Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kloppenburg-Versteegh, J.
Yogyakarta: C.D. R.S. Bethesda dan Andi Offset, 1988
633.88 KLO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadanatul Fitri
"Sirih merupakan tanaman budidaya yang banyak digunakan oleh masyarakat salah satunya sebagai obat herbal tradisional. Sirih mempunyai beberapa jenis antara lain sirih hijau dan sirih merah yang sering digunakan oleh masyarakat. Sirih memiliki beberapa senyawa kimia salah satunya adalah flavonoid yang memiliki efek farmakologi seperti antioksidan, anti inflamasi, anti platelet, dan anti alergi. Sirih sebagai obat dapat digunakan langsung dalam bentuk daunnya, air rebusannya, atau dalam bentuk simplisia yang telah dikeringkan. Proses pengeringan yang termasuk proses pasca panen dapat menyebabkan perubahan bentuk pada simplisia dan menyebabkan terjadinya pemalsuan dan kesalahan identifikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan farmakognostik dari daun sirih hijau (Piper betle L.) dan sirih merah (Piper cf. crocatum Ruiz & Pav.) yang mencakup perbandingan morfologi, makroskopik, mikroskopik, kandungan kimia, parameter lain, dan kadar flavonoid total. Parameter lain yang diuji antara lain kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar sari yang larut dalam air, dan kadar sari yang larut dalam etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara sirih hijau dan sirih merah dapat dibedakan secara makroskpis, mikroskopis, kandungan kimia, dan parameter lain yang diuji. Perbedaan lainnya juga dapat diketahui berdasarkan kadar flavonoid total yang terdapat pada sirih hijau dan sirih merah.

Betel leaf is a cultivation plant that used as traditional medicine by the society. Betel leaf has several species such as green betel leaf and red betel leaf that often used by the society. Betel leaf has several chemistry compounds. One of them is flavonoid which has pharmacological effect like antioxidant, antiinflammation, antiplatelet, and antiallergic. Betle leaf as medicine can be used directly in the leaf form, the decoction water, or in the simplisia form that has been dried. Drying process, one of after harvesting processes, can cause the transformation to the simplisia and cause the falsification and identification error.
This research aims to know about the pharmacognostical comparison of betel leaf (Piper betle L.) and red betel leaf (Piper cf. crocatum Ruiz & Pav.). The tests include morphology comparison, macroscopic, microscopic, phytochemical compounds, other parameters, and determination of total flavonoid. Other parameters that also tested are determination of ash, acid insoluble ash, water soluble extractive, and alcohol soluble extractive. The results show that between betel leaf and red betel leaf can be distinguished by macroscopic, microscopic, phyochemical compound, and other parameters. Another difference can be also identified by total flavonoid contents between these plants.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Khojayanti
"Andrographis paniculata Ness telah dikembangkan penggunaannya untuk pengobatan tradisional dan membantu melawan penyakit panas, disentri, pembengkakan, diabetes, kanker, dan lain-lain. Ekstraksi solid-liquid dengan metode perkolasi dilakukan untuk mengekstraksi andrografolid dari daun dan batang sambiloto dengan menggunakan pelarut etanol. Proses ekstraksi dimodelkan berdasarkan karakter fisikokimia, dengan memperhitungkan difusi intrapartikel dan transfer massa di fasa fluida menggunakan program Comsol Multiphysics 5.1. Model divalidasi dengan data percobaan pada salah satu kondisi operasi. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter operasi (kecepatan alir pelarut dan ukuran partikel). Kondisi optimal yang menghasilkan yield andrografolid paling besar adalah pada kecepatan alir pelarut 0,00446 m/s dengan jari-jari partikel 382,5.10-6 m.

Andrographis paniculata Ness has been extensively used for traditional medicine and help against fever, dysentry, inflammation, diabetes, cancer, etc. is one of the major comodities. Solid-liquid extraction using percolation method is performed from leaves and stem of Andrographis paniculata in ethanol solvent, in order to obtain andrographolide. Extraction process was modelled based on physicochemical characteristics, accounting for intraparticle diffusion and external mass transfers using Comsol Multiphysics 5.1. software. The model is compared with experimental data for one of operational condition. The simulation are done in order to study the influences of the operating parameters (solvent flow rate and particle size). The optimum yield of andrographolideobtain atsolvent flow rate 0,00446 m/s andradius ofparticle 382,5.10-6 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Silvy Sulistiosari
"Penelitian ini tennasuk dalam jenis penelitian cross sectional dengan mengambil 54 responden dari 62 orang dukun beranak. Sebagai responden pelengkap diambil ibu yang telah melahirkan dengan bantuan responden dan masih dalam masa nifas, jumlahnya 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri di rumah masing-masing responden menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Karakteristik dukun beranak diantaranya adalah umur 61-70 tahun, asal Pandeglang, telah menjadi dukun beranak selama 11-20 tahun; karakteristik ibu adalah umur 26-30 tahun, asal Pandeglang, dan jumlah anak 1-5 orang. Keluhan/masalah terbanyak setelah ibu melahirkan menurut dukun beranak adalah perut yang sakit/mulas, sedangkan menurut ibu adalah payudara yang bengkak dan nyeri. Obat tradisional banyak digimakan setelah ibu melahirkan, baik untuk perawatan maupun untuk mengatasi keluhan/masalah setelah melahirkan. Sebagjan besar obat tradisional tersebut sudah umum digunakan dan dijuiiipai dalam kehidupan sehari-hari, seperti kunyit, lempuyang, kencur, daun pepaya, dan daun sembung. Ibu yang telah menggunakan obat tradisional menyatakan telah merasakan khasiat obat tradisional (merasa lebih baik) dalam waktu kurang dari I hari (85,4%). Obat tradisional yang digunakan oleh ibu setelah melahirkan dapat dikatakan cepat membenkan efek dan tidak memilild efek samping berbahaya.

The main purpose of this research is to get informations about traditional medicines used after giving birth by midwives in Cimanuk subdistrict, Pandeglang. This research is included to cross-sectional research by taking 54 respondents from 62 midwives. Mother who has given birth by midwife's help and still in puerperium time (6 weeks after labouring) were taken as complementary respondents; the amount is 41 persons. Data collecting was conducted by the researcher herself at the house of every respondents using a questionaire which contains opened and closed questions. Characteristics of midwives are 61-70 years old, from Pandeglang, have been midwife for 11-20 years; charakteristics of post-partus mothers are 26-30 years old, from Pandeglang, and have 1-5 children. The majority complaints/problems suffered by mothers giving birth according to midwives is stomach ache and to post partus mothers is swollen and painfril breasts. There are many traditional medicines used by midwives to treat and solv the complaints/problems after giving birth. These traditional medicines are commonly f used and seen everyday, such as turmeris, galingale, lempuyang, sembung and papaya leaves. Post-partus mothers who have used the traditional medicines said that they had felt better already within less than a day (85,4%). Traditional medicine used by post-partus mothers could be determined as fest-efifecting medicines and relatively without dangerous side effects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Ryan Setiowati
"ABSTRAK
Salah satu tanaman obat Indonesia yang berkhasiat sebagai antiinflamasi adalah mengkudu.
Tujuan: Mengevaluasi perubahan protein total dan profil protein sel
HaCaT terinflamasi setelah dipapar ekstrak etanol buah mengkudu.
Metode: Sel HaCaT terinflamasi LPS dipaparkan ekstrak etanol buah mengkudu 1%, 10%, dan 40%. Medium kultur dipisahkan dan protein sel diekstraksi menggunakan reagen Trizol. Protein sel dan protein dalam medium kultur diuji Bradford dan profil protein dievaluasi menggunakan metode SDS PAGE.
Hasil dan Kesimpulan: Terdapat perubahan konsentrasi protein total dan jumlah pita protein medium dan sel pada semua kelompok perlakuan dan kelompok sel terinflamasi dibanding dengan
kelompok kontrol.

ABSTRACT
One of Indonesian herb plant that reported has antiinflammations properties is noni.
Objectives: To evaluate the changes of total protein and protein profile in inflamed HaCaT cell after ethanol extract of noni fruit’s exposure.
Methods: Inflammed HaCaT cell culture are added by ethanol extract of noni fruits 1%, 10%, and 40%. The culture mediums are separated from the cell while the cell is extracted using Trizol reagent. Then, followed by Bradford assay and analized using SDS PAGE.
Result and Conclussion: There are changes on the consentration of total proteins and the protein profile in the medium and cell of inflammed and treatment group compared to the control group."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Maksum
"Daun salam (Eugenia polyantha Wight) merupakan obat tradisional untuk mengobati hipertensi. San air dosis 0,4968 g/ 200 g bb mempunyai efek hipotensif pada tikus putih jantan normal, sedangkan infus pada dosis 0,06 g/ 200 g bb dan 0,12 g/200 g bb dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan hipertensi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek antihipertensi ekstrak etanol 70% fraksi etanol dan fraksi petroleum benzen daun salam. Pada penelitian mi digunakan 9 kelompok tikus putih jantan galur wistar yang yamg dibuat hipertensi dengan diet NaCl 2,5 % selama 6 minggu. Masrng-masing kelompok terdiri dari 6 ekor yang diberi ekstrak etanol 70%, fraksi etanol dan fraksi petroleum benzen daun salam. Masing-masing terdin dari 3 dosis yaitu: 0,2 g/200 g bb; 0,4 g1200 g bb dan 0,8 g/200 g bb. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara langsung pada arteni karotis dengan menggunakan manometer air raksa dan kvmograf sebagai alat pencatat. Pengukuran dilakukan sebelum pembenian (0 memt), segera setelah pemberian (< 1 menit), pada menit kelima dan kesepuluh setelah pemberian sediaan uji. Hasil yang diperoleh adalah ekstrak etanol 70% daun salam memberi efek penurunan tekanan darah yang nyata. Sedangkan fraksi etanol dan fraki petroleum benzen daun salam tidak mempnnyai efek penurunan tekanan darah.

The salam leaves (Eugenia polyantha Wight) is a traditional medicine of hypertension. The aqueous water of 0,4968 g/ 200 g body weight had hypotensif effect to male white rats, but infusions of 0,06 g/ 200 g and 0.12 g/ 200 g body weight could decrease blood pressure of male hypertensif white rats. This research's aim was to study an antihypertensif effect of ethanol 70% extract, ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves. Nine groups of 6 male white rats from Wistar group had been made hypertension by diet NaCl 2,5 % during six weeks. They were given ethanol 70% extract, ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves, with 3 doses: 0,2 g/ 200 g, 0,4 g/ 200 g and 0,8 g/ 200 g body weight. Blood pressure measurement was done by direct method to carotis artery with mercury manometer and recorded by kymograph. The blood pressure was measured before and soon after giving test preparations 5, and 10 minutes after giving test preparations. This result indicated that ethanol 70% extract of salam leaves decreased blood pressure obviously, but ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves didn't decreas blood pressure obviously."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Widhyastuti R.
"Dalam rangka peningkatan kesehatan masyar1cat —obft?ä jIoaI perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya mengingat potensi bahan alam yang cukup besar di Indonesia. Salah satu jenis tanaman yang ada di Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah Graptophyllum pictum (L.) Griff atau yang sering kita kenal dengan nama handeuleum. Khasiat tanaman mi antara lain : daunnya untuk obat wasir (hemorrhoid). Penelitian ilmiah yang telah dilakukan mengenal tanaman ml adalah uji efek penyembuhan daun handeuleum terhadap wasir. Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak etanol 40% terhadap pola defekasi pada tikus putih. Penelitian mi mendukung efek daun handeuleum terhadap penyembuhan hemorrhoid. Sebagai hewan uji digunakan tiga puluh ekor tikus jantan galur Sprague Dowley dengan berat badan antara 160 sampal 220 gram yang dibagi dalam enam kelompok. Dosis pemenksaan adalah 32,025 mg dan 128,1 mg dan sebthgai kontrol perlakuan digunakan Loperamid-HCL Bahan uji diberikan setiap had mulal had pertama dan pengamatan terhadappoladefekasi dilakukan setiap had sampai had ke-sepuluh. Kelompok perlakuan dibandingkah dengan kelompok kontrol yang diberikan propilen . glikol 10%, kelompok yang diberikan Loperamid-HCI dan ekstrak serta kelompok yang diberikan ekstrak tanpa Loperamid-HCI. Pola defekasi dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 40% daun handeuleum dosis 32,025 mg mempunyai efek menurunkan konsistensi feces serta meningkatkan frekuensi defekasi dan jumlah feces. Peningkatan dosis bahan up menunjukkan peningkatan efek terhadap pola defekasi.

In order to increase public health, traditional medicine should be used properly considering Indonesia's great potention of natural resources. One of Indonesia plant which is often used as medicine is Graptophyllum pictum (L.) Griff or commonly known as handeuleum. It's leaf can be used to treat hemorrhoid. Scientific research which has been done on this plant is the test of handeuleum leaf activity to cure hemorrhoid. The scientific research about the effect of 40% of etanol extract of handeleum to the defecation pattern has been dne. This research was supported the effect of handeuleum to heal hemorrhoid. In this study, thirty male SD rats weighing 160 - 220 grams were used and divided into six groups. The dosage used were 32,025 mg and 128,1 mg extract and we used Loperamid-HCI as control treatment. Those drugs were given everyday from first to tenth days. The observation were conducted during those ten days. The treatment group were compared to the control group which given -10% of propylen glycol, the group which given Loperàmid-HCI with extract and the group which given extract without Loperamid-HCI. The defecation pattern then analysed statistically. . The result showed that 40% of etanol extract oh handeuleum leaves at dose of-'32,,025 mg has the effect of decreasing feces consistency and increasing dfëcation frequency. The increasing of drug dose showed increasing effect to defecation pattern."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Mulyani
"Jamu/obat tradisional adalah ramuan bahan alam yang biasa digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Kebiasaan mi dijadikan pemerintah sebagai aset yang hams dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka pembangunan dibidang kesehatan.
Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tempat tinggal penduduk yakni wilayah pedesaan dan perkotaan dengan proporsi penggunaan jamulobat tradisional berdasarkan pembuatnya. Selain itu diteliti pula apakah ada perbedaan proporsi antara penduduk desa dan kota da!am menggunakan jamulobat tradisional secara keseluruhan.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis yang dilakukan terhadap data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Analisis data dilakukan' dengan menggunakan metode statistik uji Kai Kuadrat.
Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penduduk di wilayah pedesaan dengan di perkotaan dalam rnenggunakan jamu/obat tradisional baik yang dibuat sendiri, dibuat pabnik maupun yang dibuat oleh penjaja jamu gendong. Selain itu diketahui adanya perbedaan proporsi yang bermakna antara penduduk pedesaan dan perkotaan dalam menggunakan jamu/obat tradisional secara keseluruhan. Proporsi penduduk di wilayah pedesaan dalam menggunakan jamu/obat tradisional !ebih tinggi dibandingkan proporsi pada penduduk di wilayah perkotaan.

Jamu or traditional medicine are the composed herbs which are commonly used by Indonesian people. The government makes this habitual as an asset that have to be maintained and to be improved for the purpose of the health development. The aim of this research is to know whether there was an interrelation between rural and urban areas with the proportion ofjamu or traditional medicine consumption that made by its producer .Beside that it's necessary to be researched whether there was a difference of proportion between rural and urban people in the using of jamu/traditional medicine. This research used a descriptive analyzes to the seconder data that were got from the Bureau of Central Statistics (BPS). The data was analyzed statistically by tests of Chi Square. The results showed that there was a significant interrelation between the people who live in the rural and urban area in using of jamu or traditional medicine that produced by self, by factory, by other people and jamu/traditional medicine that retailed by the sales girl. Beside, there is a difference of proportion between rural and urban people in using all jamu/traditional medicine. The proportion of rural people is - higher than urbans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BALITBANGKES, 2011
633.88 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Kurnia Septiana
"Diabetes melitus adalah penyakit yang serius dan kronis di mana tingkat terjadinya meningkat seiring dengan peningkatan obesitas dan penuaan. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial adalah dengan memperlambat penyerapan glukosa karena adanya penghambatan terhadap α-glukosidase.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui beberapa tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase serta melakukan identifikasi golongan kandungan kimia dari famili Apocynaceae dan Clusiaceae.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga ekstrak yang memiliki nilai IC50<5μg/ml, yaitu ekstrak daun dan kulit batang Garcinia daedalanthera serta ekstrak daun Garcinia kydia menunjukkan nilai IC50 2,33 µg/ml, 3,71 µg/ml dan 3,88 µg/ml. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa famili Apocynaceae mengandung alkaloid, saponin, terpen, dan glikosida, sedangkan famili Clusiaceae mengandung tanin, terpen, saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is a most serious and chronic disease whose incidence rates are increasing with incidences of obesity and aging of the general population over the world. One therapeutic approach for decreasing postprandial hyperglycemia is to retard absorption of glucose by inhibition of a-glucosidase.
The aim of this research was to screen some plants that had α-glucosidase inhibiting activity and identified chemical groups of the Apocynaceae and Clusiaceae families. The results showed that three extracts have IC50 value<5μg/ml. The leaves and barks extracts of Garcinia daedalanthera also leaves extract of Garcinia kydia showed high inhibitory activities, with IC50 values of 2.33 µg/ml, 3.71 µg/ ml and 3.88 µg/ml.
The results of phytochemistry screening showed that Apocynaceae family contains class of alkaloid, terpen, saponin and glycoside, while Clusiaceae family contains tannin, terpen, saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>