Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Bustomy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T25081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugeng
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh S. Djamal
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Puspitasri Sudarmo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvia Indrania
"Biji kapas mengandung protein cukup tinggi, tetapi penggunaannya sebagai makanan ternak dibcitasi olah adanya senyawa gossipol ydnçj bersifat racun terhadap hewan nonruminansia Kadar gossipol bebas dalam biji kapas dapat mencapai 1,7 %,sedangkon batas ambang yang diperkenankan untuk ternak unggas adalah 0,04 % 0leh karena itu sebelum biji kapas dipakai sebagai bahan pakan, maka perlu dilakukan suatu proses detoksifikasi untuk rnengurangi kadar gossipol yang ada.
Cara detoksifikasi yang cukup mudah untuk dilakukan adalah dengan perendaman dalam air kapur. Perendaman daging biji kapas dalam air kapur jenuh selama 24 jammampu rnenurunkan kaddr gossipol babas darl 0,82 sarnpai 043 % (kehilanqan 84 %), Beberapa faktor yang meinpengaruhi proses detoksifikasi tersebut adalah pH larutan perendam, konsentrasi kalsium dan pengaruh pendidihan.
PH yang bervaniasi antara 3 sanpai 13 pada perendaman didalam air kapur menyebabkan kehilangan gossipol lebih besar daripada perendaman dalam air Konsentrasi kaisium juga mernpengaruhi gossipol yang hilangp dimana kehilangan terbesar diperoleb pada konsentrasi tartinggi yaitu pada air kapur jenuh Larutan air kapur mendidih dapat mempercepat kehilangan gossipol,dimana pendidihan selama 60 menit menyebabkan kehilangan gossipol sebesar 92 % Perendaman juga dapat menyebabkan kehilangan protein yang mudah 1arut erendaman daldm air kapur jenuh selarna 24 jam menurunkan kadar protein dari 386 % sampdi 33 % (kehilangan 14,4).
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahua perendamdn biji kapas dalam air kapur jenuh siilama 24 jam de ngan perbdndlngan coi-itoh dan volume air kapur sebesar 2/20 (g/ml) menyebabkan kehilangan gossipol cukup tinggi tanpa menyebabkan kehilangan protein yang tenlalu besar Walaupun pendidihan dapat menyebabkan kehilangan gossipol yang lebih cepat dan J.ebih besar9 tetapil, pendidihan dapat mengurangi mutu protein karena terbentuknya kopolimer gossipol-protein yang sukar larut. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yulianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Rahmi Ekasari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyisihan amonia dengan kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibridaozon plasma. Serta mengetahui pengaruh penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan penyerap asam sulfat (H2SO4). Variabel proses pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir umpan (3, 4, 5 LPM), pH larutan umpan (10, 11, 12), temperatur umpan (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60, 70 serat).
Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma dapat meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Konfigurasi gabungan absorbsi dalam membran dan proses oksidasi lanjut dalam RHOP dapat meningkatkan penyisihan amonia menjadi 81,3% dengan konsentrasi amonia tersisa 149.568 ppm sedangkan pada proses tunggal membran yang hanya dapat menyisihkan amonia sebesar 63,9 %. Kodisi operasi optimum dalam penelitian ini diperoleh pada temperatur 400C, pH 11 dan jumlah serat membran 70.

In this experiment liquid waste ammonia will be removedby combination of the absorption process in the membrane and advanced oxidation using RHOP (ozone-plasma hybrid reactor). The effect addition of advanced oxidation processes in RHOP for ammonia removal process in the membrane contactor using absorbent solution of sulfuric acid (H2SO4). Process variables on ammonia removal process using membranes is feed flow rate (3, 4, 5 LPM), the pH of feed solution (10, 11, 12), feed temperature (20, 30, 40 °C) and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers).
The addition of advanced oxidation processes in a hybrid ozone plasma reactor can increasing the amount of ammonia that will be set aside by the membrane contactor. Configuring the combined absorption in the membrane and advanced oxidation processes in RHOP can increase ammonia removal to 81.3 % with concentrations149.568 ppm, compared with the single membrane process that can only be set aside ammonia by 63,9 %. Optimum operation in this study were obtained at a temperature of 400C, pH 11, and the number of fibers 70.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Firdaus Taufick
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahudin
"Aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Negara berkembang adalah pengendalian dampak negatif dari pencemaran, diantaranya adalah pengendalian dampak pencemaran udara sebagai salah satu parameter perencanaan pembangunan, dalam kaitannya dengan pencemaran udara maka diperlukan informasi yang mendasar mengenai pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang ada saat ini. Informasi tersebut adalah tentang karakteristik yaitu ukuran tingkat pencemaran dan prediksi dispersi pencemaran udara, khususnya pencemaran polutan senyawa kimia organik polisiklik aromatik hidrokarbon (PAHs). Laju pembangunan di DKI Jakarta seiring dengan peningkatan kepadatan penduduk dan frekuensi kendaraan bermotor di jalan raya menyebabkan peningkatan emisi PAHs dan particulate matter yang mengadsorbsi fase padat polutan organik PAHs diprediksi akan meningkat. Karakteristik, konsentrasi dan faktor emisi polutan udara zat organik PAHs di wilayah DKI Jakarta sebagai akibat aktifitas transportasi kendaraan bermotor ini belum banyak dilakukan di perkotaan, dan sampai saat ini juga belum ada prediksi dispersi khususnya cemaran PAHs untuk wilayah perkotaan DKI Jakarta.
Tujuan studi ini adalah (1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan emisi PAHs dari kendaraan bermotor di wilayah DKI Jakarta, (2) mengkaji karakteristik pencemar emisi kendaraan PAHs di wilayah DKI Jakarta melalui keimpahan, spesiasi, faktor emisi dan diagnosis rasio PAHs yang terbentuk, (3) prediksi konsentrasi PAHs akibat emisi kendaraan bermotor di wilayah perkotaan DKI Jakarta yang tersebar melalui pendekatan model prediksi dispersi pencemar PAHs.
Metode studi dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel udara dan partikel di udara di wilayah tepi jalan yang mempunyai potensi kemacetan, kemudian kelimpahan PAHs dilakukan dengan GCMS. Spesiasi PAHs di udara didasarkan pada bentuk fase partikel dan gas yang terdeteksi, diagnosis rasio dilakukan untuk menelusur jejak sumber emisi PAHs. Prediksi konsentrasi PAHs yang tersebar dihitung menggunakan persamaan dispersi sumber garis terbatas.
Pengolahan data menggunakan analisa statistik dan model matematis dari persamaan dispersi dengan simulasi pada jarak reseptor setiap 500 dan 1000 meter menemukan nilai faktor emisi dari fenantrena, antrasena, fluorantena, pirena, benzo(a)antrasena, krisena, benzo(b) fluorantena, benzo(a)pirena, indeno(1,2,3)pirena, dan dibenzo(a,h)antrasena. Karakteristik polutan PAHs dari kendaraan bermotor dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, kondisi kemacetan lalu lintas dan stabilitas atmosfer. Tingkat polutan PAHs menuju reseptor akan semakin besar pada kondisi stabilitas atmosfer stabil dan kecepatan angin rendah.
Hasil prediksi emisi polutan PAHs dengan pendekatan dispersi ini bermanfaat untuk menentukan tingkan pencemaran PAHs yang tersebar sampai ke reseptor. Model ini lebih aktual karena memperhitungan kondisi lingkungan pada segmen jalan yang diamati, selain itu jejak sumber emisi dapat dikonfirmasi dengan cara diagnosis rasio PAHs yang tersebar.

Motor vehicles activity on the Jakarta roadway emitted pollutant into the air including polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs) pollutant and particulate matter (PM) that adsorb the solid phase of PAHs pollutants. level of PAHs and its dispersion in air pollution due to motor vehicles transport activities are required as base information for pollution control and prevention. Such information required are about the characteristics and dispersion predictions of PAHs pollutants.
The objectives of this study were (1) to find out the factors that influence the formation of PAHs emissions from motorized vehicles in Jakarta area, (2) assess the pollutant characteristics of PAHs vehicle emissions in the Jakarta area, (3) predict the PAHs pollutant concentration as impact of vehicle emissions through finite length line source dispersion model approach.
Data processing that used for statistical analysis and mathematical models of dispersion equations with simulations of distances of 500 and 1000 meters found values of emission factors from phenanthrene, anthracene, fluorantene, pirena, benzo (a) anthracene, krisena, benzo (b) fluorantene, benzo (a) pirena, indeno (1,2,3) pirena, and dibenzo (a, h).
Results of this study presented pollutant characteristics of PAHs from motorized vehicles affected by the quality of the fuel used, conditions of traffic congestion and stability of the atmosphere. The prediction of PAHs pollutants towards the receptors will be greater under conditions of stable atmospheric stability and low wind speeds. The prediction results of PAHs pollutant emissions with a dispersion approach are useful for determining exposure to scattered PAHs to receptors. This model is more actual because it calculates the environmental conditions in the observed road segments."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2614
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>