Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Euforia reformasi melahirkan pergerakan yang luar biasa bagi pertumbuhan media di Indonesia secara kuantitas.Bila pada masa Orde Baru sebelum reformasi terdapat pengetatan dan proteksi terhadap media-media yang ada (misalnya melalui kontrol Departemen Penerangan dengan berbagai kebijakan yang di keluarkan seperti SIUPP untuk pers cetak), maka di era reformasi ini terjadi hal yang sebaliknya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Mengapa pemerintah, sebagai representasi negara, tampak tidak terlalu bertindak serius dalam persoalan kekerasan seksual? Mengapa negara lebih sering memilih diam atau memilih mengambil sikap “instan” dengan memberi tanggapan seadanya atau, jikapun ada upaya yang agak sistematis, semacam penghukuman kebiri bagi pelaku, upaya tersebut tidak menyentuh struktur dan ideologi patriarkisme sebagai akar persoalan kekerasan seksual? Tulisan ini mendiskusikan bagaimana politik seksualitas yang dipropagandakan negara semasa rezim Orde Baru memberi pengaruh pada sikap yang kurang respons oleh negara dan masyarakat terhadap kasus-kasus kekerasan seksual."
JP 21:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Rosida
"[Penelitian bertujuan mengetahui kepadatan hunian, aktivitas seksual orang tua dan efeknya terhadap perilaku seksual remaja di Yogyakarta tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang tinggal di hunian padat mempunyai resiko 2 kali lebih tinggi untuk melakukan aktivitas seksual yang berdampak negatif bagi anaknya dibanding orang tua yang tinggal di hunian yang tidak padat (OR 2,06
95% CI: 1,030-3,723). Remaja yang tinggal di hunian padat mempunyai resiko 1,7 kali untuk melakukan perilaku seksual beresiko dibanding remaja yang tinggal di hunian yang tidak padat (OR 1,78 95% CI:0,63-5,00). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin, sikap, media informasi dan peran teman sebaya. Saran Bagi Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat program program penyuluhan remaja PKPR dan melatih konselor teman sebaya (Peer Group) sebaiknya juga dilakukan di daerah dengan kepadatan
hunian tinggi;The study aims to know residential density, sexual activity of parents and its effect on sexual behaviour among teenagers in Yogyakarta in 2015. The study uses cross sectional design with regression logistic analysis. The result shows that the parents who live in dense residents have risk two times higher to do sexual activity that has bad effect on the children than the parents who live in other
residents (OR 2,06 95% CI: 1,030-3,723) while the teenagers who live in dense residents has risk 1.7 times higher to do risked sexual activity than the teenagers who live in other place (OR 1,78 95% CI:0,63-5,00). Moreover, the factors of sexual activity among teenagers are sex, attitude, media and the role of peer group. The suggestion for health department and community health centre in the area is doing a campaign forteenagers and training in risked area i.e. urban area,
especially area that has high number of population, The study aims to know residential density, sexual activity of parents and its
effect on sexual behaviour among teenagers in Yogyakarta in 2015. The study
uses cross sectional design with regression logistic analysis. The result shows that
the parents who live in dense residents have risk two times higher to do sexual
activity that has bad effect on the children than the parents who live in other
residents (OR 2,06 95% CI: 1,030-3,723) while the teenagers who live in dense
residents has risk 1.7 times higher to do risked sexual activity than the teenagers
who live in other place (OR 1,78 95% CI:0,63-5,00). Moreover, the factors of
sexual activity among teenagers are sex, attitude, media and the role of peer
group. The suggestion for health department and community health centre in the
area is doing a campaign forteenagers and training in risked area i.e. urban area,
especially area that has high number of population]"
Universitas Indonesia, 2015
T43497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dyah Prastuti
"Kelompok gay adalah bagian dari masyarakat. Orientasi seksual mereka yang berbeda Clengan kebanyakan orang menyebabkan mereka harus dilekatkan dengan berbagai anggapan serta stigma negatif Stigma negatif ini melekat begitu kuat ditambah lagi dengan adanya tekanan norma, baik norma budaya maupun norma agama.
Kehadiran buku seri GAYa NUSAN'IlARA (GN), sebagai produk dari organisasi gay dengan nama yang sama, dimanfaatkan kalangan gay sebagai sarana komunikasi untuk mengetahui keberadaan 'kawan sehati' -nya. Selain itu, media ini juga dimanfaatkan sebagai media' edukasi dan informasi aemi memberikan gambaran seluas-luasnya mengenai kelompok gay.
Penelitian ini dilakukan d.en gan tujuan mengungkapkan representasi kelompok gay yang muncul dalam buku seri GN ini. Di tengah gempuran pandangan negatif masyarakat terhadap gay, buku seri ini seolah menjadi angin segar bagi kehidupan kalangan gay sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing dari
Pan & Kosicki dan Van Dijk. Supaya persoalan ini dapat dilihat dalam kemngka yang lebih utuh, digunakan kerangka analisis Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Dalam buku seri GN ini ditemukan bahwa sebagian kelompok gay masih merasa bersalah dan berdosa akan identitas mereka, sementara sebagian yang lain sudah bisa menerima identitas mereka sebagai takdir Tuhan. Mereka juga merasa bahwa selama ini dipandang secara keliru oleh masyarakat walaupun mereka merasa sama normalnya dengan anggota masyarakat lainnya. Karena itulah mereka menganggap kondisi mereka sebagai suatu kondisi yang masih memprihatinkan dan butuh perbaikan. Kondisi ideal
yang ingin dicapai adalah penerimaan yang lebih baik serta wacana yang lebih positif terhadap mereka.
Dari representasi ini, terungkap bahwa buku s ri GN telah melakukan proses counter-hegemony terhadap mitos-mitos negatif tentang gay yang telah menghegemoni pemikiran sebagian besar masyarakat. Sebagai k kuatan counter-hegemony, buku seri ini melakukan dekonstruksi terhadap. penggambaran kehidupan mereka sebagat gay sekaligus
medelegitimasi mitos yang menimpa mereka. Buku seri GN telah menjadi site of struggle dari pertarungan ideologi antara yang diyakini masyarakat umum {heteroseksrlal) dengan kelompok gay. Dalam wacana buku seri GN, kelompok gay telah.menjadi 'pemenang'
dalam pertarungan ideologi tersebut.
Gambaran tenta g representasi gay yang mu cui dalam buku seri GN serta proses komunikasi hegemonik dan counter-hegemonic yang terjadi di baliknya memperlihatkan satu hal ya·tu pentingnya melakufcan representasi secara tepat. Jika representasi tidak dilakukan secara tepat, bisa-bisa hal tersebut menimbulkan salah kaprah atau salah paham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep N. Mulyana
Depok: Rajawali Pers, 2023
616.858 3 ASE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistya Ngudi Insan K
"Latar Belakang Masalah utama bagi pasien Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKH) adalah ketidakmampuan berhubungan seksual dengan baik. Solusinya adalah membuatkan vagina (neovagina) yang diharapkan dapat mengembalikan fungsi seksualnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi seksual pasien MRKH yang telah dilakukan neovagina amnion graft di RSCM secara kuantitatif, mengetahui data genital hiatus dan panjang vagina pasien pasca neovagina dan hubungan antara keduanya dengan fungsi seksual, serta mengetahui persepsi dan pengalaman fungsi seksual pasien pasca neovagina amnion graft secara kualitatif.
Metode Penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dengan menilai fungsi seksual pada perempuan MRKH pasca neovagina amnion graft menggunakan kuesioner Female Sexual Function Indeks (FSFI) dengan diameter (genital hiatus) dan panjang vagina sebagai faktor yang berperan terhadap fungsi seksual. Untuk penelitian kualitatif dilakukan pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (cross-sectional survey).
Hasil Rerata skor FSFI pada pasien pasca neovagina amnion graft di RSCM adalah 21,4 dengan rerata genital hiatus 2,9 cm, dan rerata panjang vagina 7 cm. Genital Hiatus melebihi 3,14 cm dan panjang vagina kurang dari 6,51 cenderung berkorelasi dengan skor FSFI yang rendah (kurang atau sama dengan 19). Dari pendalaman kualitatif, didapatkan pasien pasca neovagina amnion graft mampu memiliki fungsi seksual dengan baik dan pemendekan vagina menyebabkan disfungsi seksual karena nyeri. Kurangnya komunikasi dan pemanasan, serta kualitas hubungan dengan pasangan mempengaruhi faktor gairah, rangsangan, lubrikasi, orgasme dan kepuasan seksual.
Kesimpulan Pentingnya memiliki target panjang vagina minimal 7-9 cm saat pembuatan neovagina pasien MRKH dan kepatuhan pasien dalam melakukan dilatasi untuk menjaga panjang vagina yang cukup. Penelitian lanjutan multisenter diperlukan.

Background The main problem of Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKH) patients is the inability to have proper sexual intercourse. Neovagina is one of the solution which is expected to restore patient’s sexual function. The purpose of this study is to determine the sexual function of MRKH patients who had undergone a neovaginal amnion graft at RSCM quantitatively, to assess the genital hiatus and vaginal length of post neovaginal data, and to determine the relationship between perceptions and experiences of sexual function with post-neovaginal amnion graft patients qualitatively.
Methods This quantitative study used a cross-sectional design by assessing sexual function in MRKH patients post-neovaginal amnion graft by Female Sexual Function Index (FSFI) questionnaire with genital hiatus and vaginal length as factors that play role in sexual function. Data collection in qualitative study uses in-depth interviews (cross-sectional survey).
Results The mean FSFI score in post-neovaginal amnion graft patients at RSCM was 21.4 with an average genital hiatus of 2.9 cm and average vaginal length of 7 cm. Genital hiatus greater than 3.14 cm and vaginal length less than 6.51 tend to correlate with a low FSFI score (less or equal to 19). Post-neovaginal amnion graft patients were able to have better sexual function and vaginal shortening leads to sexual dysfunction due to pain. Lack of communication and foreplay, as well as the quality of relationships with partners affect patient’s arousal, stimulation, lubrication, orgasm and sexual satisfaction.
Conclusion It is important to have a target vaginal length of at least 7-9 cm when undergoing neovaginal in MRKH patients. Patient compliance in dilating to maintain sufficient vaginal length also plays an important role. Further multicenter follow-up research is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Nofita Sari
"Karakteristik remaja yang cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba hal yang baru sehingga menyebabkan remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual berisiko remaja. Penelitian ini merupakan review literature dengan metode systematic review dan meta-analisis terhadap studi yang dilakukan mahasiswa Universitas Indonesia. Setelah proses penelusuran dan seleksi diperoleh 60 studi yang diikutsertakan dlama meta analisis. Hasil menunjukkan bahwa komunikasi remaja dengan teman terkait perilaku seksual dan remaja yang mempunyai teman yang aktif secara seksual memiliki resiko yang lebih besar untuk melakukan perilaku seksual.

Adolescent characteristics tend to have a high curiosity and wanted try something new. This causes adolescent have a risk of sexual behaviour. The objective of research was to investigate the relationship between peers and adolescent sexual behaviour. This research is review literature with systematic review and Metaanalysis to student's study at University of Indonesia. Sixty studies joined in meta-analysis after searched and selected process. The result showed communication with peers about sexual behavior and adolescent with peers who sexual active have increasing risk to sexual behaviour.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999
613.951 ACH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999
613.951 ACH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Nofita Sari
"Hampir dua puluh persen dari total populasi di Indonesia adalah remaja(15-24 tahun). Selain jumlahnya yang besar, remaja juga mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialaminya. Disi lain, pada masa ini, remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung mencoba hal-hal baru. Salah satu masalah yang menonjol dikalangan remaja terkait perilaku seksual dan dampaknya seperti Penyakut Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS, kehamilan dan aborsi. Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, tetapi juga dampak sosial, ekonomi dan psikologis.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperolah informasi tentang gambaran perilaku seksual dan faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas X. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan jumlah sampel 124 orang.
Hasil penelitian menunjukkan 53,2% mahasiswa memiliki perilaku seksual berisiko. Dari hasil uji statitstik ditemukan tidak adanya hubungan kemaknaan antara jenis kelamin, umur, jurusan/departemen, angkatan, asal SMA, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, harga diri, pengendalian diri, pengetahuan, dukungan keluarga, norma keluarga, pola asuh, struktur keluarga, komunikasi kesehatan reproduksi dengan orang tua, umur mulai pacaran, frekuensi berpacaran, frekuensi jumpa pacar, lama pacaran, dan keterlibatan dengan kegiatan kampus. Sedangkan variabel yang signifikan adalah tempat tinggal (nilai p 0,039 dan PR 2,5), status sosial ekonomi ( nilai p 0,015 dan PR 2,7), gaya hidup (nilai p 0,038 dan PR 2,3), relijiusitas (nilai p 0,003 dan PR 3,5), aktivitas sosial (nilai p 0,000 dan PR 4,4), pengalaman berpacaran (nilai p 0,000 dan PR 11,5), paparan dengan media pornografi (nilai p 0,004 dan PR 3,1) dan teman sebaya (nilai p 0,000 dan PR 4,2).
Untuk hasil stratifikasi, responden yang mempunyai tingkat relijiusitas rendah dan gaya hidup modern mempunyai resiko 6 kali lebih besar melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan responden dengan relijisitas rendah namun mempunyai gaya hidup tradisional. Kemudian pada stratifikasi pengaruh teman dan komunikasi kespro didapatkan responden yang mempunyai pengaruh teman yang besar mempunyai resiko 5,1 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman yang kecil. Responden yang mempunyai tingkat dukungan keluarga tinggi dan pengaruh teman besar mempunyai resiko 3,7 kali lebih besar melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman kecil dan responden yang mempunyai dukungan keluarga rendah dan pengaruh teman besar mempunyai resiko 6,2 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan pengaruh teman kecil.

Almost 20% of the total population in Indonesia are in adolescent age (15-24 years old). Beside its large number, they also have many complex issues related to transision phase that they are through. On the other side, in this transision phase, adolescent have great sense of curiosity and tend to try many new things. One of the biggest adolescent issue is sexual behavior and its impacts such as sexual transmited diseases, HIV/AIDS, pregnancy and abortion. This issue affect not only their health status but also their social interaction, economic and psychology.
This research is conducted in order to get the overview of adolescent?s sexual behavior and the influences factors in undergraduate students of Faculty X. This research uses the cross sectional design. The tool used to collect data is questionaire with 124 samples.
The results of this research shows 53,2% of the students engange in risk sexual behavior. From the statistic test are found there are no relation between?sex, age, study subject, years of attendant, high school, parents? level of educations, parents?s job, self esteem, self control, knowledge, family supports, family norms, nurturing pattern, family structur, parent-child?s communication of reproductive health, age of dating, dating frequency, dating time and the involvement with the campus activities. The significant variabels are neighborhood (p value 0,039; PR 2,5), socio-economic status ( p value 0,015 and PR 2,7), life style (p value 0,038 and PR 2,3), religious belief (p value 0,003 and PR 3,5), social activities (p value 0,000 and PR 4,4), dating experiences (p value 0,000 and PR 11,5), pornographic media exposures (p value 0,004 and PR 3,1) and peer?s influences (p value 0,000 and PR 4,2).
For stratification result, respondents who follow poor religious belief and modern life style have the tendency to engange in sexual behavior six times more likely than respondents with poor religious belief and more tradisional life style. About peer influences and reproductive health communication, respondents with greater influences have risk 5,1 times more likely than than respondents with less peer influences. Respondents who receives greater family support and great peer influences have tendency to engange in sexual behavior 3,7 times more likely than respondents with less peer influences. Respondent with poor family support and great peer influences have tendency to engange in sexual behavior 6,2 times more likely than respondents with less peer influences.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>