Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.

The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police?s role and its typology and function. The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.

The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police’s role and its typology and function.The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soesmalijah Soewondo
"

Penelitian ini adalah tentang hubungan zat besi dengan kognisi. Kognisi adalah aktivitas mental mengenal dan mengetahui tentang dunia yang mencakup mendapatkan, mengolah, menyimpan dan mengeluarkan informasi. Proses-proses mental yang terlibat diantaranya adalah persepsi, perhatian, belajar konsep, memecahkan masalah, inteligensi dan lain-lain.

Akhir-akhir ini kegiatan kognitif dipelajari sebagai suatu aktivitas memproses informasi yang dapat dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan, dimulai dengan masuknya rangsangan dari lingkungan, rangsangan diberi perhatian dan diteruskan ke ingatan jangka pendek, diolah, diproses diteruskan ke ingatan jangka panjang. Informasi kemudian melalui proses elaborasi, kategorisasi, pembentukan konsep disimpan dalam ingatan jangka panjang untuk kemudian digunakan dan dikeluarkan.

Salah satu hambatan pemrosesan informasi ini adalah defisiensi zat besi. Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat esensial dalam tubuh, zat besi diperlukan untuk pembentukan butir-butir darah merah dalam bentuk hemoglobin dan sebagai ko-faktor bekerjanya enzim-enzim tertentu. Hemoglobin sebagai pengangkut oksigen diperlukan dalam setiap sel dalam tubuh termasuk sel-sel dari jaringan otak.

Yang ingin diketahui adalah apakah defisiensi zat besi mempengaruhi fungsi kognitif secara negatif. Dan apakah perlakuan zat besi dapat memperbaiki fungsi kognitif.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut dilakukan dua studi. Pertama suatu penelitian eks post fakto yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh status defisiensi zat besi tanpa anemi dan anemi defisiensi zat besi terhadap kognisi khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep. Kedua suatu penelitian eksperimental "double blind iron supplementation", yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh perlakuan zat besi terhadap kognisi, khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep.

Sampel adalah 176 anak prasekolah dari ibu-ibu pemetik teh yang bertempat tinggal di perkebunan teh di daerah Pengalengan Kabupaten Bandung. 176 anak-anak prasekolah ini dibagi tiga kelompok yaitu :

1. Kelompok Sehat dengan kriteria Hemoglobin : Hb > = 11 g/dl, Transferrin Saturation: TS > = i6 %, Serum Ferritin : SF > = 12 ug/l, Free Erythrocyte Protoporphyrin: FEP < = 100 ug/dl RBC.
2. Kelompok Defisiensi zat besi tanpa anemi dengan kriteria Hb > = 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16%, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
3. Kelompok Anemi defisiensi zat besi dengan kriteria Hb < 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16 %, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
Tiga kelompok ini dibagi lagi atas kelompok yang diberi perlakuan zat besi dan placebo, sehingga semua menjadi 6 kelompok.

Perlakuan zat besi dilakukan selama 8 minggu, preparat besi yang diberikan berbentuk cairan sirop ferrosulfat sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 50 mg elemental besi setiap hari selama 6 hari satu minggu. Plasebo juga dalam bentuk cairan sirop yang serupa dengan warna yang sama tetapi tidak mengandung zat besi.

Sebelum dan sesudah perlakuan anak-anak ini diperiksa hematologi, antropometri dan diuji kognitif. Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan satu kali. Tes yang digunakan untuk uji kognitif adalah tes Kosakata Gambar Peabody yang mengukur inteligensi verbal, tes Belajar Diskriminasi untuk mengukur perhatian dan tes Belajar kejanggalan untuk mengukur belajar konsep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

Perlakuan zat besi dapat merubah dengan bermakna kadar hemoglobin, serum ferritin, transferrin saturation dan kadar free erythrocyte protoporphyrin pada anak-anak yang menderita defisiensi zat besi.

Ditemukan hubungan status besi dengan besarnya keluarga anak dan status besi dengan umur anak.

Status defisiensi zat besi tanpa anemi dan status anemi defisiensi zat besi tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Inteligensi verbal tidak terpengaruh secara negatif oleh defisiensi zat besi. Perlakuan zat besi juga tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Pada awal penelitian status defisiensi zat besi tanpa anemi tidak menunjukkan adanya hubungan dengan perhatian dan belajar konsep. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi pada kelompok defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak defisiensi zat besi tanpa anemi.

Anemi defisiensi zat besi mempengaruhi perhatian dan belajar konsep secara negatif. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak anemi defisiensi zat besi berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi kepada kelompok anemi defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep, tetapi tidak meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak sehat.

"
1991
D323
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara bapak dan ibu tentang perkembangan kognitif toddler. Lokasi penelitian bertempat di RW 03 Kelurahan Paseban Kecamatan Senen Jakarta Pusat dan mengambil sampel 30 orang yang terdin dari 16 ibu dan 14 bapak yang memiliki anak usia 1-3 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan dengan menggunakan uji statistik unpaired student t test. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang bermakna, dilakukan perbandingan nilai t pada uji dua arah dengan derajat kemaknaan 0,05 dan degree of ffeedom 28 (nl + ng - 2). Hasil penelitian menunjukkan 75% ibu memiliki pengetahuan sangat baik sedangkan 50% bapak memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari hasil uji dengan unpaired student t test, diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara bapak dan ibu tentang perkembangan kognitif toddler."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4993
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Murniati
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap struktur kognisi diri pada masyarakat di Indonesia. Minat terhadap studi ini beranjak dari temuan Hosfstede di tahun 70-an yang mengungkapkan bahwa budaya-budaya bervariasi menurut individualisme-kolektivisme (III); dengan mendasarkan pada bentuk hubungan individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat: jika hubungan antar individu dalam masyarakat itu erat berarti budaya kolektivisme; sebaliknya jika renggang, berarti individualisme. Bentuk kehidupan demikian berimplikasi terhadap struktur kognisi diri individunya: budaya individualisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi personal; sementara budaya kolektivisme akan membentuk struktur kognisi diri yang berorientasi pada pilihan dan prestasi kelompok tempat ia menjadi anggota. Studi-studi mengenai kognisi diri telah banyak dilakukan dalam budaya individualisme maupun. kolektivisme, namun bukan di Indonesia, yang diindikasikan kolektivisme. Sejauh yang peneliti ketahui, belum ada penelitian intensif berkenaan dengan kognisi diri yang dilaksanakan dalam lingkungan Indonesia.
Penelitian ini berkiprah pada pandangan yang melihat self sebagai struktur kognisi. Hal ini berarti bahwa pembahasan akan beranjak dari pendekatan kognisi sosial, yakni kajian mengenai bagaimana individu memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam situasi sosial. Struktur kognisi diri pada dasarnya adalah tampilan mental seseorang mengenai atribut-atribut pribadi, peran-peran sosial; pengalaman lampau, dan tujuan-tujuan mendatang.
Penelitian ini berupaya mengungkap struktur kognisi diri pada budaya-budaya yang tergolong besar Indonesia, yakni Jawa, Sunda, Minang, dan Batak. Sampel penelitian terdiri dari siswa/i SMU dari empat suku bangsa itu, yaitu Jawa, Sunda, Minang, dan Batak, baik yang berdiam di daerah asal maupun yang berdiam di Jakarta sejak lahir, tetapi masih menggolongkan dirinya ke dalam salah satu dari keempat suku bangsa itu. Dalam penelitian ini, keempat suku bangsa yang berdiam di Jakarta dikategorikan sebagai golongan budaya tersendiri, yakni budaya Jakarta. Usaha ini ditempuh dengan Twenty Statements Test (TST) atau the I am technique, yang pada dasarnya merupakan instrumen bebas budaya untuk menggali kekayaan kognisi diri yang muncul secara spontan dan salient. Data-data kemudian diolah dengan menggunakan analisa multidimensional scaling (MDS), analisa kluster, dan analisa koresponden.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kognisi diri masyarakat Indonesia berada pada kontinuum privat-kolektif, yang juga berarti bahwa Indonesia berada dalam dimensi individualisme-kolektivisme, dan agaknya tepat berada di ambang individualisme. Meskipun tampaknya sedang terjadi pergeseran menuju individualisme, namun nilai-nilai budaya tampaknya masih cukup mengakar dalam kehidupan masyarakatnya. Tentu saja, ini adalah kesimpulan yang masih sangat dini, sehingga penelitian-penelitian lanjutan harus dilakukan.
Hasil analisa juga menunjukkan bahwa Jawa memiliki struktur kognisi diri publik, yang sangat concern dengan bagaimana orang lain menilai dirinya; Sunda cenderung ke struktur kognisi diri kolektif, yang mementingkan keanggotaan kelompok. Sementara Minang, Batak, dan Jakarta didekatkan satu sama lain oleh atribut-atribut psikologis yang menunjukkan struktur kognisi diri privat. Ketiga golongan budaya inilah yang tampaknya lebih condong pada individualisme. Tentu saja, kesimpulan ini masih dini, sehingga sangat diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Widinarsih
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena fenomena penggunaan peron oleh pedagang kaki lima (selanjutnya disingkat PKL) mencerminkan terabaikannya hak-hak atas fasilitas kota yang baik dari para pengguna jasa kereta rel listrik (selanjutnya disingkat KRL) Jabotabek kelas ekonomi. Mengapa hal tersebut masih saja dibiarkan terjadi oleh para pengguna jasa tersebut sebagai pihak yang berhak atas penggunaan peron sebagai teritori untuk alctivitas menunggu, naik, dan turun dari KRL Jabotabek kelas ekonomi
Penelitian ini mengkaji permasalahan trsebut dengan menggunakan konsep teritorialitas dan teori keseimbangan/P-0-X Heider melalui metode gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah skala interaksi antara pengguna jasa KRL .Jabotabek kelas ekonomi dengan PKL dalam hal penggunaan peron stasiun pemberhentian (selanjutnya disingkat SP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibiarkannya terjadi
penggunaan peron SP sebagai tempat dagang para PKL berkaitan dengan dialaminya keadaan psikologis yang seimbang dalam kognisi kebanyakan pengguna jasa KRL Jabotabek kelas ekonomi yang menjadi subyek penelitian ini.
Keadaan seimbang yang terjadi itu mayoritas berupa kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - -, Yaitu kombinasi dimana hubungan P-O berupa hubungan sentimen positif hubungan O-X berupa hubungan unit negatif, dan hubungan P-X berupa hubungan sentimen negatif Artinya, kebanyakansubyek penelitian ini kadang-kadang menyukai/membutuhkan PKL di peron tapi menilai sebenarnya
PKL tidak berhak menggunakan peron sebagai tempat berdagang sehingga para subyek tersebut sebenamya keberatan bila keberadaan dan situasi kondisi peron ketika digunakan sebagai tempat berdagang sampai menganggu aktivitasnya menunggu, naik dan turun dari KRL.
Dengan keadaan psikologis yang seimbang tersebut maka kognisi para pengguna jasa KRL berada dalam kognisi yang konsisten, yang tidak menimbulkan tekanan/dorongan untuk mengubah struktur kognisi dalam hubungannya dengan PKL dan peron SP yang digunakan sebagai tempat berdagang PKL. Komponen hubungan unit dan sentimen pada kognisi Pengguna jasa KRL, berhubungan satu sama lain secara harmonis dan tidak ada tekanan untuk berubah.
Namun secara teoritis, kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - - meski menimbulkan keadaan seimbang bukanlah yang ideal- Kombinasi ideal yang menimbulkan keadaan konsisten dalam kognisi sehingga menghasilkan keadaan psikologis yang lebih menyenangkan adalah kombinasi hubungan P-0-X dengan konfigurasi + + +. Untuk mencapai hal itu maka ada upaya yang bisa dilakukan sebagai saran teoritik. Upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah pengaturan dan penataan peron sena pemasangan tanda (prompt) agar peron dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga baik pengguna jasa KRL maupun PKL dapat berhubungan dengan lebih baik, tidak saling mengabaikan hak dan kewajiban."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Stephen K.
Jakarta: Salemba Humanika, 2011
153 STE ct (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Samiah
"Skripsi ini menganalisis usaha anak memperoleh informasi untuk membangun kognisi melalui pemicu cerita Sahabat Baik. Tujuannya adalah mengidentifikasi perkembangan kognisi yang terjadi pada anak umur 51 bulan dan mendeskripsikan cara-cara yang digunakan anak umur 51 bulan untuk mengembangkan kognisi dengan pemicu cerita Sahabat Baik. Anak diceritakan Sahabat Baik sebanyak tiga kali. Dari penelitian ini diperoleh perkembangan kognisi anak dari penceritaan pertama sampai penceritaan ketiga. Anak mengembangkan kognisi tersebut dengan menggunakan kalimat interogatif dan kalimat deklaratif.

Abstract
This thesis analyzes the child's efforts to obtain information to build up the cognition through Sahabat Baik story as the trigger medium. The purpose of this research is to identify the development of the cognition that occurs in a child aged 51 months and to describe the ways the child develops the cognition through Sahabat Baik story as its trigger medium. The story of Sahabat Baik is told to the child three times. The result of this study shows the cognition development of the child from the first telling to the third telling. The child develops the cognition by using the interrogative phrase and declarative sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya
"Tesis ini membahas pepatah-petitih berbahasa Minangkabau _ tentang kepemimpinan, khususnya sifat-sifat kepemimpinan ideal. Tujuan penelitian ini untuk menemukan pepatah-petitih yang gayut dengan konsep kepemimpinan dan menganalisis maknanya sehingga konsep kepemimpinan ideal Minangkabau dapat dirumuskan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori metafora. Analisis juga dilengkapi dengan validasi data dengan melihat penggunaan kata dalam konteks budaya Minangkabau. Hasil analisis menunjukkan bahwa pepatah-petitih mengandung butir-butir kearifan tentang sifat kepemimpinan ideal. Kearifan budaya terlihat dari kecerdasan dalam memilih ciri-ciri positif ranah sumber yang dijadikan sebagai lambang ranah target.

This thesis discusses about proverbs of leadership in Minangkabau language, especially the ideal leadership characteristics. The purpose of this research are to find some proverbs that are related to the concept of leadership and analyze their meanings so that the concept of ideal leadership in Minangakabau can be summarized. This research is a qualitative research. The theory used to analyze the data is the theory of metaphor. The analysis is also equipped with the validation of the data by looking at the use of words in the context of Minangkabau culture. The analysis shows that the proverbs contain details about wisdom of ideal leadership qualities. Cultural wisdom is demonstrated by the intelligence in choosing the positive features of the sources domain that serve as the symbol of the target domain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ashcraft, Mark H.
New York: Longman, 1998
153 ASH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>