Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutiman
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007
499.221 SUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Komariyah
"Pasangan sinonim suatu bahasa seringkali dipakai secara tumpang tindih karena masing-masing kata tersebut dianggap memiliki kesinoniman. Pemakain yang tumpang tindih tersebut dapat mengakibatkan adanya salah pengetian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kata yang menjadi pasangan sinonim nomina dalam bahasa Madura dan hubungan makna kata-kata yang menjadi anggota pasangan sinonim dalam sebuah kesinoniman. Teori yang digunakan adalah sinonimi. Metode yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi,dan teknik catat, sedangkan analisis data menggunakan metode distribusional. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bajwa sinoim nomina bahasa madura dapat dibedakan dalam nomina konkret dan nomina abstrak. Kosakata nomina bahasa madura yang bersinonim adalah kosakata dengan tingkat tutur kasar, madya, dan halus."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Ekoyanantiasih
Jakarta: Pusat Bahasa , 2010
499.221 RIR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laniwati Budisana
"ABSTRAK
Kesinoniman atau gejala kesamaan makna berlaku dua arah. Bila x sinonim y, y sinonim x. Kesinoniman antara dua satuan bahasa terjadi bila 1) kedua satuan bahasa itu dapat dipertukarkan dalam konteks yang sama tanpa mengubah makna konteks itu; ia menanam bunga melati sama maknanya dengan ia menanam kembang melati; maka bunga dan kembang adalah sinonim. 2) kedua satuan bahasa itu mempunyai komponen makna yang kurang lebih sama, seperti laki-laki dan pria; laki-laki mempunyai komponen makna [+INSANI] [+JANTAN] [ +DEWASA]; pria mempunyai komponen ` makna (+INSANI] [+JANTAN] [+DEWASA].Sebagaimana telah diuraikan dalam. bab I ada dua aliran pendapat tentang sinonim, yaitu 1) aliran yang lebih memberi penekanan pads kesamaannya, yang diwakili, antara lain, oleh Lyons, dan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S11184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dad Muniah
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2000
499.221 DAD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mitharani Putri
"Komponen makna merupakan kajian linguistik mengenai unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Penelitian ini membahas komponen makna kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dalam Tesaurus Bahasa Indonesia merupakan kata-kata yang tepat untuk sinonim kata bodoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna kata bodoh dan sinonimnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata bodoh dan kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh dari Tesaurus Bahasa Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan teori komponen makna yang dikemukakan oleh Nida (1977). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua sinonim kata bodoh adalah sinonim. Kata yang bukan sinonim kata bodoh adalah dogol, domot, odoh, dan jahil. Peneliti menemukan kata-kata tersebut sudah tidak bermakna ‘bodoh’ pada konteks terbaru. Kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh termasuk dalam sinonim dekat (near synonym) dan secara garis besar memiliki tiga klasifikasi makna, yaitu (1)‘seorang yang bodoh karena menderita penyakit’, (2)‘seorang yang bodoh karena tumpul otak’, dan (3)‘seorang yang bodoh karena lambat berpikir dan bertindak spontan’. Penelitian ini menghasilkan makna kata-kata yang bersinonim dengan kata bodoh sehingga data penelitian ini dapat memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan definisi kata bodoh dan sinonimnya untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi VI (KBBI 6).

The meaning component is a linguistic study of lexical elements consisting of one or several elements that together form the meaning of the word or the meaning of the lexical element. This study discusses the components of the meaning of the word stupid and words that are synonymous with the word stupid. The formulation of the problem of this research is whether the words that are synonymous with the word stupid in the Indonesian Thesaurus are the right words for the synonym of the word stupid. The purpose of this study is to explain the components of the meaning of the word stupid and it’s synonyms. The research method used is a qualitative method with library research techniques. The data used in this study are the word stupid and words that are synonymous with the word stupid from the Indonesian Thesaurus. The data were analyzed using the meaning component theory proposed by Nida (1977). The results show that not all synonyms for stupid are synonyms. Words that are not synonyms for stupid are dogol, domot, bodoh, and jahil. Researchers found these words no longer mean 'stupid' in the latest context. Words that are synonymous with the word stupid are included in near synonyms and broadly have three classifications of meaning, namely (1)'a person who is stupid because he has an illness', (2)'a person who is stupid because of a dull brain', and (3) 'one who is stupid because he is slow to think and act spontaneously'. This research produces the meaning of words that are synonymous with the word stupid, so that the data of this study can provide criticism and input in the preparation of the definition of the word stupid and its synonyms for the Great Dictionary of The Indonesian Language (KBBI 6)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hessusianti W. Suprapto
"Menurut Nida dan Taber (1969:12), menerjemahkan adalah memproduksi kembali teks bahasa sumber (yang selanjutnya disingkat Bsu) ke dalam teks bahasa sasaran (yang selanjutnya disingkat Bsa). Dalam memproduksi kembali teks Bsu ke dalam teks Bsa, yang mula-mula harus diperhatikan adalah maknanya (mea_nina) untuk memperoleh padanan yang terdekat. Setelah itu, yang perlu diperhatikan adalah bentuk atau gayanya (style), untuk memperoleh padanan yang wa_jar. Dengan demikian, di dalam penerjemahan, struk_tur kalimat dan pemilihan padanan kosa kata Bsa tidak boleh dipengaruhi oleh struktur kalimat dan kosa kata Bsu.
Selanjutnya Nida dan Taber (1969:3-8) mengemukakan prinsip-prinsip yang berlaku dalam terjemahan:
1) Tiap bahasa memiliki cirinya sendiri, ciri yang membedakan satu bahasa dengan bahasa lain. Bahasa Prancis (yang selanjutnya disingkat BP) misalnya, mengenal penggolongan nomina (yang selanjutnya disingkat Nom) berjenis jantan dan Nom berjenis betina, sedangkan bahasa Indonesia (yang selanjutnya disingkat BI) tidak mengenal penggolongan semacam itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidin Badru
Jakarta: Pusat bahasa, Depdiknas, 2000
499.25 SYA n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.222 SIS (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Supriyanti
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian praktik leksikografi dikaitkan gender dengan
menggunakan teori semantik. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana
entri berkelas kata nomina persona yang berorientasi gender disusun dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi IV. Tujuan penelitian tesis ini
adalah (1) mengungkapkan pengaruh stereotip dalam penyusunan entri berkelas
kata nomina persona yang berorientasi gender dalam KBBI IV; (2) memaparkan
penyusunan lema yang beroposisi gender dalam KBBI IV. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif sebagai pendukungnya.
Data primer penelitian ini lema dan sublema dari KBBI IV, sedangkan data
sekunder berasal dari penelusuran penggunaan lema dan sublema melalui laman
google, kuesioner yang diedarkan kepada empat puluh responden yang merupakan
pengguna kamus (editor dan penerjemah), serta wawancara mendalam dengan tim
penyusun KBBI IV. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh stereotip dalam
penyusunan definisi (termasuk contoh penggunaan lema) serta pada kemunculan
lema dan sublema. Dalam penelitian ini ditemukan pula jenis oposisi gender dan
pola pendefinisian lema yang beroposisi gender tersebut.

Abstract
This thesis is a lexicography practical research related to gender, conducted by
using semantic theory. The problem of this study is how entries of gender-oriented
animate noun were compiled in the 4th edition of Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). The aims of the study are (1) to find out the influence of stereotype in
compiling the entries of gender-oriented animate noun in the 4th edition of KBBI;
(2) to explain the gender-opposition lemma compilation in the 4th edition of KBBI.
The main method of this research was qualitative, while quantitative method was
as a support. The primary data of this research were entry and subentry of the 4th
edition of KBBI. Meanwhile, secondary data used was the tracing of entry and
subentry usage through the google page, questionnaire for 40 respondents (editors
and translators using KBBI), indepth interview with the compilers of the 4th
edition of KBBI. The result of this study showed the stereotype influences upon
definition compilation (including the example of entry usage) and entry and
subentry emergence as well. This study also found the type of gender opposition
and such gender-opposition lemma definition."
2012
T31267
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>