Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johny Setyawan
Yogyakarta: BPFE, 1988
658.401 3 JOH r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Setyawan
Yogyakarta: BPFE, 1988
657.45 JOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslis Ilyas
Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, 2001
658.3 YAS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suhartono
Jakarta: Nabla Teknik Group,
516 SUP i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirotul Amalia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengujian dari standar Wi-Fi 802.11ac dalam melakukan transmisi pada saat melakukan panggilan Voice over IP (VoIP) yang membutuhkan kualitas jaringan yang bagus serta memiliki latency rendah melalui protokol UDP di lingkungan indoor. Akses poin yang digunakan merupakan akses poin yang telah menerapkan standar IEEE 802.11ac. Pengujian ini dilakukan dengan dua macam skenario yaitu pada kondisi Line of Sight (LOS) dan Non Line of Sight (NLOS) serta pengubahan jarak akses poin terhadap client. Dengan menggunakan JPerf, hasil pengukuran yang didapat menunjukkan bahwa teknologi 802.11ac memiliki realibilitas yang tinggi dan tingkat latency rendah karena hanya terjadi sekali packet loss sebesar 0.078% di antara 28 rekaman pengujian dan nilai jitter yang bertahan pada nilai di bawah 10 ms. Penurunan banyaknya pengiriman paket pun sebesar 20% pada skenario LOS dan 21% pada skenario NLOS.

ABSTRACT
This bachelor thesis discusses the testing of 802.11ac Wi-Fi standard to transmit during a call Voice over IP (VoIP), which requires a good network quality and have low latency through the UDP protocol in the indoor environment. The access points is using an access points that have implemented the IEEE 802.11ac standard. This testing is done with two kinds of scenarios, Line of Sight ( LOS ) and Non Line of Sight ( NLOS ) Scenario and also variation within the distance between access points to the client. By using JPerf, the measurement results obtained show that the 802.11ac technology has a high reliability and low latency level because packet loss which precentage was 0.078% only happened one time from 28 testing and jitter survive at a value below 10 ms. The degradation in the number of package delivery was 21% for LOS scenario and 21% for NLOS scenario."
2015
S59492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dharma
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004
658.3 SUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Bastori
"Kebutuhan listrik nasional pada masa mendatang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan penyediaan listrik secara nasional. Oleh karena itu, kajian investasi dan skema pembiayaan PLTN menjadi cukup mendesak untuk dilakukan.
Hasil analisa terhadap PLTN dan pembangkit konvensional dalam studi ini menunjukkan bahwa PLTN cukup kompetitif terhadap pembangkit batu bara dan gas. Biaya produksi listrik PLTN jenis AP600 sekitar S32,12 per MWh sedangkan pembangkit batu bara diantara $29 - $32 per MWh dan pembangkit gas sekitar 532,68 per MWh pada discount rate 8% tanpa pajak karbon. Resiko bisnis PLTN mencakup biaya pertanggungjawaban nuklir terhadap lingkungan, resiko mundurnya penyelesaian proyek, dan premi asuransi investasi. Biaya pertanggungjawaban nuklir meliputi biaya resiko kecelakaan nuklir, asuransi properti dan para pekerja. Ada dua skema pembiayaan yang ditinjau dalam studi ini yaitu skema tradisional (modal dan pinjaman) dan Build Operate Transfer (BOT).
Dari beberapa skenario yang dikaji dalam tesis ini, hasilnya menunjukkan bahwa skema pembiayaan konsorsium dan BOT merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan bagi para pengambil kebijakan. Skema konsorsium cukup cocok bagi negara yang sudah berpengalaman dalam proyek PLTN dan skema BOT cocok bagi negara yang belum memiliki pengalaman dalam proyek PLTN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Bastori
"Kebutuhan listrik nasional pada masa mendatang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan penyediaan listrik secara nasional. Oleh karena itu, kajian investasi dan skema pembiayaan PLTN menjadi cukup mendesak untuk dilakukan.
Hasil analisa terhadap PLTN dan pembangkit konvensional dalam studi ini menunjukkan bahwa PLTN cukup kompetitif terhadap pembangkit batu bara dan gas. Biaya produksi listrik PLTN jenis AP600 sekitar 532,12 per MWh sedangkan pembangkit batu bara di antara $29 - $32 per MWh dan pembangkit gas sekitar $32,68 per MWh pada discount rate 8% tanpa pajak karbon.
Resiko bisnis PLTN mencakup biaya pertanggungjawaban nuklir terhadap ]ingkungan, resiko mundurnya penyelesaian proyek, dan premi asuransi investasi. Biaya pertanggungiawaban nuklir meliputi biaya resiko kecelakaan nuklir, asuransi properti dan para pekerja.
Ada dua skema pembiayaan yang ditinjau dalam studi ini yaitu skema tradisional (modal dan pinjaman) dan Build Operate Transfer (BOT). Dari beberapa skenario yang dikaji dalam tesis ini, hasilnya menunjukkan bahwa skema pembiayaan konsorsium dan BOT merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan bagi para pengambil kebijakan. Skema konsorsium cukup cocok bagi negara yang sudah berpengalaman dalam proyek PLTN dan skema BOT cocok bagi negara yang belum memiiiki pengalaman dalam proyek PLTN.

In the future, national electricity demand increases according population and industry growth. Nuclear power plant is alternative to cover electricity deficit nationally. So, investment assessment and financing scheme for nuclear power plant are urgent to be done.
The result of analysis to nuclear and conventional in the study shows that nuclear power plant is competitive to coal and gas. Levelized cost of electricity (LCOE) for AP600 nuclear power plant is $32.12 per MWh but coal about 529 - $32 per MWh and gas $32.68 per MWh in 8% discount rate without carbon tax.
Nuclear power plant business risk consists of nuclear liability cost for environment, project delayed, and insurance premium of investment. Nuclear liability covers cost of nuclear accident risk, insurance premium for property and staff.
There are two financing scheme reviewed; traditional (equity and debt) and Build Operate Transfer (BOT) scheme. From some scenarios assessed in the thesis show that consortium and BOT financing scheme are alternatives can be considered by decision maker. Consortium scheme is suitable for experience country in nuclear power plant and BOT is suitable for not experience country.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setyo Utomo
"Skripsi ini berjudul Transformasi Cakapan dari Novel ke Skenario Film, Sebuah Studi Kasus atas Novel Cas Cus dan Pabrik. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan gejala-gejala perubahan cakapan dalam transformasi dari novel ke skenario film, yaitu novel Cas Cus dan Pabrik ke dalam skenario film Cas Cis Cus dan skenario film Pabrik karya Putu Wijaya. cakapan dalam proses transformasi tersebut menunjukkan beberapa alternatif perubahan; antara lain cakapan menjadi cakapan tanpa perubahan, cakapan dengan perubahan yang dapat dijelaskan melalui teori Riffaterre dan Partini Sardjono-Pradotokusumo, yakni teori ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp. Perubahan cakapan dalam proses transformasi novel ke skenario film juga mempengaruhi penokohan dan kualitas watak tokoh. Hal ini disebabkan cakapan sangat erat hubungannya dengan tokoh dalam metode penokohan dramatik. Di dalam Proses transformasi dari novel ke skenario film --sekalipun dilakukan oleh pengarang novel sebagai penulis skenario filmnya, bahkan menyutradarai film itu sendiri-- perubahan atas hipogramnya tidak dapat dihindarkan. Kenyataan tersebut disebabkan oleh (1) karena perbedaan media novel dan film, (2) proses transformasi itu sendiri. Di dalamnya terkandung pengertian resepsi (pemahaman ulang) yang menyebabkan sang pelaku transformasi ini nenganggap teks hipogram sebagai bahan baku mentah (raw material) yang perlu diolah kembali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratisto Sumantri
"ABSTRAK
PT. Bayer Indonesia Tbk. (BYSB) merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Didirikan tahun 1967 dengan nama PT. Bayer Farma Indonesia, merupakan bagian dari kelompok usaha Bayer AG, Germany, sebuah perusahaan internasional yang didirikan untuk memenuhi dan memproduksi kebutuhan konsumen terhadap rangkaian produk dan jasa mulai dari kesehatan dan pertanian sampai dengan kimia dan teknologi penginderaan. Produk-produk yang dihasilkan dapat digolongkan atas 3 kelompok, yakni Farmasi, Proteksi Tanaman serta Alat-alat Rumah Tangga & Obat-obatan Tanpa Resep (OTC).
Dalam usahanya meningkatkan nilai penjualan PT. Bayer Indonesia, Tbk. terutama mengandalkan pendapatan dari produk-produk Farmasi berupa obat-obat ethical ( obat dengan resep ), produk Kesehatan Rumah Tangga serta produk Perlindungan Tanaman. Untuk kelompok usaha Alat Kesehatan Rumah Tangga, PT. Bayer Indonesia, Tbk. merupakan pemimpin pasar. Dengan kemampuannya yang ada PT. Bayer Indonesia, Tbk. sedang berusaha meningkatkan penjualannya baik dari penjualan lokal maupun ekspor. Untuk tujuan tersebut PT. Bayer Indonesia, Tbk. terus berusaha meluncurkan produk-produk baru, terutama mengandalkan lisensi yang diperoleh dari Bayer AG, Germany.
Selama tiga tahun terakhir pangsa pasar PT. Bayer Indonesia, Tbk. Terus mengalami penurunan. Pada tahun 2000, pangsa pasar PT. Bayer Indonesia mencapai angka terendah sejak tahun 1996 yaitu 6,87%. Penurunan yang terjadi pada tahun 2000 terutama disebabkan oleh nilai penjualan perusahaan yang negatif Penurunan nilai penjualan tersebut terjadi karena pada tahun 2000 perusahaan sedang melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja pabrik, sehingga kapasitas produksinya mengalami penurunan. Semua perbaikan tersebut diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2001. Meskipun nilai penjualan terus menurun tetapi kinerja keuangan PT. Bayer Indonesia, Tbk. justru meningkat pada tahun 1999 dan tahun 2000. Dari kondisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Bayer Indonesia, Tbk. Berhasil melakukan efisiensi dan efisiensi yang dilakukan cukup besar untuk dapat menutup penurunan nilai penjualan yang terjadi.
Masalah yang paling besar yang dihadapi oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. adalah tidak stabilnya kondisi ekonomi makro, terutama tidak stabilnya nilai tukar Rupiah serta laju inflasi yang masih tinggi. Keadaan ini terutama terkait dengan ketergantungan perusahaan yang amat tinggi pada bahan baku impor.
Nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. berdasarkan analisa skenario dan perhitungan dengan probabilitas nilai tertimbang adalah Rp. 278.841 juta. Nilai tersebut didapat dari hasil perkalian probabilitas dan nilai perusahaan untuk masing-masing skenario. Probabilitas setiap skenario didapat dari hasil analisa industri dan asumsi makro ekonomi. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. ternyata berada sedikit di atas nilai market capitalization saat ini, sehingga dapat dikatakan telah teijadi under-expected terhadap nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk.
Nilai perusahaan yang mendekati nilai market capitalization pemsahaan saat ini adalah pada kondisi skenario Base-Case, yaitu sebesar Rp. 236.692 juta. Dilihat dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa perkiraan investor untuk 4 tahun ke depan adalah mendekati skenario Base Case. Pada skenario ini diperkirakan bahwa peluncuran produk baru yang dilakukan oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. Akan berhasil. Dan dari sisi finansial perusahaan akan mampu mempertahankan efisiensi.
Bagi investor, dilihat dari hasil perhitungan nilai perusahaan berdasarkan skenario Base Case maka ekspektasi yang dilakukan oleh investor untuk saat ini adalah over-expected, sehingga untuk jangka pendek bila melakukan investasi tidak akan menguntungkan. Sedangkan untuk jangka panjang kondisi fundamental perusahaan saat ini yang cukup baik akan dapat menjadi landasan cukup kuat untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>