Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada survei ini telah dikumpulkan sejumlah sampel tinja untuk pemeriksaan terhadap cacing yang ditularkan melalui tanah dan terhadap Protozoa pada anak kelas tiga sekolah dasar. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian program penanggulangan cacing yang ditularkan melalui tanah. Ketiga sekolah berlokasidi dua pulau yaiut Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, yang termasuk sekelompok pulau dekat pantai Utara Jakarta. Sekolah-sekolah ini belum pernah ikut serta dengan kegiatan program penanggulangan S-TH. Untuk pemeriksaan digunakan cara semi kuantitatif Kato sediaan tebal dan cara sediaan langsung dengan larutan yodium 2%. Empat spesies cacing dan lima spesies Protozoa telah ditemukan pada 101 sampel tinja. Infeksi Ascaris dan Tichuris ditemukan sebanyak 68.8% atau lebih. Infeksi cacing tambang hanya ditemukan di satu sekolah (2.9%). Telur Hymenolepis nana ditemukan pada satu sampel. Diantara 101 sample ini ditemukan 5% Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli, sedangkan 2% Endolimax nana ditemukan pada 2.0% diantara sampel tinja ini. Tercata prevalensi tinggi untuk Blastocystis hominis (36.0%) dan Giardia lamblia (30.0%). Kebanyakan infeksi Ascaris termasuk infeksi ringan di SD I (69.0%) dan tidak ditemukan infeksi berat di SD ini. Kebanyakan infeksi di SD II dan III merupakan infeksi sedang yaitu untuk masing masing sekolah 51.4 dan 81.8%. Di SD II dan III juga ditemukan infeksi berat yaitu untuk masing masing sekolah 11.4 dan 5.8 %. Telur Ascaris yang dibuahi ditemukan pada 93.1%, 100% dan 95.5% berturut-turut di SD I , II dan III. Diantara 86 sampel yang positif 96.5% sampel mengandung telur yang dibuahi, sedangkan pada 3.5% sampel ditemukan telur yang tidak dibuahi. Prevalensi infeksi Ascaris dan Trichuris dapat diduga sebelumnya mengingat derajat hygiene lingkungan dan sanitasi yang rendah di daerah ini. Diantara infeksi Protozoa spesies yang dominan adalah B. hominis danG. lamblia.
Stool samples were collected and examined for soil-transmitted helminthic and protozoal infection in the first grade of three
primary schools, located on Pulau Panggang and Pulau Pramuka, which are parts of a group of islands not far from the north
coast of Jakarta. The stool examinations were part of activities during a control program on soil-transmitted helminthic
infections. The schools have never participated with control programs on soil-transmitted helminthiases. For the examination
of the samples a semi-quantitative Kato thick smear method was used and the direct smear with a 2% iodine solution. Four
intestinal helminth species and five protozoa species were found in a total of 101 stool samples. Ascaris and Trichuris
infections were found in 68.8% or more. Hookworm infection was only found in one school (2.9%). Eggs of Hymenolepis
nana were detected in one sample. Cysts of Entamoeba histolytica and Entamoeba coli were both found in 5.0% of the
samples, whereas Endolimax nana was recovered from 2.0% of the samples. High prevalence rates were detected for
Blastocystis hominis (36.0%) and for Giardia lamblia it was 30.0%. Most of the Ascaris infections were categorized as light
infections at School I (69.0%) and not a single heavy infection were found in this school. In School II and III most of the
infections were moderate i.e. respectively 51.4 and 81.8%. Also in Schools II and III heavy infections were detected,
respectively 11.4 and 5.8%. Fertilized Ascaris eggs were detected in 93.1%, 100% and 95.5% at School I, II and III respectively.
As a whole among 86 positive samples 96.5% were recorded as samples with fertilized eggs, whereas 3.5% contained
unfertilized eggs. The high prevalences of Ascaris and Trichuris infections in this area could be expected due to the low
level of environmental hygiene and sanitation. Among the protozoal infections B. hominis and G. lamblia were the
dominant species."
Yayasan Kusuma Buana ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Yusra Firdaus
"Infeksi parasit usus yang terjadi pada anak anak dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan kognitif Pengetahuan dan informasi mengenai parasit usus berperan penting dalam menanggulangi infeksi parasit tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus murid SD di Bantargebang pada tahun 2012 Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional Data diambil pada tanggal 19 Januari 2012 sampai 22 Januari 2012 Total subjek penelitian sebanyak 246 murid dengan diminta untuk membawa feses Feses akan diperiksa secara mikroskopis dengan teknik pewarnaan lugol 1
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square Murid yang positif terinfeksi akan ditatalaksana dengan antiparasit yang sesuai Hasil penelitian menunjukkan dari 121 murid yang mengumpulkan feses terdapat 75 murid 62 yang terinfeksi dengan rincian B hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B hominis G lamblia 11 73 B hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi infeksi parasit usus dengan jenis kelamin p 0 05 dan tingkat pendidikan p 0 05 Disimpulkan prevalensi infeksi parasit usus pada murid SD di Bantargebang 2012 adalah 62 dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan Kata kunci parasit usus soil transmitted helminth protozoa Bantargebang.

Intestinal parasitic infection that occurs in children may result in growth retardation and impaired cognitive development Knowledge and information on intestinal parasites play an important role in fighting parasitic infections This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 The study design is a cross sectional view Data taken on 19th January 2012 to 22nd January 2012 Common research subject with the most 246 students were asked to collect stool Stool will be examined under microscope with 1 Lugol 39 s staining technique Results were analyzed using the chi square test Students who are infected are given appropriate antiparasitic
Results showed that of the 121 students collect faeces contains 75 students 62 were infected with details B Hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B Hominis G lamblia 11 73 B Hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 There was no significant difference between the prevalence of intestinal parasitic infections with gender p 0 05 and education level p 0 05 It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 is 62 and does not refer to gender and level of education Keywords intestinal parasite soil transmitted helminths protozoa Bantargebang"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izati
"ABSTRAK
Lingkungan dengan higienitas yang buruk ditambah dengan kurangnya pemahaman dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di banyak tempat di Indonesia menyebabkan masih tingginya prevalensi infeksi parasit usus di negara ini. Anak sekolah dasar merupakan kelompok yang paling rentan mengalami infeksi parasit usus. Apabila infeksi tersebut tidak ditangani, seorang anak dengan infeksi parasit usus akan mengalami penurunan kualitas hidup dengan terganggunya proses tumbuh kembang dan terhambatnya proses belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar. Desain studi yang digunakan ialah cross sectional dengan data yang diambil dari sebuah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bekasi, yang berlokasi cukup dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ialah murid kelas 4, 5, dan 6 dengan total sebanyak 133 orang anak (total sampling). Setiap anak bertugas mengumpulkan pot feses yang isinya kemudian diperiksa di laboratorium dengan mikroskop.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68,1% murid kelas 4 terinfeksi parasit usus, sedangkan murid kelas 5 dan 6 yang terinfeksi sebanyak 51,4% dan 75,9%. Dari angka tersebut, diketahui bahwa ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012.

ABSTRACT
An environtment with bad hygienity coupled with lack of understandimg amd implementation of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) in many place in Indonesia cause the prevalence of intestinal prasitic infection stays high. Primary school children have the most risk to get the infection. Intestinal parasitic infection that is not managed properly can decrease the quality of life and distrub the learning process.
The aim of this research is to understand whether there is an association between intestinal parasitic infection and level of education on primary school children. The design study used in this research is cross scetional study with data taken from two primary schools located at Kabupaten Bekasi, stands near a landfills. The samples for this research is the 4th, 5th, and 6th grade students with a total of 133 children (total sampling). Each children had to collect a pot filled with their faeces which will be examined later under the microscope.
The result shows that as many as 68,1% of the 4th grade children are infected, meanwhile the number of infection for the 5th and 6th grade children are as many as 51,4% dan 75,9%. From the numbers, known that there are no meaningful association between intestinal parasitic infecion with level of education on primary school children in Kabupaten Bekasi in 2012."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nisrina Luthfiyani
"TPA Bantar Gebang setiap harinya menampung 4.000 ton sampah dari DKI Jakarta. Dengan adanya tumpukan sampah, masyarakat sekitar banyak yang berkontak langsung dengan sampah. Sampah diduga menimbulkan masalah kesehatan termasuk infeksi parasit usus. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mencari angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan kontak dengan sampah di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Pada Mei 2012 dilakukan penelitian cross sectional dengan pengambilan data consecutive sampling. Dari 122 data dan diolah dengan chi-square didapatkan angka infeksi parasit usus di TPA Bantar gebang adalah 73%. Selain itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara kontak dengan sampah dan infeksi parasit usus (p = 0,019). Dengan tingginya angka infeksi parasit usus di Bantar Gebang ini, perlu adanya pencegahan kepada anak-anak dengan melakukan edukasi kesehatan yang baik.

Bantar Gebang holds 4,000 tons of garbage daily from Jakarta. With these pile of garbage, the community has a lot of direct contact with the garbage. Garbage suspected cause health problems including intestinal parasitic infections. This study aims to find the infection of intestinal parasites and its relationship to the contact with the garbage in Bantar Gebang, Bekasi. On May 2012 a cross sectional study was conducted with consecutive sampling data retrieval. About 122 data has been collected and processed by chi-square and the infection of intestinal parasites was found in 73% of the children. Also, results showed that there is a significant relationship between contact with garbage and intestinal parasitic infection (p = 0,019). With this high prevalence of parasitic infection, health education should be provided."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lantang, Anastasia Magdalena
"Infeksi parasit pada intestin merupakan masalah yang masih cukup sering ditemukan pada masyarakat Indonesia. Iklim yang tropis, sanitasi yang masih buruk, kebiasaan mencuci tangan yang masih kurang, serta kesadaran akan pentingnya mencegah penularan cacing yang masih belum merata menjadi faktor-faktor yang berkontribusi dalam tingginya angka infeksi parasit pada manusia. Pekerja kebun, sebagai salah satu subjek yang rentan akan infeksi Soil Transmitted Helminthes. Paparan terhadap tanah serta tidak dipakainya alat pelindung diri dapat menyebabkan mudahnya para pekerja keun untuk tertular cacing melalui penetrasi pada kulit. Pemilihan riset pada pekerja kebun di pacet, Cianjur dilandasi alasan bahwa lokasi Pacet, Cianjur merupakan area dimana sosio-ekonomik masyarakat masih rendah, sehingga berhubungan dengan sanitasi yang juga masih buruk di daerah tersebut. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode Cross Sectional, di mana terdapat 43 subjek menggunakan total sampling. Dalam riset ini, subjek diminta untuk mengumpulkan feses sendiri yang pada akhirnya akan diperiksa dengan metode wet mount menggunakan lugol 1%. Setelah dilakukan pemeriksaan feses, pekerja kebun yang mendapatkan hasil positif menerima pengobatan. Data yang diperoleh lalu di proses menggunakan SPSS Program ver. 11.5 dan dianalisa dengan menggunakan metode Fisher Exact.
Hasil pada pemeriksan ini menunujukan adanya 11 pekerja kebun yang positif terinfeksi parasit intestin, dengan rincian infeksi 25.5 %. dengan Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli ( 2.3%), dan Trichuris trichiura (2.3 %). Lalu teradpat pula infeksi campuran dari B.hominis and E.coli (2.3%). Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa prevalensi infeksi parasit intestin pada para pekerja kebun di Pacet, Cianjur tergolong rendah. Ini disebabkan adanya monitor dari pihak perkebunan yang memastikan para pekerja untuk selalu memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, setiap 5 pekerja diawasi dengan 1 orang supervisi yang memungkinkan adanya pengawasan yang ketat terhadap pemakaian alat pelindung diri. Berikutnya, para pekerja juga diharuskan untuk mencuci tangan setiap selesai bekerja menggunakan sumber air yang bersih yang telah disediakan perusahaan. Namun, walaupun prevalensi sangat rendah, para pekerja disarankan untuk tetap mempertahankan kebiasaan yakni mencuci tangan setelah berkerja dan sebelum makan, memakai alat pelindung diri, serta defekasi pada tempat yang tepat. Selain itu edukasi terus menerus tetap harus diberikan pada para pekerja dan keluarga sehingga dapat terbentuknya kesadaran tinggi terhadap bahaya infeksi parasit intestin.

Intestinal parasitic infection is still considered prevalent among society in Indonesia. Tropical climate, poor sanitation, lack of awareness of the use of hand washing hand, as well as lack of education about intestinal parasitic infection are contributing factors to the high number of infection. Plantation workers as the subjects of the research are those who are prone to infection, especially soil-transmitted helminthes. Frequent exposure to soil and also lack of knowledge of self-protection devices made them vulnerable to infection. The location of the research was in Pacet, Cianjur. This place is chosen due to the fact that the low socio-economic status among the society, and poor sanitation were still common in this area. The method of this research is using Cross Sectional study, in which 43 subjects were assessed using total sampling. In order to do this research, subjects were asked to gave their feces to be examined. After feces collection, the feces were observed under microscope using the wet mount staining method. Then, based on the data obtained, data was processed using SPSS program ver. 11.5 and analyzed using Fisher Exact.
This examination showed that 11 of planation workers were infected with intestinal parasitic infection with the percentage of 25.5 %. The most frequent type of infection is Protozoan infection consisting of Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli( 2.3%), and Trichuris trichiura (2.3 %). There is also mixed infection of B.hominis and E.coli (2.3%). From the data stated before, it is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infection among plantation wokers in Pacet, Cianjur is low. This is due to the fact that each of five workers were monitored by one supervisor. This was intended to make sure that all workers wear self-protection, such as gloves and boots. Moreover, all the workers were also required to wash their hands every time they finish their work with clean water sources provided by the company. However, even though the prevalence was low, all the workers are suggested to keep implementing the healthy habit by always wash their hand after working and before eating, wearing self-protection devices during work, as well as defecating in proper place. Furthermore, continuous education should always be given to all workers and family to keep up their awareness toward intestinal parasitic infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
San Diego, Calif: Academic Press, 1993
616.96 PAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: BlackWell, 1982
616.96 IMM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rebecca Octavia Fransisca
"Infeksi parasit usus dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi infeksi parasit usus pada anak sekolah dasar di Bekasi pada tahun 2012 dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Penelitian cross sectional ini dilakukan di sekolah dasar negri (SDN) dan madrasah ibtidaiyah (MI) di Bekasi. Data diambil pada bulan April 2012 dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai PHBS dan pemeriksaan feses secara langsung. Semua murid yang hadir dijadikan subyek penelitian (metode total sampling). Dari 130 sampel feses, 64,6% positif terinfeksi parasit usus yaitu B.hominis (43,1%), E. coli (3,1%), G. lamblia (3,1%), H. nana (2,3%), B. hominis dan E. coli (3,1%), B. hominis dan G. lamblia (8,5%), B. hominis dan T. trichiura (0,8%), B. hominis, E. coli, T. trichiura dan H. nana (0,8%). Hanya 3 responden (2,3%) yang memiliki pengetahuan baik mengenai PHBS sedangkan 72 responden (55,4%) berpengetahuan sedang dan 55 responden (42,3%) memiliki pengetahuan kurang. Uji chi square menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,043) sehingga disimpulkan infeksi parasit usus berhubungan dengan tingkat pengetahuan PHBS.

Intestinal parasitic infection can interfere children’s growth and development which will affect their quality of life. The purpose of this research is to find out the prevalence of intestinal parasitic infection among primary school children in Bekasi in 2012 and its association with knowledge level about clean and healthy living behaviour (PHBS). This cross sectional study is conducted in national primary school (SDN) and Islamic primary school in Bekasi (MI). Data is obtained on April 2012 by using questionnaire consisted of questions about PHBS and direct stool examination. All present students are involved (total sampling method). Out of 130 stool samples, 64,6% samples are positively infected by intestinal parasite as follows: B.hominis (43,1%), E. coli (3,1%), G. lamblia (3,1%), H. nana (2,3%), B. hominis and E. coli (3,1%), B. hominis and G. lamblia (8,5%), B. hominis and T. trichiura (0,8%), B. hominis, E. coli, T. trichiura and H. nana (0,8%). Only 3 respondents (2,3%) have high PHBS knowledge while 72 respondents (55,4%) have medium PHBS knowledge and 55 respondents (42,3%) have low PHBS knowledge. Chi square test shows significant difference (p=0,043) therefore it is summarized that intestinal parasitic infection relates with level of PHBS knowledge.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Vania Syarira
"Latar belakang: Infeksi parasit usus sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama di negara-negara berkembang. Hal ini sebagai akibat dari sanitasi yang rendah dan kurangnya air yang cukup. Infeksi parasit usus masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia, ini adalah karena prevelensinya yang tinggi dan juga efek fatal infeksi. Tingginya tingkat infeksi parasit usus bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan juga hidup. Yang paling sering terinfeksi oleh parasit usus adalah kelompok usia anak-anak usia sekolah. Anak usia sekolah memiliki ketergantungan yang tinggi dari orang tua mereka, sehingga menambah faktor lain untuk tiga faktor yang disebutkan sebelumnya. Data penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan infeksi parasit usus pada anak-anak usia sekolah di Jakarta Selatan.
Metode: Data sampel diperoleh melalui koleksi tinja dari 157 siswa dari SDN Kalibata 04 Pagi dan kuesioner. Sampel tinja kemudian diperiksa langsung untuk mengetahui adanya infeksi parasit usus menggunakan pewarnaan lugol dan eosin. Kuesioner yang diberikan bertujuan untuk mengetahui status sosial ekonomi dan pendidikan orang tua.
Hasil: Insidens infeksi parasit usus di SDN Kalibata 04 adalah 38.2. Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan kejadian infeksi parasit usus siswa, hal ini dapat dilihat pada analisis statistik pendudukan orang tua p = 1,0 dan pendapatan orang tua p = 0,5. Tingkat pendidikan juga tidak memiliki korelasi dalam kejadian infeksi parasit usus siswa p = 1,0
Kesimpulan: Secara keseluruhan, infeksi parasit usus di SDN 04 pagi cukup tinggi, namun tidak ada korelasi antara kejadian infeksi parasit usus pada siswa SDN Kalibata 04 Pagi dengan status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua mereka.

Background: Intestinal parasitic infections are most prevalent in tropical and subtropical regions, especially in developing countries. Due to low sanitation and the lack of adequate water, intestinal parasitic infections are still one of the largest ongoing problems in Indonesia, due to the high prevalence and mortality of the infection. The high rates of intestinal parasites infection are influenced by several factors, such as education level, occupation, and also living environment. The most prominent group age that is infected by the parasites is the school age children. School age children have a high dependency on their parents, thus adding another factor to those three factors mentioned previously. The data shows the correlation between parent's occupation and intestinal parasitic infection in school age children in South Jakarta.
Method: Samples were obtained from the stool collection of 157 students of SDN Kalibata 04 Pagi and questionnaires. The stool collection was then examined directly by lugol and eosinstaining. The questionnaire was given to the parents to obtain their socioeconomic status and also their educational level.
Results: There is 38.2 of students that have intestinal parasite infection. On the other hand, statistically, there is no correlation between socioeconomic status of the parents and the incidence of intestinal parasitic infection of the subject, this could be seen in the statistical analysis of parent's occupation p 1.0 and parent's income p 0.5. Educational level also did not have any correlation in the incidence of intestinal parasitic infection of the subjects p 1.0.
Conclusion: Overall, the incidence of parasite infection in school age children is high, there is no correlation between the incidence of intestinal parasitic infection in SDN Kalibata 04 Pagi students with their parent's socioeconomic status and educational level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>