Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2008
R 618.9 IND m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008
R 618.9 BUK
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Suherlan Alamsyah
"Analysis and monitoring system design of childhood illness management quality through Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) approach in Public Health Center in District of Cianjur, West JavaThe Infant Mortality Rate (IMR) and Children Under Five Mortality Rate in District of Cianjur are still high. To accelerate the decreasing of both 1MR and Children Under Five Mortality Rate we have implemeted various efforts. One of them is to integrate illness management by having a new approach: The Integrated Management of Childhood Illness (IMCI).
IMCI is an approach of Integrated Management of Childhood Illness which combines promotive, preventive, and curative services in five main cause of mortality in infants and children in developing countries, they are pneumonia, diarrhoea, measles, malaria, and malnutririon. Basically, IMCI is made to improve the health service quality of childhood illness.
There are some important requirements in improving the health service quality such as input standards (health personel, equipment and drugs, fund), environment standards, and process standards. All requirements should be monitoring periodically to achieve better service quality. The aims of this research is to design monitoring system of childhood illness management through IMCI approach in District Health Center, Cianjur. In determining the variables to be used as monitoring indicators, first we should analyze variables related to childhood illness management quality served by health personel. In this research we use cross sectional as research design and chi square and logistic regression as statistic analysis.
Based the analysis on several variables we get conclusion that there is relationship between health personel knowledge and childhood illness managemenet quality (p=),0l3); between supervision and childhood illness management quality (p = 0,008); and between complete equipment and drugs of IMCI and childhood illness management quality (p-0,001). Logistic regression test shows that the most significant variables to childhood illness management quality in PHC is the health personel knowledge and complete equipment and drugs.
Variables use as monitoring indicators are health personel knowledge and complete equipment and drugs which are believed as most significant factors to childhood illness management quality; supervision, because it shows relationship through bivariat test.
Based on analysis results, we prepare monitoring system design which can provide information on workers capabilities level of knowledge, complete facilities/instrument in Public Health Center based on type and existence of health personel supervision. The design is limited on input design, collection mechanism and data process, output design, spesification of need of hardware and software.
Based on analysis results, we have some suggestions to the Head of District Health Office Cianjur, They are: Periodic monitoring on variables health personel knowledge; complete facilities (equipment and drugs) and existence of worker supervision; refreshing on childhood illness management through IMCI approach to improve health personel knowledge; completing IMCI drugs and equipment in Public Health Center.
There are some suggestions regarding the results of monitoring system design, they are: The monitoring system management would be better performed by Health Planning and Information division; there should be any workers who-master computer program especially aplication program of windows, because this system is made in microsoft access program.
Hardware technology in this monitoring system programme is: PC-DOS or MS-DOS operation system version 2.0 or higher; hard disk with minimum capacity of 500 MB, RAM 8 MB, at least one floppy drive, pentium processor 100 or higher.
The computerized design should undergo several tests in order to anticipate mistakes in programming and to make it complete. In its implementation, we should do monitoring and evaluation on every step from data input, output and feedback of system to know whether the system has work smoothly.

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Cianjur masih tinggi. Untuk mempercepat penurunan AKB dan AKABA tersebut berbagai upaya telah dijalankan, dan salah satu strateginya adalah memadukan penanganan penyakit yang selama ini masih berjalan terpisah-pisah dengan melakukan pendekatan baru yaitu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
MTBS adalah suatu pendekatan keterpaduan balita sakit, yang memadukan pelayanan promotif, preventif serta kuratif pada lima penyakit penyebab utama kematian pada bayi dan balita di negara berkembang, yaitu pnemonia, diare, campak dan malaria serta malnutrisi. MTBS pada prinsipnya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada balita sakit.
Untuk terlaksananya kualitas pelayanan kesehatan ada persyaratannya, yaitu antara lain standar masukan (petugas, sarana, dana), standar lingkungan, dan standar proses. Persyaratan tersebut hams selalu dipantau secara berkala agar kualitas pelayanan selalu terjaga. Di Kabupaten Cianjur kualitas pelayanan kesehatan pada balita dengan melakukan tatalaksana kasus pada balita sakit melalui pendekatan MTBS memperlihatkan adanya penurunan. Selain itu, pemantauan yang dilakukan masih tertuju pada bagaimana kualitas tatalaksana kasus dilakukan' oleh petugas (proses), sementara terhadap masukan (input) dan lingkungan belum dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem pemantauan kualitas tatalaksana balita sakit melalui pendekatan MTBS di Puskesmas Kabupaten Cianjur. Untuk menetapkan variabel yang akan dijadikan indikator pemantauan, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap variabel yang berhubungan dengan kualitas tatalaksana balita sakit oleh petugas Puskesmas. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan analisis statistiknya menggunakan Chi square dan regresi logistik
Dari analisis terhadap beberapa variabel diperoleh basil bahwa adanya hubungan antara pengetahuan petugas dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,013); ada hubungan antara supervisi dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,008); ada hubungan antara kelengkapan sarana MTBS dengan kualitas tatalaksana balita sakit (p = 0,001). Selanjutnya uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas tatalaksana balita sakit di Puskesmas adalah variabel pengetahuan petugas dan kelengkapan sarana.
Variabel yang dijadikan indikator pemantauan, selain pengetahuan petugas dan kelengkapan sarana yang diketahui paling kuat pengaruhnya terhadap kualitas tatalaksana balita sakit, variabel supervisi juga disertakan karena pada uji bivariat terbukti berhubungan. Berdasarkan basil analisis diatas, selanjutnya disusun rancangan sistem pemantauanyang dapat menyajikan informasi mengenai tingkat kapabilitas petugas dan aspekengetahuan, kelengkapan sarana/peralatan di Puskesmas berdasarkan jenisnya, dan ada tidaknya supervisi terhadap petugas. Rancangan sistem yang disusun dibatasi pada rancangan input, mekanisme pengumpuian dan pengolahan data, rancangan output, spesifikasi kebutuhan hardware dan software.
Berdasarkan hasil analisis, saran untuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut: Dilakukan pemantauan secara berkala terhadap variabel pengetahuan petugas, kelengkapan sarana, dan ada tidaknya supervisi terhadap petugas; dilaksanakan penyegaran tentang tatalaksana balita sakit melalui pendekatan MTBS pada petugas Puskesmas; melengkapi sarana MTBS pads Puskesmas yang sarananya tidak lengkap.
Selanjutnya berdasarkan basil model rancangan sistem pemantauan yang dikembangkan, beberapa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Pengelolaan Sistem Pemantauan ini sebaiknya dilaksanakan oleh Urusan Perencanaan dan Informasi Kesehatan; ada tenaga yang menguasai komputer terutama yang menguasai program aplikasi yang berbasis windows mengingat sistem ini dibuat dalam program microsoft accsess; Teknologi perangkat keras yang diperlukan untuk pemrograman sistem pemantauan ini adalah: Sistem operasi PC-DOS atau MS-DOS versi 2.0 atau lebih tinggi, hard disk berkapasitas minimum 500 MB, RAM 8 MB, minimum sebuah floppy drive, processor pentium 100 atau lebih; rancangan yang dibuat secara komputerisasi hares diujicobakan terlebih dahulu agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pembuatan program dapat diketahui dan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan; Dalam implementasinya, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tiap tahapan mulai dari input data sampai output dan feedback dari sistem yang berjalan"
2000
T454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan, 1999
618.92 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Sthevany Agus
"ABSTRAK
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan terpadu tatalaksana balita sakit di pelayanan kesehatan dasar, meliputi upaya kuratif, promotif dan preventif. MTBS bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi/panjang badan, kunjungan, keluhan) dan menilai pelaksanaan MTBS sesuai bagan MTBS. Subjek penelitian ini berasal dari sumber sekunder yaitu format MTBS pasien yang berkunjung ke poli MTBS berjumlah 96 sampel, ditentukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan algoritma MTBS. Hasil penelitian ini menunjukkan keseluruhan pasien yang berkunjung merupakan kategori balita, sebagian besar perempuan dengan kunjungan pertama lebih banyak, dan sebagian besar memiliki tingkat keluhan sedang (≥2 - <5). Gambaran pelaksanaan MTBS untuk penilaian MTBS sebagian besar ?tidak lengkap?, klasifikasi ?sesuai?, tindakan/pengobatan ?sesuai lengkap?, dan untuk konseling keseluruhan ?ada namun tidak lengkap?. Ketersediaan sarana dan prasarana didapatkan tidak lengkap. Monitoring, evaluasi dan supervisi perlu ditingkatkan untuk memberikan pelayanan MTBS yang berkualitas.

ABSTRACT
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is an integrated implementation for chilldhood illness in the primary care, included curative, promotive, and preventive efforts. IMCI aims to reduce mortality of children under five years old. The research is descriptive and it's aim is to know the patients description (age, sex, weight, height, visits, grievance) and to assess the IMCI implementation according the IMCI chart. Subject of this research is derived from secondary sources that is patient IMCI format who visits IMCI polyclinic, amounted to 96 samples, and determined by simple random sampling. The used Instrument is made by the researcher based IMCI algorithm. Results of this research show that the overall of patients who visit are children under five years old, most are female, first visit, and most of them have middle grievance (≥2-<5). Description of IMCI implementation by IMCI assess, most of them are ?not complete?, clasification ?congruent?, action/medication ?appropriate and complete?, and overall of counseling ?existing but incomplete?. The availability of facilities and infrastructur is incomplete. Monitoring, evaluation, and supervision need to enhanced to give the best quality care of IMCI.
"
2016
S64328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Tri Wahyuni
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas MTBS dalam pelayanan MTBS di Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Madiun tahun 2011. Desain cross sectional, dilakukan pada bulan April-Mei 2011 dengan responden 80 petugas MTBS. Hasil penelitian menunjukkan hanya 16,2% petugas MTBS yang berkinerja baik. Motivasi, beban kerja dan supervisi merupakan variabel yang berhubungan dengan kinerja petugas MTBS, sedangkan umur, pendidikan, pelatihan, masa kerja, pengetahuan tentang MTBS dan sarana dan prasarana tidak berhubungan dengan kinerja petugas MTBS. Atas dasar tersebut untuk meningkatkan kinerja petugas MTBS perlu diberlakukan sistem penghargaan, pembagian kerja yang jelas atau menunjuk petugas khusus untuk menjalankan MTBS, serta mengoptimalkan supervisi.

The aim is this study was to find out factors related to the performance of IMCI officer on serving IMCI in Puskesmas Madiun City Health Office in 2011. Cross-sectional desaign, that was conducted in April-May 2011 with 80 respondents of officers IMCI. The study results showed that only 16.2% IMCI officers who perform well. Motivation, workload, and supervision is a variable related to the performance of IMCI officer, while age, education, training, years of service, knowledge of IMCI and facilities and infrastructure not related to the performance official of IMCI. Based on the result, it is important to improve their performance officer IMCI need to be implemented reward system, a clear division of labor, or appoint a special officer to run the IMCI, and to optimize supervision."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1999
618.92 IND m I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen kesehatan , 1999
618.92 IND m IV (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2008
R 618.9 MAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Swadesi
"Di negara berkembang termasuk Indonesia, setiap tahun lebih dari 11 juta anak memnggal sebelum mereka berusia lima tahun, dan terbanyak meninggal sebelum berusia satu tahun. Tujuh dari sepuluh kematian balita disebabkan diantaranya oleh (ISPA) terutama pnemonia. WHO dan UNICEF mengembangkan suatu strategi yang disebut Integrated Management of Childhood Illness (MCI) dan di Indonesia diadopsi menjadi Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ). Pada tahun 2001 Propinsi Riau mulai melakukan uji coba penerapan MTBS di dua kabupatenl kota yaitu Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru Berdasarkan basil evaluasi pendekatan MTBS, di Puskesmas Rumbai pada tahun 2001, cakupan pnemonia meningkat sangat tinggi yaitu 15 kali lipat dari sebelumnya, artinya selama ini banyak kasus pnemonia di masyarakat yang tidak terdeteksi, dan dengan algoritma MTBS kasus pnemonia dapat ditemukan.
Tujuan dari penelitian ini untuk menilai validitas dan reliabilitas dari algoritma MTBS dalam mendiagnostik pnemonia dengan menghitung sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif, rasio kemungkinan, dan kesesuaian kappa Cohen.
Metodologi adalah penelitian diagnostik dengan rancangan penelitian krosseksionaI analitik . Subyek penelitian adalah balita sakit dengan batuk dan kesukaran bemafas, berumur 2 - 59 bulan yang datang berobat ke RSUD Pekanbaru, selama saw bulan yaitu Januari 2003. Setiap subyek diperiksa oleh lima pemeriksa yaitu perawatl,2, dokter 1,2, dan dokter spesialis anak sebagai gold standard, dan berdasarkan pemeriksaan dokter anak ditentukan apakah anak perlu dilakukan pemeriksaan foto thorak atau tidak.
Hasil : Dad 112 balita yang diperiksa terdapat laki-laki 59 ( 50,9 %) dan perempuan 53 ( 49,1 % ), umur rata-rata adalah 24 bulan, dirnana umur terendah adalah umur 2 bulan dan tertinggi adalah 59 bulan. Dan 1 12 balita yang diperiksa sebanyak 63 balita di foto thorak berdasarkan pennintaan dokter spesialis anak kemudian didiagnosis sebagai pnemonia 58 balita dan 5 batuk bukan pnemonia_Klasifikasi pnemonia berdacarkan algoritma MTBS yang dilakukan oleh perawat 1,2 dan dokter 1,2 yang dibandingkan dengan gold standard adalah sebagai berikut :
Sensitivitas : 78 % (CI 65,1 -- 86,4 %), 76 % (CI 63,5 - 85,0 %), 81 % (CI 69,1- 89,1 %) and 78 % (CI 65,3 - 86,4 %).
Spesifisitas: 89 % (CI 77,8 - 94,8 %), 89 % (CI 77,8 - 94,8 %), 91 % (CI 80,1 - 96,0 %) and 94 % (CI 84,9 - 98,1 %).
Nilai duga positif : 88 % (CI 76,6 - 94,5 %) 88 % (CI 76,2 - 94,4 %), 90 % (CI 79,4 - 95,8 %) and 94 % (CI 83,2 - 97,9 %).
Nilai dugs negatif : 79 % (Cl 66,9 -- 87,1 %), 77 % (CI 65,6 - 86,0 %), 82 % (Cl 70,1-89,4 % ) and 80 % (CI 68,3 - 87,7 %).
Rasio kemungkinan : 7,0 9 % (CI 3,2 - 15 %), 6,90 % (CI 3,1 - 14,7 %), 9 % (CI 3,7 --20,3) and 13 % (CI 4,6 -- 42,3).
Nilai Kappa Cohen : 0.66, 0,64, 0,72 dan 0,72 (p< 0.0001).
Kesimpulan algoritma MTBS dapat digunakan dengan cukup akurat untuk menjaring kasus pnemonia baik oleh perawat maupun dokter, sehingga pendekatan. MTBS valid dan reliabel dalam mendiagnosis pnemonia. Algoritma MTBS sangat bermanfaat bila digunakan pada daerah dengan sumber daya yang kurang.

Diagnostic Test of The Integrated Management of Childhood Illness (INICI) for Diagnosing Pneumonia in The General Hospital of Pekanbaru, 2003In the developing countries, every year more than 11 million children die before they reach their fifth birthday. Many of them die before the first year of life. Seven out of ten of these deaths are due to acute respiratory infections (mostly pneumonia), diarrhea, measles, malaria or malnutrition and the death is often clued to a combination of these conditions. Both WHO and UNICEF had developed the Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) approach, which was then adopted in Indonesia in 1997. In 2001, the Province of Riau started to implement the IMCI approach in two districts namely: Kampar and City of Pekanbaru.
Based on a monitoring of the IMCI approach in Puskesmas ( Public Health Centre) Rumbai Pekanbaru, pneumonia cases was found to be very high, i.e 15 times larger than that of the previous number. This data suggests that there are likely many pneumonia cases which are not detected in the community.
The objectives of study were to asses .the validity of the algorithm of the IMCI for diagnosing pneumonia by calculating its sensitivity, specificity, predictive values and likelihood ratio. In addition, it was also to asses the reliability of algorithm of the IMCI for diagnosing pneumonia by estimating the inter-observer agreement.
The method of the study was a diagnostic study using a cross-sectional design. The sample of the study were under-five children (aged 2-59 months) coming to General Hospital of Pekanbaru with complain of cough and difficult breathing. Data collection took place from January to February, 2001 Each subject was examined by 5 examiners: 2 nurses, 2 general physicians (GP) and 1 pediatrician. Based on pediatrician examination, the chest X-ray was then made. The result of the examination of the pediatrician was used as a gold standard. In addition, results of the x Ray was examined by a radiologist. This result is also considered for gold standard.
A total of 1 12 children were assessed 59 (50,9 %) boys and 53 (49,1 %) girls, with a median age of 24 months ( the age was range, 2 to 59 months ). A total of 63 children underwent a chest x - ray and the results showed 58 pneumonia and 5 No pneumonia. The classification of the pneumonia done by both the nurse 1,2 and General Physician 1,2 were compared with the gold standard.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>