Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Suryani
"Perbaikan kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Perbaikan tersebut diarahkan kepada kesehatan fisik dan psikologis. Masalah psikologis ibu postpartum primipara diantaranya kejadian postpartum blues yang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan ibu secara tidak langsung. Dari hasil penelitian sebelumnya kejadian postpartum blues sangat tinggi sekitar 75% - 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik dalam mencegah postpartum blues pada ibu postpartum primipara. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment, pretest-postest dengan kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberi terapi musik instrumental yakni musik klasik tipe Mozart: Eine Kleine Nachtmusik dengan frekuensi 20-40 cps hertz lamanya 15-20 menit, dilakukan 2 kali sehari yakni pukul 8.00 dan pukul 14.00 selama 3 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara yang dirawat di ruang kebidanan RSCM Jakarta Pusat, dengan jumlah masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 18 orang.
Hasil uji regresi logistik dan regresi linear ganda membuktikan ada pengaruh terapi musik terhadap pencegahan postpartum blues. Pada ibu yang diberi terapi musik terjadi penurunan skor kejadian postpartum blues sebesar 1,80. Ibu yang tidak diberi terapi musik memiliki peluang untuk mengalami postpartum blues sebesar 5,60 kali dibanding dengan ibu yang diberi terapi musik.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian terapi musik sangat efektif dalam pencegahan postpartum blues. Sebagai rekomendasi hasil studi ini perlu diberikan terapi musik bagi semua ibu postpartum sebagai salah satu intervensi terapi relaksasi di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas maupun klinik betsalin
Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesian. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence which becomes a factor indirectly contribute to mother health. The research result before the postpartum blues evidence very high almost 75%-80%.
This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para?s mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest - posttest with control group and intervention group. Intervention group listened to instrumental music which is Mozart classical music type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz?s in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00 WIB a.m and on 14.00 WIB p.m along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person.
The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues? prevention. On mother which sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1, 80. Meanwhile mother that doesn't listened to musical therapy have opportunity to get postpartum blues evidence as 5, 60 times against mother was sounding off by music therapies.
The research conclusion is the implementation of listened in musical therapy so effective in postpartum blues? prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum?s mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic.
"
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesia. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence very high almost 75-80%. This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para's mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest-posttest with control group and intervention group. Intervention group listened ti instrumental music which is Mozart classical musiv type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz's in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00WIB a.m an on 14.00 WIB along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person. The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues' prevention. On motherwhich sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1.80. meanwhile mother that doesn't listened to musical therapies. The research conclusion is the implementasion of listened in musical therapy so effective in postpartum blues' prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum's mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic"
BULHSR 14:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Vera Budi Lestari
"Tabun 1960-an di Amerika ditandai dengan munculnya beberapa gerakan yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat yaitu kulit hitam, wanita, kaum gay & lesbian, pemuda, Chicanos & Indian. Gerakan-gerakan tersebut pada dasarnya memperjuangkan persamaan hak di semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu gerakan yang muncul dari kalangan anak muda adalah budaya tanding, yang berkembang di Amerika pada tahun I960-an. Wujud budaya tanding itu sendiri terlihat dalam beberapa ha/ yaitu musik rock, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang dan mistisisme religius, media underground, juga communal living. Semua wujud budaya tanding ini hadir dalam sebuah festival musik rock pada tahun 1969, yaitu Festival Musik Woodstock, karena itu festival ini dianggap sebagai puncak dari budaya tanding (counterculture). Di Festival Musik Woodstock 1969 ini, terlihal bahwa pendukung budaya tanding ini ternyata lebih besar dan menyeluruh dari yang selama ini dibayangkan, dengan hadirnya hampir 500. 000 yang sebagian besar anak muda dari berbagai penjuru dunia di Festival Musik Woodstock Hal ini pun menjadikan Festival Musik Woodstock 1969 bukan lagi sekedar suatu festival musik biasa, tapi menjadi sebuah gerakan dari anak muda yang menginginkan perubahan. Budaya tanding pun tidak lagi menjadi sebuah sub-culture di antara budaya dominan lainnya yang diterima oleh sebagian besar masyarakat tapi sebaliknya menjadi budaya yang sifatnya menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Abdi Kurniawan
"Otitis Media Efusi OME adalah suatu penyakit dimana kavum telinga tengah terisi oleh cairan peradangan tanpa adanya tanda dan gejala infeksi. Mayoritas kejadian Otitis Media Efusi OME pada anak mengalami remisi spontan. Terapi konvensional yang digunakan saat ini adalah dekongestan selama 3 bulan, namun demikian apabila tidak ditangani dengan tepat, Otitis Media Efusi OME dapat menimbulkan berbagai komplikasi, yang harus dilakukan pemasangan tuba timpanostomi pipa grommet . Salah satu modalitas terapi yang saat ini sedang berkembang dan memiliki efektifitas yang tinggi adalah laserpunktur yang menggunakan sinar laser dengan intensitas rendah atau disebut juga low-level laser therapy di titik akupunktur, yang dapat memicu terjadinya reaksi foto biostimulasi sel dan jaringan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menyediakan alternatif metode penanganan Otitis Media Efusi OME pada anak yang minimally invasive sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan Otitis Media Efusi OME . Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian lain yang turut menunjang upaya penanganan Otitis Media Efusi OME pada anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi laserpunktur pada titik TE21 Ermen, SI19 Tinggong, GB2 Tinghui dan TE17 Yifeng dan dekongestan dapat memberikan perbaikan terhadap timpanogram Otitis Media Efusi p

Otitis Media Effusion OME is defined as the persistence of nonpurulent serous or mucoid middle ear effusion in the absence of signs and symptoms of infection. The majority of occurrences of Otitis Media Effusion OME in child is spontaneous remission. Nowadays, conventional treatment use decongestan for 3 months, however, if Otitis Media Effusion OME did not treated properly, it can cause complications, and have to be treated by ventilation tube grommet insertion. One of the modalities currently developing and having high effectiveness is laserpuncture that use low intensity laser beams or also called low level laser therapy at the acupuncture point, which can stimulate photo reactions of cell and tissue biostimulation. Hopefully the result of this research can provide an alternative method of treatment of Otitis Media Efusi OME in child. This study is expected to be the basic of other studies that also support efforts to manage Otitis Media Effusion OME in child. The result of this research shows laserpuncture could improve the value of tympanogram for Otitis Media Effusion in children p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Andrey E.V.
"God Bless merupakan salah satu pelopor pergerakan musik rock di Indonesia. Setelah Koes Bersaudara memperkenalkan musik rock kepada masyarakat Indonesia lewat lagu-lagu The Beatles, God Bless pun mulai memperkaya khasanah musik rock di Indonesia lewat lagu-lagu bercorak Genesis dan Deep Purple. Pada awal terbentuknya, God Bless merupakan gabungan dari beberapa anak tnuda yang merupunyai visi yang sama dalam bermusik, yaitu memainkan musik rock yang tidak mengikuti selera pasar. Melalui God Bless, individu-individu yang terlibat di dalamnya mulai bereksplorasi untuk memperoleh warna musik rock God Bless sebenarnya. Dalam perjalanan karimya, God Bless juga tidak terlepas dari bantuan beberapa orang lain yang turut mendukung keberhasilan rnereka. Kerja kolektif dari beberapa individu ini yang kemudian memungkinkan bagi para pendengar musik di Indonesia untuk menikmati lagu-lagu God Bless. God Bless tidak hanya piawai dalam mengaransemen musik rock, namun juga rnelalui link lagu mereka mencoba untuk peduli terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia. Lirik lagu mereka merupakan himbauan kepada setnua pihak di masyarakat agar dapat membangun negara Indonesia rnenjadi lebih baik. Perjalanan panjang dan eksistensi God Bless selama 24 tahun merupakan salah satu factor yang men jadikan mereka sebuah legend di blantika musik rock Indonesia.

God Bless is one of a pioneer in the movement of rock music in Indonesia. After Koes Bersaudara introduced the rock music scene in Indonesia with The Beatles' songs, later God Bless began to introduce the rock music scene in Indonesia with songs from Genesis and Deep Purple.At first, God Bless was a unity of several teenagers who have the same vision in music, which is to play rock music without concerning the music industry demand. In God Bless. every member in the band gets involved in exploration of sound ;aid musical characters to obtain the true character of God B!: s' music. In its career, some persons also supported the success of God Bless. These persons work collectively with every member of God Bless which later also being a determinant factor of the success of God Bless. Their collective action, which is. enables all of the fans and audiences to listen to God Bless' songs in CD's or cassettes. God Bless not just good in arranging music, but God Bless made its lyrics very well. Most of its lyrics are about social condition in Indonesia, and God Bless try to be concerned with all these matters. With songs, they want to share their thoughts and visions with all their audience. God Bless try to make an improvement in the society, especially the way of living among the citizens and to make Indonesia a better country to live in. 24 years of their journey in rock music scene in Indonesia, is one of the factors that made God Bless a legend in rock music scene in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T39134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Lembaga Musikologi dan Koreografi
050 MSK 2:(1973)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjanti Kristyaningsih
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif terhadap perubahan harga diri dan kondisi depresi pasien gagal ginjal kronik (GGK) di ruang Haemodialisa RSUP Fatmawati Jakarta. Metode penelitian adalah quasi experiment dengan desain pre-post test design with control group. Data diambil sebelum dan sesudah pemberian intervensi terapi kognitif pada pasien GGK yang mengalami harga diri rendah dan kondisi depresi di kelompok intervensi. Sampel penelitian diperoleh secara consequtive sampling yang berjumlah 56 responden, terdiri dari 28 responden untuk kelompok intervensi dan 28 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat harga diri dan kondisi depresi menggunakan kuesioner modifikasi dari Test Skrining Depresi Beck (Beck Depresion Inventory/BDI) yang berjumlah 25 pertanyaan. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat harga diri meningkat lebih bermakna dan kondisi depresi menurun lebih bermakna pada kelompok pasien gagal ginjal kronik yang mendapatkan terapi kognitif dibanding kelompok pasien gagal ginjal kronik yang tidak mendapatkan terapi kognitif (p value = 0,000; α = 0,005). Terapi kognitif bila dilaksanakan secara konsisten oleh pasien secara mandiri berpeluang untuk meningkatkan harga diri sebesar 18,9% dan diperkirakan mampu meningkatkan nilai harga diri sebesar 20,43 poin dan juga berpeluang untuk menurunkan depresi sebesar 31,2% dan diperkirakan mampu menurunkan nilai kondisi depresi sebesar 6,29 poin. Ruang Haemodialisa RSUP Fatmawati dapat mengupayakan peningkatan harga diri dan penurunan kondisi depresi pasien GGK yang menjalani terapi haemodialisa melalui pemberian intervensi keperawatan spesialistik agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, paripurna dan bermutu serta terintegrasi dalam pelayanan kesehatannya.

The aim of this study was to investigate the influence of cognitive therapy to self esteem degree and depression condition of the patient with chronic renal failure (CRF) at Haemodialysis unit of Fatmawati Hospital, Jakarta. The research method was quasi experimental pre-post test with control group. The data was gathered at before and after giving the cognitive therapy to the patient with CRF who had low self esteem and was depressed. The amount of samples were 56 respondents which 2 were 28 respondents of intervention group and 28 respondents of control group and determined by consequtive sampling method. The research instrument was a questionnaire consisted 25 questions of Likert scale statement which were modified from Beck Depresion Inventory (BDI). The result of this study showed that the level of self esteem in the intervention group was increased higher significantly and also the depression condition was decreased lower significantly than the control group (p value = 0,000; α = 0,005). The conclusion is that the level of self esteem will be higher and depression condition will be decreased whether the patient does the cognitive therapy by himself routinely (consistently) in his activities daily life with the probability score is 18,9% for self esteem degree and 31,2% for depression condition and there will be enhanced 20,43 point for self esteem degree and 6,29 point for depression condition. Fatmawati Hospital especially Haemodialysis unit could increase the patient self esteem and decrease the patient depression condition with delivering specialistic nursing intervention to their patient so that they could achieve the comprehensive, holistic and qualified nursing care which is integrated in their health services for their patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Dewi Handayani
"Pendahuluan: Pediatic Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan intensif anak di rumah sakit yang merawat pasien anak dengan gangguan kesehatan yang serius. Berbagai prosedur tindakan yang dilakukan di ruang perawatan intensif akan dapat menimbulkan pengalaman stress dan nyeri, salah satunya adalah tindakan Endotracheal Suction (ETS). Salah satu terapi non farmakologik yang dapat digunakan untuk menangani nyeri selama tindakan ETS adalah terapi musik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri selama tindakan ETS di ruang PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan posttest only with control group design. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di ruang PICURSUP DR.Sardjito Yogyakarta yang mendapatkan tindakan ETS. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa terapi musik selama 30 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik. Musik yang diberikan menggunakan musik Mozart jenis Piano Sonata No 17 in B-Flat Major Adagio.
Hasil: Uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan p=0,001 artinya ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol dengan nyeri pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi musik berpengaruh terhadap nyeri selama tindakan ETS pada pasien anak di ruang PICU RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

Introduction: The Pediatic Intensive Care Unit (PICU) is a pediatric intensive care unit in a hospital that treats pediatric patients with serious health problems. Various procedures performed in the intensive care unit can cause stress and pain, one of which is Endotracheal Suction (ETS). One of the non-pharmacological therapies that can be used to treat pain during ETS procedures is music therapy.
Purpose: This study aims to determine the effect of music therapy on pain during ETS procedures in the PICU of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Methods: This research is a quasy-experimental study with a posttest only with control group design. The research subjects were pediatric patients who were treated at the PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta room who received ETS procedures. The sample was divided into the intervention group and the control group. The intervention group received an intervention in the form of music therapy for 30 minutes. The control group was not given music therapy. The music provided uses Mozart's Piano Sonata No. 17 in B-Flat Major Adagio.
Results: Hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test with a significance level of 5% resulted in p = 0.001, meaning that there was a difference in the mean pain in the control group and pain in the intervention group.
Conclusion: Music therapy has an effect on pain during ETS procedures in pediatric patients in the PICU of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sholichin
"Resistensi saluran nafas nonelastik merupakan resistensi terhadap aliran udara dalam saluran nafas pada pasien PPOK yang dlkarenakan adanya mukus yang berlebihan di saluran napas. Salah satu cara memperbaiki resistensi saluran nafas nonelastik pada pasien PPOK adalah fisioterapi dada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya perbedaan penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sebelum dan sesudah fisioterapi dada, adanya perbedaan penurunan resistensi saluran nafas nonelastik antara kelompok yang melakukan fisioterapi dada dan yang tidak melakukan fisioterapi dada, Serta variabel yang paling dominan mempengaruhi penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sesudah fisioterapi dada. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan desain randomized control group pretest-postrest. Sampel penelitian adalah 42 responden dengan menggunakan teknik random sampling.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa resistensi salunan nafas nonelastik lebih baik sesudah diberikan fisiotempi dada pada kelompok intervensi (p=0.000, a=0,01), resistensi saluran nafas nonelastik lebih baik pada kelompok intervensi daripada kelompok kontrol (p=0.000, cz =0,01), Serta tidak ada variabel yang paling berpengaruh terhadap penurunan resistensi saluran nafas nonelastik sesudah fisioterapi dada (p=0.152, a=0,01). Kesimpulan penelitian ini adalah fisioterapi dada dapat menurunkan resistensi saluran nafas nonelastik. Penelitian ini merekomendasikan fisioterapi dada dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan pasien PPOK."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS merupakan penyakit tahap lanjut dari Human Immunodeficiency Virus HIV yang menyebabkan terjadinya penurunan pada sistem imun. AIDS dapat berdampak pada sistem saraf dengan salah satu manifestasi klinis yang muncul berupa nyeri. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan dampak, diantaranya mengganggu aktivitas, gangguan tidur, dan meningkatkan kecemasan yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis intervensi terapi musik klasik dan instrumental untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan HIV/AIDS. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus dan analisis intervensi keperawatan. Terapi musik diberikan selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali sehari selama 30 menit. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat menjadi salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya perawat untuk memberikan manajemen nyeri nonfarmakologi seperti terapi musik sebagai salah satu upaya dalam menurunkan masalah nyeri pada pasien.

Human Immunodeficiency Virus HIV that damage the immune system. AIDS can affected the nervous system with pain as the symptom. Uncontrolled pain can cause various effects, such as impaired activity, sleep disorders, and increased anxiety, which reduce the quality of life. This case study aimed to analyze nursing interventions to reduce pain on patient with HIV AIDS. This study conducted by the case study method and evidence based practice intervention. Patient was administered the classical and instrumental music twice a day with 30 minutes long in each session for 7 days. The results showed a decrease in pain scale from 6 to 4 out of 10 by using numerical rating scale. The result of this study indicates that music therapy can be one of non pharmacological intervention to reducing pain. The recommendation of this study is the importance of nurses to provide non pharmacological pain management such as music therapy in order to reducing pain in patients with HIV AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>