Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Canberra: IDP of Australian Universities and Colleges , 1988
636.085 RUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Canberra: International Development Program of Australian Universities and Colleges, 1988
R 636.2 RUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Srihayu Harsanti
"ABSTRAK
Endosulfan adalah salah satu senyawa POPs organoklorin pada era revolusi hijau yang disukai petani karena kemanjurannya. Namun saat ini masih ditemukan di lapang. Endosulfan bersifat persisten, bioakumulatif, dan sangat toksik terhadap makrobiota. Keberadaan endosulfan harus dipantau dan dilakukan upaya reduksinya agar tidak mencemari lingkungan, dan untuk keamanan pangan, serta memenuhi ketentuan Konvensi Stockholm. Sekitar 18,12 dari total tanah sawah di Kabupaten Jombang telah terkontaminasi endosulfan dengan kategori telah melebihi Batas Maksimum Residu BMR dan 22,5 di bawah BMR. Upaya remediasi harus dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal di Kabupaten Jombang seperti limbah tongkol jagung dan pupuk kandang. Limbah tongkol jagung belum optimal dimanfaatkan. Biochar dari limbah tongkol jagung berpotensi untuk memperbaiki tanah sawah terkontaminasi endosulfan. Penelitian ini bertujuan 1 mengetahui kemampuan teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal dalam memperbaiki kualitas tanah sawah dan produk pertanian tercemar insektisida endosulfan, 2 mengkaji dampak teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan dengan menggunakan perangkat valuasi ekonomi, sosial, dan lingkungan dan 3 membangun model statistik remediasi berkelanjutan dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015-Mei 2016 dengan metode survey dan eksperimen di rumah kaca. Eksperimen di rumah kaca menggunakan rancangan percobaan acak lengkap dengan tujuh perlakuan kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak yang diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan 1 Teknologi remediasi tanah sawah tercemar insektisida endosulfan dengan limbah pertanian dapat memperbaiki kualitas tanah dan produk pertanian padi . Kombinasi biochar tongkol jagung dan kompos kotoran sapi atau ayam 1:4 efektif sebagai bahan pembenah tanah untuk remediasi tanah sawah tercemar residu insektisida endosulfan dengan kemampuan mempercepat penurunan ?-endosulfan hingga lebih rendah dari konsentrasi BMR < 0,0085 ppm berkisar 66,5 - 70,9 dengan waktu remediasi selama 74 hari 21 hari lebih cepat daripada tanpa remediasi ; Kombinasi biochar tongkol jagung dengan pupuk kandang sapi atau ayam pada nisbah 1:4 dapat menurunkan residu metabolit endosulfan sulfat hingga di bawah BMR < 0,0085 ppm masing-masing sebesar 1,8 -67,3 pada MT I, dan 49,7 -67,7 pada MT II dan terjadi pada kondisi anaerob; Kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak mampu meningkatkan kesuburan tanah antara lain pH, P tersedia, C organik tanah, N total, dan populasi bakteri dalam tanah; serta meningkatkan hasil padi 10-13 2 Teknologi remediasi dengan memanfaatkan biochar tongkol jagung yang dikombinasi dengan kompos kotoran ayam atau sapi dapat memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga inovasi tersebut dapat diterima oleh petani; dan 3 Model statistik remediasi tanah sawah Inceptisol tercemar residu endosulfan dengan memanfaatkan limbah pertanian dapat dibangun dengan mempertimbangkan karakteristik tanah terutama kandungan C-organik tanah dan populasi bakteri total dalam tanah.Kata kunci: limbah tongkol jagung, kompos kotoran sapi, kompos kotoran ayam biochar, remediasi, endosulfan, keberlanjutan

ABSTRACT
Endosulfan is one of POPs organochlorine compounds on green revolution era that was mostly preferred by farmers because of its efficacy. However, it still found in the field. Endosulfan is persistent, bio accumulative, and most toxic on macrobiota. Its existence in soil must be monitored and its reduction must be controlled so that it do not contaminate the environment and food safety and comply Stockholm Convention. About 18.12 of total rice fields in Jombang districts has contaminated by endosulfan that has been over Maximum Residue Limits MRLs and 22,5 less of MRLs. Remediation should be done by using local sources such as corn cob waste and compost of cattle manure. In fact, the waste of corn cob has not used optimally yet. Biochar from corn cob waste has the potency to remediate rice fields contaminated endosulfan. The research objectives were 1 to determine ability of remediation technology using agricultural wastes based local resources in improving quality of paddy soil and agricultural products that polluted by endosulfan insecticide, 2 to study the impacts of remediation technology using agricultural wastes based local resources in rice fields contaminated by endosulfan through economic, social, and environment valuation instruments, and 3 to arrange statistical model of sustainable remediation using agricultural waste based local resources in rice field contaminated by endosulfan. The research was conducted from June 2015 till May 2016 using survey and screen house experiment methods. The screen house experiment was arranged using completely randomized design with seven treatment of combination of corn cob biochar and farmyard manure with three replicates. The research result showed that 1 remediation technology of rice fields contaminated by endosulfan using agricultural waste as a soil amendment could improve the quality of paddy soil and rice products. The combination of corn cob biochar and compost of cattle manure or chicken manure 1 4 could effectively remediate rice field contaminated by endosulfan insecticide till less than MRLs 0.0085 ppm as much as 66.5 ndash 70.9 . The time of remediation to reduce the residue up to less than MRLs was 74 days 21 days faster than without remediation . The combination of corn cob biochar and cattle manure or chicken manure with 1 4 ratio could decrease endosulfan sulfate metabolite less MRLs 0,0085 ppm 1.8 67.3 in 1st cropping season and 49.7 67.7 2nd cropping season , respectively, that a decrease is in anaerobe condition Soil amendment could increase soil fertility, i.e. pH, available P, soil organic C, total N, and bacteria population and increased 10 13 of rice yield 2 remediation technology using corn cob biochar combined manure from either cattle or chicken could impact positively on aspects of economy, social, and environment so that innovation could be acceptable by farmers and 3 statistical model of remediation of Inceptisol rice field that contaminated by endosulfan using agricultural waste could be built with considering soil characteristic especially organic C and soil bacteria total factors. Its usage was suitable with level of endosulfan contamination and has some similarities ecological characteristics.Keywords corn cob waste, cattle manure compost, chicken manure compost, biochar, remediation, endosulfan, sustainability. "
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wica Delatoya
"ABSTRACT
Fenomena kerusakan lingkungan sangat erat kaitannya dengan aktivitas pembangunan. Oleh sebab itu diperlukan upaya dalam aktivitas pembangunan yang dapat meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan atau disebut sustainable development merupakan pola dalam aktivitas pembangunan yang dapat meminimalisir pengaruh terhadap lingkungan. Salah satu bagian dari sustainable development yang berkaitan dengan fenomena dampak dari aktivitas pembangunan adalah sustainable construction, salah satu aspeknya adalah dengan konservasi terhadap penggunaan sumber daya alam. Konsep sustainable material adalah bagian dari sustainable construction yang berkaitan dengan konservasi sumber daya alam. Diperlukan tindakan untuk mendukung konsep sustainable material atau material berkelanjutan yaitu dengan menggunakan material dan teknologi yang sesuai. Salah satu upaya dari konsep material berkelanjutan yang dilakukan dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan teknologi biokomposit, yaitu kombinasi antara serat alam dengan matriks. Dalam skripsi ini, limbah pertanian merupakan serat alam dan miselium merupakan matriks yang berperan sebagai perekat.

ABSTRACT
The phenomenon of environmental damage is very closely related to development activities. Therefore efforts are needed in development activities that can minimize their impact on the environment. Environmentally sustainable development or called sustainable development is a pattern in development activities that can minimize the influence on the environment. One part of sustainable development related to the phenomenon of the impact of development activities is sustainable construction, one of the aspects of which is conservation of natural resources. The concept of sustainable material is a part of sustainable construction that is related to the conservation of natural resources. Action is needed to support the concept of sustainable material by using appropriate materials and technology. One of the efforts of the sustainable material concept carried out in this paper is to use bio-composite technology, which is a combination of natural fibers with a matrix. In this paper, agricultural waste is a natural fiber and mycelium is a matrix that acts as an adhesive."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiihan Mardhi Ulhaq
"ABSTRAK
Produktivitas pertanian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan menghasilkan limbah yang seringkali dibuang begitu saja. Selulosa merupakan polimer alam yang biokompatibel dan ramah lingkungan karena sifatnya yang mudah terdegradasi, tidak beracun, serta dapat diperbarui. Selulosa bisa didapatkan dari berbagai limbah pertanian. Untuk memperoleh selulosa dari limbah pertanian, dapat dilakukan proses biodelignifikasi menggunakan enzim lakase. Tujuan review artikel ini adalah untuk mengkaji penggunaan enzim lakase pada limbah pertanian serta aktivitas enzim lakase yang dihasilkan. Artikel review ini akan berfokus memaparkan informasi terkait penelitian enzim lakase, khususnya beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi perolehan aktivitas enzim lakase. Enzim lakase dapat diperoleh dari fungi pelapuk putih dan dapat diaplikasikan untuk biodelignifikasi yang lebih ramah lingkungan tanpa menggunakan banyak bahan kimia dan memakan waktu lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan mikroorganisme saja. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perolehan aktivitas enzim untuk proses biodelignifikasi seperti pH, sumber karbon dan nitrogen, suhu dan induser. Variasi induser pada media produksi enzim lakase berpengaruh terhadap perolehan aktivitas enzim. Maka dari itu perlu dilakukan perbandingan dari berbagai penelitian sebelumnya untuk memperoleh kondisi optimum yang menghasilkan aktivitas enzim lakase yang tinggi. Keadaan yang menghasilkan aktivitas enzim tinggi direkomendasikan untuk diaplikasikan pada proses biodelignifikasi. Selulosa yang diperoleh selanjutnya dapat dimurnikan dan dapat diderivatisasi untuk pembuatan eksipien sediaan farmasi.

ABSTRACT
Agricultural productivity in Indonesia continues to increase from year to year and produces waste that is often thrown away. Cellulose is a natural polymer that is biocompatible and environmentally friendly because it is easily degraded, non toxic, and renewable. Cellulose can be obtained from various agricultural wastes. To obtain cellulose from agricultural waste, biodelignification can be done using the . The purpose of this article review is to examine the use of laccase enzymes in agricultural waste and the activity of laccase enzymes produced. This review article will focus on describing information related to laccase enzyme research, specifically several conditions that can affect the acquisition of laccase enzyme activity. Laccase enzymes can be obtained from white rot molds and can be applied to biodelignification which is more environmentally friendly without using many chemicals and takes less time than using microorganisms alone. There are many factors that influence the acquisition of enzyme activity for biodelignification processes such as pH, carbon and nitrogen sources, temperature and inducer. Variation of inducer on laccase enzyme production media influences the acquisition of enzyme activity. Therefore it is necessary to make comparisons from various previous studies to obtain optimum conditions that produce high laccase enzyme activity. Circumstances that produce high enzyme activity are recommended to be applied to the biodelignification process. The cellulose obtained can then be purified and can be derivatized for the manufacture of excipients of pharmaceutical preparations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfi Ahmadi
"Carbon black (CB) yang berasal dari limbah pertanian, batang bambu, tempurung kelapa dan tandan buah sawit diperoleh dengan proses pirolisis dapat digunakan sebagai penguat dalam komposit epoksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kekuatan tarik dan impak komposit berpenguat carbon black - epoksi. Bahan penguat yang digunakan dalam pembuatan komposit adalah carbon black yang bersumber dari biomassa limbah pertanian. Matrik yang digunakan adalah resin epoksi Baklite EPR 174 dan Epoxy Hardener V-140. Metode pembuatan komposit dengan metode hand lay up. Variasi pengujian dengan menggunakan Fraksi volum carbon black 0, 5, 10, 15, 20 %. Selanjutnya akan dilakukan uji tarik, uji impak dan SEM. Kekuatan tarik tertinggi sebesar 44,65 MPa pada 5% fraksi volume. Kekuatan impak tertinggi sebesar 5,47 MPa pada 5% fraksi volume. Hasil uji SEM menunjukan distribusi carbon black yang tidak merata pada epoksi, adanya aglomerasi, adanya void dan pull out."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Felly Rihlat Gibran
"Rice husk is one of the most abundant agricultural wastes in Indonesia, with an annual potency of 13,662 MWe. Using biomass gasification, it can be converted into producer gas, whose energy can be used for thermal and electrical power generation. In gasification terms, gas quality can be interpreted by tar content and gas energy. An experiment using an open top fixed bed downdraft gasifier (batch system) with double stage air supply was conducted by varying the secondary air injection position (Z) and the air ratio (AR). Tar content can be represented by flaming pyrolysis duration and gas quality by the combustion energy of the gas. Flaming pyrolysis is a phenomenon which occurs inside the reactor, where tar produced is re-cracked and dissolved into smaller compounds. This can be achieved if the pyrolysis zone temperature ranges between 500 and 800oC. With an AR of 80%, at Z = 38 cm, flaming pyrolysis with the longest duration of 400 seconds was created, which indicated that this condition had the lowest tar content; meanwhile, at Z = 50 cm, gas with the highest energy (734.64 kJ) was obtained."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Wijianingsih
"Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang strategis. Dipilihnya kawasan industri di Kabupaten Tangerang karena letak yang strategis tersebut menyebabkan Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan industri wilayah Indonesia bagian barat. Analisa pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang menjelaskan terjadinya peralihan potensi lahan menjadi kawasan industri. Potensi lahan di dapatkan dari hasil scoring dan overlay. Pemberian nilai ini mengacu pada variabel (topografi, litologi, kemampuan tanah dan hidrologi) yang di jumlah dan di kali dengan variabel pembatas (banjir, erosi, dan salinitas tanah) untuk selanjutnya di analisa mengenai peralihan potensi lahan, dimana lahan yang harusnya sangat baik untuk pertanian beralih fungsi menjadi kawasan industri.

Tangerang District is one of the two levels that are part of the Banten Province. Located in a strategic geographical position. Choosing the industrial area in Tangerang District as a strategic location in the Tangerang District as a central part of the growth industry of the western part of the Indonesian. Analysis on this research using descriptive analysis that describes the potential of a transition into industrial land. Potential land available in the scoring and results from the overlay. The provision of this value to the variables (topography, litologi, the ability to land and hydrology) and the number of times in the variable divider (floods, erosion, and soil salinity) for further analysis on the potential of the land, where the land should be very good for agricultural area of its functions into the industry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>