Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianto Sulistyo Nugroho
"Kebakaran hutan merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia. Kebakaran tersebut telah merusak jutaan hektar hutan dan lahan sehingga menyebabkan kerugian ekonomi, masalah sosial seperti penyakit akibat asap dan kerusakan lingkungan dengan akibat jangka panjang. Kebakaran hutan umumnya diawali oleh api kecil dan mekanisme oksidasi temperatur rendah. Makalah ini menyajikan hasil penelitian oksidasi temperatur rendah dengan menggunakan sampel sabut kelapa sawit, gambut, serpihan kayu dan batubara muda. Sifat pembakaran spontan dari sampel yang diuji ditentukan dari hasil pengukuran temperatur oven kritis dan parameter kinetika oksidasi.
Hasil penelitian terhadap sabut kelapa sawit, gambut, serpihan kayu dan batubara muda memperlihatkan bahwa material ini memiliki kecenderungan untuk mengalami pembakaran spontan. Sifat pembakaran spontan dari sampel yang diteliti dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti temperatur ambien, kandungan air, sifat kimia dan fisika sampel, dan ukuran basket. Keinginan untuk memanfaatkan informasi yang diperoleh dari penelitian skala laboratorium ini untuk skala yang lebih besar masih memerlukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut.

Self-ignition properties of peat, palm shell fibre and woods. Forest fire is one of the greatest environmental problems faced by Indonesia. Forest fires have destroyed million hectares of forest and land which cause economic loss, social problems including smoke related diseases and environmental disaster with long time consequences. The exothermic reactions of forest fuels that lead to fire can be initiated by a piloted flame and low-temperature oxidation mechanism.
This paper presents the results of low temperature oxidation studies using forests fuel samples i.e. palm shell fibre, peat, woods and low-rank coal. The measured values of the critical oven temperatures and the kinetic oxidation parameters are used to analyze the intrinsic properties of the samples to self-ignite. Thermal runaway reactions leading to ignition are indicated for all forest fuels tested. This reaction is affected by various factors including oven temperature, moisture content, chemical and physical properties as well as basket sizes. Attempt to extrapolate the results of these laboratoryscaled experiments for real fires still require further tests and assessments."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tatang Hermawan Suryana
"Pembakaran Spontan (Spontaneous Combustion) pada Sabut Kelapa Sawit, Gambut, dan Kayu merupakan satu fenomena yang penting untuk mendapatkan perhatian dalam setiap perlakuan pada material tersebut. Fenomena ini dapat din1ungkinl
Pembakaran spontan yang terjadi pada material tersebut merupakan sebuah fenomena yang melibatkan banyak aspek. Untuk itu dalam penelitian ini al-can diteliti lebih jauh, bagaimana efek dari kandungan air, dan dimensi wadah uji terhadap pembakaran spontan. Adapun metode yang digunakan adalah metode titik potong (crossing poiny. Metode ini mendapatkan data dengan mencari titik potong suhu pusat tumpukan saat terbentuk profil suhu datar. Untuk dapat melakul-can serangkaian pengujian maka diperlukan sistem uji yang memenuhi kebutuhan metode titik potong.
Sistem pengujian yang cligunakan adalah oven, wadah uji, dan data logger yang dikoneksikan dengan komputer uutuk rnencatat data yang temkur. Dari hasil pengujian ini akan dihitung parameter kinetilc oksidasi yang dapat memberikan acuan reaktivitas dan kerentanan material terhadap pembakaran spontan.
Nilai parameter oksidasi material tersebut kemudian diolah untuk membantu memberikan penilaian apakah sebuah sarnpel memiliki kecenderungan lebih tinggi dari sampel lainnya untuk terbakar dalam pembakaran spontan.

Spontaneous combustion in coconut, peat, and wood is a phenomena that needs to be taken into consideration in every treatment for material. This phenomena is possible to occur at Forest Fire. In order to learn about the phenomena., a study to asses tendency of that materials samples to self ignition is conducted.
Spontaneous combustion of material is a large topic that include many parameter taken into account but this paper will investigate the influence of moisture content and basket size variation on spontaneous combustion tendency of material. To achieve that crossing point method is used. This method relies on finding the center of temperature at the point when a flat profile is observed. In order to conduct series of experiment that uses crossing point method a test system is designed.
The test system used consist of electric oven, basket test, and data logger that connected to a computer to log measured data. The result of this experiment will be used to calculate kinetic oxidation parameter and activation energy that will assist to investigate reactivity and tendency of to be self ignite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Indayaningsih
"Penelitian ini membahas tentang pembuatan gas diffusion layer (GDL) dari bahan serat alam yaitu serat sabut kelapa (SK) dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembaran GDL yang telah dibuat mempunyai spesifikasi konduktivitas listrik sebesar antara 34 S/m - 39 S/m, hidrofobik dengan sudut kontak antara 125,6o - 128,5o dan porositas sebesar 70% - 74%. Spesifikasi lembaran GDL ini telah memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai komponen elektroda PEMFC. Konduktivitas listrik lembaran GDL ini masih dapat ditingkatkan dengan cara menggunakan karbon serat alam yang dibuat pada suhu pirolisis lebih tinggi dari 1300oC hingga diperoleh struktur karbon menyerupai graphite.

This study discusses the fabrication of the gas diffusion layer (GDL) of natural fiber materials i.e coco fiber and oil palm empty fruit bunches. The results show that the GDL sheets that have been made have specifications for electrical conductivity between 34 S/m - 39 S/m, hydrophobic with a contact angle between 125.6o - 128.5o and a porosity of 70% - 74%. The GDL specification sheets are qualified to be used as a component of PEMFC electrodes. The electrical conductivity of the GDL sheets can still be increased by using the natural carbon fibers made at the temperatures higher than 1300oC to obtain carbon structure resembling graphite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
D1922
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Ambar Suharyanti
"Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam target pencapaian ISPO yaitu perkebunan kelapa sawit yang telah tertanam di lahan gambut, baik untuk perkebunan swasta maupun perkebunan rakyat. Beberapa permasalahan diantaranya terkait produktivitas, lingkungan, ekonomi dan sosial. Riset ini bertujuan untuk membangun model perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan membuat sintesis perbaikan. Metode riset adalah analisis statistik dynamic multivariate regression, analisis keekonomian (NPV dan IRR) serta pemodelan system dynamics. Hasil riset pada perkebunan kelapa sawit swasta, urutan variabel yang paling berpengaruh yaitu OER CPO, kerapatan tanam, TMAT dan pemupukan. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, urutan variabel teknis yang berpengaruh adalah kebakaran, periode panen, pemupukan dan umur tanaman. Kesimpulan riset menyatakan, model pengelolaan perkebunan kelapa sawit swasta dibangun dengan intervensi skenario optimis yaitu peningkatan persentase OER CPO 20%, kerapatan tanam 15%, pemupukan 15% dan TMAT 100%. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, kunci utamanya adalah kebakaran dan kelembagaan agar dapat mencapai target keberlanjutan.

One of the challenges faced by Indonesia in achieving the ISPO target is oil palm plantations existing planted on peatlands, both for private plantations and smallholder. Some of these problems are related to productivity, environment, economy, and social. This study aims to build a model of sustainable oil palm plantations and synthesize improvements. The research methods used are dynamic multivariate regression statistical analysis, economic analysis (NPV and IRR), and system dynamics modeling. The research results on private oil palm plantations, the order of the most influential variables are OER CPO, planting density, groundwater level, and fertilization. For smallholder, the technical variables influence fire, harvest time, fertilization, and plant age. The study's conclusion stated that the private oil palm plantation model was built with an optimistic scenario intervention, namely an increase in the percentage of OER CPO 20%, planting density 15%, fertilization 15%, and groundwater level 100%. For smallholder, the key is fire and institutions to achieve sustainability targets."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Fredi
"Isu lingkungan khususnya deforestasi telah menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia yang kemudian merespon dengan keluarnya kebijakan moratorium hutan dan gambut di tahun 2011. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra terkait trade off antara lingkungan dan ekonomi khususnya pada studi kasus sektor kelapa sawit. Penyelamatan lingkungan melalui kebijakan moratorium harus dihadapkan dengan potensi dampak melambatnya kontribusi ekonomi dari kelapa sawit sebagai komditas andalan baik di level regional dan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan moratorium terhadap daerah sentra kelapa sawit, Riau. Analisis penelitian menggunakan metode sistem dinamik selama periode aktual 2008-2016 dan dilanjutkan dalam proyeksi hingga 2026 dengan membandingkan skenario kondisi moratorium, tanpa moratorium dan moratorium berjangka. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan moratorium memberikan dampak positif terhadap perlambatan penurunan luas hutan namun di satu sisi juga memberikan dampak negatif terhadap perlambatan kontribusi ekonomi yang ditandai dengan perlambatan laju ekspansi lahan kelapa sawit, produksi kelapa sawit dan volume ekspor kelapa sawit yang kemudian berujung pada kontirbusi nilai ekspor kelapa sawit baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Environmental issues, especially deforestation, have become the world's attention, including Indonesia, which then responded with the release of forest and peat moratorium policies in 2011. This policy raises the pros and cons of trade-offs between the environment and the economy especially on the case study of the palm oil sector. Saving the environment through moratorium policies should be faced with the potential impact of slowing economic contributions from oil palm as a reliable commodity both at regional and national levels. This study aims to analyze the impact of moratorium policy on the area of ​​oil palm center, Riau. The research analysis used dynamic system method during the actual period of 2008-2016 and continued in projection up to 2026 by comparing scenario of moratorium condition, without moratorium and futures moratorium. The results of the research indicate that the moratorium policy has a positive impact on the decline in forest area but on the one hand it also negatively impacts the slowdown of economic contribution which is marked by the slowing of the expansion rate of oil palm, palm oil production and export volume of palm oil which then lead to the contribution of value export of palm oil both in short and long term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Wulandari
"Penelitian tentang efisiensi energi sangat menarik untuk diteliti, salah satunya adalah pengurangan hambatan pada aliran dalam pipa. Metode pengurangan hambatan dalam pipa dilakukan dengan metode aktif yaitu menambahkan zat aditif pada aliran dalam pipa dan metode pasif yaitu dengan memvariasikan geometri pipa. Tujuan penelitian yaitu menganalisis karakteristik serat sabut kelapa terhadap pengurangan hambatan pada aliran dalam pipa spiral horizontal dan pipa bulat horizontal secara eksperimental. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pipa spiral rasio P/Do 7.3 dan pipa bulat horizontal ID 38 mm panjang 1200 mm. Fluida uji yaitu suspensi serat sabut kelapa yang dicampurkan dengan air sehingga mencapai konsentrasi 300, 500, dan 1000 ppm.
Penelitian ini dilakukan pada Reynolds Number mulai dari sekitar 6,000 sampai Reynolds Number sekitar 25,000. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio pengurangan hambatan pada pipa bulat ID 38 terjadi pada suspensi serat sabut kelapa konsentrasi 1000 ppm yaitu sebesar 7.6 pada Reynolds Number sekitar 25,000. Dengan konsentrasi yang sama yaitu 1000 ppm, rasio pengurangan hambatan tertinggi pada pipa spiral rasio P/Do 7.3 yaitu sebesar 10 pada Reynolds Number sekitar 25,000. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa pengurangan hambatan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi suspensi serat sabut kelapa. Serat sabut kelapa dapat digunakan sebagai zat aditif pengurangan hambatan drag reducing agent.

Research on energy efficiency is very interesting to study, one of which is the drag reduction in the pipe flow. Active and passive methods are commonly using on reducing drag. Active method by adding additive to the fluid and passive method by varying the geometry of the pipe. The research purpose was to analyze characteristics of coco fiber on drag reduction in spiral and circular pipe. The experimental was performed using a spiral pipe ratio of P Do 7.3 and a circular pipe ID 38 mm with 1200 mm length. The test fluid was water with addition of coconut fiber with 300, 500, and 1000 ppm concentration.
This study was conducted on a low Reynolds Number to Reynolds Number about 25,000. The results showed that the drag reduction on the circular pipe ID 38 mm was about 7.6 on coconut fiber suspension 1000 ppm concentration and in Reynolds Number about 25,000. With the same concentration, the highest drag reduction of spiral pipe ratio P Do 7.3 is about 10 in the Reynolds Number about 25,000. The drag reduction increases with the increase of coconut fiber suspension concentration. It can be concluded that coco fiber can be used as a drag reducing agent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Wahyu Arini
"ABSTRAK
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.

ABSTRACT
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat."
2014
S61442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Masruchin
"Pada penelitian ini telah dikembangkan komposit berbasis polimer polipropilena (PP) dengan penguat serat alam yaitu serat sisal dan serat sabut kelapa. Bentuk morfologi serat alam divariasikan dalam bentuk bulk (chopped) dan berbentuk single of fiber melalui proses pulping. Jenis polimer yang digunakan adalah homopolimer dan kopolimer. Komposit yang dihasilkan dikarakterisasi untuk memperoleh komposit dengan kekuatan optimum tanpa mengesampingkan nilai ketangguhan-nya. Perlakuan panas dilakukan terhadap komposit serat alam pada suhu 70°, 100° dan 130°C selama 20 jam.
Dari penelitian ini diketahui bahwa sifak mekanis polimer PP dapat ditingkatkan dengan penambahan serat alam. Serat sisal memiliki sifat mekanis yang lebih baik jika dibandingkan dengan serat sabut kelapa, hal ini dibuktikan dengan nilai kuat tarik, struktur mikro, derajat kristalinitas dan stabilitas terhadap panas. Dari analisa FE-SEM, perubahan bentuk serat menjadi pulp dapat meningkatkan dispersi serat dalam matrik polimer, namun hal ini hanya meningkatkan kuat tarik dan kuat tekuk. Nilai kuat tarik, kuat tekuk, modulus dan impak komposit pada penelitian ini dapat ditingkatkan dengan tetap mempertahankan bentuk morfologi bulk (chopped) dari serat alam dengan penambahan EPDM 2.5% berat dan perlakuan panas pada 130°C. Mekanisme peningkatan ketangguhan komposit disebabkan oleh pembentukan kristal β-phase PP serta mekanisme fiber pull out dari serat alam bentuk chopped pada matrik polimer. Polimer homopolimer memberikan performa komposit yang lebih baik jika dibandingkan dengan kopolimer.

The aim of this study is to develop polypropylene (PP) composite reinforced with sisal and coconut fibers. The effect of fiber morphology in term of bundles (chopped) and single of fibers (pulp), as well as types of polymer (homopolymer and copolymer) were manufactured to obtain high strength and high toughness composites. Composites were annealed at 70°, 100° and 130°C.
From this study, it is reported that sisal fiber is superior to coconut fibers as reinforcing agents. It is not necessary to convert the bundles into pulp. Optimum composite could be obtained by annealed the composites of 40% weight sisal chopped reinforced PP at 130°C by addition of EPDM 2.5% wt in the presence of PP-g-MA 5% wt. The formation of β-phase crystallization of PP revealed from XRD analysis and fiber pull out mechanism take responsible for the improvement of the high toughness of composite. Homopolymer gave best performance as matrix compared to copolymer for strength and toughness composites.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Rizki Perdana
"ABSTRAK
Penulisan ini berdiskusi tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh gambut dalam kondisi yang berbeda. Sifat yang biasanya dimiliki oleh gambut adalah sifat hidrofilik. Namun, dalam keadaan atau kondisi tertentu sifat ini mulai berubah menjadi hidrofobik. Sifat hidrofobik ini adapat menimbulkan peristiwa yang serius di alam, terutama lahan gambut. Peristiwa yang biasa terjadi adalah kebakaran lahan gambut dan saat ini masih dipelajari oeh para insyinyur. Dan nantinya diketahui bahwa yang menyebabkan kebakaran lahan gambut merupakan sifat hidrofobik dari gambut. Di samping itu, sifat hidrofobik ini dapat menjadi manfaat di bidang lain. Peristiwa tumpahan minyak sering terjadi di bidang perminyakan. Tumpahan minyak dapat membahayakan makhluk hidup terutama manusia. Namun, ada banyak cara umtuk menangani tumpahan minyak seperti, cara pembakaran, penyerapan, dispersan, dan cara mekanik. Ditambah lagi, gambut merupakan salah satu bahan penyerap dan dapat digunakan cara penyerapan dengan gambut. Dengan itu, sifat-sifat gambut dapat di jelajah. Bereksperimen dengan gambut dapat dilakukan untuk mengetahui kemampuan gambut sebagai bahan penyerap.

ABSTRACT
This study discusses about the characteristics of peat in several different condition. The property which peat has normally is normally hydrophilic. However at certain extreme condition its property begins to change into hydrophobic. This hydrophobic property might cause some serious incident in nature especially peatland. Commonly occurred incident is land fire that was currently studied by many fire safety engineer. It was known later that hydrophobic properties of peat led the land fire to occur. On the other hand, this properties of peat can be beneficial in other sector of engineering. Oil spill incident was known largely in engineering sector. It causes harms to many living organisms including human. There are many ways to handle oil spill incident such as, mechanical method, in site burning method, sorbent method, and dispersant method. Moreover, studies said that peat is categorized as a sorbent. Thus, peat can be used in sorbent method in handling oil spill incident. Therefore, the characteristics of peat can be explored more. In addition, experimenting with peat to acknowledge its capability in handling oil spill can also be done. Various approach to understand the properties and characteristics of peat will also be carried out."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>