Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Depok : Pusat Studi Jepang Universitas Indoesia, 2005
658.57 UNI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellita Rahardyan Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah tahun 2016-2019 terhadap peningkatan banyaknya Industri Kecil Menengah di Indonesia. Dengan menggunakan Data Industri Mikro Kecil, Data Industri Besar Sedang serta Data Status Operasional Sentra IKM dan menggunakan metode fixed effect difference in difference (FE-DID), penelitian ini menemukan bahwa operasional Sentra IKM di kabupaten/kota di Pulau Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Papua memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan banyakya Industri Kecil Menengah pada jenis industri pangan, kerajinan dan alat angkut. Namun banyakya IKM jenis industri logam dan alat mesin pertanian di Pulau Jawa dan Sumatera justru menurun pasca beroperasinya Sentra IKM. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi wilayah serta adanya perbedaan manfaat produktivitas pada masing-masing jenis industri. Kemudian, dampak dinamis dari beroperasionalnya Sentra IKM terhadap banyaknya IKM mulai dirasakan pada tahun pertama setelah operasional Sentra IKM dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah efektif dalam menumbuhkan IKM baru di luar Pulau Jawa dan Sumatera pada jenis industri padat karya.

This study aims to analyze the impact of the Small Medium Enterprise’s Cluster program in 2016-2019 on increasing of the number of Small Medium Enterprises by using micro and small industry, medium large industry and operational status of Small Medium Enterprise’s Cluster data with fixed effect difference in difference (FE-DID) method. This study found that Small Medium Enterprise’s Cluster program had a significant impact on increasing the number of Small Medium Enterprises on the island of Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku and Papua in food, craft and transportation industry. However, a decrease on the number of small and medium industries was identified on Java and Sumatera in metal and agriculture machine industry due to differences in regional conditions and also differences in productivity benefit for each type of industry. The dynamic effects of operation of Small Medium Enterprise’s Cluster can felt since 1 year after the operating and increases in the following year. The Small Medium Enterprise’s Cluster program is effective in growing new small and medium industries, especially labor-intesive industries, in outside Java and Sumatera."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwanto
"Penguatan daya saing UMKM di Indonesia dinilai penting seiring dengan era keterbukaan persaingan global dengan berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa model dan strategi penguatan daya saing internasional UMKM dengan potensi ekonomi local berdasarkan pendekatan LEDI - 9F. Penelitian in menggunakan penedekatan analisis isi dan analytic networking process (ANP). Penelitian ini meneumkan bahwa model penguatan daya saing internasional UMKM dapat dilakukan melalui model kemitraan antara berbagai stakeholders baik ditingkat kabupaten, provisnsi maupun tingkat pusat. Strategi yang dapat digunakan agar UMKM yang memilki potensi ekonomi local mempunyai daya saing internasional adalah optimalisasi penerapan teknologi pertanian, strategi manajerial dan bisnis, strategi integritasi vertical dan horizontal, strategi peningkatan kualitas dan kuantitas produk, strategi pendidikan dan pelatiahan tenaga kerja, optimalisasi peran pemerintah dan intansi terkait, pelatihan kewirausahaan bagi UMKM dan calon pengusaha, strategi kemitraan dan pengembangan profesionalitas, dan strategi peningkatan kapasitas."
Jakarta: Faculty of Economics and Business State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah, 2018
330 JETIK 17: 1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ni Nyoman Sukranadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kontribusi pertumbuhan tenaga kerja dan kapital UMKM dari sektor Pertanian, Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan terhadap pertumbuhan PDB non migas menggunakan Solow Growth Accounting. Data yang digunakan bersumber dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang bekerja sama dengan BPS. Dengan menggunakan model pertumbuhan Solow dan regresi model efek tetap, diperoleh hasil bahwa dampak pertumbuhan tenaga kerja dan kapital UMKM berbeda antar sektor. Dampak positif signifikan pertumbuhan tenaga kerja UMKM terjadi pada sektor Industri Pengolahan, sedangkan untuk kapital terjadi pada sektor Pertanian. Sumber pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh pertumbuhan kapital usaha besar.

The objectives of this study are to count the contribution of labor growth and capital growth of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) from Agriculture, Mining and Manufacture sector to GNP growth using Solow Growth Accounting. Data in this study are from Cooperative and Micro, Small and Medium Enterprises Department and Central Bureau of Statistic (BPS). Using the Solow growth model and fixed effect model regression, was found that impact of labor growth and capital growth of MSMEs are different on each sector. The significant positif impact of labor growth was found on Manufacture sector, while for capital growth was found on Agriculture sector. The source of economic growth was dominated by capital growth of big firm.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Tulus
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1996
338.6048 TAM g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pradiphda Panduswanto
"Penelitian ini akan mencoba mengambil sudut pandang dengan melihat keterkaitan kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap output dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan adanya peraturan yang mendukung peningkatan kredit untuk UMKM dari Bank Indonesia di tahun 2012 diharapkan akan memberikan akses yang lebih mudah bagi pelaku usaha UMKM untuk memperoleh pembiayaan. Walaupun demikian, pengaruh dari kredit UMKM ini akan berbeda dampaknya bagi wilayah-wilayah di Indonesia karena tiap wilayah memiliki karakteristik jenis usaha yang berbeda pula. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana pengaruh kredit tersebut terhadap UMKM di beberapa wilayah di Indonesia dan melihat sektor apa yang memberikan dampak and Medium Enterprises (MSME) credpositif untuk menerima pembiayaan.

The focus of this study is analyzing the correlation between Micro, Smallits and MSME output. In 2012 Bank Indonesia issues a regulation that encourage banks to provide MSME with credit, MSMEs are expected to get easier access from getting loan to develop their business. Nevertheless, the impact of these credits are diverse across Indonesian regions, because each regions have their uniqueness in their business activity. This study try to analyze the impact of MSME credit to regions in Indonesia and observing which economic sectors that will get positive return from credits."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dene Herwanto
"Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian negara, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun kontribusinya sangat besar, kondisi ruang kerja di UKM manufaktur kurang baik dengan tingkat kecelakaan yang tinggi dan produktivitas yang rendah, yang disebabkan karena proses perancangan tempat kerja yang kurang baik akibat tidak adanya framework proses perancangan tempat kerja untuk UKM. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan framework proses perancangan tempat kerja yang sesuai dengan karakteristik UKM manufaktur di Indonesia guna membantu para pengelola UKM manufaktur dalam merancang tempat kerjanya dengan baik sehingga dapat diperoleh ruang kerja yang aman, sehat, dan produktif.
Pengembangan framework ini diawali dengan tahapan pencarian literatur yang mendapatkan enam artikel yang mencatumkan framework atau metodologi proses perancangan tempat kerja. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis kualitatif terhadap enam framework proses perancangan tempat kerja untuk industri manufaktur yang diperkenalkan oleh para peneliti terdahulu. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa dua dari enam framework dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan framework usulan, yaitu framework yang diperkenalkan oleh Battini et al. (2011) dan Caputo et al. (2019). Analisis kualitatif lanjutan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian variabel-variabel dan tahapan-tahapan proses perancangan tempat kerja di dalam kedua framework acuan dengan karakteristik UKM manufaktur di Indonesia sekaligus untuk menentukan variabel-variabel dan tahapan-tahapan yang relevan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan framework usulan.
Berdasarkan hasil analisis, dikembangkan framework usulan awal yang kemudian diverifikasi melalui wawancara dengan para pengelola UKM manufaktur di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan hasil verifikasi dan paper review lanjutan kemudian framework usulan awal direvisi sehingga menghasilkan framework usulan final yang terdiri dari tujuh tahapan, yaitu: (1) analisis famili produk, (2) pendefinisian siklus produksi, (3) estimasi waktu produksi, (4) perancangan tempat kerja, (5) evaluasi produktivitas, (6) optimalisasi waktu produksi, dan (7) tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. Mengingat ukuran tempat kerja di UKM yang terbatas, maka tahap keempat dirinci menjadi tiga subtahapan, yaitu (1) perancangan stasiun kerja; (2) perancangan layout fasilitas; dan (3) pengaturan kondisi lingkungan fisik (kebisingan, pencahayaan, dan temperatur), yang berarti bahwa perancangan tempat kerja di UKM harus dilakukan secara menyeluruh di area tempat kerja. Pemerincian tahap keempat tersebut menjadi pembeda antara framework usulan ini dengan framework sebelumnya, di mana perancangan tempat kerja pada framework sebelumnya hanya difokuskan pada satu stasiun kerja atau lini assembly saja. Selain itu, framework usulan ini juga mempertimbangkan aspek kondisi lingkungan (kebisingan, pencahayaan, dan temperatur) yang tidak ada dalam framework sebelumnya. Terdapat tujuh variabel yang dipertimbangkan dalam framework usulan ini dalam proses perancangan tempat kerja, yaitu variabel: (1) produk, (2) proses, (3) ruangan, (4) pekerja, (5) ergonomi, (6) material handling, dan (7) kondisi lingkungan fisik. Validasi framework usulan dilakukan melalui studi kasus dengan simulasi pada enam UKM manufaktur di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa penerapan framework ini dapat memperbaiki produktivitas rata-rata sebesar 14,69%, memperbaiki efisiensi jarak dan waktu material handling rata-rata sebesar 23,97% dan 22,46%, menekan risiko kecelakaan kerja hingga 0 (nol), dan memperbaiki kondisi lingkungan fisik (kebisingan, pencahayaan, dan temperatur) hingga 100% sesuai dengan standar atau nilai ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil penelitian ini bisa diterapkan oleh para pengelola UKM dalam merancang tempat kerjanya sehingga dapat diperoleh tempat kerja di UKM manufaktur yang aman, sehat, dan produktif. Meskipun ditujukan untuk membantu pengelola UKM, framework ini juga dapat digunakan oleh para peneliti, konsultan, dan para praktisi yang memiliki minat pada proses perancangan tempat kerja di UKM manufaktur.

Small and Medium Enterprises (SMEs) have a significant contribution to the country's economy, especially in developing countries, including Indonesia. Even though their contribution is significant, the working space conditions in manufacturing SMEs are not good with high accident rates and low productivity, which caused by a poor workplace design process due to the absence of a workplace design process framework for SMEs. This research aims to develop a workplace design process framework that suits the characteristics of manufacturing SMEs in Indonesia to assist manufacturing SME managers in designing their workplaces well so that they can obtain a safe, healthy, and productive workplace.
The development of this framework began with a literature search stage which obtained six articles that included a framework or methodology for the workplace design process. The next stage is to carry out a qualitative analysis of the six workplace design process frameworks for the manufacturing industry introduced by previous researchers. The results of the qualitative analysis show that two of the six frameworks can be used as a reference for developing the proposed framework, namely, the framework introduced by Battini et al. (2011) and Caputo et al. (2019). Further qualitative analysis was carried out to evaluate the suitability of the variables and stages of the workplace design process in the two reference frameworks with the characteristics of manufacturing SMEs in Indonesia as well as to determine the variables and stages that are relevant and can be used as a reference in developing the proposed framework.
Based on the results of the analysis, an initial proposed framework was developed which was then verified through interviews with managers of manufacturing SMEs in the Karawang Regency area, West Java. Based on the results of the verification and follow-up paper review, the initial proposal framework was revised to produce a final proposal framework consisting of seven stages, namely: (1) product family analysis, (2) definition of the production cycle, (3) production time estimation, (4) design workplace, (5) productivity evaluation, (6) optimization of production time, and (7) safe, healthy and productive workplace. Considering the limited size of workplaces in SMEs, the fourth stage is broken down into three sub-stages, namely (1) workstation design; (2) facility layout design; and (3) regulation of physical environmental conditions (noise, lighting, and temperature), which means that workplace design in SMEs must be carried out thoroughly in the workplace area. The detailing of the fourth stage is the difference between this proposed framework and the previous framework, where workplace design in the previous framework only focused on one workstation or assembly line. Apart from that, this proposed framework also considers aspects of environmental conditions (noise, lighting, and temperature) that were not included in the previous framework. There are seven variables considered in this proposed framework in the workplace design process, namely variables: (1) product, (2) process, (3) space, (4) workers, (5) ergonomics, (6) material handling, and (7) physical environmental conditions. Validation of the proposed framework was carried out through case studies with simulations on six manufacturing SMEs in the Karawang Regency area, West Java.
The results of the case study show that the application of this framework can improve productivity by an average of 14.69%, improve the efficiency of distance and material handling time by an average of 23.97% and 22.46%, reduce the risk of work accidents to 0 (zero), and improve physical environmental conditions (noise, lighting, and temperature) up to 100% by standards or threshold values set by the government. The results of this research can be applied by SME managers in designing their workplaces so that they can obtain a workplace in manufacturing SMEs that is safe, healthy, and productive. Although intended to help SME managers, this framework can also be used by researchers, consultants, and practitioners who have an interest in the workplace design process in manufacturing SMEs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Pratama Putra
"Tesis ini membahas mengenai bentuk apiikasi strategis dari kegiatan pemasaran yang diiakukan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) batik, khususnya pada UMKM batik yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Sebagaimana diketahui, UMKM merupakan bentuk usaha yang tahan terhadap krisis ekonomi dunia, menyerap banyak sumber daya manusia (padat karya) dan memberikan dampak keuntungan sosial. Namun demikian, UMKM memiliki kendala untuk berkembang, diantaranya adalah kendala pemasaran. UMKM batik merupakan salah satu UMKM yang mengalami kesulitan dalam melakukan pemasaran, sekalipun peluang pasar dalam negeri dan luar negeri sangat besar, khususnya sejak dideklarasikannya batik sebagai warisan bangsa Indonesia oleh UNESCO.

Focus of this study is about analyzing strategic marketing implementation from batik Small medium enterprises (SME), especially SME that become source of current research. As we all know, SME is a form of enterprises that resistant to world economic crisis, absorp large ammount of human resources and create many social benefit. Unfortunately, SME in general unable to growth because of limitation in doing marketing activities. Batik SME is one of SME that has the problem, although it has domestic and broad market, especially since UNESCO declare it as and Indonesian heritage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>