Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Organisasi persyarikatan Muhammadiyah pada tahun 1912 M lahir berdasarkan 3 (Tiga) faktor yaitu: Pertama keterbelakangan dan kebodohan umat Islam di Indonesia pada semua aspek kehidupan; Kedua kondisi kemiskinan yang parah yang dialami oleh umat Islam; Ketiga kondis pendidikan Islam yang sudah amat kuno se[erti yang terlihat dalam pesantren di zaman itu
."
MIILMIA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
S. Yunanto
Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung, 2003
297.63 SYU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Rippin, Andrew
Londo: Routledge, 1990
297.3 RIP m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ghazali, Muhammad
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
297.218 MUH M
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rippin, Andrew
London: Routledge, 1993
297.3 RIP m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Diana Mohd Mahudin
"While religiosity as a field of inquiry has been gaining research interest in recent years, a central issue about its conceptualisation, measurement, and relationships with work outcomes remains unresolved. The aims of this paper are: (1) to introduce a new scale designed to measure religiosity among Muslims, based on an Islamic perspective that centres on the bodily action or human activity (islam), the mind or understanding of God (iman), and the spirit or actualisation of virtue and goodness (ihsan); and (2) to demonstrate how religiosity relates to various work outcomes. We followed a rigorous multi-steps scale development procedure using four empirical studies involving 703 participants. The final scale yielded one factor with 10 underlying items. Our results showed that religiosity was positively correlated with job satisfaction, positive work behaviour, workplace integrity, and organisational commitment, but negatively correlated with antagonistic work behaviour. This new scale also showed incremental validity over an existing Muslim attitude scale in predicting organisational commitment and integrity. Overall, this new scale demonstrates good psychometric properties and is a promising tool for the measurement of religiosity among Muslims in organisational settings.
Meski belakangan ini relijiusitas telah mendapatkan perhatian riset-riset, masalah fundamental tentang konseptualisasi, pengukuran, dan hubungan dengan kinerja individu dalam organisasi masih belum terpecahkan. Tujuan dari artikel ini adalah: (1) memperkenalkan skala baru yang disusun untuk mengukur relijiusitas pada Muslim dimana ini didasari oleh perspektif Islam yang berpusat pada perilaku atau aktivitas manusia (Islam), benak atau pemahaman akan Tuhan (Iman), dan semangat aktualisasi nilai-nilai dan kebaikan (Ihsan); dan (2) menunjukkan bagaimana relijiusitas bisa berhubungan dengan berbagai kinerja kerja individu. Kami melakukan pengembangan skala lewat beberapa tahapan ketat menggunakan empat studi empiris dengan 703 partisipan. Skala akhir terdiri atas satu factor dengan 10 aitem. Hasil juga menunjukkan bahwa relijiusitas berkorelasi positif dengan kepuasan kerja, perilaku kerja positif, integritas kerja, dan komitmen organisasi, serta berkorelasi negatif dengan perilaku kerja antagonistik. Secara umum, skala baru ini menunjukkan properti psikometrik yang baik dan bisa menjadi instrumen menjanjikan untuk mengukur relijiusitas Muslim di lingkungan organisasi."
International Islamic University Malaysia. Department of Psychology, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Syamsu Purnomo
"Dakwah Islam merupakan fenomena baru, yang makin marak dalam kurun waktu lebih dari 4 tahun terakhir mi terutama dengan tumbuhnya stasiun televisi swasta. Sebagai negara dengan penduduk lebih dari 180 juta yang beragama Islam, acara dakwah di televisi mernperoleh perhatian yang cukup baik dari para pemirsa di Indonesia. Kenyataan mi membuat para pengelola stasiun televisi menyadani bahwa dakwah Islam merupakan acara yang dibutuhkan Pemirsa. Semua stasiun televisi swasta menyajikan acara dakwah Islam setiap pagi, sebelum memulai acara-acara unggulannya pada hari itu sehingga Pemirsa mempunyai ragam pilihan acara dakwah Islam. Adanya acara dakwah di televisi setiap hari memerlukan para pengisi acara sebagai Ulama ataU Narasumber, yang jumlahnya cukup banyak untuk kebutuhan lima stasiun televisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi pesan komunikasi dakwah yang disampaikan di RCTI dan TPI, umumnya sangat sesuai dengan kerangká pemikiran atau teori-tebri komunikasi yang ada. Hal mi disebabkan karena para Ulama/Narasumber sudah terbiasa mengikuti metode, teknik dan sistematika yang ada dalam Kitab Suci Al Qur'an dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Namun demikian dalam dakwah yang dilakukan melalui media televisi, penggunaan teknik rekaman dan editing yang baik belum banyak digunakan sebagai suatu produk acara televisi yang menarik. Bagaimanapun juga, acara dakwah di televisi merupakan upaya dari stasiun televisi untuk lebih mendekati pemirsanya secara spiritual. Sehingga upaya-upaya peningkatan mutu acara dakwah dalam hal materi bahasan, teknik siaran, editing dan pemanfaatan teknologi televisi perlu terus dilakukan agar acara dakwah juga merupakan tontonan yang tetap disukai pemirsa Penggunaan Retorika dan Komunikasi oleh Ulama Narasumber merupakan suatu keharusan, karena dakwah bertujuan agar pesan-pesan agama dapat diresapi pemirsa dan diharapkan untuk dapat diamalkan. Pesan-pesan agama tidak lepas dari aplikasi struktur pesan dan daya tank pesan, agar dakwah agama juga menarikbagi pemirsa sebagai suatu tontonan yang menghibur. Sedangkan teknik argumentasi merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan pemirsa, bahwa pesan agama yang disampaikan memiliki landasan yang kuat dan layak di-imani."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T5471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>