Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryo Tedjo
"Aktivitas kemoprevensi ekstrak temu mangga ditentukan berdasarkan pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode bilangan peroksida dan aktivitas glutathione-S-transferase (GST) pada medium kultur dan sel lisat (aktivitas GST total) sel Chang.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yang disebabkan oleh senyawa fenolik. Pemberian fraksi 4 dan fraksi 7 pada medium kultur sel Chang menunjukkan peningkatan aktivitas GST. Aktivitas GST total (GST sitosol dan GST mikrosomal) mengalami peningkatan ketika H2O2 dan Fe+2 diberikan ke dalam medium sel Chang. Penurunan aktivitas GST total terjadi ketika pada medium sel Chang diberikan tambahan fraksi 4 dan fraksi 7 ekstrak etanol dibandingkan dengan yang hanya diberikan H2O2 dan Fe+2.

Chemoprevention Activity of Temu Mangga Extracts. The chemoprevention activity of temu mangga extracts was investigated by determination of antioxidant activity with a peroxidation number method and gluthatione-S-transferase (GST) activity in Chang medium culture and cell lysate (total GST activity).
The results indicated that ethanol extract has a strong antioxidant activity. It is caused by the phenolic group in the ethanol extract. Treatment Chang cell culture with 7th and 4th ethanol fractions increased the GST activity when compared to the control. The total GST activity (cytosolic and microsomal) increased when Chang cell culture was treated with H2O2/Fe+2. The decrease of the total GST activity was observed when 7th and 4th ethanol fractions were supplemented with H2O2/Fe+2 compared to the cell culture receiving H2O2/Fe+2 only."
Jakarta; Bogor: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor. Lembaga Penelitian, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Amalia
"Temu mangga (Curcuma amada) adalah salah satu jenis tanaman herbal yang termasuk dalam genus Curcuma dan famili Zingiberaceae. Dari beberapa penelitian, tanaman ini diketahui memiliki aktivitas biologi yang menarik seperti antijamur, antibakteri, antioksidan, antikanker, antihelmitik, antihiperglikemik, antiturbekular, dan berperan dalam penurunan kolesterol. Senyawa yang sebelumnya telah diisolasi dan diidentifikasi dari temu mangga diantaranya adalah senyawa volatil (minyak atsiri), asam fenolik, flavonoid, kurkuminoid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol rimpang temu mangga serta mengulas aktivitas antibakterinya dari berbagai jurnal internasional. Rimpang temu mangga dimaserasi dalam etanol (3 x 24 jam) hingga diperoleh ekstrak etanol sebesar 50,73 g dengan rendemen 5,084% (b/b). Uji fitokimia terhadap ekstrak etanol menunjukkan bahwa rimpang temu mangga mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin. Hasil fraksinasi dan purifikasi ekstrak etanol dengan berbagai teknik kromatografi seperti kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom (KK), dan kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) menghasilkan tiga isolat sederhana (fraksi C1, F1, dan F2). Ketiga isolat tersebut kemudian dikarakterisasi dengan instrumen UV-Vis, FT-IR, dan LC-MS untuk mengetahui struktur senyawanya. Berdasarkan hasil karakterisasi, ketiga fraksi diidentifikasi sebagai senyawa fenolik yaitu kurkumin (fraksi C1), naringenin (fraksi F1), serta gabungan kurkumin dan naringenin (fraksi F2). Berdasarkan studi literatur dari berbagai jurnal internasional diketahui rimpang temu mangga memiliki potensi antibakteri, baik terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.

Mango ginger (Curcuma amada) is herbal plant belonging to Curcuma genus and Zingiberaceae family. Several studies proved that this plant had interesting biological activities such as antifungal, antioxidant, antibacterial, anticancer, antihelmytic, antihyperglycemic, antitubercular, and plays a role in lowering cholesterol. Research on isolated compounds from mango ginger showed that this plant consisted of volatile compounds (essential oil), phenolic acids, flavonoids, curcuminoids, and terpenoids. This study aims to isolate phenolic compounds from ethanol extract of mango ginger rhizomes and to analyze its antibacterial activity based on literary review from various international journals. The rhizomes of mango ginger were macerated in ethanol (3 x 24 hours) to obtain 50.73 g ethanol extract with the percentage yield of 5.084% (w/w). Phytochemical tests on the ethanol extract exhibited the presence of flavonoids, alkaloids, terpenoids, tannins and saponins. The results of fractionation and purification of ethanol extract using various chromatography techniques such as vacuum liquid chromatography (VLC), column chromatography (CC), and preparative thin layer chromatography (PTLC) produced three simple isolates (fractions C1, F1, and F2). The three isolates then were characterized using UV-Vis, FT-IR, and LC-MS instruments to determine their structures. According to the characterization data, three isolates were identified as curcumin (C1 fraction), naringenin (F1 fraction), and the mixture of curcumin and naringenin (F2 fraction). Literary studies from various international journals showed that mango ginger rhizomes had
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Elco Nora
"Secara global dikatakan bahwa insidens Inflammatory bowel disease (IBD) adalah 10 kasus per 100.000 penduduk. Fokus utama rencana Terapeutik IBD adalah upaya penghambatan kaskade proses inflamasi. Temu mangga (Curcuma mangga val) diketahui memiliki efek anti inflamasi. Dalam penelitian ini ingin diketahui efektivitas ekstrak Temu mangga (Curcuma mangga Val) dalam menurunkan kadar TNF-α dari serum mencit dan perbaikan gambaran histopatologi kolon model mencit Inflammatory bowel disease (IBD). Pengukuran TNF-α dengan metode Elisa dan gambaran histopatologi kolon dengan pewarnaan HE. Pada penelitian ini mencit diinduksi menggunakan DSS 2% yang dicampurkan dengan air minum dan diinduksi selama 9 hari dilanjutkan dengan pemberian ekstrak etanol Temu mangga selama 14 hari. Pada penelitian ini ada 6 kelompok hewan perlakuan yaitu K0 (baseline), DS,  PD, MD4, MD8, MD16. Perhitungan statistik menggunakan uji parametrik ANOVA untuk penurunan TNF-α, dan jumlah sel goblet. Skoring perubahan jaringan kolon (metode cooper). Hasil perhitungan menunjukkan penurunan kadar TNF-αterutama pada kelompok  MD16. Dimana penurunan TNF-α pada MD16 berbeda bermakna (p<0,05) dengan DS. Skor perubahan  jaringan kolon (metode cooper) MD16 memperlihatkan hasil berbeda bermakna (p<0,05) dengan DS. Efek Perlakuan dengan dosis Temu mangga 16 mg/20 gram mencit memberikan hasil yang lebih baik pada regenerasi sel dibanding dosis 8 mg/20 gram mencit dan 4 mg/20 gram mencit. Hal ini ditunjukkan dari gambaran Histopatologi kolon yang ditandai peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan jumlah lokasi radang .

Globally it is said that the incidence of Inflammatory bowel disease. (IBD) is 10 cases per 100,000 population. The main focus of the plan is an attempt IBD Therapeutic inhibition of the inflammatory cascade process. Temu mangga ( Curcuma mangga val) is known to have anti-inflammatory effects. In this study we want to know effectiveness Temu mangga extract (Curcuma mangga Val) in lowering levels of serum TNF-α mice and improvement of colonic histopathology picture mice model of Inflammatory bowel disease (IBD). Measurement of TNF-α with Elisa method and description of colonic histopathology with HE staining. In this study, mice were induced using DSS 2% that is mixed with water and induced for 9 days followed by ethanol extract of Temu mangga appointment for 14 days. In this study, there are six groups of animals ie K0 treatment (baseline), DS, PD, MD4, MD8, MD16. Statistical calculations using ANOVA parametric test for the decline in TNF-α, and the number of goblet cells. Scoring changes in colonic tissue (method cooper). The calculations show decreased levels of TNF-α, especially in group MD16. Where the reduction in TNF-α in MD16 significantly different (p<0,05) with DS. Score changes in colonic tissue (method cooper) MD16 showed significantly different results (p<0,05) with DS. The treatment effects at a dose of 16 mg Temu mangga/20 gram mice provide better results in the regeneration of the cells compared to the dose of 8 mg/20 gram mice and 4 mg/20 gram mice. It is shown on the picture Histopathology of colonic marked increase in the number of goblet cells and decrease the number of locations inflammation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findra Mellya Normasiwi
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga Curcuma mangga Val. berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct akibat kerusakan hati yang diinduksi oleh karbon tetraklorida CCl4 . Hewan uji yang digunakan dalam penelitian yaitu 24 ekor tikus Rattus norvegicus L. jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi menjadi enam perlakuan KK1, KK2, KP1, KP2, KP3, dan KP4 dengan empat kali ulangan. Kelompok KK1 merupakan kelompok kontrol normal yang tidak diinjeksikan CCl4 dan dicekok CMC 0.5 , KK2 merupakan kelompok kontrol perlakuan yang diinjeksikan CCl4 sebanyak 1 ml/kgBB secara intraperitoneal dan dicekok CMC 0,5 . Kelompok KP1, KP2, KP3, dan KP4 merupakan kelompok perlakuan yang diinjeksikan CCl4 1 ml/kgBB dan diberikan ekstrak temu mangga dengan dosis berturut-turut 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB. Hasil uji non parametrik Kruskal-Wallis ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct. Hasil uji perbandingan berganda Dunnett T3 ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis-dosis tersebut tidak berbeda bermakna dengan KK1. Dengan demikian dosis-dosis tersebut memiliki efek kuratif karena dapat menurunkan kadar bilirubin total dan direct sampai mendekati kadar normal.

This study was conducted in order to observe that the ethanol extract of mango ginger rhizome Curcuma mangga Val. affect the level of total bilirubin and direct bilirubin due to liver damage induced by tetrachloride carbon CCl4 . The test animals in the study were 24 male rats Rattus norvegicus L. of Sprague Dawley strain that was divided into six treatment KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 and repeated four times. The KK1 group is a normal control group that was not injected with CCl4 and 0.5 CMC fed, KK2 group is a treatment group that was intraperitoneally injected with CCl4 treatment in the amount of 1 ml kgBW and 0.5 CMC fed. KP1, KP2, KP3 and KP4 are treatment groups that got injected with CCl4 1 ml kgBB and were given mango ginger rhizome ethanol extract each with a dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW respectively by oral. The results of Kruskal Wallis non parametric test 0,05 shows that the dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW impacted on total bilirubin and direct bilirubin levels. Dunnet rsquo s T3 0,05 multiple comparison test result shows that the dosages had no significant differences with KK1 group. In conclusions, the dosages could be deemed as have curative effects since they successfully reduce the level of total bilirubin and direct bilirubin until it approached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Widiastuti
"Suku zingiberaceae adalah tanaman tradisional yang dikenal masyarakat dan merupakan sumber bahan alami peningkatan daya tahan tubuh. salah satu dari family zingiberaceae adalah Curcuma aeruginosa Roxb. Bahan uji yang dipakai adalah ekstrak etanol temu hitam yang diekstraksi dengan maserasi.
Tujuan: Mengetahui aktivitas temu hitam melalui histologi limpa dan sitokin IL-2 pada tikus yang diinduksi DMBA. Parameter uji yaitu histologi limpa (pengukuran makroskopis dan mikroskopis) serta perhitungan kadar sitokin IL-2.
Metode: Rancangan acak lengkap. Perhitungan statistik dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis (α=0,05) untuk berat dan volume limpa, uji Anova untuk mikroskopis limpa dan sitokin IL-2.
Hasil: Pembuatan model hewan kanker dengan DMBA memberikan nilai insidensi kanker 100%. Untuk berat dan volume limpa berdasarkan uji statistik DMBA berbeda bermakna (α=0,05) dengan kelompok normal, diameter centrum germinativum dan pulpa putih tidak berbeda bermakna (α=0,05), zona marginalis kelompok DMBA dan AD berbeda bermakna (α=0,05) dengan kelompok normal, sedangkan kenaikan kadar sitokin IL-2 kelompok AD3 berbeda bermakna dengan kelompok normal dan DMBA.
Kesimpulan: EETH kelompok KD dan AD (dosis 1, 2 dan 3) dapat menurunkan pertumbuhan dan perkembangan kanker, dapat mengurangi inflamasi pada limpa dan AD3 dapat meningkatkan sitokin IL-2.

Family Zingiberaceae is traditionally known as plant which has source of natural ingredients for increasing body immunity, one of the family Zingiberaceae is Curcuma aeruginosa Roxb. On this research, testing material used is Extract Ethanol of Rhizoma Curcuma aeruginosa which extracted by mean of maseration.
Objective: To determine the activity of Curcuma aeruginosa through the spleen histology and cytokines IL-2 in mice induced by DMBA. Testing parameter are macroscopical measurement of spleen which are spleen weight (gr) and spleen volume (ml), and microscopical measurement which are centrum germinativum diameter, white pulp diameter and spleen marginal zone, and also calculation of cytokin IL-2.
Methods: A completely randomized design. Statistic calculation using Kruskal Wallis Non Parametric Test (α=0,05) for weight and volume of spleen, Anova Test for microscopical spleen and cytokin IL-2.
Results: creation of animal models of cancer with DMBA gives cancer incidence value 100%. For weight and volume spleen based on DMBA Statistic test mean of difference (α=0,05) with normal group, centrum germinativum diameter and white pulp no difference (α=0,05), marginal zone of DMBA group and AD mean of difference (α=0,05) with normal group, on the other hand the increment of cytokin value IL-2, AD3 group mean of difference with normal group and DMBA.
Conclusion: EETH KD and AD group (dose 1, 2 and 3) have the ability to lower the cancer growth and development, also reduce inflammation on spleen and AD3 can enhance cytokin IL-2."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Dorlina
"Ruang lingkup dan metode penelitian : Pesatnya perubahan gaya hidup di abad ini, terutama di negara berkembang, sangat berperan pada timbulnya penyakit degeneratif yang berhubungan dengan kerusakan sel akibat ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan endogen. Akhir-akhir ini banyak penelitian yang ditujukan untuk melihat aktivitas antioksidan yang bersumber dari bahan alam sebagai hepatoprotektor, seperti, Ginkgo biloba, Bauhinia rasemosa, Glycyrrhiza glabra dan Morine. Salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Puslit Kimia, LIPI, bahwa residu ekstrak Aspergillus terreus mempunyai aktivitas antioksidan (DPPH Scavenging effect) in vitro, dengan iCso sebesar 44 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah residu ekstrak Aspergillus terreus tersebut juga mempunyai aktivitas antioksidan in vivo seperti halnya in vitro. Untuk menilai aktivitas antioksidan in vivo tersebut, dilakukan pengukuran kadar MDA plasma dan jaringan hati, GPT plasma serta pemeriksaan histopatologis jaringan hati.
Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih galur Wistar, yang dibagi secara acak menjadi 4 .kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor. Kelompok 1 (kontrol), diberikan akuades 600 µUl00 g berat badan, kelompok 2, 3, dan 4, masing-masing diberikan Tween-80, residu ekstrak Aspergillus terreus 100 mgi kg berat badan dan 300 mg/kg berat badan, selama 3 hari berturut-turut. Karbon tetraklorida 2 mL (3,2 mg) / kg berat badan diberikan pada hari ke 3, kecuali pada kelompok I. Seluruh hewan coba diterminasi dengan cara dekapitasi pada hari ke 4, yaitu 24 jam setelah pemerian CCIL4, sebelum diterminasi tikus dipuasakan selama 17 jam. Darah diambil untuk pengukuran kadar GPT, MDA plasma. Hati diambil untuk pengukuran kadar MDA dan pemeriksaan histopatologis. Data rerata (SB) kadar GPT dan MDA dianalisis dengan uji Anova satu arah dan dilanjutkan dengan multiple comparison metode Bonferroni dengan menggunakan komputer. Data histopatologis diuji dengan Kruskal-Wallis secara manual dan dilanjutkan dengan perbandingan prosedur Dunn. Hasil : Hasil uji statistik kadar MDA dan GPT plasma pada kelompok kontrol dan E-300 berbeda bermakna (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok CC14 dan E-100.
Hasil uji statistik untuk menilai tingkat kerusakan hati secara histopatologis, kelompok kontrol dan E-300 lebih rendah secara bermakna (p<0,001) dibandingkan dengan CC14 dan E-100. Hasil uji statistik kadar MDA jaringan hati tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05). Bahkan kelihatannya kadar MDA jaringan hati pada kelompok kontrol dan E-300 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok CCL4 dan E-100. Hai ini tidak sesuai dengan laporan penelitian yang sudah ada. Kesimpulan : Residu ekstrak Aspergillus ferreus 300 mg/kgBB sekali sehari, selama 3 hari menunjukkan aktivitas antioksidan in vivo secara bermakna (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok CCI4. Kadar MDA pada jaringan hati pada kelompok kontrol dan E-300 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok CCL4 dan tidak sesuai dengan laporan penelitian lain, yang mengemukakan kadar MDA jaringan hati kelompok CCL4 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diproteksi oleh antioksidan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Adi Candra
"Radikal bebas adalah molekul atau senyawa kimia sangat reaktif yang menyebabkan stres oksidatif, yang didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara jumlah oksidan dan antioksidan, berpotensi memicu kanker. Senyawa alkaloid dari Phoebe sp. diketahui sebagai antioksidan yang potensial dan sebagai agen sitoprotektif. Oleh karena itu, penelitian kali ini hendak dilakukan isolasi dan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak daun Phoebe declinata Nees. Daun Phoebe declinata Nees dimaserasi dengan n-heksana, kemudian diekstraksi kembali dengan metode refluks menggunakan diklorometana. Ekstrak diklorometana diisolasi dengan kromatografi kolom, fraksi yang dihasilkan dimurnikan dengan metode rekristalisasi dan KLT preparatif. Isolat diidentifikasi dengan penyemprot Dragendorff dan diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Dari penelitian ini diperoleh 26,9 mg kristal yang positif terhadap reaksi alkaloid. Nilai IC50 dari kristal tersebut adalah 147,62 μg/ml.

Free radicals are highly reactive molecules or chemical substances that cause oxidative stress, which is defined as an imbalance between oxidants and antioxidants, potentially leading to cancer. Alkaloids from Phoebe sp. is known as a potential antioxidant and cyto-protective agent. Therefore, at this research the leaves extract of Phoebe declinata Nees was isolated and tested its antioxidant activity. Leaves of Phoebe declinata Nees were macerated by n-hexane and then re-extracted by reflux method using dichloromethane. Dichloromethane extract was isolated by column chromatography and then its fraction was purified by recrystallization and TLC-preparative method. The isolate was identified by Dragendorff sprayer and its antioxidant activity was tested by DPPH method. From this research, 26.9 mg crystal was obtained and it was positive of alkaloid reaction. IC50 of this crystal was 147.62 μg/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Budiarso
"Keseimbangan radikal bebas dan antioksidan sangat penting dalam kehidupan manusia. Radikal bebas yang melebihi antioksidan dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit neurodegeneratif. Tubuh manusia memerlukan antioksidan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif. Jeruk mandarin adalah jeruk impor yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dilaporkan memiliki kandungan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antioksidan yang ada pada komponen jeruk mandarin. Komponen yang diperiksa adalah kulit buah, kulit buah yang dikeringkan, daging, dan air perasan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif eksploratif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jeruk mandarin dipisahkan komponennya menjadi kulit, daging, dan air perasan. Kulit dan daging jeruk diekstraksi dengan metanol, sedangkan air perasan tidak dicampur metanol. Komponen jeruk kemudian dicampur dengan larutan DPPH. Campuran tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometri. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai EC50 ekstrak daging, ekstrak kulit, dan air perasan jeruk mandarin adalah 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. Semakin kecil nilai EC50 berarti aktivitas antioksidan dalam komponen tersebut semakin tinggi.

The balance of free radicals and antioxidants is very important in human body. The free radicals excess will make oxidative stress to our body and it will cause a lot of disease, such as cardiovascular disease, cancer, neurodegenerative disease, etc. Our body needs antioxidant to prevent oxidative stress. Tangerine is an import orange that consume highly in Indonesia and reported that it has abundant antioxidants. This study planned to know antioxidant activity on tangerine's components. The tangerine?s components which are checked are peels, dried peels, tissues, and juices. This is experimental descriptive-explorative study. This study was held in May-June 2013 in laboratorium of Medical Pharmacy Department Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. The tangerine?s components were separated to peels, tissue, and juice. The tangerine's peel and tissue were extracted by methanol, but the juice wasn?t. The tangerine's components mixed with DPPH solution. The absorbants of the mixtures were checked with spectrophotometry. In the end of the study, we got the EC50 of extract tissues, extract peel, and juice are 0,1316, 0,0079, dan 0,0758. The lower the EC50, the higher antioxidant activity on the components."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yani Mansur
"Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang pada kulit terluarnya tidak memiliki pasangan elektron sehingga menyebabkan ketidakstabilan. Radikal bebas yang berlebihan dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti penyakit kardiovaskular, gangguan ginjal, diabetes, dll. Antioksidan berperan dalam menetralkan sifat radikal dari radikal bebas dengan mendonorkan elektronnya. Kulit buah Garcinia mangostana (manggis) dikenal memiliki aktivitas antioksidan tinggi sehingga produk herbal kulit buah Garcinia mangostana banyak dijual bebas di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk herbal tersebut terbukti memiliki aktivitas antioksidan serta membandingkan aktivitas antioksidan dan kadar tanin dengan ekstrak segarnya, menggunakan metode DPPH. Ekstrak Etanol Kulit Buah Garcinia mangostana, Produk A, Produk B, dan Produk C divariasikan menjadi 5 konsentrasi dan direaksikan dengan DPPH. Absorbansi sampel digunakan untuk mencari aktivitas inhibisi antioksidan terhadap DPPH. Nilai EC50 setiap sampel dianalisis secara statistik dengan uji One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan post hoc analysis LSD. Hasil analisis menunjukkan Produk B memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari Ekstrak Etanol, Produk A, dan Produk C dengan nilai p < 0,05. Sedangkan, kadar fitokimia tanin pada semua sampel terlalu kecil sehingga dapat diabaikan.

Free radicals are atoms or molecules that have no outer shell electron pair, causing instability. Excessive free radicals can cause a number of diseases such as cardiovascular disease, kidney disorders, diabetes, etc. Antioxidants play a role in neutralizing the radical nature of free radicals by donating electrons. Garcinia mangostana (mangosteen) rind is known to have high antioxidant activity that many herbal products rind of Garcinia mangostana sold freely on the market. This study aims to determine whether the drugs were shown to have antioxidant activity and to compare the antioxidant activity and tannin content of herbal products with fresh extracts, using DPPH method. Ethanol extract of Garcinia mangostana rind, Product A, Product B, and Product C was varied to 5 concentration and reacted with DPPH. Sample absorbance was used to search for inhibitory activity against DPPH antioxidant. EC50 values of each sample were analyzed statistically by One-Way ANOVA test followed by post hoc LSD analysis. The analysis showed Product B has a better antioxidant activity than extract Ethanol, Product A, and Product C with p <0.05. Meanwhile, tannin content in all samples were too small, so that it can be ignored."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>