Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Susanna
"Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui kadar nikotin dalam asap beberapa merk rokok yang banyak dijual di pasaran. Jenis rokok yang digunakan adalah tiga merk rokok filter dan tiga merk rokok kretek (non filter). Kadar nikotin yang diukur adalah kadar nikotin dalam asap arus utama dan asap rokok arus samping. Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan memggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dibandingkan rokok filter. Pada rokok filter kandungan nikotin terbesar pada Filter-C terendah pada Filter-A. Sedangkan pada rokok kretek kandungan tertinggi pada Kretek X dan terendah pada Kretek Z Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dariasap rokok arus utama. Hendaknya kadar nikotin dicantumkan pada kemasan setiap merk rokok dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentangefek terhadap kesehatan masyarakat.

Nicotine Content Determination on Cigarettes Smoke. The purpose of this descriptive study is to assess the nicotine level of several types of cigarettes brand sold in the market. The study includes three brands of filtered cigarette and three brands of non-filtered cigarette. The nicotine content was measured from both mainstream smoke and sidestream smoke by using the HPLC (High Performance Liquid Chromatography). It was found that the nicotine content of nonfiltered cigarette was higher than the filtered cigarette. The highest nicotine content in the filtered cigarettes was the Filter-C, meanwhile the lowest was Filter-A. The highest nicotine content of the non filtered cigarettes was the Kretek- X with the lowest nicotine content the Kretek-Z. The nicotine content of sidestream smoke was 4 - 6 times than mainstream smoke. Nicotine content level in the cigarette package should be mentioned and further studies should determine the effect of cigarettes to the public healths."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"ABSTRAK
Kebiasaan merokok telah terbukti dapat memperbesar resiko seseorang untuk terkena berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit pembuluh darah, dan jantung koroner. Pada saat merokok terbentuk dua macam asap, yaitu asap arus utama yang dihisap oleh perokok dan asap arus samping yang keluar dari ujung nyala rokok yang tidak dihisap oleh perokok. Asap arus samping ini dapat mencemari udara sekitarnya. Dalam suatu ruangan yang terdapat orang merokok, lingkungan asap rokok (Environmental Tobacco Smoke) dapat menyebabkan orang lain beresiko untuk mendapatkan penyakit kanker paru-paru, jantung, dan penyakit lainnya.
Pada percobaan ini ditentukan kadar dan nikotin yang terdapat dalam asap rokok asap utama dan asap samping. Nikotin merupakan alkaloid utama dari tembakau. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung. Pengukuran nikotin dilakukan pada 6 macam merk rokok yang banyak beredar di pasaran.
Nikotin dalam asap rokok diabsorbsi dengan menggunakan larutan absorber berupa campuran aseton : kloroforrn (3 ; 1) dengan menggunakan botol impinger. Kemudian pelarutnya diuapkan dan dianalisis dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik dengan kolom C 18 dan eluen isokratik berupa campuran air, metanol, dan asetonitril dengan pH 6,20.

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kandungan nikotin dalam asap arus samping lebih besar 4 - 6 kali daripada yang terdapat dalam asap arus utama. Terdapat hubungan linier antara banyaknya nikotin yang terdapat dalam asap arus utama dengan yang terdapat dalam asap arus samping."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapto
"ABSTRAK
Ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) mempunyai bahan aktif yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati yang efektif Kandungan bahan aktif yang ada di dalam daun tembakau (Nicotiana tobacum) adalah golongan alkaloid seperti anabarine, anatobine, myosine, nicotinoid, nicotelline. nicotine. nicotyrine. norcotine. dan nirrolidine.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pcngaruh ckstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) terhadap kcmatian lalat rumah (Musca Domestica). Metode penelitian yang digunakan adalah experimental murni dcngan menggunakan 5 (lima) konscntrasi ekstrak tembakau (Nicotiana tobacum). Konsentrasi yang digunakan adalah konscntrasi 65 gr/l, 79 gr/l, 95 gr/l, 114 gr/l dan 136 gr/l yang discrnprotkan asing-masing scbanyak 100 ml/konsentrasi/kotak perlakuan yang telah diisi dengan asing-masing 20 ekor lalat rumah (Musca domestica).
Data dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova satu faktor dan uji Tukcy yaitu untuk mengetahui perbedaan jumlah lalat rumah (Musca domestica) yang mati pada berbagai konsentrasi ekstrak tembakau Nicotiana tobacum), scdangkan untuk Uji efikasi ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobucum) untuk lethal concentration (LC-50) digunakan analisa Probit.
Hasil uji statistik pada CI 95 % menunjukkan ada perbedaan rata-rata kematian lalat rumah (Musca domestica) yang signifikan dari satu konsentrasi dengan konsentrasi lainnya, kecuali pada konsentrasi 81,674 gr/l, dan konsentrasi 79 gr/l.
Dari hasil uji Probit, diperoleh nilai LC-50 dari konsentrasi ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) yang dapat membunuh lalat rumah (Musca domestica) dalam 24 jam setelah perlakuan yaitu pada konsentrasi 81 ,674 gr/I, dan konsentrasi efektif ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) untuk membunuh lalat rumah (Muscu domestica) >90 % dalam waktu 24 jam setelah perlakuan yaitu pada konsentrasi 136 gr/I.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap serangga (vektor) lainnya seperti nyamuk, kecoa, kutu atau yang lainnya, sedangkan untuk aplikasi di lapangan disarankan memakai konsentrasi 136 gr/I, tetapi perlu lebih dahulu melakukan penelitian uji faktor keamanan terhadap makhluk hidup lainnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wening Pamungkasningsih
"Latar belakang: Zat beracun utama dalam rokok elektronik yang ditemukan juga pada rokok konvensional adalah nikotin.Hasil utama metabolisme nikotin berupa kotinin yang terdapat di plasma, urin dan saliva. Kotinin dapat digunakan sebagai penanda hayati penggunaan nikotin pada perokok elektronik. Nikotin juga bersifat adiktif yang menyebabkan ketergantungan, yang dapat menjadi salah satu faktor kendala dalam upaya berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar kotinin urin dan tingkat ketergantungan nikotin pada laki-laki perokok elektronik reguler.
Metode: Penelitian potong lintang secara consecutive sampling dilakukan pada kelompok laki-laki perokok elektronik reguler dan bukan perokok di tahun 2018. Semua subjek penelitian dilakukan wawancara dan pemeriksaan kadar kotinin urin menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kuesioner Penn State Nicotine Dependent Index (PSNDI) hanya diisi oleh kelompok perokok elektronik reguler untuk menentukan tingkat ketergantungan nikotin.
Hasil: Kadar kotinin urin perokok elektronik pada kelompok tidak ada ketergantungan didapatkan lebih rendah dibanding kelompok ketergantungan sedang-tinggi (p=0,008). Kadar kotinin urin kelompok ketergantungan rendah lebih kecil dibanding kelompok ketergantungan sedang-tinggi (p=0,029).Median kadar kotinin urin kelompok perokok elektronik reguler lebih tinggi dibanding kelompok bukan perokok (276,11 [58.01-284.15] ng/mL vs 5.21 [4.65-23.72] ng/mL, p<0.001). Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kotinin urin perokok elektronik dan bermakna secara statistik adalah usia (p=0.041), kadar nikotin cairan rokok elektronik (p=0.013) dan aroma cairan rokok elektronik (mentol dan non mentol) (p=0.040). Sebanyak 76.5% laki-laki perokok elektronik reguler mempunyai ketergantungan nikotin.
Kesimpulan: Kadar kotinin urin dan tingkat ketergantungan nikotin pada laki-laki perokok elektronik reguler memiliki hubungan yang bermakna secara statistik. Kadar kotinin urin pada laki-laki perokok elektronik reguler lebih tinggi dibandingkan bukan perokok dan bermakna secara statistik. Faktor-faktor yang secara bermakna mempengaruhi kadar kotinin urin adalah usia, kadar nikotin dan aroma cairan rokok elektronik.

Introduction: The main toxic substance in electronic cigarettes (e-Cig), also found in conventional cigarettes, is nicotine. The main product of nicotine metabolism is cotinine which can be found in plasma, urine and saliva. Cotinine can be used as a biomarker for nicotine in electronic cigarette users. Nicotine is also addictive which causes dependence, thus serves as one of problems in smoking cessation program. This study aims to determine the correlation of urine cotinine and nicotine dependence level in the regular e-Cig male users.
Method: This cross-sectional study consecutively included regular e-Cig male users and non-smokers. All subjects were interviewed and were measured for its urinary cotinine levels (uCOT) were examined using an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method. The Penn State Nicotine Dependent Index (PSNDI) questionnaire was filled by regular e-Cig users.
Results: The uCOT of e-Cig users in the non-dependency group was lower than the medium-high dependency group (p=0.008). The uCOT of e-Cig users in the low dependency group was lower than the medium-high dependency group (p=0.029). The median uCOT of the regular e-Cig users was higher than the non-smokers group (276.11 [58.01-284.15] ng/mL vs 5.21 [4.65-23.72] ng/mL, p<0.001). Factors influencing uCOT of e-Cigs users were age (p=0.041), nicotine level of e-Cig liquid (p=0.013) and flavor of e-Cig liquid (e.g. menthol or non-menthol) (p=0.040). Nicotine dependence was found in 76.5% regular e-Cig male users.
Conclusion: The uCOT and nicotine dependence level on the regular e-Cig male users was significantly correlated. The uCOT of regular e-Cig male users was significantly higher than non-smokers, of which age, nicotine level and flavor of e-cCig liquid significantly influenced the uCOT.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Saraswati Sanjaya
"Latar belakang: Di Indonesia, merokok merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar akibat masih tingginya tingkat penggunaan rokok. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase perokok usia di atas 15 tahun di Indonesia adalah 33,8%, perokok laki-laki sebesar 62,9%, dan perempuan sebesar 4,8%. Nikotin dalam rokok dapat memberikan berbagai efek positif terhadap kognitif dan suasana hati, namun penggunaan nikotin secara terus menerus dapat menyebabkan desensitisasi terhadap reseptor kolinergik nikotin (nAChRs) yang kemudian dapat menyebabkan kondisi ketergantungan dan adiksi. Adiksi nikotin diketahui memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada pasien dengan gangguan psikiatri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi adiksi nikotin di Poli Jiwa Dewasa RSCM. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang pada pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara kepada 87 pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM menggunakan kusioner yang telah disiapkan peneliti untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi adiksi nikotin, serta kuesioner Cigarette Dependance Scale (CDS) untuk mengukur tingkat ketergantungan rokok. Hasil kuesioner akan dianalisis secara bivariat untuk melihat perbedaan rerata setiap komponen faktor terhadap adiksi nikotin. Hasil: Terdapat perbedaan rerata skor total CDS yang bermakna pada jenis kelamin laki-laki (5.79 ± 5.25; p=0.000), tingkat pendidikan SMA sederajat atau lebih rendah (0.55 ± 8.34; p=0.001), usia mulai merokok ≤ 15 tahun (4.62 ± 5.29; p=0.006), dan diagnosis gangguan jiwa skizofrenia (3.92 ± 7.48; p=0.006). Tidak ditemukan perbedaan bermakna rerata skor total CDS pada kelompok usia yang berbeda (0.09 ± 7.93; p=0.471). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada rerata skor total CDS untuk kelompok jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMA sederajat atau lebih rendah, usia mulai merokok ≤ 15 tahun, dan diagnosis gangguan jiwa skizofrenia pada pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM.

Introduction:In Indonesia, smoking is one of the biggest health problem contributors as the smoking rate in Indonesia is still high. Based on Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, the smoker at the age of 15 and above has a percentage of 33,8% in Indonesia, with 62,9% of the smoker being men and 4,8% being women. Nicotine which is found inside the cigarette has a positive effect on cognition and mood, however continuous usage of nicotine results in desensitization of nicotine cholinergic receptors (nAChRs) which can cause nicotine dependence and addiction. Nicotine addiction is known to have a high prevalence in psychiatric patients. This study is aimed to know the factors contributing to nicotine addiction at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangungkusumo Hospital. Method:This study uses a cross-sectional design for patients at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangunkusumo Hospital. The study was conducted by interviewing 87 patients in the psychiatric ward. The interview uses a questionnaire that has been prepared by the researcher to find out the factors contributing to nicotine addiction, and Cigarette Dependence Scale (CDS) to measure nicotine dependency. The results will be analyzed using a bivariate study to discover the significance of each factor toward nicotine addiction. Result:There is a significant difference of total CDS score on men (5.79 ± 5.25; p= 0.000), educational level of high school or below (0.55 ± 8.34; p=0.001), age to start smoking ≤15 years old (4.62 ± 5.29; p=0.006), and psychiatric diagnosis of schizophrenia (3.92 ± 7.48; p=0.006). There is no significant difference of total CDS score between different groups of age (0.09 ± 7.93; p=0.471).Conclusion:There is significant difference of total CDS score between male sex group, educational level, the age to start smoking, and psychiatric diagnosis in patients at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangunkusumo."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ahmad Fauzantoro
"Penelitian dalam disertasi ini mengusulkan metode ekstraksi panas refluks etanol untuk mendapatkan kadar nikotin yang tinggi dalam ekstrak hasil refluks etanol EHRE . Kandungan tertinggi nikotin dalam ekstrak diperoleh sebesar 6,30 b/b , yang dicapai pada 6 jam ekstraksi dengan suhu optimum 70 C, kecepatan pengadukan 150_rpm dan rasio solid terhadap pelarut sebesar 1:5. Nikotin yang dihasilkan dari literatur hanya berkisar 0,30 ndash; 3,60 berat berdasarkan berat kering daun tembakau b/b . Pengembangan teknik ekstraksi dalam penelitian ini ternyata mampu meningkatkan kadar nikotin 60 lebih tinggi daripada hasil yang ada dalam literatur. Peningkatan yang signifikan ini sangat penting untuk keperluan data lebih lanjut pada pemurnian nikotin. Ekstrak yang diperoleh kemudian diaplikasikan sebagai biopestisida terhadap hama penggerek buah kopi Hypothenemus hampei . Aplikasi EHRE sebagai biopestisida menunjukkan intensitas rata-rata serangan hama penggerek buah kopi hanya 1,83 dibandingkan dengan kontrol 12,58 selama 6 minggu pengamatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa EHRE N. tabacum var. Virginia memiliki potensi kuat dan efektif digunakan sebagai biopestisida melawan hama penggerek buah kopi. Simulasi produksi pabrik biopestisida skala komersial berikut studi kelayakan ekonominya juga dilakukan dalam penelitian ini. Data diambil dari literatur maupun hasil penelitian pada skala pilot. Berdasarkan simulasi dan analisis menggunakan software SuperPro Designer v9.0, diperoleh kapasitas produksi sebesar 433 kg.batch-1 atau 570.282 kg.tahun-1. Nilai ROI; Payback period; IRR; dan NPV berturut-turut sebesar 30,57 ; 3,27 tahun; 30,55 ; dan 16.580.000 USD.

This study proposed a heat reflux extraction HRE method to increase the yield of nicotine from ethanolic heat reflux extract EHRE of N. tabacum. The highest yield of nicotine 6.30 wt was achieved at 6 hours, optimum temperature at 70 C, 150 rpm and fixed solid-to-solvent ratio at 1:5. Nicotine yields from the literatures were obtained between 0.30 to 3.60 wt of nicotine per dry weight of tobacco leaves. Development of the HRE increased the nicotine yield to 60 more than the highest yield reported in the literatures. This significant improvement is important for further purification in nicotine production. The EHRE was then applied as a biopesticide against coffee berry borer Hypothenemus hampei . Application of the EHRE as a biopesticide shows that average intensity of the coffee berry borer attack was 1.83 compared with the control 12.58 for six weeks observation. These results indicated that the EHRE of N. tabacum var. Virginia has strong potential and effective as a biopesticide against coffee berry borer. Simulation of production of biopesticide plant at commercial scale and its feasibility study was accomplished in this research. Data were taken from the literature as well as pilot scale results. The simulation results showed that capacity of biopesticide production was 433_kg.batch-1_or 570,282_kg.year-1, while values of ROI; payback period; IRR; and NPV were 30.57 ; 3.27 years; 30.55 ; and 16,580,000 USD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2484
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Athooyaa Arsyad Temenggung
"Latar Belakang: Prevalensi perokok yang tinggi dan terus meningkat di Indonesia menjadi perhatian masalah kesehatan. Kualitas tidur yang buruk juga dianggap sebagai masalah kesehatan yang menonjol secara global, terutama pada mahasiswa. Penggunaan zat termasuk nikotin diketahui terkait dengan perkembangan kualitas tidur yang buruk. Oleh karena itu, perlu diteliti hubungan antara adiksi nikotin dengan kualitas tidur pada mahasiswa. Khusus di Jakarta, belum ada penelitian yang mengkaji kaitan antara keduanya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, dimana data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara online kepada mahasiswa di Jakarta. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah adiksi nikotin yang diukur menggunakan Cigarette Dependence Scale (CDS) dan kualitas tidur yang diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Terdapat sejumlah 186 mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini. Analisis data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS), khususnya menggunakan Chi-square test. Hasil: Dari 186 mahasiswa di Jakarta, 44,09% tergolong perokok dengan adiksi nikotin. Prevalensi keseluruhan kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa di Jakarta adalah 77,42% dan di antaranya, 45,14% termasuk mahasiswa yang memiliki adiksi nikotin. Namun, penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecanduan nikotin dan kualitas tidur (P = 0,592). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara adiksi nikotin dan kualitas tidur. Namun, komponen kualitastidur termasuk kualitas tidur subjektif, latensi tidur, dan gangguan tidur menunjukkan hubungan yang signifikan dengan adiksi nikotin.

Introduction: The high and continually increasing prevalence of smokers in Indonesia raises a health concern. Poor sleep quality is also deemed as a globally-prominent health issue, especially in university students. Substance use including nicotine is known to be associated with the development of poor sleep quality. Thus, it is necessary to investigate the association between nicotine addiction and sleep quality among university students. Specifically in Jakarta, no research has been done to study the link between the two. Methods: This research is a crosssectional study, in which data was collected through a questionnaire that was distributed online to university students in Jakarta. This research studies nicotine addiction measured by the Cigarette Dependence Scale (CDS) and sleep quality measured by the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). A total of 186 university students was involved in this research. The data is analysed using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS), specifically using the Chisquare test. Results: Out of 186 university students in Jakarta, 44.09% are considered as smokers with nicotine addiction. The overall prevalence of poor sleep quality among university students in Jakarta is 77.42% and among that, 45.14% are present with nicotine addiction. However, this research has found that there is no significant association between nicotine addiction and sleep quality (P = 0.592). Conclusion: There is no significant association between nicotine addiction and sleep quality. However, components of sleep quality including subjective sleep quality, sleep latency, and sleep disturbance shows to have a significance in association with nicotine addiction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Fathi
"Pembatasan penggunaan daun tembakau kering untuk produksi rokok harus disertai dengan adanya pengembangan produk alternatif non-rokok yang berbahan dasar daun tembakau. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan kandungan senyawa nikotin yang telah diisolasi pada daun tembakau. Nikotin diisolasi dari ekstrak daun tembakau menggunakan metode kromatografi kolom dengan variasi rasio campuran petroleum eter dan etanol sebagai fasa gerak, dimulai dari 8:2, 6:4, 4:6, 2:8, hingga 0:10. Fraksi hasil dari setiap rasio yang berhasil didapatkan, kemudian diuji secara kualitatif dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT serta secara kuantitatif dengan instrumen HPLC. Proses kromatografi yang dilakukan mampu mengisolasi 4,006 senyawa nikotin dari nilai awal sebesar 4,19 . Didapatkan pula bahwa senyawa etanol baik untuk digunakan dalam mengisolasi nikotin yang terdapat dalam ekstrak daun tembakau.

Restrictions on the use of dried tobacco leaf for cigarette production must be accompanied by the development of non cigarette alternative products that are made from tobacco leaves. One of the alternatives that can be done is to use the nicotine compound that is isolated from tobacco leaf extract. Nicotine is isolated using column chromatography method with the variation of mobile phase mixture petroleum ether and ethanol, started from 8 2, 6 4, 4 6, 2 8, to 0 10. All of the chromatographic fraction from each mobile phase rsquo s ratio is then tested qualitatively using thin layer chromatography TLC and also quantitatively using HPLC instrument. The column chromatography process can isolate 4.006 of nicotine compound from 4.19 tobacco leaf extract rsquo s nicotine. It is also known that ethanol is good to be used as chromatography rsquo s mobile phase for nicotine isolation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Alma Thahir
"ABSTRAK
Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi ketergantungan nikotin di siswa/i SMA menggunakan Fagerstrom test for nicotine dependence dengan latar belakang lingkungan perkotaan dan pedesaan.
Metode: Jumlah sampel adalah 757 siswa SMA dari enam SMA yang berbeda terdiri dari kelas 1, 2 dan 3 dipilih berdasarkan stratified cluster random sampling, siswa diminta untuk mengisi pertanyaan tentang status merokok dan mengisi Fagerstrom test for nicotine dependence jika responden adalah perokok.
Hasil: Jumlah 167 siswa dengan status merokok diperoleh ketergantungan nikotin sebanyak 28 orang (16,8%) dengan 8 orang (11,1%) di perkotaan dan 20 orang (21,1%) di daerah pedesaan. Faktor yang bermakna secara statistik terhadap ketergantungan nikotin adalah jenis kelamin, pencetus, jenis hisapan, usia pertama kali merokok lama merokok, jumlah rokok yang dihisap per hari dan indeks Brinkman. Kadar CO ekshalasi menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap ketergantungan nikotin.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pencetus, jenis hisapan, usia pertama kali merokok, jumlah rokok yang dihisap per hari , lama merokok, indeks Brinkman terhadap ketergantungan nikotin dan kadar CO ekshalasi terhadap ketergantungan nikotin.

ABSTRACT
Introduction:The study aims to determine the difference in the proportion of nicotine dependence among high school students using Fagerstrom Test for Nicotine Dependece set in urban and rural environment.
Method: Sample size is 757 high school students from six different high school consists of class 1, 2 and 3 were selected based on stratified cluster random sampling was asked to fill out the question of smoking status and filling Fagerstorm Test For Nicotine Dependence if the respondent is smokers.
Result :Amount of 167 students with smoking status and nicotine dependence measured results obtained by 28 (16.8%) persons with nicotine dependence with 8 (11.1%) people in urban areas and 20 (21.1%) people in the rural area. Factors were statistically significant to nicotine dependence is gender, the originator, type of inhale, age first smoked, number of cigarettes smoked per day, time of smoking and index Brinkman. CO levels and relationship with the level of nicotine dependence shows a strong and positive patterned.
Conclusion:There is a significant relationship between gender, the originator, type of inhale, age first smoked, number of cigarettes smoked per day to nicotine dependence and and level of CO exhalation to nicotine dependence."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Indira Putri
"Adiksi Rokok (AR) saat ini termasuk dalam kelainan akibat penggunaan rokok yang
masuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental-V (DSM-V).
Peningkatan Konsumsi Rokok berdampak terhadap tingginya beban penyakit akibat
rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Merokok menimbulkan beban
kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi
orang lain. Terdapat tiga kendala utama untuk berhenti merokok yaitu faktor biologis
atau fisiologis, psikologis dan perilaku serta lingkungan sosial. Adiksi rokok
menyebabkan timbulnya gejala withdrawal yang membuat perokok sulit untuk berhenti
merokok, disamping itu kebiasaan perilaku serta lingkungan sosial juga sangat
berpengaruh terhadap perokok yang ingin berhenti. Akupunktur telinga dengan protokol
The National Acupuncture Detoxification Association (NADA) telah terbukti dapat
memperbaiki gejala withdrawal serta efektif untuk terapi berhenti merokok.
Motivational Enhancement Therapy (MET) merupakan pendekatan yang memiliki
prinsip psikologi motivasi dan dirancang untuk menghasilkan perubahan motivasi.
Penelitian ini menilai efek terapi kombinasi akupunktur telinga (Protokol NADA)
dengan MET terhadap perubahan klinis yang dievaluasi dengan menilai perbaikan skor
Skala Ketergantungan Rokok (SKR), jumlah konsumsi rokok, dan skor motivasi
University of Rhode Island Change Assesment (URICA) pada pasien dengan adiksi
rokok. Tiga puluh enam pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok akupunktur
telinga (Protokol NADA) dengan MET (n=18) dan kelompok akupunktur sham dengan
MET (n=18). Kedua kelompok menerima sesi akupunktur yang sama, 2 kali per minggu
selama 10x dan MET 1-2 kali per minggu selama 3 kali. Penilaian skor SKR, jumlah
konsumsi rokok dan URICA dilakukan sebelum terapi, setelah akupunktur 10 kali dan
MET 3 kali serta 7 hari setelah terapi terakhir. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna pada skor SKR, jumlah konsumsi rokok, dan URICA pada kelompok
akupunktur telinga (Protokol NADA) dan MET dibandingkan dengan kelompok
akupunktur sham dan MET. Skor SKR setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,001) dan
7 hari setelah terapi terakhir (p = 0,001). Jumlah konsumsi rokok setelah terapi
akupunktur 10 kali (p = 0,002) dan 7 hari setelah terapi terakhir (p = <0,001). Skor
URICA setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,004) dan 7 hari setelah terapi terakhir
(p = <0,001). Penemuan ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi akupunktur telinga
(Protokol NADA) dengan MET memberikan efek yang lebih baik terhadap perubahan
klinis pada pasien adiksi rokok

Cigarette addiction (CA) is currently included in the disorder using cigarettes included
in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V). Increased of
cigarette consumption due to increased cigarette disease burden related to health,
social, economic and environmental burdens not only for smokers but also for others.
There are three main challenges to stop smoking, from biological or physiological,
psychological and behavioral factors and social environment. Cigarette addiction
causes withdrawal symptoms that make smokers difficult to stop smoking, eliminating
environmental and social problems also greatly affect smokers who want to quit. Ear
acupuncture with the National Detoxification Acupuncture Association (NADA)
protocol has been shown to improve withdrawal symptoms and is effective for smoking
cessation.. Motivation Enhancement Therapy (MET) is an approach that has a
foundation of wisdom and designed to produce motivational changes. This study
assessed the effect of combined ear acupuncture therapy (NADA protocol) using a
Pyonex patch needle with MET on clinical changes evaluated with the Cigarette
Dependency Scale (CDS) score, consumption amount of cigarettes, and University of
Rhode Island Change Assessment (URICA) motivation score in patients with cigarette
addiction. Thirty-six patients were randomly divided into two groups, the ear
acupuncture groups (NADA protocol) with MET (n = 18) and sham acupuncture groups
with MET (n = 18). Both groups received the same acupuncture session, 2 times per
week for 10 times and MET 1-2 times per week for 3 times. The assessment of the CDS
score, the number of cigarette consumption and URICA was done before therapy, after
acupuncture 10 times and MET 3 times and 7 days after the last therapy. The results
showed that there were significant differences in the CDS score, total cigarette
consumption, and URICA in the ear acupuncture group (NADA Protocol) with MET
compared to sham acupuncture with MET acupuncture group. SKR scores after
acupuncture therapy 10 times (p = 0.001) and 7 days after the last therapy (p = 0.001).
Total cigarette consumption after acupuncture therapy 10 times (p = 0.002) and 7 days
after the last therapy (p = <0.001). URICA score after acupuncture therapy 10 times (p
= 0.004) and 7 days after the last therapy (p = <0.001). These findings suggest that the
combination of ear acupuncture (NADA protocol) with MET gives a better effect on
clinical changes in cigarette addiction patients"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>