Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ramie waste from result of fiber decomposition process of textile industry contains potential high enough cellulose to be utilized for pulp dissolving making...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati Zetha Rahman
"Kesalahan diskretisasi dalam melode elemen hingga hampir selalu terjadi pada setiap pemodelan. Kualitas hasil analisa sangat berganfung pada model elemen hingga. Akurasi dan reliabilitas hasil dapat ditingkatkan dengan pemodelan yang lebih baik. Kesalahan akan berkurarag jika ulmran pembagian elemen (melode h) semakin kecil atau derajat polinomial (melode p) pada fungsi pendekaran samakin tinggi. Hal yang menjadi perhalian adaiah bagaimana mengestimasi besarnya kesalahan, batas kesalahan yang ditolerir dan strategi diskritisasi. Dalam penulisan ini, akan ditunjukkan bagaimana mengeslinasi kesalahan dari solusi elemen hingga dan upaya yang dilakukan untuk memperkecil kesalahan tersebut dengan cara membemuk jaringan adaptif. Estimator kesalahan yang digunakan adalah model Zienkiewicz dan Zhu yang berbasiskan pada pemulihan tegangan terhadap hasil solusi elemen hingga yang nonkontinu menjadi kontinu. Implementasi estimator kesalahan ini diaplikasikan pada program FEAPpv dengnn menggunakan elemen membran Q-4 Pian-Sumihara. Dari hasil penelitian yang dilakukan akan dilihat bagaimana estimator ini menyelesaikan berhagai masalah strukrur membran dan dapat digunakan sebagai panduan untuk penghalusan jaringan secara adapaptif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T6369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mishbahus Surur
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu peran penting apoteker untuk memastikan terapi pasien yang aman, efektif, dan rasional. Laporan ini membahas PTO pada seorang pasien neonatal dengan diagnosis Hyaline Membrane Disease (HMD) dan Sepsis Neonatus Awitan Dini (SNAD) di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif prospektif dengan pendekatan berdasarkan klasifikasi masalah terkait obat (PCNE V9.1). Hasil pemantauan menunjukkan tiga masalah terkait obat yang teridentifikasi, yaitu: interaksi mayor antara Cefoperazone Sodium dan Heparin Sodium yang menyebabkan tanda-tanda pendarahan, interaksi moderat antara Gentamisin dan MgSO4 yang dapat menyebabkan kelemahan neuromuskular, serta selisih dosis pada penggunaan Cefoperazone Sulbactam dan Gentamisin. Intervensi dilakukan dengan penghentian Heparin, pemantauan kadar elektrolit untuk interaksi Gentamisin-MgSO4, serta penyesuaian dosis berdasarkan berat badan pasien terbaru. Kesimpulan dari PTO ini menekankan pentingnya kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam terapi pasien neonatal untuk mengoptimalkan efek terapi dan mencegah komplikasi yang merugikan. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan PTO untuk pasien neonatal di fasilitas kesehatan lainnya.

Drug Therapy Monitoring (DTM) is a vital role of pharmacists to ensure safe, effective, and rational therapy for patients. This report discusses DTM for a neonatal patient diagnosed with Hyaline Membrane Disease (HMD) and Early-Onset Neonatal Sepsis (EONS) in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) at RSPAD Gatot Soebroto. The study was conducted using a descriptive prospective method with an approach based on the classification of drug-related problems (PCNE V9.1). The monitoring results identified three drug-related problems, including a major interaction between Cefoperazone Sodium and Heparin Sodium leading to signs of bleeding, a moderate interaction between Gentamycin and MgSO4 potentially causing neuromuscular weakness, and dose discrepancies in the administration of Cefoperazone Sulbactam and Gentamycin. Interventions were performed by discontinuing Heparin, monitoring electrolyte levels for the Gentamycin-MgSO4 interaction, and adjusting doses based on the patient's latest body weight. The conclusions from this DTM highlight the importance of collaboration among healthcare professionals in neonatal therapy to optimize therapeutic effects and prevent adverse complications. This report is expected to serve as a reference for implementing DTM in neonatal patients at other healthcare facilities. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mishbahus Surur
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu peran penting apoteker untuk memastikan terapi pasien yang aman, efektif, dan rasional. Laporan ini membahas PTO pada seorang pasien neonatal dengan diagnosis Hyaline Membrane Disease (HMD) dan Sepsis Neonatus Awitan Dini (SNAD) di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif prospektif dengan pendekatan berdasarkan klasifikasi masalah terkait obat (PCNE V9.1). Hasil pemantauan menunjukkan tiga masalah terkait obat yang teridentifikasi, yaitu: interaksi mayor antara Cefoperazone Sodium dan Heparin Sodium yang menyebabkan tanda-tanda pendarahan, interaksi moderat antara Gentamisin dan MgSO4 yang dapat menyebabkan kelemahan neuromuskular, serta selisih dosis pada penggunaan Cefoperazone Sulbactam dan Gentamisin. Intervensi dilakukan dengan penghentian Heparin, pemantauan kadar elektrolit untuk interaksi Gentamisin-MgSO4, serta penyesuaian dosis berdasarkan berat badan pasien terbaru. Kesimpulan dari PTO ini menekankan pentingnya kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam terapi pasien neonatal untuk mengoptimalkan efek terapi dan mencegah komplikasi yang merugikan. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan PTO untuk pasien neonatal di fasilitas kesehatan lainnya.

Drug Therapy Monitoring (DTM) is a vital role of pharmacists to ensure safe, effective, and rational therapy for patients. This report discusses DTM for a neonatal patient diagnosed with Hyaline Membrane Disease (HMD) and Early-Onset Neonatal Sepsis (EONS) in the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) at RSPAD Gatot Soebroto. The study was conducted using a descriptive prospective method with an approach based on the classification of drug-related problems (PCNE V9.1). The monitoring results identified three drug-related problems, including a major interaction between Cefoperazone Sodium and Heparin Sodium leading to signs of bleeding, a moderate interaction between Gentamycin and MgSO4 potentially causing neuromuscular weakness, and dose discrepancies in the administration of Cefoperazone Sulbactam and Gentamycin. Interventions were performed by discontinuing Heparin, monitoring electrolyte levels for the Gentamycin-MgSO4 interaction, and adjusting doses based on the patient's latest body weight. The conclusions from this DTM highlight the importance of collaboration among healthcare professionals in neonatal therapy to optimize therapeutic effects and prevent adverse complications. This report is expected to serve as a reference for implementing DTM in neonatal patients at other healthcare facilities. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Kusmayati
"ABSTRAK
Propelan merupakan isian pendorong peluru yang berbahan baku antara
lain nitroselulosa. Pemenuhan kebutuhan propelan di Indonesia saat ini masih
dipenuhi dari pengadaan luar negeri. Dilain pihak sumberdaya alam belum
diberdayakan semaksimal mungkin untuk membuat nitroselulosa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi potensi selulosa rami (Boehmeria nivea) menjadi
nitroselulosa serta mencari kondisi kristalinitas selulosa rami yang optimal agar
substitusi gugus -OH oleh ion nitronium maksimal.
Untuk memperoleh Nitroselulosa rami, dilaksanakan proses esterifikasi
selulosa dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat dengan formula H2SO4 :
HNO3 : H2O = 67,75 % : 23,13 % : 9,12 % dengan waktu nitrasi yang optimal
selama 4 jam. Proses nitrasi sempurna, apabila semua gugus -OH dari selulosa
bereaksi sempurna dengan asam nitrat, maka akan dicapai derajat esterifikasi
maksimal dengan kandungan nitrogen 14,5 %. Kandungan nitrogen nitroselulosa
rami yang diperoleh dari hasil penelitian antara 11,94 - 13,31, besaran ini belum
sepenuhnya memenuhi spesifikasi sebagai bahan baku propelan. Kristalinitas
selulosa dari pulp rami merupakan salah satu parameter yang dapat dioptimalkan
untuk maksimalisasi kandungan nitrogen nitroselulosa rami.
Peningkatan fraksi amorf akan meningkatkan aksesibilitas ion nitronium
untuk mensubstitusi gugus -OH bebas selama proses nitrasi. Perlakuan
ballmilling terhadap selulosa dari pulp rami dilakukan untuk memutus ikatan
hidrogen dan membuka struktur kristal alfa selulosa rami dan meningkatkan fraksi
amorf, sehingga ikatan β-1,4 glukosidik memiliki kemampuan siap untuk
disubstitusi oleh ion nitronium. Ballmilling dengan waktu 4 (empat) hari
merupakan waktu yg optimal untuk mengkondisikan optimalisasi proses nitrasi.
Melalui pengukuran SEM, serat rami menjadi lebih pendek dengan permukaan
yang lebih terbuka dan bundel fibril terurai menjadi serat individu. Dengan
ballmilling dapat menurunkan derajat kristalinitas selulosa rami dari 58,1 %
menjadi 50,0 % dan meningkatkan kandungan nitrogen dari 13,31 % menjadi
13,59 % dengan panas pembakaran 2340 kkal/kg, sehingga nitroselulosa rami dapat digunakan sebagai bahan baku propela

ABSTRACT
Nitrocellulose is a main component of the propellant on the system of
munition. In the recent time, the fulfilling of the propellant need is still provided
by the foreign manufactur. On the other hand domestic natural resources has never
been maximally empowered on nitrocellulose production. This study is aim to
explore the potential of rami cellulose optimally and search for the best condition
of the cristalinity of rami cellulose in order to provide the suitable substitution of
free hydroksil group by the nytronium ion.
In order to have a nitrocellulose, the cellulose esterification was conducted
by mixture acids of nitric acid and sulfat acid with the formula of H2SO4 : HNO3 :
H2O = 67,75 % : 23,13 % : 9,12 % for 4 hours. The nitration process will be done
completely, if the free hydroksil group substituted totally by nytronium ion, and
the esterification degree done completely with nytrogen content 14,5 %. In this
study, the nytrogen content of rami nitrocellulose in the range of 11,94 - 13,31.
This figure is not yet meet the specification for the propellant material. The
crystalinity of rami cellulose is one of the main parameters which could be
optimize in order to enhance the nitrogen content of rami Nytrocellulose.
The improvement of amorf fraction will enhance the accessibility of free
hydroksil group to be substituted by nytronium ion in the nitration process.
Ballmilling method which imply on rami cellulose was done to cut the hydrogen
bonding and opened the criystal structure of rami cellulose. Ballmilling enhanced
the amorf fraction, widening the interplanar and decreasing the degree of
crystalinity. 4 days ballmillling is the optimal condition. By SEM, rami fiber
shortened and opened the surface and loosened the bundle of fiber to be the
individual fiber. Ballmilling could decrease the crystalinity degree from 58,1 % to
55 % and enhancing the nytrogent content from 13,31 to 13,59 % and resulted the
combustion energy 2340 kkal/kg. In this condition, nitrocellulose rami could be
used as a propellant material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
D2359
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Saprawi
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S29967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Eliyanti
1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nadiratuzzahrah
"

Scrub terdiri atas butiran-butiran kasar sebagai exfoliate berupa partikel microbeads. Namun, keberadaan microbeads ini menjadi permasalahan baru dilingkungan karena sifatnya yang non biodegradable dan hidrofobik. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah ditemukan microbeads biodegradable dari selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai limbah industri yang belum dimanfaatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh selulosa asetat dari limbah tandan kosong kelapa sawit yang memiliki karakteristik seperti microbeads polyetilen agar dapat digunakan pada pembuatan scrub. Selulosa dari tandan kosong kelapa sawit diekstraksi melalui proses delignifikasi dan bleaching. Selulosa yang diperoleh selanjutnya diaktifasi dengan asam asetat glasial, diasetilasi dengan katalis (asam sulfat) serta asam asetat anhidrat. Selanjutnya ditambahkan aquades sebagai proses hidrolisa. Selulosa asetat yang diperoleh kemudian dicuci, dikeringkan dalam oven, dihaluskan dan disaring dengan saringan 40 dan 60 mesh. Diperoleh yield selulosa asetat sebesar 85,16%. Analisis awal merupakan analisis penyerapan air dari selulosa dan selulosa asetat dengan hasil yang diperoleh masing-masing sebesar 82,43% dan 24,83%, serta penyerapan minyak masing-masing sebesar 10,34% dan 8,27%. Nilai penyerapan air dan minyak dapat menentukan apakah selulosa asetat dalam scrub dapat digunakan untuk kulit manusia secara umum yang lembab dan berminyak. Dilanjutkan dengan analisis FTIR yang menunjukkan selulosa asetat memiliki gugus fungsi C=O pada panjang gelombang 1737,97 cm-1. Analisis SEM-EDS menunjukkan permukaan pori selulosa asetat lebih seragam dan distribusi pori lebih merata daripada selulosa serta memiliki komposisi dominan dari karbon (c) dan oksigen (O) sebagai senyawa organik dan ramah lingkungan. Proses selanjutnya, selulosa asetat dengan variabel konsentrasi 1, 3 dan 5 % dicampur pada formula krim scrub. Formula scrub dianalisis secara berkala dengan analisis pH, organoleptis, dan stabilitas. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa selulosa asetat dari limbah tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai pengganti microbeads biodegradabel untuk pembuatan scrub dengan konsentrasi terbaik yaitu 5% karena memiliki pH yang lebih rendah agar dapat menjaga ketahanan kulit terhadap pertumbuhan bakteri dan rangsangan iritasi. Hasil uji stabilitas scrub meliputi angka lempeng total dan kapang khamir yaitu sebesar <10 CFU/gr (angka maksimum yang disyaratkan oleh BPOM sebesar ≤103 CFU/gr). Produk scrub berupa cairan kental dengan konsentrasi selulosa asetat 5% bermanfaat untuk mempercepat proses scrubing,  mempermudah mengangkat kotoran pada kulit dan sel kulit mati.

 


The scrub are consist of  coarse particles as exfoliate in the form of microbeads particles. However, the existence of microbeads is a new problem in the environment. Its non-biodegradable and hydrophobic. To overcome this problem, microbeads biodegradable have been found from cellulose Oil Palm Empty Bunches as industrial waste that has not been optimally utilized. This study aims to obtain cellulose acetate from oil palm empty fruit bunch waste which has characteristics such as polyethylene microbeads so that it can be used in scrub formulas. Cellulose from oil palm empty bunches was extracted through a process of delignification and bleaching. Then the product of cellulose was activated with glacial acetic acid, acetylation process were added catalyst (sulfuric acid) and anhydrous acetic acid. After the acetylation process stops, add aquades as hydrolysis process. Then washed the cellulose acetat, dried in an oven, mashed it and filtered with 40 and 60 mesh sieves. The yield of oil palm empty fruit bunches cellulose acetate was 85,16 %. The initial analysis of cellulose and cellulose acetate is the analysis of water and oil absorption with the results of water absorption from cellulose and cellulose acetate is 82,43% and 24,83%, while the absorption of oil from cellulose and cellulose acetate is 10,34% and 8,27 %. The absorption value of water and oil can determine whether cellulose acetate in scrubs can be used for human skin in general that is moist and oily. Followed by the FTIR analysis result shows cellulose acetate has C=O functional group at wavelength 1737,97 cm-1. Analysis SEM-EDS shows the morphology of cellulose acetate ware more homogeneous and distribution of holes evenly than cellulose and has a dominant composition of carbon (c) and oxygen (O) as organic and biodegradable compounds. The next process, cellulose acetate with variable concentrations of 1, 3 and 5% was mixed in a scrub cream formula. The scrub formula was analyzed periodically by analysis of pH, organoleptic, and stability. From this research, concluded that cellulose acetate from oil palm empty fruit bunch waste can be used as a substitute biodegradable microbeads for making scrub with the best concentration of 5% because it has a lower pH in order to maintain skin resistance to bacterial growth and irritant stimulation. The scrub stability test results includes the total plate count and yeast molds are <10 CFU / gr (the maximum number required by BPOM is ≤103 CFU / gr).  The scrub products in the form of viscous liquids and have higher cellulose acetate concentrations are useful for accelerating the scrubing process, easier for exfoliate of dirt on skin and dead skin cells.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rahmi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>