Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Benthos adalah binatang yang tinggal atau menempati dasar suatu perairan (sessile) dan mempunyai ciri zonasi dalam habitatnya. Di daerah pantai atau daerah intertidal binatang tersebut sanggup manahan kekeringan dan perubahan temperatur karena hanya sebentar terendam air laut...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pusat penelitian oseanografi - LIPI adalah salah satu instansi pemerintah yang melakukan kegiatan penelitian di bidang kelautan. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya masyarakat ilmiah yang ingin mendalami ilmu kelautan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JANTRA 15(9-10) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JANTRA 15(9-10) (2010)(2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sea crimes have happened since long ago. For centuries some areas of the world such as Malacca Straits and the South China Sea have been the target of the sea crimes. Generally, crimes at sea are an attack on the ship or boat. The criminals take a variety of valuables. International law has provided possibilities to combat the pirates. In the Strait of Malacca, for example, Indonesian government and several associated countries in Malacca have collaborated to solve these problems. In the Gulf of Aden and Somalia Offshore, the UN and various countries have tried to handle it even though the results have not been too encouraging. Key words: Sea crimes, combat, pirates"
899 JSIO 23:10 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yossa Istiadi
"ABSTRAK
Monyet pemakan daun yang termasuk sub famili Colobinae, terdiri dari 5 - 7 genus dengan 24 - 30 spesies (Struhsaker dan Leland, 1987). Di Indonesia jenis-jenis ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Di Sumatera Joja (Presbytis potenziani) menyebar di Kepulauan Mentawai, Kedih (Presbytis thomasi) hanya di Sumatera bagian Utara, Kokah (Presbytis femoralis) hanya terdapat di Sumatera Tengah bagian pantai Timur (Megantara, 1989), Lutung (Trachypilecus cristalus) penyebarannya merata di seluruh daratan Sumatera (Maryanto, 1995) kecuali di habitat rawa di Sumatera Selatan bagian pantai Timur (Wilson dan Wilson, 1972), serta Simpai (Presbytis melalophos) yang mempunyai populasi-populasi spesifik pada 11 wilayah zoogeografis satwa.
Di daratan Sumatera terdapat 11 sub jenis Simpai yang memiliki keragaman dalam warna tubuh. Keragaman ini diakibatkan oleh adanya penghalang-penghalang alam sebagai pembatas distribusi populasinya. Tulisan ini merupakan hasil survei dalam membandingkan variasi warna pada setiap bagian tubuh dari sub jenis Simpai (Presbytis melalophos) guna mengetahui hubungan kekerabatan sub jenis Simpai berdasarkan pengamatan gradasi warna bagian-bagian tubuh. Selain itu akan diamati apakah ada perbedaan karakter populasi pada masing-masing sub jenis tersebut.
Survei dilakukan pada bulan Februari - Mei 1997 di Taman Nasional Bukit Barisan, Bukit Nanti, Air Hitam, Kerinci Seblat, Danau Maninjau, Gunung Talamau, Cagar Alam Rimbo Panti, dan lain-lain. Perjalanan dilakukan sepanjang kira-kira 7500 km menggunakan kendaraan, dan pengamatan melalui penelusuran jalur di hutan dengan total sekitar 18 kilometer.
Dari Uji hirarki menunjukkan adanya hubungan kekerabatan pada populasi yang berada pada wilayah geografis satwa yang berdekatan berdasarkan pola gradasi perubahan warna tubuh (Diskriminan dengan indeks Wilk Lamda 0,60657 p < 0,00). Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh populasi antar sub jenis, dan pengaruh antara populasi dari jenis Presbytis lain yang mempunyai wilayah geografis satwa yang berdekatan.
Gradasi perubahan warna juga dapat disebabkan oleh pengaruh radiasi ultra violet, terutama faktor jarak terhadap garis ekuator dan faktor ketinggian elevasi. Semakin mendekati garis ekuator dan semakin tinggi elevasi daerahnya maka degradasi warna berubah ke arah pucat. Tapi dari hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya korelasi antara skor warna dengan ketingian elevasi (R -0,615 p >0,01), dan tidak menunjukan korelasi antara jarak dengan skor warna (R= 0,135 p>0,01). Perubahan degradasi warna menurut Hershkovith (1968 dalam Wilson dan Wilson, 1972) didasarkan atas 2 pola, yaitu eumelanin (Hit= -- Abu-abu (coklat) - Putih), dan pheomelcmin (Merah Oranye - Kuning - Putih). Perubahan tersebut disebabkan oleh reduksi gen-gen fotopigmen karena proses adaptasi, dan kejenuhan pigmentasi selama masa pergantian rambut.
Dalam karakter populasi, kelompok dalam sub-sub jenis tidak mempunyai berbedaan yang berarti dengan populasi yang lain, baik antar sub fens, maupun dengan presbytis lainnya. Namun beberapa karakter yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah adanya dimorfisme seksual pada sub Denis Presbytis melalophos aurata di Blok Pasaman, yaitu individu jantan mempunyai warna dorsal tangan dan kaki yang sedikit oranye. Juga faktor penggunaan habitat oleh populasi Simpai yang lebih banyak berada di habitat yang dekat dengan aktifitas manusia, seperti perladangan, perkebunan masyarakat, semak dan belukar, serta hutan sekunder di tepi jalan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adi Sumardiman
[place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1983
341.42 ADI h (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endarmadi Aji Prayitno
"ABSTRAK
Terminal apung merupakan konsep baru yang ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di pelabuhan saat ini. Kendala yang sering terjadi adalah terbatasnya penumpukan kontainer di dermaga dan keterbatasan lokasi sandar bongkar muat di pelabuhan. Terminal apung merupakan struktur bangunan apung yang berdiri diatas permukaan air yang memiliki keseimbangan yang tinggi. Studi ini mengambil kasus di Pelabuhan Tual Maluku. Kapasitas terminal disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan di masa mendatang. Dengan menggunakan data proyeksi jumlah bongkar muat maka bisa diprediksikan kapasitas terminal apung untuk kebutuhan 20 tahun ke depan dengan asumsi dari tahun 2018 ndash; 2038 rata-rata 1,5 juta ton/tahun. Rancangan konsep terminal ini menggunakan 4 pontoon, maka didapatkan kapasitas 32.428 ton/pontoon. Spesifikasi terminal apung panjang 125,5 m, Lebar 30,5 m, Sarat 6,3 m, Tinggi 8,47 m, Freeboard 2,17 m

ABSTRACT
Floating terminal is a new concept that is offered as a solution to overcome the existing problems in the port today. Constraints that often occur is the limited container pile at the dock and the limited loading and unloading location of the port. Floating terminal is a floating structure that stands on the surface of the water that has a high balance. This study takes the case in Tual Port Maluku. The terminal capacity is tailored to future development needs. Using projected data of loading and unloading quantities, it can be predicted that the floating terminal capacity for the next 20 years assuming 2018 2038 averages 1.5 million tons year. The design of this terminal concept uses 4 pontoon , Then obtained capacity 32,428 ton pontoon. Floating terminal specification LoA 125.5 m, Breadth 30.5 m,Draft 6.3 m, Height 8.47 m, Freeboard 2.17 m"
2017
T47677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Kusumaatmadja
Bandung: Binacipta, 1986
341.45 MOC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>