Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ary Hersesari Putra
"Dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan besar terjadwal (turnaround) khususnya pada industri oil, gas, dan petrochemical seringkali ditemukan permasalahan yang membuat kinerja waktu dan biaya menjadi rendah. Umumnya yang terjadi pada pekerjaan perawatan besar terjadwal di oil, gas, dan petrochemical hal-hal yang menyangkut masalah mutu dan keselamatan menjadi bagian yang utama. Kedua hal ini diutamakan karena menyangkut adanya regulasi dan spesifikasi yang sangat ketat dan menjadi kewajiban standar yang harus digunakan. Selain itu fungsi kedua kinerja tersebut adalah menyangkut kepada hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan manusia baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun pada saat plant nantinya sedang beroperasi.
Meskipun bukan menjadi faktor yang utama, dengan semakin meningkatnya tingkat kompetitif di industri oil, gas, dan petrochemical, kinerja biaya dan waktu saat ini juga menjadi perhatian yang utama, terlebih lagi setelah banyak dilakukan analisa bahwa pelaksanaan pekerjaan perawatan besar terjadwal adalah bagian dari pekerjaan perawatan yang cukup banyak menghabiskan biaya dan waktu.
Metode yang dipakai menggunakan metode studi kasus yang bersifat dekriptif dan kualitatif dan dilakukan di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (PT. MCCI). Analisa dilakukan mula-mula dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan yang menjadikan kinerja waktu dan biaya untuk pekerjaan perawatan besar terjadwal menjadi rendah. Analisa selanjutnya dilakukan perbandingan antara kondisi ideal dari faktor-faktor tersebut dengan kondisi aktual yang terjadi di PT MCCI.
Dari perbandingan tersebut akhirnya diketahui secara detail permasalahanpermasalahan yang terjadi yaitu pengadaan material untuk keperluan turnaround yang sering terlambat, tidak adanya tim engineering, alternatif untuk menyelesaikan ketidaksesuaian pada pelaksanaan turnaround yang tidak memperhatikan resiko pembekakan budget, tidak ditemuinya catatan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan turnaround berikutnya, dan kemampuan sumber daya manusia dari pihak kontraktor yang sangat terbatas. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan metode contructability diberikan usulan agar permasalahan-permasalahan yang timbul dapat kembali ke kondisi yang ideal. Sehingga pada akhirnya apabila kondisi yang ideal dapat dicapai maka kinerja biaya dan waktu dapat meningkat.

The execution of turnaround work especially on oil, gas, and petrochemical industries often found the problem making time and cost performance become to lower. Generally, that happen at turnaround work in oil, gas, and petrochemical, things which is concerning problem in quality and safety become the main focus. Both the things become main focus because concerning existence of regulation and specification which is very tight and become the standard obligation which must be used. Besides that, the function of quality and safety performance are concerning to things that can endanger the human being since the execution of turnaround work until production.
Though not becoming main focus before, with the growing of competition in oil, gas, and petrochemical industries, time and cost performance now also becoming main focus, particularly again after many analysis identify that turnaround work is the part of maintenance work which consume a lot of cost and time.
The method is using case study method with descriptive and qualitative approach and conducted in PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (PT. MCCI). First analysis step is to identify the factors of problem that making cost and time performance become to lower. Then, the next analysis is to compare between the ideal condition of turnaround work and the actual condition of turnaround work in PT MCCI.
From the comparison, finally known the detail of problems that happened on turnaround work that is material levying for turnaround which is often lost time, inexistence of team engineering, alternative to finish inconsistency at execution of turnaround work is heedless the risk of budget increasing, the note upon which consideration for the execution of next turnaround is not found, and ability of human resource from contractor side is very limited. With the approach of constructability method given solution so that the problems arising back to the ideal condition. In the end, if the ideal condition reachable hence the cost and time performance becoming higher."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soemarsono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardanti Primastuti; Subiantoro
"ABSTRAK
Karya akhir ini berisi Strategi perusahaan dalam upaya
turnaround PT Mitra Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam
industri bearinq, khususnya ball bearing.
Produk bearing digunakan untuk industri, kendaraan bermotor roda
dua dan roda empat, lndustri alat alat berat, mesin industri
tenun dan teks dan pabrik kertas sebagai bantalan mesin.
Lokasi pabrik terletak di .Jawa Timur, dengan kapasitas pabrik
19.500.000 unit per tahun untuk berbagai spesifikasi/ ukuran
bearing. Panqsa pasar perusahaan saat ini masih rendah, akan
tetapi dengan memperhatikan pertumbuhan industri pendorongnya
(drive demand) dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan
permintaan/ pasar cukup besar bagi produk ini pada waktu yang
akan datanq.
Perusahaan ini sampai saat ini masih memerlukan perbaikan
operasional melalui penetapan strategi yang tepat. Adapun
strategi yang seharusnya di lakukakan adalah memusatkan data
peninqkatan kemampuan pemasaran dan penjualan, dan peningkatan
pengetahuan produk dan para wira jual.
Dalam rangka melaksanakan strategi meningkatkan kemampuan
pemasaran dan penjualan untuk mencapai target penjualan dan
penetrasi pasar, perusahaan seharusnya :
a. Mengangkat marketing manager yang berpenqalaman, yang mampu
memimpin dan mengarahkan pertumbuhan perusahaan.
b. MeIaniutkar program pelatihan bagi para manager dalam bidang
pemasaran, teknk, dan manajemen umum.
c. Gunakan Seluruh hubungan hubungan yang ada dengan , industri
pendorong permintaan untuk menembus pasar original equipment
market (OEM).
d. Rencanakan dan implementasikan suatu program discount secara
seiektif untuk memperoleh pelanggan pelanggan baru.
e. Pelihara hubungan baik dengan distributor, berikan bonus
bonus tertentu baqi distributor yang berhasil mencapai
targetnya.
KeberhasiIan implementasi dan Drogram turnaround
tersebut memerlukan kerja sama dari para pemegang saham,
manajemen perusahaan dan seluruh sumber daya manusia perusahaan,
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dan perlunya suatu
pola monitoring yang konsisten dan terarah, sebab pemantauan dan
pengendalian turnaround merupakan suatu upaya yang paling
efektif dan penting yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan
rekomendasí. KonSepsi pemantauan yang meliputi penentuan target
dan melacak (?tracking?) realisasi prestasinya, merupakan suatu
alat manajemen yang baik dan akan membantu perusahaan untuk
melaksanakan praktek. manajemen dengan lebih baik dan lebih
terarah. Dengan diIakukannya pelacakan (?tracking?) secara
periodik (bulanan) dengan cara membandingkan antara realisasi
dengan target yang telah ditetapkan, akan membawa dampak yang
positip dalam mekanisme pencapaian sasaran perusahaan.
Tindakan pemantauan dan pengendalian (atau lebih tegas
dan tajam bila disebut tindakan pelacakan/trackinq) meliputi :
penentuan tarqet melakukan pemantauan bulanan dengan
membandinqkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan,
menemukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dari rencana dan
menqambil tindakan untuk mengatasi setiap kesulitan dan
penyimpangan. Setiap informasi yang bermanfaat mengenai perubahan atau penyimpangan dari target harus dicatat. Manfaat utama dari pemantauan yang dilakukan secara konsisten dan terar adalah adanya rangsangan bagi manajemen untuk mencapai target, petunjuk bagi manajemen atas kinerja dan masalah-masalah yang timbul, peringatan dini bagi manajemen untuk segera melakukan koreksi sebelum penyimpangan yang lebih besar (sebagai alat ?early warning signal?).
Selanjutnya pelaksanaan pemantauan dan pengendalian secara terus menerus dan menganalisis/mendiagnosis sebab sebab terjadinya penyimpangan serta merumuskan rekomendasi lanjutan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan strategi perusahaan dalam upaya turnaround."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairy
"ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
;ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Maruahal
"ABSTRAK
Faktor risiko dan ketidakpastian selalu ada pada setiap proyek yang
mengakibatkan menurunnya kinerja dari sasaran proyek, salah satunya kinerja waktu dan biasanya kinerja waktu berdampak pada kinerja biaya. Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin. Mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya
yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan, memahami dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut dan juga melakukan tindakan preventive dan corrective. Dalam melakukan mitigasi seharusnya terfokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang
digunakan benar ? benar biaya yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal
keterlambatan pekerjaan piping yang diakibatkan oleh faktor risiko dominan. Lewat survei, validasi pakar dan kuesioner akan didapatkan dampak, penyebab, tindakan preventive dan corrective. Selanjutnya dengan bantuan software analisa risiko berbasis @risk 4.5 akan dilakukan analisa dan simulasi data sampai didapatkan sasaran sesuai tujuan penelitian.
Hasil analisa dan simulasi menjadi pertimbangan bagi tim proyek dalam
melakukan mitigasi. Dengan biaya preventive maka risiko dapat diantisipasi dan biaya corrective menjadi masukan buat tim proyek bahwa sebaiknya biaya mitigasi corrective ini sudah diperhitungkan dalam biaya risiko pada saat melakukan estimasi biaya proyek.

ABSTRACT
Risk factors and uncertainties always exist in every project that resulted in a decreased performance of the project objectives, one of which the performance of the performance period of time and usually have an impact on cost performance. Control and project control is an absolute must in achieving project objectives so that when a deviation occurs then you should do as early as possible mitigation. Given the cost is one important goal of the project, the work done for mitigation must take into account the optimal cost. Before performing the mitigation we
must first understand what are the risk factors that affect the performance of time and should be able to determine where the dominant risk factor, understanding the impact and causes of the dominant risk factor and also perform preventive and corrective actions. In doing mitigation should focus on the dominant risk factor
just so appropriate corrective action to be used and the right optimal cost.
This study aims to find optimal mitigation costs piping work delays caused by the dominant risk factor. Through the survey, and questionnaire validation experts will get the impact, causes, preventive and corrective actions. Furthermore, analysis and simulation with risk analysis software @ risk 4.5 to obtain objective data for their intended research.
Results of analysis and simulation of a consideration for the project team to mitigate. With the cost of the risk can be anticipated preventive and corrective costs become inputs for the project team that this corrective mitigation costs should already be calculated into the cost of risk at the time of the estimated project cost."
2011
T29928
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Darmiyanti
"Keberhasilan penyelenggaraan suatu proyek konstruksi akan sangat bergantung kepada kaulitas mereka yang menangani proyek tersebut terutama yang memegang posisi penting yaitu manajer proyek. Manajer proyek owner adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola proyek sesuai dengan cakupan tugasnya yang merupakan perwakilan dari owner.
Peran manager proyek menjadi sangat penting, karena manajer proyek berfungsi sebagai organisator dan koordinator proyek dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan baik secara teknis maupun administratif dan keuangan serta lingkungan. Selain itu manajer proyek bertanggung jawab terhadap pimpinan perusahaan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengendalian proyek. Oleh karena itu perlu diana lisa keterlibatan manager proyek secara lebih mendalam dalam peningkatan kinerja biaya.
Analisis yang dilakukan adalah untuk mencari faktor-faktor yang paling dominan dari manajer proyek owner dalam peningkatan kinerja biaya. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada Departemen Pekerjaan Umum Dir. Bina Marga. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan alat bantu analisis hierarchy process (AHP). Dari hasil analisis ini diharapkan diperoleh faktor yang paling signifikan dari manajer proyek owner terhadap peningkatan kinerja biaya sehingga untuk masa yang akan datang kompetensi dari manajer proyek dapat ditingkatkan untuk mencapai kesuksesan proyek.

A successful of construction project is depend on the people?s quality that involve in the project, specially the person that have an important position such as project manager. Owners project manager is a person that have authority and responsibility to manage the project appropriate with his job description and he is representation from the owner.
Project manager have an important role because their function as organizer and coordination to the project and their responsibility for the hole implementation of the project in technical, administration, finance and surrounding. Beside that project manager have responsibility to the minister of the company for planning and controlling the project. Related with that matter, it is important to analysis project manager roles in increasing cost performance.
This paper describes a study to find the most significant factors from project manager to up grade cost performance. The analysis using case study method at Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga and using analisis hierarchy process (AHP) as a analysis tool. We hope from the analysis we will find the most important factor from owner project manager in increasing the cost performance so that in the future the competences from the project manager can be raise to have a successful project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T23282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Darmiyanti
"Keberhasilan penyelenggaraan suatu proyek konstruksi akan sangat bergantung kepada kaulitas mereka yang menangani proyek tersebut terutama yang memegang posisi penting yaitu manajer proyek. Manajer proyek owner adalah orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola proyek sesuai dengan cakupan tugasnya yang merupakan perwakilan dari owner.
Peran manager proyek menjadi sangat penting, karena manajer proyek berfungsi sebagai organisator dan koordinator proyek dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan baik secara teknis maupun administratif dan keuangan serta lingkungan. Selain itu manajer proyek bertanggung jawab terhadap pimpinan perusahaan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengendalian proyek. Oleh karena itu perlu diana lisa keterlibatan manager proyek secara lebih mendalam dalam peningkatan kinerja biaya.
Analisis yang dilakukan adalah untuk mencari faktor-faktor yang paling dominan dari manajer proyek owner dalam peningkatan kinerja biaya. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada Departemen Pekerjaan Umum Dir. Bina Marga. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan alat bantu analisis hierarchy process (AHP). Dari hasil analisis ini diharapkan diperoleh faktor yang paling signifikan dari manajer proyek owner terhadap peningkatan kinerja biaya sehingga untuk masa yang akan datang kompetensi dari manajer proyek dapat ditingkatkan untuk mencapai kesuksesan proyek.

A successful of construction project is depend on the people?s quality that involve in the project, specially the person that have an important position such as project manager. Owners project manager is a person that have authority and responsibility to manage the project appropriate with his job description and he is representation from the owner.
Project manager have an important role because their function as organizer and coordination to the project and their responsibility for the hole implementation of the project in technical, administration, finance and surrounding. Beside that project manager have responsibility to the minister of the company for planning and controlling the project. Related with that matter, it is important to analysis project manager roles in increasing cost performance.
This paper describes a study to find the most significant factors from project manager to up grade cost performance. The analysis using case study method at Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga and using analisis hierarchy process (AHP) as a analysis tool. We hope from the analysis we will find the most important factor from owner project manager in increasing the cost performance so that in the future the competences from the project manager can be raise to have a successful project."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Bayuni Rahmat
"Kualitas manajemen proyek dalam melaksanakan pekerjaan proyek tergantung dengan kualitas manajer proyek. Dimana manajer proyek merupakan wakil dari perusahaan kontraktor memimpin tim kerja proyek, yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja mutu produk yang di hasilkan oleh tim proyeknya. Kinerja mutu produk sendiri terdiri dari kinerja waktu, kinerja biaya, dan kinerja mutu. Salah satu usaha untuk meningkatkan kinerja proyek antara lain meningkatkan kualitas pekerja, dalam hal ini manajer proyek sebagai pimpinan tim proyek yang memiliki peranan kunci terhadap kesuksesan pekerjaan. Peningkatan kualitas manajemen proyek (manajer proyek ) merupakan bagian dari program peningkatan manajemen mutu (Quality Management) dan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan.
Penelitian ini difokuskan pada proyek konstruksi Sipil Umum seperti jalan, jembatan, fly over, pelabuhan laut, bandara udara, bendungan, pengairan yang ada di Indonesia pada perusahaan kontraktor PT Wijaya Karya. Dari analisa yang didapat factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajer proyek dalam meningkatkan kualitas dlam kinerja waktu dan biaya dengan pengembangan kemampuan dibidang sociotechnical system. Yaitu suatu system yang mencakup system manajemen proyek (PMBOK) yang meliputi masalah manajerial, teknis dan organisasi serta system social, yaitu masalah hubungan antar manusia.

It is a common knowledge that the quality of project managmement is depends on the quality of the appointed manager it self, where he/she leads project team, representing the contractor company, which has minor and major effect on the performance of the product produced by his/her team. Product performance it self consists of three aspects, which are time, cost and quality. One way to improve the performance of the project is by improving the quality of the individual who works in the project, in this case the project manager, as the leader which is the key for a successful project. Project management quality improvement (for project manager) is a part of quality management improvement.
This research is focused on the civil construction project, such as the road, bridge, flyover, seaport, airport, and water dam in Indonesia which done by PT Wijaya Karya. Analyzes says the factors that affect project manager performance in improving the quality of product, in terms of time and cost, by develop socio-technical system, which is a system designated to solve project management problems, covering managerial, technical, organization, and last but not least human interaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T23485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakas Rifki Maulana
"Pembangunan Infrastruktur jalan tol sedang meningkat saat ini. Dengan masifnya pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, pemerintah melakukan alternatif kontrak konstruksi berupa kontrak konstruksi rancang bangun (design build). Kontrak design build digunakan karena memiliki efektivitas dari segi waktu dan biaya. kontrak design build dihadapi oleh banyak masalah ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi. Dampak tersebut berpengaruh terhadap kinerja waktu dan biaya proyek. Untuk menangani berbagai risiko tersebut diperlukan manajemen risiko yang baik dan benar. Yang dilakukan dari tahap identifikasi risiko, analisis risiko, dan pengendalian risiko. Oleh karena itu dalam penelitian ini melakukan analisis risiko pada proyek design build khusunya jalan tol. Dari hasil penelitian didapat 7 variabel berupa tahap pelaksanaan, tahap persiapan tender, tahap tender, tahap evaluasi tender, tahap desain, tahap konstruksi, tahap monitoring dan controling serta tahap penyelesaian pekerjaan. Selanjutnya didapatkan 29 indikator dan 60 faktor risiko proyek design build jalan tol dan dari analisis kualitatif risiko hingga didapat 30 faktor risiko dengan kategori ekstrem sebagai faktor risiko dominan penelitian. selanjutnya dianalisis rekomendasi solusi berupa tindakan preventif dan korektif terhadap faktor risiko dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa metode bow tie, untuk memberikan gambaran yang ringkas dan jelas mengenai penyebab, dampak, tindakan preventif dan korektif terhadap faktor risiko dominan.

The construction of toll road infrastructure is increasing. With massive infrastructure development, especially toll roads, the government is undertaking an alternative construction contract in the form of a design build contract. The design build contract is used because it has effectiveness in terms of time and cost. Design build contracts are faced with many problems of uncertainty and possible risks. These impacts affect the time and cost performance of the project. To handle these various risks, good and correct risk management is needed. Which is carried out from the stages of risk identification, risk analysis, and risk control. Therefore, in this study, we conduct a risk analysis on design build projects, especially toll roads. From the research results obtained 7 variables in the form of implementation stage, tender preparation stage, tender stage, tender evaluation stage, design stage, construction stage, monitoring and controlling stage and work completion stage. Furthermore, 29 indicators and 60 risk factors for the toll road design build project were obtained and from a qualitative risk analysis, 30 risk factors were obtained with the extreme category as the dominant risk factor for the study. then analyzed the recommended solutions in the form of preventive and corrective actions against the dominant risk factors. The method used in this research is the bow tie method, to provide a concise and clear description of the causes, impacts, preventive and corrective actions against dominant risk factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>