Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5550 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In the last fifty years,the Malays have been major actors in the industralization proces and urbanization of Malaysia. This has resulted in the Malaysian malay community undergoing changes in living style,from the early traditional kampong way of living to contemporary urban living....."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Mas Sittasari
"Buruh migran perempuan Indonesia harus memenuhi prosedur dan dokumen legal seperti paspor, visa, dan surat izin kerja agar dapat bekerja sebagai buruh migran berdokumen di Malaysia. Disisi lain, pemerintah melakukan upaya-upaya institusionalisasi migrasi dengan tujuan melindungi buruh migran perempuan Indonesia serta membuat arus migrasi menjadi lebih aman. Faktanya, masih terdapat buruh migran perempuan Indonesia yang memilih bermigrasi secara illegal (tidak berdokumentasi). Melalui kacamata feminis liberal, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan buruh migran perempuan Indonesia memilih bermigrasi secara illegal dengan memfokuskan pada faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi pada tahapan sebelum migrasi dan migrasi.

Indonesian women migrant workers have to fulfill all of the procedures and legal documents such as Passport, Visa, and also the working permission to be able to work as a documented migrant workers in Malaysia. On the other side, Government need to do the migration institutionalisation to protect Indonesian female migrant workers to make the stream of migration safer. Unfortunately, there are still a lot of Indonesian women migrant workers that choose to migrate and work in Malaysia illegally (undocumented). Through the lens of feminist liberalism, this research intend to analyze the reasons of Indonesian women migrant workers that choose to migrate and work illegally by focusing on the economic and non-economic factors at the stage of pre-migration and migration."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Servulus Bobo Riti
"Para pekerja migran Indonesia asal Lembata sudah lama dikenal luas sebagai bagian dari migran tradisional sejak tahun 1950an yang bermigrasi ke Sabah, Malaysia. Mereka bermigrasi ke Sabah dengan didasarkan pada nilai-nilai jaringan sosial yang berakar dari para migran pioneer mereka yang sudah terlebih dahulu tinggal di Sabah. Sekalipun Pemerintah Indonesia sudah menciptakan banyak peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, akan tetapi para pekerja migran asal Lembata tetap cendrung mempergunakan jalur non prosedural ketimbang jalur prosedural sebagaimana dikampanyekan dan dijamin oleh pemerintah. Berdasarkan pendekatan kualitatif, hasil penelitian menunjukan bahwa jaringan sosial pekerja migran asal Lembata sudah terstruktur dengan kokoh karena didukung oleh nilai-nilai lokal mereka sendiri baik dari segi kultur sosial, struktur sosial maupun proses.

The Indonesian migrant workers from Lembata have been widely known as a part of the traditional migrant workers since 1950s in Sabah Malaysia. They migrate to Sabah based on their social network rooted by their pioneers migrant in Sabah. Although the government of Indonesia has created many rules and regulations such as Act No. 39/2004 (Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004) about the Placement and Protection of the Indonesian Overseas Workers, however, migrant workers from Lembata prefer to use unprocedural system then procedural one as campaigned and guaranteed by the goverment. Based on a qualitative approach, found that the social network of the migrant workers from Lembata is well structured which supported by their own values both in social culture, structure, and process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Romanza
"ABSTRAK
Negara mempunyai tanggung jawab melindungi dan mensejahterakan rakyat melalui sistem pemerintahan yang berfungsi dengan baik namun sayangnya kondisi Indonesia tidak seperti itu. Kurangnya lapangan pekerjaan di negara sendiri serta meningkatnya permintaan negara luar akan tenaga kerja Indonesia, mendorong masyarakat untuk melakukan migrasi. Dengan hasil remitansi yang besar, pemerintah Indonesia juga mendorong hal tersebut. Tindak migrasi tersebut pada awalnya menguntungkan semua pihak kecuali TKI itu sendiri. Ketika terjadi permasalahan, negara kewalahan dalam menangani kasus-kasus tersebut karena kurangnya langkah preventif. Kondisi Indonesia sebagai Weak State mempersulit pengurusan TKI di luar negeri. Kondisi tersebut diakibatkan oleh krisis ekonomi 1998 dan semenjak saat itu Indonesia mengupayakan untuk memperbaiki keadaaan tersebut tanpa hasil yang signifikan. Kondisi internal yang tidak stabil mempersulit peningkatan kapasitas pemerintahan; yang sebenarnya mempunyai tugas dalam menjamin perlindungan warga negara di luar maupun di dalam negeri. Pada akhirnya ketidakmampuan ini merefleksikan kelemahan yang melemahkan bargaining position Indonesia di dalam dunia internasional.

ABSTRACT
The state bears the responsibility to protect and to provide welfare to the people through a system of government that is functioning properly, but unfortunately the condition of Indonesia is far from its ideal state. The high unemployment rate as well as the increasing demand of Indonesian Migrant workers from country such as Saudi Arabia encouraging them to perform migration. The increasing numbers of remittance income compels the Indonesian government to keep sending migrant workers. The migration was initially beneficial to all parties except the TKI itself. When a problem occurs, the state?s difficulty in handling such cases because of the lack of preventive measures. Indonesian conditions as Weak State complicates the management of migrant workers abroad. The condition was caused by the economic crisis in 1998 and since then Indonesia seek to improve such circumstances without any significant results. Unstable internal conditions complicate governance capacity building; which actually is responsible to ensure the protection of citizens in and outside the country. Ultimately, this inability, reflects the weakness that weakens the bargaining position of Indonesia in the international world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed at discussing the structure of non-farm employment and small-scale non-agricultural enterprises in the rural areas where the rural-urban relation is increasing tremendously in the last decade. A special attention is devoted to the structure and sectoral as well as spatial linkages of small non farm enterprises (SNFE). In this context, rural-urban linkage is simply measured in terms of flow of materials, and labor from both rural to urban as well as from urban to rural areas. Interpretation of those flows is made to understand their respective implication for rural and regional development from which some policy recommendation are offered. An intensive single visit survey and rapid rural appraisal are conducted, covering three villages (Maguwoharjo, Kembang, Putat) in Yogyakarta Special Region (DIY). To some extent a qualitative information is also available for two additional villages of Pendowoharjo and Murtigading. This enables to draw a more complete picture of rural-urban linkage from and to all directions between Yogyakarta Municipality and its vicinity."
GEOUGM 29:73 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Rusliwa Somantri
"ABSTRAK
Kota Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan panting Asia Tenggara. Perkembangan kota ini, terutama dalam dua dekade terakhir, sangat pesat sekali. Jumlah penduduk kota Jakarta dewasa ini lebih dari 8 juta jiwa, padahal pada awal 1970-an jumlah ini hanya berkisar separuhnya. Perluasan wilayah kota ini terus berlangsung, sehingga mengarahkan kota ini menjadi salah satu kota raksasa di Asia. Struktur ekologis kota pun tampaknya semakin kompleks sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pemilikan dan penggunaan tanah/ruang perkotaan.
Keadaan di atas tampaknya secara makna dapat dikaitkan dengan semakin terjalinnya kota jakarta dalam jaringan kota-kota dunia (internasional). Perluasan pasar (market expansion) dari perekonomian dunia menyapu kota Jakarta sehingga pusat kota (loops) menjadi semakin terangsang untuk berkembang. Perkembangan pusat kota ini mengarah pada terbentuknya pusat-pusat kegiatan ekonomi modern seperti perdagangan (central Business district). Proses perkembangan ini secara teoritik mengisyaratkan kepada kita berlangsungnya proses ekologik kota seperti invasi (invasi) dan suksesi (sucession). Proses ini tidak lain adalah intervensi kawasan bisnis ke pemukiman miskin perkotaan. Sudah barang tentu akibat selanjutnya berkaitan erat dengan penggusuran pemukiman (demolition) dan terjadinya perpindahan penduduk dalam kota (infra-City migration) secara besar-besaran.
Selain perluasan pasar, tampaknya peran negara (state) juga cukup dominan dalam memacu perkembangan kota Jakarta. Proses dalam konstelasi politik dapat melahirkan kondisi-kondisi yang mendukung untuk berlangsungnya proses ekologi perkotaan. Misalnya keterlibatan hubungan-hubungan politik dalam proses penyusunan rencana pengembangan perkotaan pada gilirannya akan bermuara pada intervensi di bidang penggunaan tanah dan ruang perkotaan. Belum lagi peran negara yang berkaitan dengan pelaksanaan program, operasional seperti peremajaan kota (urban renewal). Program ini dapat memicu adanya perpindahan penduduk miskin dari kawasan yang dibangun dan diremajakan kembali ke lokasi lain di seluruh penjuru kota.
Penelitian ini, secara lebih lanjut, mencoba menelusuri pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan gambaran umum, pola-pola, dan penjelasan sosiologis perpindahan penduduk dalam kota Jakarta. Penelitian dilakukan di 3 kelurahan di kota Jakarta dengan karakteristik yang berbeda. Kelurahan pertama adalah Duri Pulo yang mewakili pemukiman kumuh dalam kota (inner-city slums area). Sedangkan lokasi kedua adalah kelurahan Palmerah yang mewakili pemukiman dekat daerah transisi (transition zone) dan pusat perdagangan (central business district). Lokasi berikutnya dari penelitian ini adalah kelurahan Lubang Buaya yang merupakan daerah pemukiman pinggir kota (suburb) yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Responden yang terpilih dalam proses penarikan contoh (sampel) terdiri dari pendatang anal kelurahan lain di DKI, yang telah tinggal di kelurahan bersangkutan, selama 4 tahun terakhir.Penarikan sampel dilakukan secara acak (random) dengan mempertimbangkan jumlah proporsi populasi imigran di ketiga kelurahan lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat dinamika yang tinggi dari penduduk Jakarta dalam kaitan dengan pola pemukiman dan perpindahan penduduk. secara umum perpindahan penduduk dalam kota Jakarta cenderung menuju bagian Jakarta Timur dan Barat. Akan tetapi perpindahan sentripetal ke arah Jakarta Pusat masih tampak, meskipun dalam jumlah relatif kecil. Pada umumnya responden penelitian mengungkapkan bahwa mereka rata-rata telah melakukan perpindahan (residential movement) 2-3 kali. Penyebab mereka melakukan perpindahan bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya ada kaitannya dengan masalah pemukiman. Dalam jumlah yang lebih sedikit terdapat pula penduduk Jakarta yang melakukan perpindahan karena alasan pekerjaan dan "life-cycle".
Alasan-alasan perpindahan seperti dipaparkan di atas, mengarahkan penelitian pada ternuan model perpindahan penduduk dalam kota. Pola pertama adalah perpindahan penduduk secara paksa (unvoluntary movement), Jenis perpindahan semacam ini umumnya berkaitan langsung dengan proses perkembangan kota seperti kawasan bisnis dan perkantoran modern. Penduduk kota terpaksa berpindahan karena mereka digusur untuk keperluan pengosongan tanah pemukiman yang akan dipergunakan untuk keperluan ekonomi dan perdagangan modern. Penduduk ini memperoleh ganti rugi tanah yang dapat dipergunakan untuk membeli tanah baru di lokasi lain. Meskipun demikian, pada umumnya mereka merasa kesejahteraannya menjadi semakin buruk dari sebelumnya, walaupun secara fisik mereka dapat memiliki rumah yang lebih baik. Hal ini berkaitan dengan keterikatan penduduk tersebut dengan struktur pemukiman lama yang telah mapan. Di pemukiman lama tersebut mereka bisa mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya dalam konteks jaringan sosial yang telah mapan. Sedangkan di pemukiman baru mereka kehilangan konteks jaringan tersebut dan harus membentuknya kembali dari awal.
Model kedua adalah perpindahan yang sukarela (voluntary movement), penduduk kota yang mengalami perpindahan semacam ini pada umumnya relatif mempunyai keterbukaan pilihan untuk melakukan perhitungan rasional dalam bermukim. Mereka umumnya telah mengalami perubahan sosial-ekonomi yang membaik, sehingga ada dorongan kebutuhan untuk mencari tempat bermukim yang lebih menguntungkan dari segi pertimbangan sosial maupun ekonomi. Termasuk di dalam cakupan pola perpindahan ini adalah penduduk yang berpindah dalam kaitan dengan perubahan-perubahan penting terjadi dalam siklus hidupnya. Misalnya seseorang yang menikah dituntut dengan sendirinya untuk menyediakan ruang terpisah dan layak bagi keluarganya, sehingga ia harus pindah dari rumah orang tuanya. Selain kasus seperti ini dapat pula dimasukan ke dalam model ini penduduk kota yang mengantisipasi keuntungan dari perkembangan ruang kota sebagai komoditi ekonomi. Misalnya seseorang yang menjual rumahnya untuk mencari tanah yang lebih murah dan luas, dan mereka masih memperoleh sisi finansial dari pembangunan rumah baru yang lebih murah meskipun lebih baik dari pada rumah asal di pusat kota."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Saepudin
"Tujuan penelitian pada tesis ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong terjadinya migrasi risen tenaga kerja masuk ke wilayah Bodetabek, termasuk menganalisis hubungan antar variabel serta pola dan kecenderungannya. Penelitian ini menggunakan model Regresi Multinomial Logistik (Polytomus Logit Regression), dengan variabel terikat daerah asal migran yang bermigrasi ke Bodetabek yaitu yang berasal dari: internal Bodetabek; DKI Jakarta; Jabanten (Jawa Barat dan Banten); Pulau Jawa (DIY, Jateng dan Jatim) serta Luar Pulau Jawa (seluruh daerah - Jawa). Sedangkan variabel indevenden yang digunakan adalah variabel individu (yaitu: umur, Janis kelamin, stutus kawin, tingkat pendidikan dan status kerja), dan variabel kontekstual (yaitu: pertumbuhan ekonomi, peran sektor industri, upah dan tingkat pengangguran) dari daerah asal dan daerah tujuan migrant. Data yang digunakan adalah data Supas (Survei Antar Sensus) dan Sakrenas (Survei Angkatan Kerja Nasional) Tahun 2005, serta data publikasi lainnya dari Biro Pusat Statistik (BPS).
Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa jumlah migran risen tenaga kerja yang masuk ke Bodetabek terbesar adalah berasal dari DKI Jakarta yaitu sebesar 420.899 orang (42%) dari total migran yang masuk ke Bodetabek yaitu sejumlah 1.009.565 orang (Data supas 2005, BPS, diolah). Urutan kedua adalah migran asal Jawa 191.290 orang (19%) dan yang terendah adalah migran asal Luar Jawa hanya (11%).
Berdasarkan variabel individu, ditemukan bahwa migran risen tenaga kerja dari berbagai daerah, jumlah terbesar yang masuk ke Bodetabek memiliki karakteristik sebagai berikut: migran berumur muda (20-34 tahun) sebesar (59%); berjenis kelamin laki-laki (51%); berpendidikan SMU (46%); berstatus kawin (65%) dan bekerja di sektor informal (57%). Secara umum karakteristik migran tersebut mempunyai pola yang sama baik berdasarkan daerah asal maupun daerah tujuan.
Analisis inferensial menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi dan peran sektor industri mempunyai hubungan yang negatif. Artinya variabel pertumbuhan ekonomi atau peran sektor indutri yang tinggi di daerah asal migran menjadi faktor penghambat terjadinya migran pindah ke Bodetabek. Sedangkan variabel upah dan variabel tingkat pengangguran tidak sesuai dengan hipotesis (teori), artinya peningkatan tingkat upah di daerah asal migran (dari berbagai daerah) tidak menjadi pengahambat terjadinya migran untuk pindah ke Bodetabek. Demikian juga variabel tingkat pengangguran mempunyai nilai koefisien parameter negatif untuk semua daerah asal migran. Artinya bahwa walaupun terjadi peningkatan rasio tingkat pengangguran daerah asal relatif terhadap Bodetabek, namun kecenderungannya migran untuk pindah ke Bodetabek masih lebih besar."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Migrasi adalah sebuah perpindahan sebagai upaya manusia menuju ke jalan yang lebih baik. Perjalanan ke arah yang lebih baik itulah yang tampaknya tengah dilakukan oleh combine Resource Institution (CRI) ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aimed at assessing the impact of male and female migration on women empowerment and livelihood...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurshesari Budiasriati B.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana manajemen perusahaan di Indonesia mengambil keputusannya terkait dengan pembagian dividen, berdasarkan profitabilitas, dividend yield, likuiditas, dan perubahan harga saham perusahaannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ 45 dalam kurun waktu tahun 2004-2006.
Dari 74 perusahaan yang memenuhi persyaratan dalam penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa besarnya dividen per lembar saham pada suatu periode dipengaruhi secara signifikan oleh profitabilitas, dividend yield, dan return saham pada periode sebelumnya. Profitabilitas dan dividend yield memiliki pengaruh yang positif, sedangkan return saham berpengaruh secara negatif terhadap dividen per lembar saham pada periode setelahnya. Likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per lembar saham.

The purpose of this study is to examine how Indonesian firms? managements make their decisions regarding dividend payout, based on companies? profitability, dividend yield, liquidity, and stock price change. This study is conducted using OLS (Ordinary Least Square) method. Sample used in this study is the companies listed in LQ 45 index between years 2004-2006.
From 74 companies which fulfill the requirements for this study, the conclusion is that the amount of dividend per share in one period is significantly affected by last period?s profitability, dividend yield and stock return. Profitability and dividend yield have positive effect, while stock return has negative effect on the next period?s dividend per share. Liquidity has no significant effect on dividend per share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>