Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995
632.651 NEM pt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995
632.651 NEM pt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alisah Naoemar Abidin
"Pada pagi hari yang berbahagia ini perkenankanlah saya memanjatkan puji svukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga upacara pengukuhan saya sebagai Guru Besar Tetap di Universitas Indonesia dapat diselenggarakan.
Perkembangan sosial-ekonomi dalam era globalisasi ini telah menambah kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia. Pada saat penyakit infeksi masih belum dapat dikendalikan dengan baik. penyakit non infeksi seperti penyakit degeneratif. keganasan jantung dan sebagainya mulai meningkat sehingga terjadi beban ganda.
Pada saat ini kita berada dalam era peralihan pola penyakit. Pada bulan Januari yang lalu Badan Litbang Kesehatan RI. mengadakan diskusi ilmiah mengenai Emerging Infectious Diseases; yaitu penyakit infeksi baru, yang timbul kembali atau resister terhadap obat yang insidensnya telah meningkat dalam 20 tahun terakhir atau berpotensi untuk meningkat di masa yang akan datang.
Apa yang sekiranya dapat dianggap sebagai penyebab fenomena ini ? Perilaku masyarakat modern dengan gaya hidup baru dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terjadinya urbanisasi yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana, telah menambah luasnya daerah kumuh di perkotaan. Perkembangan teknologi yang cepat dan tuntutan kebutuhan manusia yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan sehingga timbul masalah kesehatan lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit infeksi. Kurangnya air bersih, pencernaran tanah dan air oleh limbah industri dan limbah rumah tangga termasuk tinja, menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan vektor dan sumber infeksi. Fenomena tersebut berlaku juga untuk salah satu kelompok penyakit infeksi yaitu penyakit parasitik.
Hadirin yang terhormat,
Sesuai dengan keahlian dan tugas saya sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan ini saya memilih judul pidato pengukuhan :
"Beberapa Infeksi Parasitik Masa Lampau dan Masa Kini di Indonesia"
Pertama, saya ingin menyampaikan mengenai sekelompok penyakit parasit yang sudah lama bercokol di masyarakat, dan masih tetap menjadi bahan pembicaraan yang muncul di berbagai media masa dan masih tetap menjadi masalah hangat yaitu :
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah
Infeksi casing usus yang dimaksud di atas adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah, telur dan larvanya menjadi bentuk infektif di tanah. Dalam bahasa sehari-hari infeksi ini disebut cacingan. Infeksi dengan cacing usus yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropik, termasuk Indonesia.
Cacingan merupakan penyakit rakyat yang sangat erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Lingkungan yang kumuh merupakan tempat subur untuk berkembang biaknya cacing-cacing penyebab cacingan."
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0232
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Djaeni Sediaoetama
Jakarta: Balai Pustaka, 1976
641.1 ACH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Loveless, A.R.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
581.909 3 LOV p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soetarman
"

"Le Moteur humain", motor manusia, adalah istilah jang dipakai oleh sardjana J. AMAR sebagai perumpamaan dari pada tubuh manusia dalam mempersoalkan faal pekerdjaannja. Perumpamaan ini ternjata dapat dibenarkan. Dalam membanding kan proses" pembentukan tenaga dan pemakaiannja antara tubuh manusia dan mesin ada banjak persesuaian. Pada tubuh manusia maupun pada mesin mungkinlah ditjari hubungan antara djumlah energi jang terdapat pada zat pembakar (bahan makanan) semula dan energi jang pada achir pekerdjaan dapat ditemukan kembali sebagai usaha dan panas. Disamping persesuaian ini, seperti dapat kita harapkan, tidak sedikit pulalah perbedaan. Djustru perbedaan inilah jang menempatkan motor manusia pada tingkatan jang djauh lebih tinggi dari pada mesin. Jang paling panting diantaranja adalah tjara tubuh membebaskan diri dari panas jang berkelebihan.

Pengertian tentang masaalah ini kita peroleh lambat-laun dari beberapa penjelidik diberbagai-bagai negara. Dalam karangannja "Mdmoire sur la Chaleur" (1783) LAVOISIER dan LA-PLACE menjimpulkan, bahwa pemapasan adalah pembakaran, sekalipun pelahan, jang dapat disamakan dengan pembakaran arang. Seterusnja ia menjarankan, bahwa panas jang dibebaskan senantiasa mengganti panas jang hilang dari tubuh kita. Pada tahun 1842 JUSTUS VON LIEBIG menerbitkan analisanja tentang soal ini, jang inti-sarinja berbunji sbb.: ?Reaksi antara zat makanan dengan oksigen jang beredar dalam darah seluruh tubuh adalah sumber dari pada panas tubuh." Lima tahun kemudian dikemukakanlah oleh H. VON HELMHOLTZ dalil kekekalan tenaga, jang djuga berlaku untuk pertukaran tenaga dalam tubuh. Bagaimanapun djuga hubungan dinamik antara tenaga dan usaha (arbeid) merupakan dasar untuk, pengertian peristiwa jang berhubungan dengan usaha manusia. Lain dari pada itu kenjataan bahwa pembakaran zat makanan didalam kalorimeter dan didalam tubuh manusia memberi angka djumlah kalor (panas) jang sama, sangat menguatkan pendapat, bahwa kedua proses itu tidak berlainan.

Tiada bedanja dengan mesin, maka dalam usahanja tubuh manusia tidak mempergunakan seluruh kalor atau tenaga jang is bebaskan dari zat makanan. Hanja 1.k. duapuluh prosenlah ia masukkan kedalam usaha, sehingga 80% merupakan tenaga atau kalor jang berkelebihan. Sebagaimana halnja dengan mesin, kalor jang berkelebihan ini tiada berguna. Tubuh oleh karenanja mendjadi panas. Sampai suhu jang tertentu ini tidak mengapa, bahkan prestasi oleh karenanja bertambah (phase "Warming-up"). Akan tetapi kemudian panas itu menghambat usaha, sedangkan pada suhu 42° C. hidup tidak dapat lagi dipertahankan.

Dari beberapa penjelidikan pada manusia kita mengetahui bahwa tubuh jang tidak bekerdja sama sekali masih membakar zat sebanjak Lk. 1500 kg. kal. didalam 24 djam. Berat tubuh bangsa Indonesia adalah rata" 55 kg. Dengan memperhitungkan "hydrothermis equivalent" 0.83, maka tubuh seberat 55kg sanggup menjerap kalor sama banjak dengan 46 kg air (0.83 x 55). Kalor sebanjak 1500 kg. kal. jang dilepaskan oleh tubuh dalam 24 djam itu akan memanaskannja 33 ° C. atau tiap satu djam Lk. 1½° C. Seperti tadi sudah saja singgung, tubuh manusia tidak sanggup bertahan pada suhu lebih dari 42° C. Maka andaikata pada satu saat seluruh kalor jang 1500 kg, kal. tadi tidak dapat dikeluarkan dari tubuh, orang akan mati didalam 3 - 4 djam sadja. Pada orang jang bekerdja berat, jang membakar zat dua kali lebih banjak, detik penghabisannja tentulah akan tertjapai dua kali lebih tjepat pula.

"
Jakarta: UI-Press, 1954
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholls, Lucius
Jakarta: Balai Pustaka , 1976
613.28 NIC t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Juwita Nelwan
"Sebagai negara tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan khususnya di bidang penyakit tropik dan infeksi/ Meskipun terdapat penurunan jumlah kasus tropik infeksi dalam 10 tahun terakhir, namun masalah penyakit tropik infeksi tetap masih membutuhkan perhatian/ Komitmen Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat melalui pencapaian target dalam Sustainable Development Goals (SDG) 2030 yaitu mengakhiri epidemi malaria, AIDS, tuberkulosis, hepatitis, penyakit tropis terabaikan dan penyakit infeksi lainnya seperti diare atau demam tifoid masih membutuhkan usaha keras dari semua pihak."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Marwoto
"Pengembangan hortikultura menghadapi kendala serangan nema-toda parasitik yang menyebabkan kehilangan hasil cukup tinggi. Di Indonesia, kerugian hasil hortikultura akibat nematoda parasitik berkisar antara 20-40% dari total produksi per tahun. Salah satu cara pengendalian yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan ialah dengan menggunakan varietas tahan dikombinasikan dengan teknik pengendalian lainnya. Tingginya kebutuhan akan varietas tahan mendorong peningkatan investasi di bidang pemuliaan tanaman. Di Indonesia investasi di bidang pemuliaan tanaman meningkat 15-30%. Sasaran pengembangan varietas tahan ialah menekan kerapatan populasi nematoda pada tingkat yang tidak merugikan guna meningkatkan produksi, produktivitas, mutu hasil, dan daya saing produk hortikultura. Sasaran tersebut dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut: (1) penggunaan varietas tahan dan teknik pengendalian lainnya dengan memerhatikan kelestarian lingkungan; (2) pengembangan sistem pemantauan populasi nematoda di lapangan; (3) diseminasi inovasi melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu; (4) pengembangan kerja sama pemuliaan partisipatif; dan (5) penguatan penelitian dasar di bidang biologi, ekologi, genetika, dan bioteknologi. Untuk meningkatkan investasi di bidang perakitan varietas tanaman dan perbenihan diperlukan penguatan penerapan sistem perlindungan varietas tanaman. Keberhasilan pengembangan industri pemuliaan tanaman sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. "
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>