Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprihadi Prasetyono
"Dengan meningkatnya kebutuhan daya listrik yang semakin pesat akhir-akhir ini, keadaan lahan yang makin terbatas serta biaya investasi yang tinggi, menjadikan penggunaan penghantar termal (conductor thermal resistance) dianggap sebagai salah satu alternatif pemecah kebuntuan masalah dalam bidang transmisi daya listrik. Dewasa ini telah dikembangkan penghantar termal ACCR (Aluminium Conductor Composite Reinforced) yang dapat beroperasi sampai pada temperatur 240oC, sehingga dapat menaikkan kapasitas penyaluran dua sampai tiga kali lebih besar dari pada menggunakan penghantar konvensional ACSR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembebanan arus terhadap unjuk kerja mekanis konduktor ACCR yang meliputi tegangan tarik, panjang pemuluran dan andongan, sehingga akan diketahui struktur konstruksi saluran transmisi yang sesuai dengan sifat konduktor ACCR. Hasil simulasi memperlihatkan, bahwa dengan mempertahankan ROW dan tower yang ada, penggunaan konduktor ACCR dapat meningkatkan kapasitas penyaluran sistem transmisi sekitar 100 % dibanding konduktor konvensional ACSR.

Mechanical Study on using of ACCR Thermal Conductor at 500 kV SUTET. At the height of electricity demand increasing recently, circumstance of environment more limited and also expense of high investment, making thermal conductor (conductor thermal resistance) considered to be one of alternative in the electricity transmission bottlenecks. These days it has been developed thermal conductor ACCR (Aluminium Conductor Composite Reinforced) which can operate with temperature up to 240oC, so that making the current carrying capacity being higher than conventional conductor.
This research aimed to study load current leading to mechanical characteristic ACCR conductor included tension, length of elongation and sag of conductor. Its expected to be good for develop in construction structure of transmission line which is appropriate to ACCR conductor characteristic. Based on this research it can be concluded that application of ACCR conductor improves transmission line capacities by 100 % on existing ROW and tower."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wargadalam, Verina Januati
"Reformasi CO2/CH4 secara katalisis saat ini banyak diteliti karena potensinya yang besar untuk pemanfaatan sumber gas alam yang kaya CO2 atau sebagai sistem transmisi energi kimia karena sifatnya yang endotermis. Proses tersebut belum diaplikasikan secara komersial karena reaksi ini sangat cenderung terjadi pembentukan karbon yang mengakibatkan deaktivasi katalis. Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari kinerja reformasi CO2/CH4 (konversi reaktan, selektivitas produk dan yield) pada kolom difusi termal dengan menggunakan parameter suhu, komposisi, waktu tinggal, jenis kawat pemanas dan diameter reaktor.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembentukan karbon sedikit sekali dan tidak mempengaruhi jalannya proses reformasi. Konversi yang paling baik berurutan diberikan oleh kawat Wolfram > Molybdenum > Chromel. Konversi terbaik CO2 dan CH4 mendekati 100%, diperoleh dengan menggunakan kawat Wolfram pada suhu kawat 1026 °C dan waktu tinggal 1,94 menit. Molybdenum mempunyai selektivitas yang balk terhadap CO dan H2 pada suhu tinggi, Wolfram mempunyai selektivitas yang balk terhadap CO pada suhu rendah dan selektivitas yang baik terhadap H2 pada suhu tingggi, Chromel mempunyai selektivitas yang rendah terhadap CO maupun H2 pada berbagai suhu. Selektivitas produk terbaik yang diperoleh pada percobaan ini adalah pada kawat Molybdenum yaitu sekitar 98% untuk CO dan 96% untuk H2 pada suhu 1099°C dan waktu tinggal 1,94 menit dan yield CO dan H2 masing-masing sekitar 98% dan 95%. Reformasi CO2/CH4 di dalam kolom difusi termal ini belum menunjukkan kinerja cukup baik. Dengan modifikasi kolom untuk memperoleh distribusi panas yang merata dan menggunakan kawat yang mempunyai aktivitas tinggi diharapkan dapat memperbaiki kinerja kolom tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Fluida yang di dalamnya tersuspensi partikel padat berukuran nanometer disebut sebagai fluida nano. Partikel nano yang tersuspensi merubah morfologi dari cairan dasarnya dan meningkatkan perpindahan energi di dalamnya. Ukuran dan fraksi volume partikel nano merupakan parameter kunci yang mempengaruhi segi termal dan konduktivitas termal fluida nano. Semakin kecil ukuran partikel nano yang tersuspensi, pengaruh perpindahan energi akibat gerak acak partikel menjadi dominan, sehingga pengaruh ini dapat digunakan untuk memprediksi konduktivitas termal fluida nano.
Di dalam skripsi ini penulis mencoba menurunkan persamaan untuk memprediksi konduktivitas termal fluida nano dengan rnemperhitungkan pengaruh gerak brown dan faktor kenaikan temperatur, At N. Dari pengukuran karakteristiknya, fluida nano besar kemungkinan dapat dijadikan fluida kerja, oIeh karena itu perlu diteliti mengenai mekanisme perpindahan kalor konveksi pada fluida ini, karena parameter koefisien konveksi memegang peranan penting dalam proses perpindahan kalor secara konveksi.
Dalam skripsi ini, untuk menentukan nilai koefisien konveksi fluida nano digunakan korelasi Dittus-Boelter, Sieder-Tate dan Petukhov pada fluida nano A1203-Air. Hasil prediksi menunjukkan bahwa koefisien konveksi fluida nano meningkat terhadap koefisien konveksi fluida dasarnya, yaitu air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Burhani
"Pada suatu kabel tenaga, faktor panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Kapasitas arus suatu kabel tenaga dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan yang menyusun kabel tersebut. Pada kabel tenaga panas yang timbul akibat rugi-rugi akan dilepaskan melalui bahan-bahan penyusun kabel yang memiliki resistansi termal yang cukup tinggi, sehingga proses disipasi panas pada suatu kabel lebih sulit dibandingkan saluran udara. Pemanasan yang terjadi pada kabel tenaga akan mempengaruhi bahan isolasi yang digunakan. Pemanasan yang melebihi ketahanan panas bahan isolasi akan mengakibatkan kegagalan bahan isolasi serta mempercepat penuaan.
Pengujian karakteristik termal pada kabel XLPE tegangan menengah 20 kV dilakukan dengan memberikan arus bolak-balik konstan pada suatu potongan kabel XLPE 20 kV tipe N2XEBY. Pengujian dilakukan sebanyak lima kali dengan level arus yang berbeda setiap pengujian. Pada pengujian diukur temperatur pada konduktor, bahan isolasi serta permukaan luar kabel setiap 15 menit sampai terjadi kesetimbangan temperatur (steady-state).
Dari pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada bagian-bagian kabel, terutama konduktor, sampai mencapai keadaan setimbang (steady-state). Data hubungan antara kenaikan temperatur yang terjadi pada bagian-bagian kabel dengan waktu diregresikan dengan menggunakan fungsi step sehingga terlihat kenaikan temperatur maksimum, yaitu saat mencapai keadaan steady-state, serta time-constant-nya. Dari hasil pengujian juga diperoleh hubungan antara arus dengan kenaikan temperatur maksimum, arus dengan time-constant serta antara arus dengan selisih temperatur antara konduktor dan permukaan kabel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Aslina Br.
[Place of publication not identified]: Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir, 2009
URANIA 15 (1-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dono Warsito
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Handayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Nur Syahidah
"Sifat busa poliuretan yang ringan, fleksibel, serta memiliki perambatan suara dan panas yang rendah membuatnya menjadi salah satu material yang digunakan dalam berbagai industri, salah satunya adalah otomotif. Dalam pembuatan salah satu bagian mobil, yaitu headliner, diperlukan busa poliuretan dengan kekuatan mekanis yang baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui modifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pelapisan dengan larutan kitosan. Penelitian yang dilakukan berfokus pada pengaruh konsentrasi kitosan terhadap sifat mekanis dan termal busa poliuretan. Pelapisan dilakukan dengan cara mencelupkan busa poliuretan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi 1-6% (b/v). Kemudian busa dikeringkan dalam oven vakum pada temperatur 60 oC selama 30 menit yang dilanjutkan dengan curing pada 120 oC selama 90 menit. Karakterisasi sampel yang dilakukan adalah uji mekanis, uji termal, FTIR, dan FE-SEM. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan pelapis yang optimal adalah 4%.

The properties of polyurethane foam which are lightweight, flexible, and have low propagation of sound and heat, make it possible to be used in various industries, one of which is automotive. In making one part of a car, the headliner, polyurethane foam with good mechanical strength is needed. This can be achieved through modifications made in this study, which is coating with chitosan solution. The research conducted focuses on the effect of chitosan concentration on the mechanical and thermal properties of polyurethane foam. Coating is done by dipping polyurethane foam into chitosan solution with a concentration of 1-6% (b/v). Then the foam was dried in a vacuum oven at a temperature of 60 oC for 30 minutes followed by curing at 120 oC for 90 minutes. The sample characterization carried out was mechanical testing, thermal test, FTIR, and FE-SEM. The results obtained showed that the optimal concentration of chitosan coating solution was 4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulil Azmi
"HRSG merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap pada temperatur dan tekanan tertentu. Peralatan ini terdapat pada PLTGU yang menggunakan siklus kombinasi. Pada HRSG terdapat daerah LP evaporator, yang merupakan alat dengan fungsi untuk menaikkan temperatur air ke titik didih. Daerah LP evaporator ini terdiri dari susunan pipa-pipa yang bekerja pada temperatur dan tekanan tinggi. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi kebocoran khususnya pada daerah elbow. Kebocoran ini dapat dianalisa dengan menggunakan simulasi CFD.
Dari analisis didapatkan kesimpulan bahwa kebocoran tersebut disebabkan oleh kavitasi. Kavitasi menyebabkan terjadinya tumbukan oleh gelembung uap yang pecah pada daerah yang memiliki tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Tumbukan tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang kecil pada dinding elbow.

HRSG is the component of combined cycle power plant which produces steam. The HRSG have low pressure evaporator area which have function to increase water temperature until reach boil point. In low pressure evaporator, the tubes always work in high temperature and high pressure. This condition cause leakage especially in the elbow. The leakage can analyze with CFD simulation.
Base on analys of CFD simulation result, the leakage caused by cavitation. Cavitation cause crush by break's steam bubble which have higher pressure than the pressure of vapor saturated fluid. The crush occurs continually and causes damage in elbow's wall.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Muhamad Alif
"Pada beberapa peristiwa kebakaran, listrik sering kali dikaitkan sebagai salah satu penyebab utama dari kebakaran. Asap menjadi parameter awal yang mendasari terjadi sebuah peristiwa kebakaran. Keracunan asap adalah salah satu penyebab utama kematian korban kebakaran di dalam ruangan. Asap dapat membunuh manusia dengan melakukan kerusakan pada kombinasi termal, keracunan, dan iritasi paru-paru yang disebabkan oleh reaksi karbon monoksida, hidrogen sianida, dan produk pembakaran lainnya. Peristiwa kebakaran terjadi karena dalam beberapa kasus, banyak detektor asap yang gagal mencapai fungsinya sebagai pendeteksi awal asap karena waktu yang dibutuhkan asap untuk menjangkau sebuah detektor asap pada tempat tertentu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama.
Penelitian ini difokuskan pada kajian eksperimental untuk pendeteksian asap pada kebakaran kabel dengan parameter laju perkembangan luasan asap terhadap tingkat arus listrik dan perubahan waktu dengan pembebanan arus lebih dari titik kritisnya. Penelitian dilakukan dengan skala eksperimen. Frame hasil rekaman akan diukur luasan asapnya dengan menggunakan perangkat lunak ImageJ. Grafik laju perubahan waktu terhadap laju perkembangan luasan asap dengan perubahan tingkatan arus listrik dan kenaikan temperatur didapatkan guna mencari hubungan yang tepat terhadap tingkat bahaya kebakaran.
Hasil dari hubungan tersebut disesuaikan kedalam bahasa pemrograman Adaptive Gaussian Mixture Model dengan melakukan segmentasi obyek latar yang bergerak (foreground) dari latar belakang diam (background) untuk dijadikan parameter dalam penentuan tingkat bahaya asap dalam sistem deteksi asap berbasis pencitraan gambar. Terdapat pula pengujian hasil SEM (Scanning Electron Microscope) terhadap isolator PVC hasil percobaan.

At some events of fire, electricity is often attributed as one of the main causes of fires. Smoke becomes the early parameter that underlie a fire occurs. Smoke is also very dangerous to people. The smoke kills by a combination of thermal damage, poisoning and pulmonary irritation caused by carbon monoxide, hydrogen cyanide and other combustion products. In some cases, a lot of smoke detectors failed to achieve its function as an early detector of smoke because of the time needed to reach smoke detector in certain places took a long time.
This study focused on experimental studies for the detection of smoke in the fire cable with the rapid expansion parameters of smoke on the level of electrical current, temperature rise, and the time on the cable that deliberately be burned by flowing currents more than its critical point. Research is done by the experiment. In this study, the split frames that will each image area of the smoke were measured using ImageJ software. Graph of the rate changes of time to the extent of the smoke with the rapid changes in electrical current levels and an increase in temperature is obtained in order to find the correct relation to level the danger of fire.
Results from the relation are suited into Adaptive Gaussian Mixture Model to segment the moving object (as a foreground) from the background to be used as a parameter in determining the level danger of smoke in the smoke detection using imaging processing. This paper includes SEM (Scanning Electron Microscope) results for the PVC insulator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>