Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Riansyah
"Pupuk berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman yang dibedakan menjadi dua jenis pupuk yaitu, pupuk organik dan anorganik. Pemberian pupuk (organik dan anorganik) secara berlebih membuat kondisi lahan menjadi kekurangan unsur hara yang berpengaruh dalam kesuburan tanah, perubahan struktur tanah dan pencemaran lingkungan. Penelitian ini memanfaatkan metode resistivitas untuk mengamati perubahan nilai resistivitas akibat pemberian pupuk organik dan anorganik pada lahan pertanian di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Pemilihan metode resistivitas geolistrik karena dapat memetakan karakteristik tanah dengan cepat dan murah. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data resistivitas lapangan dan sampel tanah. Pengukuran resistivitas lapangan dilakukan sebanyak 5 kali pengukuran (1 kali sebelum diberi pupuk dan 4 kali setelah diberi pupuk) pada setiap lintasan (lintasan Organik dan lintasan Anorganik). Konfigurasi yang digunakan merupakan konfigurasi dipole-dipole dengan panjang lintasan 6 meter dan elektroda sebanyak 16 batang. Sedangkan pengukuran sampel tanah dilakukan di laboratorium sedimentologi, FMIPA UI untuk mendapatkan klasifikasi tekstur tanah dan grafik resistivitas fungsi kadar air. Hasil yang didapat menunjukan bahwa perubahan nilai resistivitas dalam rentang 27 jam setelah diberi pupuk (organik dan anorganik) cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh kadar air dan reaksi larutan kimia pupuk dan penurunan resistivitas pemberian pupuk organik lebih tinggi dibandingkan larutan anorganik.

Fertilizers play a role in providing nutrients for plant needs and are categorized into two types of fertilizers, namely, organic and inorganic fertilizers. Excessive application of fertilizers (organic and inorganic) causes a lack of nutrients that affect soil fertility, changes in soil structure, and environmental pollution. This study uses the resistivity method to observe changes in resistivity values due to applying organic and inorganic fertilizers on agricultural land in Caringin District, Bogor Regency. The geoelectric resistivity method was chosen because it can map soil characteristics quickly and cheaply. The data used in this study consisted of field resistivity data and soil samples. Field resistivity measurements were carried out five times (1 time before being fertilized and four times after being fertilized) on each line (Organic line and Inorganic line). The configuration used is a dipole-dipole configuration with a line length of 6 meters and a total of 16 electrodes. Meanwhile, soil sample measurements were carried out at the sedimentology laboratory, FMIPA UI to obtain a soil texture classification and a resistivity graph of the water content function. The results showed that the change in resistivity values within 27 hours after being given fertilizer (organic and inorganic) tended to decrease due to the fertilizer solution's water content and chemical reaction. The decrease in resistivity of organic fertilizer application was higher than inorganic solutions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Win, BO Myint
Australia: Thomson, 2004
624.1 WIN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aude Ilman Rasjiddin
"ABSTRAK
Kekeringan merupakan suatu fenomena yang diakibatkan penyimpangan iklim atau secara umum sebagai kurangnya hujan pada suatu wilayah. Kekeringan juga berdampak pada lapisan permukaan tanah dimana kandungan air dibutuhkan untuk keseimbangan bahan organik, biota tanah, serta kelangsungan hidup vegetasi. Kondisi tersegut dikateogrikan oleh NOAA sebagai kekeringan pertanian/tanah. Penelitian ini mencari wilayah berpotensi kekeringan tanah di Kabupaten Kebumen dengan algoritma indeks kebasahan dan indeks kecerahan yang dibuat oleh Jensen dalam Chen 2014 untuk melihat kondisi bahan organik dan juga kelembaban tanah sebagai indikator kekeringan tanah pada tahun 2015, serta hubunganya dengan kekeringan meteorologis dengan metode standartdized precipitation index SPI data curah hujan 30 tahun secara statistik. Kedua indeks tersebut kebasahan dan kecerahan dihitung pada data citra satelit. Kekeringan tanah dilihat secara spasial dengan penggunaan tanah sebagai unit analisisnya melalui metode overlay. Hasil mengatakan bahwa kekeringan tanah cenderung tinggi pada penggunaan tanah sawah tanah hujan, padang rumput dan tegalan. Hubungan kekeringan tanah dengan meteorologis secara statistik tidak signifikan.

ABSTRAK
Drought is a phenomenon resulting irrelevancy or climate in General as a lack of rain in the area. Droughts also impact on the surface layer of the soil where the moisture content required to balance organic matter, soil biota, as well as the survival of vegetation. Tersegut condition dikateogrikan by NOAA as drought farms land. This research finding potentially soil drought region in the District of Kebumen index algorithm with kebasahan and brightness index made by Jensen in Chen 2014 to see the condition of the organic matter and soil moisture as well as indicators of soil drought by 2015, as well as linked with meteorological drought by the method of standartdized precipitation index SPI 30 years of rainfall data statistically. Both the index wetness and brightness are calculated on the data of satellite imagery. Drought seen in spatial soil with land use as the unit of analysis through the overlay method. The results say that the dryness of soils tend to high ground on the use of rice land, pasture and moorland. Relationship of soil drought by meteorologists are statistically insignificant."
2017
S69156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Diaz Hidayati
"Pembangunan Yogyakarta International Airport mendorong pergeseran aktivitas maupun pertambahan aktivitas terhadap tanah-tanah yang berada di sekitarnya. Kawasan sekitar bandara akan ikut berkembang dan dimanfaatkan sebagai investasi terutama pada lahan yang mempunyai prospek dan menghasilkan keuntungan bagi berbagai pihak. Fenomena terjadinya perubahan harga tanah disekitar bandara tak dapat dihindari akibat tingginya permintaan terhadap tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan harga tanah yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo dengan adanya Yogyakarta International Airport serta faktor lainnya yang mempengaruhi perubahan harga tanahnya. Metode yang digunakan penelitian adalah deskriptif komparatif dengan membandingkan sebelum dan setelah dibangunnya bandara. Diketahui pada klasifikasi jarak kelas jarak dekat, perubahan harga tanah didominasi oleh kelas perubahan harga tanah yang tinggi. Harga tanah disekitar bandara sangat tinggi kemudian menurun seiring menjauhnya jarak terhadap bandara namun akan meningkat kembali pada saat mendekati pusat-pusat kegiatan. Selain jarak terhadap pusat-pusat kegiatan, harga tanah dipengaruhi oleh jenis penggunaan tanah dan aksesibilitas dari tanah itu sendiri.

The development of Yogyakarta International Airport making a shift in activities and increased activity to the it surrounding. The area around the airport will be developed and will be use as an investment, especially in land that has prospects and generates profits for various parties. The phenomenon of land price changes around the airport is inevitable due to high demand for land. This study aims to find out the changes in land prices that occur in Kulon Progo Regency with the presence of Yogyakarta International Airport and other factors that influence the change in land prices. The method used by the research is comparative descriptive by comparing before and after the construction of the airport. In the classification of near distances classification, land price changes are dominated by high classification. Land prices around the airport are very high then decrease as the distance away from the airport but will increase again when approaching another centers area. In addition to the distance to the centers of activity, the price of land is affected by the type of land use and accessibility.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Van Dersel, William Richard
New York: Oxford University Press, 1946
631.45 VAN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Supriyatin
"Makin meningkatnya juinlah penduduk serta kebutuhnnnya menyebabkan kebutuhan akan
tempat atau tanah yang tersedia adalah relatif tetap, sehingga tanah sebagai ruang kegiatan
manusia tersebut path saat mi telah atau sedang mengalaini tekanan-tekanan kerusakan
ataupun pencemaran karena sektor usaha, kepadatan penduduk serta angkatan keija telah
menjadi suatu problema. Sehubungan dengan itu, di Indonesia pada sant mi telah dijumpai
perkembangan penggunann tanah yang berbeda-beda tingicatannya. Ada layah-1ayah
yang penggrn5%n tanahnya sudah melampaui batas-batas kemampuannya (over used), ada
1ayah-1ayah yang belum berkembang. Di daerah yang penggunaan tanahnya sudah
melampaui batas banyak dijumpai kerusakan-kerusakan tanab, baikitu dijumpai di daerah
pegunungan yang berlereng teijal maupun di tepi pantai.
Dari uraian tersebut di atas penulis ingin mengetahui apakah ada kaitan antara perubahan
penggunaan tanah dengan timbulnya kerusakan tanah. Masalah yang diajukan ada dua, yaitu
1. Bagaimana penibahan penggunaan tanah dan tahapan perkembangan penggunnan tanah
di Kabupaten Gunungkidul ? 2.Apakah ada kaitan antara penibahan penggunaan tanah
dengan timbulnya kenisakan tanah, serta dimana persebarannya?
Daii data berupa angka dan peta (tahun 1984 dan 1994) yang dikumpulkan dari berbagai
instansi pemenintah dan basil study literatur serta pengamatan lapang, kemudian diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel dan peta, serta dianalisis dengan analisis ikonik dengan teknik
super imposed, diperoleh basil sebagai benikut: 1.Perubaban penggunaan tanah terbesar
path jenis penggunaan tanah perkampungan. 2.Tahapan penggunaan tanah. yang telah
dicapai adalah path tahap skema I, artinya penggunaan tanah path wilayah penelitian telah
melampaui batas kemampuannya (over used), akibatnya banyak dijumpai areal tanah rusak.
Path umunmya areal tannh nisak tersebut dijumpai path penggunaan tanah tegalan (sebagian
besar), kebun campuran dan hutan (belukar). 3.Areal tanah rusak sebagian besar merupakan
penggunaan tanah tegalan, sebigian kecil kebun campuran dan hutan (belukar).
4. Persebaran tanah rusak sebagian besar terletak di wilayah dengan ketinggian 100 - 500
meter"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dom, George Emile
"Lahan pertanian di pulau Jawa menyuplai setidaknya 67,4% kebutuhan pangan di Indonesia. Suplai terbesar hasil pertanian berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai mengalami penurunan. Kejadian penurunan produktivitas tersebut mengindikasikan bahwa lahan pertanian di wilayah Jawa mulai mengalami fase jenuh atau yang lebih dikenal dengan sebutan lahan kritis. Lahan kritis di di DA Ci Tarum terutama di sub DA Ci Widey terus bertambah akibat adanya aktifitas pertanian yang tidak mengimplementasikan kegiatan kegiatasn konservasi. Untuk itu perlu diketahui pola sebaran lahan kritis di wilayah sub DA Ci Widey dan hubungannya dengan kegiatan konservasi dalam hal ini terasering. Data yang diperlukan berupa penggunaan tanah actual, curah hujan harian, kontur RBI skala 1: 25.000, Landasat 8 path 122 row 65.
Metode yang digunakan berupa overlay dimana kerapatan vegetasi, lereng, produktivitas dan tingkat bahaya erosi dari USLE akan ditumpang tindihkan untuk mendapatkan wilayah lahan kritis yang nantinya akan dibandingkan secara temporal dan spasial penggunaan terasering yang ada. Hasil yang didapatkan berupa lahan kritis umumnya dapat ditemukan pada wilayah hulu sub DAS atau pada wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 25%. Pemanfaatan teknologi terasering juga terbukti memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kekrititsan lahan yang ada. Hal ini ditunjukan dengan adanya penurunan tingkat erosi dan tetapnya tingkat produktivitas tanaman pertanian.

Agricultural land on the island of Java to supply at least 67.4% of food needs in Indonesia. The largest supply of agricultural products originating from Central Java and East Java began to decline. The incident indicates that the decline in productivity of agricultural land in Java began experiencing a phase saturated or better known as critical areas. DA critical land in Tarum Ci Ci especially in sub DA Widey continues to grow as a result of agricultural activities that do not implement kegiatasn conservation activities. For that to know the pattern of distribution of critical land in sub DA Ci Widey and conservation activities in connection with this case terracing. The necessary data in the form of land use actual, daily rainfall, contour RBI scale 1: 25,000, Landasat 8 path 122 row 65.
The method used in the form of an overlay in which the density of vegetation, slope, productivity and the level of danger of erosion of USLE be superimposed to get the region critical land which will be compared in the temporal and spatial use of the existing terracing. Results obtained in the form of degraded land can generally be found in the upstream region of sub-watershed or in areas with a slope of more than 25%. The use of technology terracing also shown to have a positive influence on the level of the existing land kekrititsan. This is evidenced by the reduction in attrition rate and the fixed rate of productivity of agricultural crops.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Rachmat
"Infiltrasi merupakan fenomena aliran air dari atas tanah ke bawah permukaan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis laju infiltrasi pada empat jenis tutupan lahan, yaitu di Sawah (SW), Pemukiman (PM), Pertanian Lahan Kering (PLK), dan Pertanian Lahan Kering Campur (PLKC), di daerah Rancamulya, Bandung. Dengan menggunakan double ring infiltrometer dan metode Horton, diperoleh hasil klasifikasi laju infiltrasi yang terbagi menjadi empat kelompok, yaitu sedang, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Stasiun PM-1 memiliki nilai laju infiltrasi konstan terbesar dengan nilai 600 mm/jam, sedangkan SW-2 memiliki nilai terkecil yaitu 48 mm/jam. Perbedaan yang signifikan ini dipengaruhi oleh perbedaan nilai kadar air PM-1 yang hanya 21,2%, sedangkan pada SW-2 sebesar 71,4%. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan metode regresi sederhana untuk melihat pengaruh sifat fisika tanah terhadap laju infiltrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa urutan sifat fisika tanah yang paling berpengaruh berdasarkan nilai koefisien korelasi adalah kadar air (0,996), ruang pori total (0,737), dan bobot isi (0,679). Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap peta klasifikasi laju infiltrasi berdasarkan jenis tutupan lahan. Kesimpulan yang diperoleh adalah variasi laju infiltrasi dapat terjadi bahkan pada satu jenis tutupan lahan yang sama, seperti pada jenis tutupan lahan pemukiman.

Infiltration is the phenomenon of water flow from above the ground to below the surface. This study aimed to analyze the infiltration rate in four types of land use: Rice Field, Residential Area, Dry and Mixed Land of Agriculture, in the Rancamulya area, Bandung. The infiltration rates were collected by using a double ring infiltrometer and the Horton method, and it was classified into four groups: moderate, moderately rapid, rapid, and very rapid. PM-1 has the largest constant infiltration rate with a value of 600 mm/hour, while SW-2 has the smallest value of 48 mm/hour. This significant difference is influenced by the difference in the water content of PM-1 which is only 21.2%, while in SW-2 is 71.4%. The next test was carried out using a simple regression method, and the results show that the order of the most influential soil physical properties towards infiltration rate based on the coefficient of correlation is water content (0.996), total pore space (0.737), and bulk density (0.679). Based on the map, it can be concluded that variations in infiltration rates can occur even in the same type of land use, such as residential land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>