach, IRB Foundation Appraoch dan IRB Advanced Approach. Dalam tulisan ini ketiga metode tersebut diterapkan untuk mengukur minimum capital charg.. Sesuai dengan data yang diperoleh risiko kredit yang diukur adalah portepel kredit yang dimiliki oleh Divisi Usaha Menegah PT. Bank X.
Hasil pengukuran risiko kredit ini masing-masing diperbandingkan mana yang lebih effisien dalam menghitung risiko kredit. Selanjutnya hasil kesimpulan yang diperoleh dapat dijadikan bahan masukan bagi manajemen PT. Bank X, ataupun bank-bank lain yang menghadapi permasalahan yang sama.

The focus of this study is measuring credit risk using Basel II method. This preparation already started from 2004 through the implementation of internal rating system. Internal rating system as one of the term to be full filled to measring credit risk using Basel II.
Basel II introduce 3 methods to measuring credit risk specialy for corporate loan, which is Standardized Approach, IRB Foundation Approach dan IRB Advanced Approach. The subject on this paper is to implement 3 methods, calculate minimum capital charge using data of credit portfolio middle marker segment PT. Bank X.
The results from the measurement of each method then compared to find which method is more efficient in calculating credit risk. Therefore the conclusion is an input for the management of PT. Bank X as for the other banks who facing the same problem.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25408
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanda
"Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan bursa luar negeri adalah alternatif untuk memperluas kepemilikan saham oleh investor dalam dan luar negeri dan dalam rangka mendekatkan diri dengan para investor yang belum mengenal perusahaan tersebut sebelumnya. Di antaranya adalah PT Indosat dan PT Telkom yang dual listing di BEJ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan berikut : pertama, apakah terdapat korelasi negatif antara imbal hasil (return) saham PT Indosat di BEJ dan di NYSE, dan antara imbal hasil saham PT Telkom di BEJ dan di NYSE ? Apabila terdapat korelasi negatif, maka dapat dibentuk suatu portofolio optimum. Kedua, adakah keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang melakukan dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika ? Ketiga, faktor-faktor apa yang menentukan imbal hasil (return) saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE ?
Hubungan antara imbal hasil saham yang dual listing seperti saham PT Indosat dan PT Telkom di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE) dapat diamati melalui koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus : pjj = a^ I (cjj x aj).
Imbal hasil saham atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain di luar pasar. Hubungan antara imbal hasil sekuritas dengan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML). Koefisien beta (P) dapat dihitung dengan persamaan : (3j = <7j pjm / om = °~im / O m.
Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika, maka perdagangan saham perusahaan yang dual listing sangatlah rentan terhadap kemungkinan transaksi arbitrase. Kemungkinan terjadinya transaksi arbitrase atas saham-saham yang dual listing tersebut, dapat diamati dengan menggunakan International Fisher Effect, yaitu : (l+rH)/(l+rF) =e,/e0.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, imbal hasil saham juga ditentukan oleh faktor-faktor di luar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Melalui model dengan 3 faktor, yaitu Faktor T-Bills, Faktor Certificate of Deposit dan Faktor Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, diamati signifikansinya dalam menentukan imbal hasil suatu sekuritas. Model APT dengan 3 faktor dirumuskan sebagai berikut: E(r) = a + Pi-Bills F(T-Bills) + PuS-CD F(US-CD) + PRp-sF(Rp-S)-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari PT Indosat, PT Telkom, Bursa Efek Jakarta, Bursa NYSE, Bank Indonesia dan Federal Reserve Amerika Serikat. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1997 sampai 2001. Data pengamatan merupakan data bulanan, yaitu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran, pertama, tidak adanya korelasi negatif antara imbal hasil saham yang listing di BEJ dan yang listing di NYSE. Kedua, dimungkinkan terjadinya keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ketiga, faktor-faktor T-Bills, Certificate of Deposit (CD) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat menentukan imbal hasil saham yang dual listing baik di BEJ maupun di NYSE dalam Model APT dengan 3 faktor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Okthaleon
"Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk bisa menjalankan kegiatan operasinya, sama halnya dengan PT. X, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi di Indonesia. Saat ini perusahaan memiliki struktur modal 49,58% utang dan 50,42% modal sendiri. Semakin tinggi tingkat utang akan meningkatkan kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. Struktur modal yang optimal akan menghasilkan nilai perusahaan yang paling tinggi dan menimbulkan biaya yang paling rendah. Nilai perusahaan tertinggi berada di komposisi utang 30%. Biaya modal (WACC) yang paling rendah yaitu 11,04% berada di komposisi utang 40%. Berdasarkan perhitungan tersebut, struktur modal yang optimal untuk PT. X berada pada komposisi utang antara 30%-40%.

Every company needs capital to run its operations, so does PT. X, a company which operates in construction industry in Indonesia. At present, the capital structure of the company is composed by 49,58% debt and 50,42% equity. The higher the level of debt the company will increase the risk of bankruptcy. The optimal capital structure will maximize the value of the firm and minimize the cost of capital. The maximum value of the firm is reached when the debt ratio is 30%.The minimum cost of capital (WACC) which is 11,04% is reached at 40% debt ratio. Based on that calculation, the optimal capital structure of PT. X can be reach between 30% and 40% in debt ratio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T30288
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Putri Efriliani
"Penelitian ini merupakan pengujian empiris dari pengaruh beta likuiditas terhadap excess return saham dengan Liquidity-adjusted Capital Asset Pricing Model LCAPM pada saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Dengan menggunakan penghitungan ilikuiditas illiq , penelitian ini menemukan bukti empiris bahwa terdapat risiko ilikuiditas yang dilambangkan dengan pergerakan ilikuiditas saham dengan ilikuiditas pasar, sensitivitas ilikuiditas saham dengan return pasar, serta beta likuiditas secara agregat di pasar saham Indonesia. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pergerakan ilikuiditas saham terhadap ilikuiditas pasar memberikan pengaruh positif terhadap excess return saham. Begitu pula risiko likuditas secara agregat yang berpengaruh terhadap excess return saham. Sebaliknya, sensitivitas ilikuiditas saham terhadap return pasar memberikan pengaruh negatif terhadap excess return saham. Secara garis besar, penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee 2011 dan Vu, et al 2014 , bahwa risiko ilikuiditas dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham.

This paper empirically tests the Liquidity adjusted Capital Asset Pricing Model LCAPM and effect of liquidity beta on stock excess return of listed corporation in Indonesia. According to the illiquidity measure used, I find evidence that liquidity risk, in the form of co movement between individual stock illiquidity and market illiquidity, sensitivity between its illiquidity and market returns, and net liquidity beta are priced in Indonesian stock market. This results show that co movement between individual stock illiquidity and market illiquidity as well as net liquidity beta has positive effect on stock excess return in Indonesia, while illiquidity sensitivity to market returns brings negative effect on stock excess return in Indonesia. Overall, this results support the importance of liquidity risk effects on stock return. Lee, 2011 Vu, et al 2014. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kuswardhani
"Seiring dengan semakin banyaknya produk reksa dana yang ditawarkan, maka reputasi pengelola reksa dana atau manajer investasi menjadi faktor yang sangat penting. Akan tetapi, reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi yang berkualitas dan berpengalaman belum tentu mampu memberikan return yang memuaskan bila dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh investor dan return pasar. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut, yang dalam hal ini adalah PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Tesis ini membahas analisis return reksa dana saham dengan metode Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory, evaluasi kinerja reksa dana saham dengan metode Risk Adjusted Performance (Indeks Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio), dan analisis 5 besar emiten yang membentuk portofolio reksa dana saham dengan matriks Growth Value Map.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh portofolio pasar dan faktor-faktor makroekonomi terhadap return reksa dana saham, kinerja reksa dana saham dibandingkan dengan kinerja portofolio pasar, serta ekspektasi pasar terhadap kinerja jangka pendek dan prospek pertumbuhan jangka panjang dari 5 besar emiten yang membentuk portofolio reksa dana saham.

Along with the increasing number of mutual funds offered, the reputation of mutual fund managers or investment managers becomes a very important factor. However, mutual funds managed by qualified and experienced investment managers do not certainly offer satisfying return compared with the risk faced by investors and market return. Therefore, it is necessary to analyze mutual fund managed by investment manager, which is PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia.
This thesis analyzes the return of equity fund using Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory method, performance evaluation of equity fund using Risk Adjusted Performance method (Sharpe, Treynor, Jensen Index, Information Ratio), and analysis of the top five companies that form equity fund portfolio using Growth Value Map.
The result of the study shows the influence of market portfolio and macroeconomic factors to the return of equity fund, performance of equity fund compared with performance of market portfolio, as well as market expectation of short-term performance and long-term growth opportunity of the top five companies that form equity fund portfolio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26511
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Sjarif
"Pasar modal mernpakan salah satu tempat utuk mendapatkan modal selain perbankan, salah satunya dengan aksi korporasi Right Issue. Banyak informasi yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan suatu transaksi. Dari berbagai macam faktor yang berpengaruh; keputusan emiten untuk me!a.kukan right issue akan mernpengaruhi harga saham di pasar. Peneliti bermaksud melakukan penelitian terbadap emiten yang melakukan n"ght issue yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalarn periode pengarnatan selarna tabun 2005-2009,untuk mengetabui apakah investor diuntungkan atau dirugikan oleh right issue.
Berdasarkan data dan hasil perhitungan serta analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Right issue merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan dana murah dari publik. Penelitian terhadap rights issue selama pasca krisis tahun 2005-2009 didapatkan jumlah dana dari right issue pada rata rata public offering (lPO), dimana hal lni mengindikasikan bahwa right issue diminati oleh para investor. 2. HasH penelitian terhadap saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) yang telah melakukan rights issue pada tahun 2005-2009 dengan menggunakan pengujian tanda peringkat wilcoxon didapatkan bahwa rights issue tersebut tidak memberikan keuntungan kepada para investor.

Capital market is one of entity for capital gaining other than banking, which is corporate right issue is one of the example. Variety of information needed for investors in making a transactions. Of all the various factors that influence the decision of issuers to make rights issue will affect the stock price in the market Researcher intend to do research on issuers who do right issues listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of observation during the years 2005-2009, to determine whether investors were benefited or harmed by a rights issue.
Based on data, calculationt analysis and discussion that has been done in this studythe conclution as follows: 1. Rights issue is one alternative to get cheap funds from the public. Research on the rights issue during the post crisis funds obtained from the rights issue in average per year is greater than the funds received from the Initial public offering (IPO), hence this indicates that investors more interested in right issue. 2. The results of the company's shares listed on the Indonesia Stock Exchange (JDX), which has conducted a rights issue in the period of 2005-2009 by using the Wilcoxon rank sign test found that the rights issue did not provide benefits to investors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32382
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Josep
"Bergerak dari tujuan, penelitian dalam rangka Karya Akhir ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan pada indikator ekonomi terhadap harga saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan mengambil sampel dari bulan September tahun 2000 sampai bulan Agustus 2002. Penelitian terhadap hal ini dinilai sangat penting mengingat dalam keseharian, terutama di hari-hari bursa hampir setiap saat investor dihadapkan kepada infonnasi-informasi yang diyakini mempengaruhi pergerakan saham. Tetapi di sisi lain pemodal atau pemilik dana tersebut menghadapi risiko yang cukup besar baik yang sistematis maupun non sistematis.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data yang bersifat statistik terhadap data-data yang telah dikumpulkan dan diseleksi untuk diformulasikan dalam multifactor models. Dengan penggunaan model ini diharapkan akan memberikan penjelasan koefisien beta indikator ekonomi yang mana paling signifikan mempengaruhi suatu jenis saham. Untuk dikatakan koefisien signifikan adalah koefisien yang nilai t-statistic sesuai dengan penggunaan significance level 10%.
Dalam proses penelitian diawali dengan tes data-data yang diolah untuk mengetahui data sudah stationer atau belum. Pada basil penelitian 20 saham yang diteliti dinyatakan stasioner setelah dilakukan differensiasi pertama. Begitu juga pada indikator ekonomi yang dipergunakan beserta indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta dilakukan differensiasi kecuali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan hasilnya adalah stasioner.
Setelah dilakukan tes data maka dilakukan tes koefisien untuk mengetahui koefisien indikator makro ekonomi mana yang paling signifikan. Sebelum dilakukan tes signifikansi dengan significance level 10% maka persamaan multi faktor masih lengkap sesuai dengan rumusan pada text book, tetapi setelah dilakukan test maksimal hanya 2 (dua) variabel bebas ekonomi makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham di Bursa Efek Jakarta.
Langkah selanjutnya meminimalkan serial correlation antar residual pada persamaan-persamaan model yang terbentuk., sehingga hasilnya akan memberikan model persamaan yang akurat dan informatif yang ditunjukkan dengan optimalisasi R-square Proses dilakukan dengan melihat indikator R square yang paling optimal, dan apabila dengan tindakan penerapan ARIMA temyata R square menurun maka yang dipergunakan adalah angka yang sebelumnya. Hasilnya temyata berubah dari persamaan yang terbentuk diawal temyata masih dapat dibentuk persamaan yang lebih baik menurut kriteria goodness of fit. Tindakan itu juga membuat Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwartz Bayesian Citeria (SBC) menjadi lebih kecil.
Dari keseluruhan penelitian dihasilkan bahwa sebaiknya investor memperhatikan pengaruh faktor-faktor perubahan variabel ekonomi makro pada pergerakan harga saham karena hasil penelitian menunjukkan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama perubahan variabel ekonomi makro mempengaruhi pergerakan harga 20 saham berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Jakarta yang diteliti."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Yovita
"[ABSTRAK
Studi ini menguji empiris faktor risiko saham perbankan ASEAN-5
periode 2003 ? 2013. Faktor risiko yang diuji adalah faktor risiko pasar (market),
size dan value melalui model penilaian aset Capital Asset Pricing Model (CAPM)
dan model tiga faktor Fama dan French (1993). Selain tiga faktor standar tersebut
(Schuermann & Stiroh, 2006), faktor risiko tambahan yang diuji adalah faktor
risiko spesifik bank yaitu term structure.
Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko pasar, size dan value
menjelaskan excess return yang mengindikasikan terdapat premi risiko pasar, size
premium dan value premium pada saham perbankan ASEAN-5. Faktor risiko term
structure hanya signifikan pada portofolio saham small size-value stocks serta big
size?growth stocks. Nilai koefisien positif menandakan tingkat eksposur terhadap
perubahan tingkat suku bunga yang tidak diduga adalah positif dan
mengindikasikan minimnya penggunaan instrumen derivatif atau hedging dalam
aktifitas bank ASEAN-5.
Lebih lanjut, studi ini juga membandingkan model penilaian aset.
Menggunakan pedoman adjusted-R2, model tiga faktor Fama dan French memiliki
kemampuan lebih baik dalam menjelaskan excess return saham perbankan
ASEAN-5 dari model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Pada portofolio
small size?value stocks dan big size?growth stocks, penambahan faktor risiko
term structure tidak menjadikan model tiga faktor Fama dan French lebih baik
dalam menjelaskan excess return saham perbankan ASEAN-5. Hasil studi ini
serupa dengan penelitian Fama dan French bahwa faktor risiko term structure
tidak menjelaskan lebih baik saham perbankan dibandingkan dengan model tiga
faktor Fama dan French.;This study tested empirically risk factors on banking stocks in ASEAN-5.

ABSTRACT
The risk factors are market, size and value risk factors by using asset pricing
model of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and three factor Fama and French
(1993) model. As additional risk factor is bank-specific risk factor, the term
structure.
The result showed market, size and value risk factors explain excess
return, indicating there are market risk premium, size and value premium on
banking stocks in ASEAN-5. Term structure factor is significant only on small
size-value stocks and big size-growth stocks portfolios. Positive factor loadings
on both portfolios showed banks? exposure level to the unexpected interest rate
changes is positive, indicating minimum use of derivative or hedging instruments.
This study also comparing asset pricing models. Based on adjusted-R2
score, three factor model of Fama and French explains better than Capital Asset
Pricing Model (CAPM). Adding bank-specific risk factor, the term structure,
doesn?t help three factor Fama and French model explain better of excess return
on banking stocks in ASEAN-5 for portfolio of small size-value stocks and big
size-growth stocks. The result is similar to Fama and French?s that adding term
structure risk factor doesn?t help to explain excess return better than three factor
model of Fama and French, This study tested empirically risk factors on banking stocks in ASEAN-5.
The risk factors are market, size and value risk factors by using asset pricing
model of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and three factor Fama and French
(1993) model. As additional risk factor is bank-specific risk factor, the term
structure.
The result showed market, size and value risk factors explain excess
return, indicating there are market risk premium, size and value premium on
banking stocks in ASEAN-5. Term structure factor is significant only on small
size-value stocks and big size-growth stocks portfolios. Positive factor loadings
on both portfolios showed banks’ exposure level to the unexpected interest rate
changes is positive, indicating minimum use of derivative or hedging instruments.
This study also comparing asset pricing models. Based on adjusted-R2
score, three factor model of Fama and French explains better than Capital Asset
Pricing Model (CAPM). Adding bank-specific risk factor, the term structure,
doesn’t help three factor Fama and French model explain better of excess return
on banking stocks in ASEAN-5 for portfolio of small size-value stocks and big
size-growth stocks. The result is similar to Fama and French’s that adding term
structure risk factor doesn’t help to explain excess return better than three factor
model of Fama and French]"
2015
T27387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Ambarwati
"Dengan adanya gejolak ekonomi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat kondisi perekonomian Indonesia terpuruk. Tetapi saat ini sudah mulai menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi. Hal ini dapat dilihat perkembangan pasar modal Indonesia menunjukkan suatu perkembangan yang baik dan mulai kembali aktif. Selain itu banyak cara berinvestasi untuk meningkatkan nilai uang yang dimiliki. Banyak para ahli yang menuliskan hasil pemikirannya ke dalam buku-buku untuk mengajarkan bagaimana cara berinvestasi. Ada deposito, saham, obligasi, kurs, bahkan asuransi dan instrumen lainnya yang menawarkan banyak keuntungan.
Sebagaian masyarakat sadar bahwa dana yang mereka miliki dari waktu ke waktu nilainya akan berkurang apabila tidak dimanfaatkan atau dibiarkan menganggur. Menentukan tingkat harapan atau expected return dari sebuah sekuritas dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya yang cukup populer dengan menggunakan CAPM. Penggunaannya dapat membantu dalam menentukan tingkat pengembalian dari suatu saham. Metode ini memperhitungkan aspek tingkat suku bunga bebas risiko (Suku Bunga SBI) yang berlaku, dimana tingkat pengembalian yang diperoleh sesuai dengan tingkat risiko (diwakilkan dengan beta). Return market yang diwakilkan dengan Indeks LQ45.
Sampel yang digunakan adalah diambil secara acak dari 45 saham perusahaan yang sahamnya masuk dalam perhitungan Indeks LQ 45 periode Januari 2000-Desember 2002, dipilih hanya 10 saham sebagai sampel. Penelitian menggunakan SPSS dalam melakukan regresi terhadap data-data itu, untuk melihat pengaruh risk terhadap return pada saham-saham sampel.
Hasil penelitian terhadap I 0 sampel menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif linear antara risk dengan return, dimana terdapat tanda positif pada tabel correlations. Hampir sebagian saham tingkat signifikan levelnya diatas 5%, hanya dua saham yang memiliki tingkat signiflkan dibawah 5%. Memang berdasarkan hasil pengujian ada beberapa yang memiliki tingkat signifikan diatas 5% yang berati tidak ada pengaruh positif antara risk dengan return, tetapi secara teori hal itu menunjukkan jelas bahwa antara return dengan risk memiliki pengaruh yang positif linear dimana jika return naik maka risk juga akan naik. Walaupun demikian sulit untuk memprediksi nilai return tahun 2003 karena begitu banyak faktor yang mempengaruhi tingkat return suatu saham dan risiko saham. Faktor perekonomian Indonesia yang sulit diprediksi dan banyak kejadian-kejadian yang mempengaruhi perubahan harga saham secara cepat. Metode CAPM sendiri telah diuji bertahun-tahun dengan menggunakan sampel yang cukup banyak oleh para ahli sehingga hasil pengujian itulah yang dapat diterima sampai saat ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Taufiqurrahman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai wajar saham PT Bukit Asam Tbk pada 21 Juni 2018 dengan menggunakan metode valuasi discounted cash flow dan pendekatan secara bottom up. Penelitian ini menganalisis nilai wajar saham PT Bukit Asam Tbk melalui 5 tahap yaitu: analisis makroekonomi, analisis industri, analisis perusahaan, valuasi nilai wajar saham PT Bukit Asam Tbk, dan simulasi Monte Carlo. Penelitian ini juga menganalisis harga batubara minimum agar PT Bukit Asam Tbk breakeven. Penelitian ini menemukan nilai wajar saham PT Bukit Asam Tbk pada 21 Juni 2018 adalah Rp 4.640/lembar dengan probabilitas pencapaian harga tersebut sebesar 59, sehingga harga pasar saham PT Bukit Asam Tbk pada 21 Juni 2018 undervalued dengan potensi upside 13,18. Penelitian ini menemukan bahwa harga batubara domestik minimal agar PT Bukit Asam Tbk breakeven adalah Rp 422.319/ton dan harga batubara dunia minimal agar PT Bukit Asam Tbk breakeven adalah Rp 468.181/ton.

ABSTRACT
This research aims to analyze the fair value of PT Bukit Asam Tbks stock on 21st of June 2018 using discounted cash flow valuation and bottom up approach. This research analyzes the fair value of PT Bukit Asams stock through 5 steps, which are macroeconomic analysis, industrial analysis, company analysis, valuation of PT Bukit Asam Tbks stock price, and Monte Carlo simulation. This research found that PT Bukit Asam Tbks stock price on 21st of June 2018 has a fair value of Rp 4.640 share with the probability of achieving that price is 59, consequently the market price of PT Bukit Asam Tbk stock price on 21st of June 2018 is undervalued with 13,18 potential upside. This research found that the minimal domestic price of coal so that PT Bukit Asam Tbk will breakeven is Rp 422.319 ton and the international price of coal so that PT Bukit Asam Tbk will breakeven is Rp 468.181 ton. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>