Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini membuka debat desa tertinggal di Indonesia karena hasil perhitunhan ini telah di gunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam progran kompensasi pengurangansubsidi BBM (PKPS-BBM) tahun 2005. Namun secara teoritis muncul dilema antara menggunakan kategori desa tertinggal versi terdahulu dalam rangka membanding angka desa tertinggal antar tahun, dan memperkaya kategori tersebut dengan variabel tambahan yang muncul menjadikannya sulit dibandingkan dengan data-data sebelumnya. Ternyata jumlah desa tertinggal di Indonesia saat ini 11.258 desa, atau 10.758 desa jika NAD tidak dimasukkan. data ini berbasis Potensi Desa 2003 terbaru. Kategorisasi pengolahan desa tertinggal memeiliki bias pada desa pertanian, serta belum mencakup desa-desa hasil pemekaran sehjak 2003.Jika desa tertinggal hendak digunakan sebagai indikasi kantong kemiskinan, perlu disadari bahwa dominasi rumahtangga miskin hanya terdapat pada 51 persen desa tertinggal."
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahlevi Pradana
"Penelitian ini berusaha melihat desa sebagai sebuah lembaga yang berusaha memanfaatkan salah satu sumber pendanaannya yang sah yaitu Dana Desa (DD) dalam rangka melaksanakan pembangunan desa menuju desa mandiri. Dalam penelitian lebih banyak digunakan pendekatan Institutional Analysis Development (IAD) yang dikemukakan oleh Ostrom dan juga sedikit mengacu pada pendekatan Kapasistas Institusi yang dikemukakan oleh Bebbington. Pendekatan Institutional Analysis Development (IAD) digunakan untuk melihat proses dari pemanfaatan Dana Desa oleh desa dan pendekatan Kapasitas Institusi digunakan untuk melihat kapasitas desa sebagai sebuah lembaga dalam proses pemanfaatan Dana Desa. Penelitian ini sendiri dilakukan di Desa Singkup, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Pemilihan Desa Singkup sendiri didasarkan pada dua alasan. Pertama Desa Singkup adalah desa dikategori sebagai desa tertinggal dan yang kedua adalah kondisi geografis desa yang tidak begitu luas tetapi memiliki potensi sumber daya alam yang besar serta kondisi demografis desa yang tidak begitu kompleks. Alasan-alasan tersebut melatarbelakangi penelitian ini menjadikan Desa Singkup sebagai lokasi penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini banyak sekali ditemukan temuan yang menarik mengenai dinamika yang terjadi dalam proses pengambilan kebijakan untuk memanfaatkan Dana Desa (DD). Hasil dari penelitian ini sendiri dapat disimpulkan bahwa sinergisitas antara lembaga yang ada di desa (Perangkat Desa, BPD dan LPM), keikutsertaan dan partisipasi aktif dari masyarakat desa serta dukungan dan pendampingan dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan dari pemanfaatan Dana Desa (DD) yang ada di desa.

This research tries to see village as an institution that tries to take the benefit of its legitimate funding source which is Village Fund (Dana Desa/DD) in developing the village into independent village. This research mainly uses Institutional Analysis Development (IAD) developed by Ostrom and also some approaches of Institutional Capacity developed by Bebbington. Institutional Analysis Development is used to see the process of Village Fund spending by the village and Institutional Capacity is used to see the capacity of village as an institution in the process of spending Village Fund. This research is done is Singkup Village, Sub-district Pasawahan, Kuningan District, West Java. Singkup village was chosen based on two reasons. The first is, Singkup Village is categorized as Underdeveloped Village and the second is the geographical regions of the village that are not so wide but have big potentials of natural resource and also less complexity of demographical condition. Those reasons become the background of this research leads to Singkup Village as the location of this research. In conducting this research, there were interesting findings about the dynamics happened in the decision making process of spending the Village Fund (DD). From the result of this research, it can be concluded that synergism between institutions in the village (Village Officers, Village Consultative Body, Community Empowerment Institution), involvement and active participation from the people in the village and also support and guidance from both central and regional government are very important in determining the success of the usage of Village Fund (DD) in the village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dep. Penerangan RI, 1980
R 352.94 Pem
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Bersua penari usia 70-an di desanya akan terasa pesona kharisma dan sosok eksoktik .Lekuk usia di dahi perempuan tua tempat sepasang kening menjaga terawang mata tajam menyorot.Begitu gairah dan sukacita Mak Cida di paladang (teras) rumah punggungnya di Bulutana.Ia bergegas mengajak masuk ke rumah batu sebelah,miliknya juga.Tak putus -putus senyumnya,menggeleng gembira.Hujan selari awal Asar telah bertukar kabut putra
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini merupakan karya ilmiah agar bisa merupakan sumbangan pikiran yang fungsional, akan pokok penuilisan yang kami pilih ialah mengenai masalah nilai-budaya. Dalam dunia ilmiah nilai-budaya ini dikenal dengan istilah value dan seringkali ditegaskan budayanya dengan culture value untuk membedakannya dengan konsep value dari cabang-cabang ilmu lain..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1971
S12799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Secara umum ada dua macam gerak (mobilitas) penduduk pedesaan. Pertama adalah gerak pindah penduduk dari daerah pedesaan kearah daerah perkotaan. Gerak semacam itu sering dikenal dengan istilah rbanisasil). Sedangkan gerak penduduk yang kedua adalah perpindah_an dari desa ke desa lain (Mc Nicoll, 1968: hlm.33).Adapun gerak penduduk itu - apakah berupa pindah sama sekali ataupun hanya melaju,biasanya disebabkan oleh dua faktor, yang dalam ilmu sosiologi disebut faktor pendorong (push-factors) dan faktor penarik (pull-factors). Faktor pendorong adalah hal-hal yang mendorong seseorang untuk meninggalkan tempat asal, sedangkan faktor penarik adalah kebalikannya, yaitu hal-hal yang menarik se_seorang untuk dating kesuatu tempat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
S12897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvy Werdhani Puntowati
"Negara Indonesia adalah merupakan negara kepulauan,di mana sebagian besar daerahnya dilingkungi oleh lautan. Sepanjang pantai kepulauan Indonesia, dari Sabang samnai Merauke, tersebar desa-desa nelayan yang sebagian besar ma_ta pencaharian hidupnya adalah mencari ikan. Seiring dergan perkembargan teknologi, beberapa tahun terakhir para nelayan di Indonesia dengan peralatan untuk menangkap ikan yang lebih modern, se_perti mesin perahu dan berbagai macam jenis jaring yang ba-re. Meskinun demikian kegiatan para nelayan dalam menang_kap, ikan tidak dapat lepas dari pengaruh musim. Hal ini di_sebabkan pada umumnnya nelayan di Indonesia, masih termasuk dalam usaha kecil-kecilan yang oleh Emerson dikatakan small scale fishery. Pada musim hujan yaitu di sekitar bulan November hingga bulan Februari sebagian besar nelayan tidal, dapat pergi_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Zul Chairiyah
Sumatera Barat: KP3SB, 2008
352.959 8 SRI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah kependudukan di Indonesia, khususnya di Jawa, dipandang cukup mengkhawatirkan bagi prospek pembangunan. Kekbawatiran itu pertama-tama tertuju pada kenaikan jumlah penduduk, yang untuk Indonesia sekitar 2,1 % per tahun dan thn 1.9 % per tahun untuk Jawa. Kedua, sebagai akibat7l.ya, makin bertambah padatnya Jawa sendiri yang pada tahun 1971 sudah mencapai 565/km2 (Nugroho,1975: hlm.462-475). Akhirnya dan yang ama,kekhawatiran itu terletak pada ma_salah kesempatan kerja penduduk yang makin menyempit pula (i,embaga Demogra..fi 1974: hlm.3). Bertambahnya jin1ah penduduk srperti di atas berarit pula menambah jumlah tenaga atau angkatan kerja. Padahal ada euatu gejala yang umum berlaku untuk negara-negara se-fang berkembang, termasuk Indonesia, pertambahan kesempatan kerja justru amat lambat sehingga tidak dapat mengimbanRi_nya, Secara sepadan. Pal ini akan mengakibatkan timbulnya masalah pengangguran 1)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S12927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>