Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Komang Arie Suwastini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan representasi hibriditas dan negosiasi identitas dalam film The Mists of Avalon. Pembahasan pada tataran naratif film dan tataran teknis sinematik dilakukan dengan menggunakan pendekatan tekstual dengan teori strukturalismesemiotik sebagai kerangka kerja dan teori-teori cultural studies untuk mengungkapkan ideologi yang disampaikan film. Dari tataran naratif, hibriditas dan negosiasi identitas direpresentasikan melalui tema, struktur dan pencitraan tokoh-tokohnya. Negosiasi identitas direpresentasikan oleh penggunaan pola kilas balik, voice-over narration, dan unsur-unsur non-diagesis film. Dari tataran teknis, komposisi mise en-sc÷ne, framing, serta pilihan dalam aspek-aspek fotografis, editing dan suara mendukung representasi hibriditas dan negosiasi identitas yang disampaikan oleh naratif film.

This research was aimed at revealing hybridity and identity negotiation represented in The Mists of Avalon. Analyses at the plane of narrative and cinematic techniques were conducted using textual approach applying strcuturalism-semiotic theories as framework and theories from cultural studies to reveal the ideology of the film. At the plane of narrative, hybridity and identity negotiation were represented through the movie's theme, narrative structure, and the characterization of its characters. At the technical plane, the movie's composition of mise-en-scene, framing, fotographic aspects, editing and sound were proved to support the representation of hybridity and identity negotiation presented by its narrative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25196
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Tiara Salsabilla
"ABSTRAK
Film animasi kontemporer Prancis banyak mengangkat tema yang berkaitan dengan masalah keberagaman. Tulisan ini membahas mengenai identitas liyan dalam film animasi Prancis Ernest et Célestine. Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan pembentukan identitas liyan melalui wacana prasangka tentang perbedaan antara dunia beruang dan dunia tikus. Wacana prasangka dan perbedaan menegaskan Ernest, seekor beruang dan Célestine, seekor tikus, sebagai liyan yang tidak hanya berasal dari golongan yang berbeda, tetapi juga identitas liyan mereka di tengah kelompoknya sendiri. Menggunakan metode kajian sinema yang diperkuat dengan konsep liyan menurut Jean-François Staszak, penelitian ini mengungkap bahwa film Ernest et Célestine menawarkan wacana mulikultural yang realistis, sejalan dengan sulitnya mengubah wacana prasangka terhadap liyan dan sulitnya menerima perbedaan yang sudah menjadi bagian dari tradisi sebuah kelompok.
ABSTRACT
Many contemporary French animated films raise themes related to the issue of diversity. This paper discusses the identities of other in the French animated film Ernest et Célestine. The purpose of this study is to show the formation of other identity through prejudice discourse about the differences between the world of bears and the world of rats. The discourse of prejudice and difference affirms Ernest, a bear and Célestine, a mouse, as others who not only come from different group, but also their other identities in the middle of their own group. Using the method of studying cinema that is reinforced by the concept of otherness according to Jean-François Staszak, this study reveals that the film Ernest et Célestine offers realistic multicultural discourse, in line with the difficulty of changing prejudice discourse against others and the difficulty of accepting differences that have become part of a group's tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anniesa Fithriana
"Skripsi ini memaparkan simbol-simbol maskulinitas dalam salah satu film rusia yang mengangkat biografi Valerij Kharlamov sebagai jalan cerita utamanya. Film ini berjudul Легенда №17/Legenda No. 17/Legend No. 17 karya sutradara Nikolai Lebedev. Film ini menceritakan kehidupan Kharlamov dalam memperjuangkan kariernya di dunia ice hockey hingga ia menjadi seorang pemain hoki es legendaris dari Uni Soviet. Dalam menganalisis film ini, penulis menggunakan teori Peirce, Barthes dan konsep maskulinitas. Dari penggabungan ketiga teori tersebut, dapat dilihat sisi maskulinitas yang dimunculkan dalam film tersebut. Metode deskriptif-analisis digunakan dalam menganalisis film ini dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta secara kontekstual. Dari analisis film ini, dapat disimpulkan bahwa sisi atau bentuk maskulinitas yang diperlihatkan adalah tampilan fisik dan mental yang kuat, pekerja keras, kebebasan, hubungan emosional dengan wanita, dan juga kesuksesan.

This undergraduate thesis describes the symbols of masculinity in one of Russian film, which tells about biography of Valerij Kharlamov as main focus in this film. The film is Легенда №17/Legenda No. 17/Legend No. 17 by Nikolai Lebedev. This film tells about Valerij Kharlamov's up and down in his life, or "from zero to hero" to be the best and legendary ice hockey player in Uni Soviet. The theories used in analyzing these film are Peirce's, Barthes' and masculinity concept. From the interrelated analysis of these there theories, the researcher finds that masculinity can be represented in Russian film. Descriptive-analytical methods used in analyzing this film by describing the facts contextually. By analyzing these film, it is concluded that forms of masculinity is the physical appearance of a strong, hard worker, freedom, emotionally with women, and success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Zavera Monica
"Tesis ini berbicara mengenai negosiasi perantau Minangkabau asal Kabupaten Agam yang lahir dan besar di Jakarta sebagai generasi kedua, terhadap identitas Minangkabau mereka. Keterkaitan antara latar belakang orangtua yang masih membawa kebudayaan dari Sumatera Barat, dengan faktor Jakarta sebagai kota kosmopolitan, membawa pengaruh-pengaruh dan dampak terhadap identitas mereka sebagai masyarakat Minangkabau. Negosiasi sosial perantau Minangkabau generasi kedua ini tidak hanya terhadap hibriditas di Jakarta, tapi juga menciptakan identitas baru atas hibriditas budaya Minangkabau di Jakarta itu sendiri. Hibriditas ini salah satunya bisa dilihat dalam adat pernikahan yang sudah dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan dan finansial. Keterbatasan melakukan prosesi yang sama dengan di Sumatera Barat, disebabkan perbedaan pola masyarakat dan lingkungan yang mempengaruhi.

This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is affected by the interrelationship between the background of their parents who are still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the differences in the pattern of society and the environmental concern.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Awal Liyah
"Penelitian ini membahas tentang negosiasi identitas tokoh utama dalam film Valentino (2013). Penelitian ini memakai teori film David Bordwell dan Kristin Thompson yang dilihat dari aspek sinematografis. Pendekatan negosiasi menjadi pendukung untuk menganalisis korpus. Hasil penelitian ini memperlihatkan negosiasi dan penolakan identitas yang dipilih tokoh utama untuk menyelesaikan konflik identitasnya. Adanya stereotip orang Belanda terhadap imigran Maroko menjadi penyebab konflik identitas yang dialami tokoh utama. Pada akhirnya tokoh utama memilih untuk tetap mempertahankan identitas Marokonya.

This research discusses the negotiation identity of the main character in the film Valentino (2013). This research uses the theory of the film David Bordwell and Kristin Thompson as seen from cinematographic aspects. The negotiation approach becomes a supporter for analyzing the corpus. The results of this research show that negotiation and rejection of the identity chosen by the main character to resolve their identity conflict. The existence of the stereotype of the Dutch towards Moroccan immigrants is a cause of identity conflict experienced by the main character. In the end the main character chose to keep his Moroccan identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ribut Basuki
Depok: 2010
D00917
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Agustina Laras Chintiya Devi
"Film Fatima (2015) karya Philippe Faucon menceritakan perjuangan seorang imigran asal Aljazair dalam menghadapi benturan budaya di Prancis. Benturan budaya tersebut disebabkan tradisi dan kebudayaan asal Aljazair yang terus diterapkan dalam kehidupan baru di Prancis. Adanya benturan antara budaya Aljazair dan budaya Prancis yang dihadapi oleh imigran dalam film Fatima ini menjadi latar belakang penelitian ini. Masalah penelitian ini adalah bagaimana bentuk benturan budaya serta cara negosiasi yang dilakukan oleh tokoh utama dalam film ini. Melalui metode kualitatif, penelitian ini akan menggunakan kajian sinema dan kajian struktural untuk menganalisis struktur naratif dan sinematografis film. Selanjutnya, penulis akan menggunakan teori identitas dari Stuart Hall untuk menemukan masalah benturan dan negosiasi budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Fatima masih memegang erat tradisi dan budaya yang dimiliki di daerah asalnya yang jelas menyebabkan adanya benturan budaya. Benturan budaya terjadi di dalam lingkup keluarga dan dapat dikategorikan menjadi 6 aspek, yaitu nilai dan norma, bahasa, agama dan kepercayaan, tradisi dan adat, gaya berpakaian, dan makanan. Negosiasi budaya ditemukan pada aspek, bahasa, gaya berpakaian, dan makanan, sedangkan yang tidak dapat dinegosiasikan yaitu agama dan kepercayaannya.

Film Fatima (2015) karya Philippe Faucon menceritakan perjuangan seorang imigran asal Aljazair dalam menghadapi benturan budaya di Prancis. Benturan budaya tersebut disebabkan tradisi dan kebudayaan asal Aljazair yang terus diterapkan dalam kehidupan baru di Prancis. Adanya benturan antara budaya Aljazair dan budaya Prancis yang dihadapi oleh imigran dalam film Fatima ini menjadi latar belakang penelitian ini. Masalah penelitian ini adalah bagaimana bentuk benturan budaya serta cara negosiasi yang dilakukan oleh tokoh utama dalam film ini. Melalui metode kualitatif, penelitian ini akan menggunakan kajian sinema dan kajian struktural untuk menganalisis struktur naratif dan sinematografis film. Selanjutnya, penulis akan menggunakan teori identitas dari Stuart Hall untuk menemukan masalah benturan dan negosiasi budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Fatima masih memegang erat tradisi dan budaya yang dimiliki di daerah asalnya yang jelas menyebabkan adanya benturan budaya. Benturan budaya terjadi di dalam lingkup keluarga dan dapat dikategorikan menjadi 6 aspek, yaitu nilai dan norma, bahasa, agama dan kepercayaan, tradisi dan adat, gaya berpakaian, dan makanan. Negosiasi budaya ditemukan pada aspek, bahasa, gaya berpakaian, dan makanan, sedangkan yang tidak dapat dinegosiasikan yaitu agama dan kepercayaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rapi Tang
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2002
899.231 MUH l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasiha Bella Safira
"Dalam komunikasi ada tiga jenis tindak bahasa yang terjadi, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Salah satu jenis tindak ilokusi yang sering ditemui sehari-hari adalah tindak tutur ilokusi direktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif serta hubungan antara tindak tutur direktif dengan tindak tutur perlokusinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer, 2 tokoh utama dalam film Monkey King : Hero is Back. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, ada 4 jenis tindak tutur direktif dalam dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer yang terbagi dalam 11 tindak tutur direktif memerintah, 5 tindak tutur direktif meminta, 4 tindak tutur direktif memperingatkan dan 1 tindak tutur direktif menyarankan. Tindak tutur direktif meminta terjadi ketika penutur memiliki status yang lebih tinggi daripada mitra tutur. Tindak tutur direktif meminta umumnya digunakan oleh penutur yang memiliki status lebih rendah daripada mitra tutur. Tindak tutur memperingatkan terjadi ketika penutur peduli dengan keselamatan mitra tutur. Tindak tutur menyarankan terjadi ketika penutur memberikan pendapat yang bermanfaat bagi mitra tutur. Dalam tindak tutur direktif, situasi, status dan hubungan antara penutur dan mitra tutur mempengaruhi keberhasilan komunikasi.

There are three types of speech acts that occur In communication, locution, illocution and perlocution. One type of illocution acts that is often encountered in everyday life is the act of directive speech acts. This study aims to describe the types of directive speech acts as well as the relationship between directive speech acts and their perlocution acts. The data used in this study are dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer, the two main characters in the film Monkey King: Hero is Back. The method used is descriptive-qualitative. The results showed, there were 4 types of directive speech acts in the dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer which were divided into 11 command, 5 request, 4 warning and 1 suggestion. Command occur when the speaker has a higher status than the speech partner. Request generally used by speakers who have lower status than speech partners. Warning occurs when the speaker cares about the safety of the speech partner. Suggestion occur when a speaker gives an opinion that is beneficial to the speech partner. In directive speech acts, the situation, status and relationship between the speaker and the speech partner affect the success of communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Lestari
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>