Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pabrik gula Gondang Baru semula bernama Pbrik Gula Gondang Winangun.Pabrik yang dibangun dan di kelola oleh Perusahaan swasta Belanda itu merupakan satu diantara beberapa pabrik gula yang ada di Kabupaten Klaten
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Nugraha
"ABSTRAK
Kajian arkeologi industri memberikan pemahaman dan gambaran akan kehidupan sosial masyarakat industri masa lalu. Objek kajian arkeologi industri berupa artefak, struktur, atau bangunan bekas kegiatan industri. Pada masa kolonial, banyak industri didirikan di Indonesia, dan salah satunya adalah industri gula. Industri gula yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pabrik Gula Kalibagor di Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini membahas tentang tata ruang emplasemen pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi dan kehidupan sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Kalibagor pada masa lalu. Semua itu dapat diketahui dari pola keletakkan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRACT
Industrial archaeology review provides an understanding and the description about the social life of the past industrial society. The object of the study of industrial archaeology is in the form of artifacts, structures, or former buildings of the industrial activity. During the colonial period, many industries were established in Indonesia, and one of which was a sugar industry. The sugar industry that becomes the object of this research is the Kalibagor sugar factory at Banyumas, Central Java. This study discusses the factory spatial emplacement which is related to the production and social life activity that is presented in the industrial environment at Kalibagor sugar factory in the past. All can be known by the layout pattern of the buildings in factories emplacement."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annysa Arientika Putri
"Blotong sebagai limbah padat industri gula, adalah filtrat dari proses pemisahan larutan gula dari pengotornya. Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya regulasi yang mengatur blotong, serta terbatasnya pemanfaatan blotong. Blotong yang tidak dimanfaatkan akan ditimbun, menghasilkan emisi GRK, menghasilkan air lindi, dan menimbulkan bau tidak sedap. Penelitian ini mengkaji rencana pemanfaatan blotong melalui regenerasi CaO. Dengan mengambil lokus penelitian di Industri Gula Rafinasi X di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan metode pemanfaatan blotong yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari observasi lapangan, analisis laboratorium, kuesioner AHP, dan wawancara. Data diolah menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa blotong diklasifikasikan sebagai limbah padat semi-organik, dan dalam 1 tahun Industri Gula Rafinasi X dapat menghasilkan limbah blotong sebesar 3.000-5.400 ton. Saat ini pengelolaan blotong adalah dengan melibatkan proses penapisan kadar air sebelum dilakukan penimbunan, dan sikap penerimaan manajemen Industri Gula Rafinasi X terkait rencana pemanfaatan blotong adalah sangat menerima. Dari berbagai metode yang dianalisis, metode Regenerasi CaO dinilai sebagai alternatif pemanfaatan blotong yang paling potensial. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa, untuk mencapai keberlanjutan dan efisiensi yang optimal dalam pengelolaan blotong, industri gula sebaiknya menerapkan metode pemanfaatan blotong, salah satunya melalui metode Regenerasi CaO. Metode ini tidak hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan tetapi juga memungkinkan penggunaan kembali senyawa yang bermanfaat, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, diperlukan regulasi yang komprehensif untuk mendukung implementasi pemanfaatan ini dan memastikan pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Blotong, as solid waste from sugar industry, is the filtrate from the separation process of sugar solution from its impurities. The problem addressed in this study include the lack of regulations governing blotong and limited utilization. Unutilized blotong is disposed of through open dumping field, resulting in greenhouse gas emissions, leachate generation, and unpleasant odors. This study examines the plan for blotong utilization through CaO regeneration. Focused on X Refinery Sugar Industry in Serang District, Banten Province, the objective of this study is to determining sustainable blotong utilization methods. The method used in this research is a combination of field observation, laboratory analysis, AHP questionnaire, and interviews. The data was processed using statistics. The results of this study indicate that blotong is classified as semi-organic solid waste, and within one year the X Refined Sugar Industry can generate 3,000-5,400 tons of blotong. Current blotong management involves pre-treatment to reduce moisture content before disposal, yet management at X Refinery Sugar Industry shows positive response for blotong utilization initiatives. Among the analyzed methods, CaO regeneration emerges as the most promising blotong utilization alternative. The conclusion of this research shows that, achieving optimal sustainability and efficiency in blotong management requires the sugar industry to adopt blotong utilization methods, including CaO regeneration. This method not only mitigates environmental impacts but also facilitates the reuse of valuable compounds, thereby reducing production costs. Comprehensive regulations are needed to support the implementation of this utilization and ensure sustainable waste management."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darto Harnoko
Yogyakarta: BPNB D.I. Yogyakarta, 2018
633.6 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Alexandra Adrian
"ABSTRAK
Pada tahun 1957 Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi milik Pemerintah RI, dan pengawasannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit Semarang, dan nama Pabrik Gula PG. ini berganti nama menjadi PG. Gondang Baru. Buruh berperan sebagai motor penggerak nasionalisasi pada PG. Gondang Gondang Baru sepanjang tahun 1958-an. Sesuai PP No. 164/1964 tanggal 1 Juli tahun 1964, PG. Gondang Baru beralih di bawah naungan PPN Jawa Tengah V Surakarta. Selanjutnya PPN dibubarkan berdasarkan PP No.14/1968, dan diganti Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI yang berkedudukan di Solo. Perkembangan selanjutnya tahun 1969 terjadi perubahan dari PNP XVI yang menyebabkan perusahaan ini kemudian masuk menjadi PT. Pabrik Gula Gondang Baru.Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan pergerakan industri gula pada masa pemerintahan Republik Indonesia, dari tahun 1957 sampai 1969, khususnya yang terjadi pada pabrik gula ini. Metode penelitian yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Data tambahan diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan PG. Gondang Baru.

ABSTRACT
In 1957 the Gondang Winangoen Sugar Factory belonged to the Government of Indonesia, and its supervision was handed over to the New Plantation Enterprise of the State Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit of Semarang. The name Gondang Winangoen Sugar Factory was changed to Gondang Baru Sugar Factory. The Labourers had a role as a driving force of nationalization at the Gondang Baru Sugar Factory during the 1958 rsquo s. According to Government Regulation No. 164 1964 July 1 1964, PG. Gondang Baru was registered and placed under the auspices of the PPN V Surakarta, Central Java. Subsequently the PPN was dissolvedbased on Government Regulation No.14 1968 and in the end of 1968 replaced to State Plantation Company Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI based in Solo. In this case PG. Gondang Baru was included under the auspices of PNP XVI.In 1969 PNP XVI underwent changes and was then registered as PT. Gondang Baru Sugar Factory. This thesis aims to show the movement of the sugar industry during the Republic of Indonesia, from 1957 to 1969, especially what happened to this sugar factory. The research methods used in this paper are historical method that is heuristics, critics, interpreting and historiography. Additional data was obtained through interviews with informants who are able to relate the history of Gondang Baru Sugar Factory. "
2017
S70053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Global energy crisis not only impact the increase in electrucity price but also influence the shortage of electricity supply, so that the development of bioenergy as a potential renewable energy resource needs to be accomplished. Sugar cane is the potential energy resource to produce electricity. Some sugar producing countries have already sold electricity surplus to local company...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Radiocarbon dating method is applied to date samples which are not exceeding 50.000 years in age (Quatemary)....."
JSTA 10:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Trade policy does not only affecting the sugar cane at macro level through the price mechanism of output change. The prices increases in 3 scenarios, that are the sugar price at producer price from IDR 3,410 to IDR 1, 461,3 for the A scenario, to IDR 2, 270 for C scenario...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
James Budiono
"Industri gula Indonesia sering kali menimbulkan berbagai polemik. Dari segi konsumen, harga eceran gula pasir Indonesia sangat tinggi, sebaliknya dari segi produsen, pabrik gula sering kali masuk koran karena hidupnya bagaikan kerakap?mati talc hendak, hidup pun tak mau?meskipun sudah mendapat proteksi yang besar.
Karya Akhir ini mencoba membahas salah satu sisi dari permasalahan industri gula tersebut, yaitu dari sisi produsen. Ditinjau berbagai aspek dan permasalahan yang kerap kali menyelimuti industri gula ini. Apalagi dengan mengingat bahwa pada masa kejayaannya tahun 1930-an, Indonesia bukan hanya pernah menikmati swasembada gula, tetapi juga menjadi eksportir gula yang disegani di dunia.
Dari analisa ini, tampak bahwa permasalahan tersebut urnumnya bukan hanya berasal dan industrii gula itu sendiri, tetapi pada hulu dan hilirnya. Di hulu, industri gula membutuhicari perkebunan tebu sebagai sumber bahan baku utamanya, dan perkebunan tebu Indonesia juga sering dilanda berbagai masalah yang akhirnya mengimbas ke industri gula. Di hilir, monopoli distribusi bukan saja membuat industri gula menjadi tak efisien, tetapi juga membuat masyarakat harus membayar lebih mahal dari seperlunya.
Bila industri gula dapat dijalankan dengan lebih efisien, sebagaimana disarankan dalam Karya Akhir ini, maka dibandingkan dengan industni agribisnis lain yang mengandalkan pada keunggulan komparatif yang dimiliki fndonesia?tanah yang subur, luas dan iklim yang cocok?industni gula sebenarnya memiliki prospek yang cukup baik dan layak dìperhitungkan sebagal pilihan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Prasetyo
"Tesis ini membahas efektifitas Keputusan Memperindag No.527/MPP/KEP/9/2004 Tentang Ketentuan Impor Gula Terhadap Industri Gula Nasional terutama Pasal 7 ayat 5 tentang harga gula di tingkat petani dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan gula, produksi gula, impor gula dan harga gula domestik. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap tujuan pemerintah dalam rangka untuk mencapai swasembada gula nasional. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dengan metode Two Stage Least Square dan menggunakan data dari tahun 1980-2009. Hasil pendugaan model permintaan gula menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan harga gula domestik berpengaruh negatif terhadap permintaan gula. Sementara pendugaan produksi gula menunjukkan baik produksi tebu maupun rendemen tebu berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi gula. Sedangkan pendugaan impor gula menunjukkan bahwa produksi gula dan dummy kebijakan impor gula berpengaruh negatif dan sebaliknya permintaan gula berpengaruh positif terhadap impor gula. Adapun pendugaan harga gula domestik menunjukkan baik permintaan gula, harga gula internasional dan dummy kebijakan pembelian gula petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga gula domestik.

This thesis discusses the effectiveness of the Ministry of Industry and Trade Stipulation No.527/MPP/KEP/9/2004 regarding the imported sugar mechanism on natural sugar industry especially article 7, paragraph 5 on the price of sugar at the farm level and analyze the factors that influence the demand for sugar, sugar production, imported sugar and domestic sugar prices. These factors affect the government's objectives in order to achieve national self-sufficiency in sugar. This study uses a simultaneous equations model with Two Stage Least Square method and using the data from the years 1980-2009. Sugar demand model estimation results show that the population has positive effect and domestic sugar price has negative effect on demand sugar. While sugar production estimation indicate both production and yield of sugarcane has positive and significant impact on sugar production. Imported sugar model indicate both sugar production and sugar import policy negatively affect on imported sugar. However demand for sugar has a positive effect on imported sugar. The estimation of domestic sugar price shows sugar demand, international sugar price and sugar farmers' purchasing policy have positive and significant effects on the price of domestic sugar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29510
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>