Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Chalid
"Penelitian ini ditujukan untuk mengamati karakteristik kerosin secara eksitu setelah magnetisasi sistim dua kutub yang saling berlawanan (dipole) dan berhadapan satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik magnetisasi memberikan perubahan pada karakteristik kerosin. Kepolaran dan viskositas secara berturut-turut diamati dengan pengukuran indeks refraksi dan viskositas. Pemberian medan magnet sebesar 4330 Gauss dengan lama magnetisasi 60 menit memberikan peningkatan indeks refraksi dari 1,447 menjadi -1,449 serta menurunkan nilai viskositas dari 1,278 menjadi 1,256. Hal ini memperkuat kemungkinan terjadinya declustering serta peningkatan kepolaran pada molekul penyusun kerosin. Perubahan yang terjadi tidak sampai mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur. Hal ini diindikasikan dengan hasil pengujian kromatografi gas dan spektroskopi infra merah.

Dipole Magnetization Effect to Kerosene Characteristics. Investigation of kerosene characteristics has been done by ex-situ dipole magnetization. The results show that magnetization technique can be able to influence kerosene characteristics. Polarity and viscosity of the kerosene are observed by measuring refractive index and viscosity. An hour of 4330 Gauss flux magnetic will increase refractive index from 1.447 to 1.449 and decrease the viscosity from 1.278 to 1.256. Those changing support de-clustering occurrence and polarity increment of kerosene molecule. Gas chromatography and infrared result show that those changing do not alter kerosene structure and composition."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahan bakar minyak merupakan sumber energi yang tidak dapat diperberbaharui
Iagi. Beberapa upaya telah dilakukan daiam rangka penghematan Upaya yang lengah
dikembangkan adalah penghematan bahan bakar dengan teknik magnetisasi. Teknik
ini telah lama dan berkembang kali pertama unruk water treatment yang kemudian
dikembangkan untuk efisiensi pembakaran.
Perkembangan teknik ini terus diikuti dengan penelitian untuk mengungkap
rahasia magnetisasi ini. Telah banyak pro dan /kontra dalam hal ini. Penelilian yang
berhubungan dengan magnerisasi bahan bakar umumnya memakai pendekaran dari
efék gas buang yang dihasilkan. Akan tetapi penélitian tentang pengaruh magnetisasi
terhadap karakteristik bahan bakar masih jarang dilemui.
Obyek dari penelitian ini adalah bahan bakar berupa kerosin atau minyak
tanah dan memakai sistem dipol untuk memagnetisasi. Kerosin digunakan sebagai
obyek penelitian karena bahan bakar ini Iebih stabil dibandingkan bensin.
Sistem dipol menjadi pilihan karena lelah lebih dahulu dikembangkan 0leh
para peneliti dan mudah dalam pemasangannya serta ada asumsi tidak terdapat
perbedaan antara kulub utara dan selatan.
Pengujian gas kromafograji dan infra red menunjukan belum terjadi perubahan komposisi dan struktur kimia molekul penyusun /rerosfn dikarenakan energi yang diberikan tidak terlalu besar unmk memecah ikatan intra molekular
Dari hasil penelitian yang didapat beberapa perubahan karakreristik.
Viskositas mengalami kecenderungan penurunan sebesar 1,278 hingga 1,256 cSr
sedankan indeks reaksi mempunyai kecenderungan peningkatan sebesar 1.4485
hingga 1,449I. Kedua perubahan tersebut memperkuat indikasi terjadinya fenomena
declustering dan perubahan tingkat kepolaran dari molekul-molekul penyusun kerosin"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halwa Zukhrufa
"

Diospyros discolor Willd. (Bisbul) diketahui merupakan satu dari banyak tanaman yang memiliki aktivitas sebagai agen pereduksi ion perak menjadi nanopartikel perak. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh kandungan fitokimia dalam ekstrak. Komparasi penggunaan pelarut yang berbeda berdasarkan tingkat polaritas pelarut sangat dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik senyawa fitokimia yang terekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pelarut etanol, etil asetat dan heksana untuk pembuatan ekstrak kasar daun D. discolor, serta kandungannya untuk sintesis nanopartikel perak. Ekstrak kasar pelarut ogranik diperoleh melalui hasil maserasi. Selanjutnya, setiap ekstrak dengan konsentrasi 0,025% digunakan untuk proses sintesis nanopartikel perak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua jenis ekstrak mengandung terpen dan alkaloid, serta tidak terdeteksi saponin dan flavonoid. Sementara itu, ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat, mengandung fenol, sedangkan pada ekstrak heksana tidak terdeteksi adanya fenol. Hasil uji total fenol tertinggi yaitu pada ekstrak etanol sebesar 247,47 ± 2,3 mgGAE/g sampel. Hasil uji kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada ekstrak heksana dengan nilai 19290 ± 777,82 mgQE/g sampel. Analisis spektrum UV-Vis dari hasil biosintesis nanopartikel perak memperlihatkan puncak absorbansi pada panjang gelombang 350—500 nm pada sintesis menggunakan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat. Hasil tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa pelarut yang bersifat semi polar dapat berperan dalam mengekstraksi senyawa-senyawa yang diduga berperan dalam biosintesis nanopartikel perak dengan kecepatan reaksi yang berbeda.


Diospyros discolor Willd. (Bisbul) known as one of many plants that has activity to reduce silver ion into silver nanoparticles. The ability influenced by phytochemical content in the extract. Comparison of different solvents based on solvent polarity level is needed to determine the characteristics of phytochemical compounds extracted. This study aims to determine the effect of  using ethanol, ethyl acetate, and hexane solvents to get the crude extracts of D. discolor leaves and their contents for the synthesis of silver nanoparticles. The crude extract with organic solvent is obtained through maceration results. Furthermore, extract with concentration of 0.025% were used for the synthesis of silver nanoparticles respectively. The results of this study indicate that all types of extracts contain terpenes and alkaloids, and no saponins and flavonoids were detected. Meanwhile, ethanol and ethyl acetate extracts contained phenols, while in hexane extract there was no  phenols detected. The highest total phenol test results 247.47 ± 2.3 mgGAE/g sample are in the ethanol solvent of. The highest flavonoid test results 19290 ± 777.82 mgQE/g sample are in hexane extract. Analysis of UV-Vis spectrum from the results of biosynthesis of silver nanoparticles from ethanol and ethyl acetat extracts showed peaks ranging from 350—500 nm. The result showed the tendency semi-polar solvent play a role in extracting compounds that estimate play a role in the biosynthesis of silver nanoparticles with different reaction rate.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smarandache, Florentin
Phoenix, AZ: Xiquan, 2004
417.2 SMA n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Word, John Colman
Madison: University of Winconsin Press , 1999
305.896 76 WOO w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Wijaya
"Air merupakan komponen yang sangat panting untuk digunakan dalam industri. Air banyak digunakan sebagai pendingin (cooling wafer), boiler feed wafer, kondensasi, chilling, pertukaran panas, dan lain sebagainya Agar memenuhi persyarutan untuk proses industri, maka air tcrsebut harus diolah (di-rrealment) terlebih dahulu. Metode pengoiahan air yang sering digunakan dalam industri adalah metode canon-anion exchange (pertukaran kation-anion) dengan resin penukar ion _ Metode lain yang telah Iama diteliti dan dikembangkan adalah metode pengolahan air dengan magnetisasi. Tuj uan utama dari pengolahan air adalah untuk mengurangi peinbentukan scale (kerak). Scale tcrbagi menjadi dua, yaitu I hard scale (kalsi0 dan sq# scale (aragonir dan varerir). Hard scale umumnya menycbab!-can kehila ngan energi dan kerugian biaya yang cukup besar.
Untuk mencliti pcngaruh xncdan magnet terhadap sifat-sifat air, maka dilakukan pengukuran terhadap sifat-sifat air sebelum dan sesudah magnetisasi, baik sifat fisika maupun sifat kimianya. Parameter yang diuji adalah pl-I, konduktivitas, viskositas dan kandungan ion Ca” dalam air. Pengujian ini menggunakan magnet batang permanen Neobimium (Nb) yang divariasikan kuat medannya dan orientasi kutub magnetnya.
Efek medan magnet menyebabkan terjadinya kenaikan pl-I sehingga pH larutan menjadi bersifat bzqlifr. pl-Inya berubah menjadi 6,79 dan 7,17 dalam waktu 15 menit magnetisasi. Kuat medan yang-digunakan adalah 1520 Gauss. Medan magnet jua menyebabkan terjadinya penurunan konduktivitas. Faklor-faktor yang mempengaruhi penurunan itu adaiah kuat medan magnet dan kutub-kutub magnet (dipole dan monopole) Viskositas air juga mengalami penurunan yang disebabkan oleh lcumb-kutub magnet baik dipole maupun monopole. Sedangkan hasil uji AAS tidak menunjukkan adanya perubahan konsentrasi Ca".
Perubahan sifat-sifat air ini disebabkan oleh terpengaruhnya ion-ion yang ada di dalam air dan molekul-molekul air oleh efek medan magnet. Reaksi pembentukan aragoni! mempakan reaksi kesetimbangan, sehingga kristal-I-uistal yang terbentuk dapat dengan mudah kembali menj adi ion-ion Ca2+."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Siswanto
"Proses penggerusan dan pemanasan dalam pembuatan bahan sampel CaMnO3 telah dilakukan dengan menggunakan ball-mill dan furnace pada suhu 4000C, 6000C, 8000C dan 10000C dengan lama penggerusan 3, 6, 9 dan 12 jam serta lama pemanasan 3, 6 dan 9 jam. Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan sampel adalah CaCO3 dan MnO2 serta katalis 2-propanol. Semua bahan baku dalam bentuk serbuk dengan tahapan mixing, milling dan pemanasan. Adapun reaksi kimia yang terjadi selama proses penggerusan dan pemanasan adalah sebagai berikut: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
Dari hasil identifikasi fasa melalui difraksi sinar X diperoleh bahwa, fasa baru CaMnO3 terbentuk pada milling 12 jam dan pemanasan 1000°C selama 9 jam. Karakteristik sifat magnetik ditentukan dengan peralatan Vibrating Sample Magnetometer (VSM) yang terdapat di P3IB-BATAN dan di Departement Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Teknology Japan. Dari hasil percobaan didapatkan karakteristik sifat magnetik terlihat pada pengukuran suhu ~121 K baik pada sampel pemanasan 800°C maupun 1000°C.
Hasil analisis sifat magnetik sampel pemanansan 1000°C diketahui terdapat peningkatan koersivitas dan remanen sebesar 0,74 tesla dan 3.71 emu/gram dengan suhu pengukuran 1.8K. Dan terjadi anomali pada pemanasan 10000C terlihat penurunan magnetisasi pada suhu ~32K , kembali mengalami titik balik kenaikan magnetisasi pada suhu ~ 4K. Sedangkan pada pemanasan 8000C terlihat mulai terjadi kenaikan magnetisasi pada suhu ~123K tetapi kenaikannya tidak begitu besar kemudian pada suhu ~48K mulai terjadi kenaikan magnetisasi yang mencolok. Hal ini dimungkinkan karena pada pemanasan 8000C belum terbentuk fasa mayoritas CaMnO3.

Milling and annealing process in making materials of sample CaMnO3 have been by using and ball-mill of furnace at temperature 400°C, 600°C, 800°C and 1000°C with milling time 3, 6, 9 and 12 hours and also time annealing 3, 6 and 9 hours. Basic substances of CaMnO3 are CaCO3 and MnO2 with catalyst 2-propanol. All basic substances in powder form with mixing, milling, and annealing procedure. The chemical reaction occurred during milling and annealing process is as follows: CaCO3 + MnO2 CaMnO3 + CO2.
From the experiment it was identified with X-ray diffraction, we found new phase of CaMnO3 milling 12 hours, and annealing with 10000C for 9 hours. The compounds were characterized by Vibrating Sample Magnetometer (VSM) at P3IB-BATAN and Department Of Physics, Faculty of Sciences Tokyo Institute of Technology Japan. From the experiment we found the magnetic characteristic at ~121 K from annealing sample at 800°C and also at 1000°C.
The result of magnetic characteristic with annealing sample at 1000°C we know that there are coersivity improvement and 0,74 tesla and 3,71 emu/gram remanen with the measurement of temperature at 1.8K. And there are anomaly in annealing at 1000°C we found that there is magnetization degradation at ~32K, and again experience of a turning point increase of magnetization at 4K. While in annealing at 800°C seen to take its rise increase of magnetization at ~123K but increase of it not so big, then at 48K taking its rise increase of magnetization which striking. This matter is enabled because in annealing at 800°C not yet been formed by majority phase of CaMnO3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin hari semakin meningkat,
terutama kebutuhan akan bahan bakar minyak. Saat ini tersebar informasi yang
menyatakan cadangan minyak bumi di seluruh dunia telah mengalami pengurangan
yang drastis. Efisiensi pembakaran yang rendah, bahan bakar yang tak terbakar, dan
polusi udara masih menjadi masalah yang serius yang belum bisa diselesaikan
secara optimal dengan teknik - teknik yang telah berkembang saat ini. Magnetisasi
adalah salu teknik yang masih belum banyak diketahui oleh orang, yang masih
menjadi perdebatan. Untuk itu diperlukan suatu penelitian untuk membuktikan
hipotesa dan perdebatan yang berkembang di masyarakat.
Penelitian pengaruh magnetisasi dengan kompor minyak tanah bertekanan
dilakukan dengan menguji beberapa variasi, yaitu laju alir minyak tanah, kuat
medan magnet, volume air yang dipanaskan, jarak magnet ke bumer, dan otientasi
kutub magnet. Magnet yang digunakan terdiri dari tiga macam, yaitu Fuel Max
berkekuatan 4860 Gauss, Car Booster berkekuatan 5500 Gauss, dan magnet batang
tanpa coating berkekuatan 2370 Gauss Parameter yang akan diukur adalah waktu
pemenasan untuk mendapatkan data efisiensi termal.
Berdasarkan hasil penelitian, magnetisasi meningkatltan etisiensi termal
kompor minyak bertekanan. Efisiensi terrnal optimum yang didapatkan dari hasil
magnetisasi pada laju alir 4,1 ml/menit sebesar 33,98% dengan menggunakan
magnet batang tanpa coaling jenis monopol, untuk laju alir 2,66 ml/menit, efisiensi
optimum yang didapatkan sebesar 33,31% dengan menggunakan magnet batang
tanpa coating jenis monopol, dan umtuk laju alir 2,13 ml/menit didapat efisiensi
optimum sebesar 29,81% dengan menggunakan magnet Super Fuel Max yang
berkekuatan 4860 Gauss."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Febrian Fachrul
"Hidrokarbon, seperti halnya grup aromatik. mempunyai struktur seperti sangkar {cage·like), yang menyebabkan oksidasi dari atom-atom karbon baglan dalam terhalangi. Lebih jauh. lagi, mereka berikatan dalam grup yang Iebib besar
(pseudo compounds) rnenembus bagian daiam dari gumpalan terhalangi dan hal ini menyebabkan tidak sempumanya pembakaran.
Penggunaan medan magnet pad a molekul hidrokarbon menyebabkan repulsi diantara rnolekul hidrokarbon {declustering), membuat jarak antar molekul yang optimaL Hal ini rneningkatkan interaks.i antara bahan bakar (hidrokarbon) dan oksigen, Lebih jauh lagi. pemanfaatan medan magnet menyebabkan perubahan spin elektron hidrogen dalam atom ke arah yang berlawanan. Dalam kasus atom hidrogen, hal ini meningkatkan energi dari atom hidrogen dan reaktifitas bahan baknr, seperti efisiensi pembakaran.
Pengujinn pengaruh magnetisasi dengan kompor minyak bertekanan dilakukan dengan menguji bcberapa variasi, yaitu laju alir solar, kuar medan magnet dan orientasi kutub magnet. Magnet yang digunakan terdiri dari tiga macnm, ya.ltu magnet baw.ng tanpa coaling berkekuatan 2370 Gauss, Super Fuel Ma."\ berkekuatan
4860 Gauss dan Car Booster (booster) berkekuatan 5500 Gauss.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi termal dengan berbagai pengaruh
faklor, yaitu laju alir, kual medan magnet dan orientasi kmub magnet Berdasarkan
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>