Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Robbi Sepang
"Kapitalisme saat ini menjadi sebuah sistem yang memproduksi berbagai komoditas. Dalam kaitannya dengan hal itu tuhuh telah dijadikan sebagai komoditas utama. Penelitian ini bermaksud rnenggambarkan komodifikasi tubuh melalui fenomena metroseksuai. Tujuan penetitian ini adalah untuk menggambarkan identitas pria metroseksual di Jakarta, sosialisasi identitas pria metroseksual di Jakarta, dan untuk menggambarkan komodifikasi terbadap tubuh pada pria metroseksual di Jakarta. Penelitian menggunakan teori mengenai Masyarakat Konsumsi yang diutarakan oleh Jean P. Baudrillard untuk menjelaskan permasalahan yang ada. Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kaum metroseksual sebagai bagian dari masyarakat korummsi, telah menjadikan tubuhnya sebagai objek konsumsi yang paling utama. Hasll penelitian lain adalah terbentuknya identitas soslal keum metroseksual melalui sosialisasi yang dilakukan agen sosialisasi keluarga, peer­ group dan media massa. Hasil penelitian terakhir adalah ditemukan adanya sebuah proses dalam komodifikasi alas tubuh yang dialami kaum metrosekaual di Jakarta.

The Capitalism nowadayshas been a system which produces commodities. Due to it, body bas been a major object of commodity. This research is addressed to describe commodification of body on metrosexua' phenomenon. The aims ofthis research are to describe the social identity of metrosexual in Jakarta, socialization of metrosexual identity aod the commodification of body. Jean P. Baudrillard's theory of consumption society is used as a tool to analyze the phenomenon using qualitative method and descriptive type of research.
The conclusions of this research are the body has been used as the major object of consumption by metrosexual men as part of the society of consumption, Metrosexuals identity was formed through sociali7.ation by agents of socialization; family, peer-group and mass media. Finally, this research fuund the existence of a process in commodification of body on metrosexua1 men in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarif Hidajat
"ABSTRAK
Kemajuan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan industri termasuk industri . yang menggunakan timah hitam sebagai bahan baku, atau hasil produksinya. Salah satu industri yang menggunakan persenyawaan timah hitam untuk produksinya adalah industri refinery yang memakai " tetra etil lead" sebagai anti nok yang berkhasiat menambah bilangan oktan bahan bakar.
Dengan banyaknya kendaraan bermotor yang menggunakan. jalan dan bensin dipakai sebagai bahan bakar, timah hitam yang dilepaskan dari proses pembakaran dapat meaimbulkan pencemaran di udara. Udara yang mengandung timah hitam di lingkungan kerja dapat memajani tenaga kerja yang bekerja di tempat tersebut dan dapat menaikkan kadar timah hitam dalam tubuhnya.
Telah diteliti 83 orang petugas gerbang tol dengan kelompok masa kerja < 1 tahun, 5-6 tahun dan 10-11 tahun; mereka diperiksa kadar timah hitam darah dan urin. Nilai rata-rata kadar timah hitam darah menurut kelompok masa kerja tersebut berturut- turut adalah 265,5; 288,9 dan 302,0 µg/l . Nilai rata-rata kadar timah hitam urin menurut kelompok rnasa kerja tersebut berturut-turut adalah 199,1; 213,8 dan 225,1 µg/l. Walaupun memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan, kadar timah hitam darah maupun urin tidak menunjukkan peningkatan yang secara statistik bermakna (p > 0,05 ).
Nilai rata-rata kadar koporporfirin urin ketiga kelompok masa kerja tersebut berturut-turut 135,9; 149,6 dan 148,8 µg/l dan perbedaan ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05).
Prevalensi kadar timah hitam darah yang melebihi 240 µg/1 berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 38,5 %; 57,7 % dan 64,5 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Prevalensi kadar timah hitam urin yang melebihi 270 µg/l berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 23,1 %; 30,8 % dan 32,3 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Prevalensi kadar koproporfirin urin yang melebihi 200 µg/l berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 11,5 %; 19,2 % clan 22,6 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Gerbang tol adalah tempat kerja yang tiap harinya melintas berbagai jenis kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin, solar maupun gas. Kadar timah hitam di lingkungan kerja tergantung pada banyaknya kendaraan bermotor yang melintas, curah hujan dan aliran angin. Penelitian kadar timah hitam di udara lingkungan gerbang tol pada 6 gardu tol adalah berturut - turut sebagai berikut 2,5; 4,6; 5,5; 4,9; 5,2 dan 6,2 µg/m3.
Antara kadar timah hitam darah dan kadar timah hitam urin tidak didapatkan adanya korelasi ( r = 0,05 ). Begitu juga antara kadar timah hitam darah dengan kadar koproprorfirin urin tidak terdapat korelasi yang berarti (r = 0,02 ).

ABSTRACT
National development results in increased industrial activities of which there are industries using lead containing materials in the final product. Gasoline industries utilize lead compound additive, tetra ethyl lead to increase octane number of gasoline.
Most vehicles passing through the roads use gasoline for their fuel that contains lead and therefore cause air pollution. Lead in the air from this pollution may influence the health conditions of employees who work there by the increased lead contents in their bodies.
This research studied 83 persons who were toll gate employees divided into three working duration groups, namely less than 1 year, 5 to 6 years and 10 to 11 years. They were examined for lead contents in blood and urine and coproporphyirine concentrations in urine. The average values of lead contents in blood by working duration groups were 265.4, 288.9 and 3010 µg11. And the average values of lead contents in urine were 199.1, 213.8 and 225.1 µg/l. Although the figures showed increases in both lead in blood and urine but they were of no significant differences (p > 0.05 ).
The average values of coproporphyrine concentrations in urine of the three working duration groups were 135.9, 149.6 and 148.8 µg/l and the differences were not significant ( p > 0.05 ).
The prevalence?s of lead contents in blood of more than 240 µg/l by working duration groups were 38.5 %, 57.7 % and 64.5 % but no significant differences were found.
The prevalence?s of lead contents in urine of more than 270 µg/l by working duration groups were 23.1 %, 30.8 % and 32.3 % but no significant differences were found.
The prevalence?s of coproporphyrine concentrations in urine of more than 200 µg11 by working duration groups were 11.5 %. 19.2 % and 22.6 % but no significant differences were found.
The toll gates were the places where the employees worked. Many kinds of vehicles used gasoline, diesel fuel and gases as fuel for sources of energy. The contents of lead in the air depended on how many vehicles passed through as well as the quantity of rain and wind direction. The contents of lead in the air of six toll gates were 2.5, 4.5, 5.5, 4.9,5.2 and 6.2 µg/m3.
The lead contents in blood and those in urine had no correlation (r = 0.05 ). Similarly lead contents in blood and coproporphyrine concentrations in urine also had no correlation (r=0.02).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lineke Guntara
"Tujuan : Mengetahui hubungan kadar magnesium serum dan asupan magnesium dengan hipertensi, serta hubungan magnesium serum, asupan magnesium dan tekanan darah dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada orang dewasa > 35 tahun.
Tempat: Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Bahan dan cara : Studi cross sectional dilakukan pada 105 subyek pria dan wanita > 35 tahun yang dipilah secara simple random sampling dari sampel MONICA Jakarta 2000. Data yang dikumpulkan meliputi: data umum subyek, asupan makanan, antropometri, tekanan darah, pemeriksaan laboratorium (kadar magnesium serum, kreatinin serum dan gula darah puasa). Data dianalisis dengan uji statistik Chi-square, Fisher's exact, Kolmogorov-Smirnov, Anova dan t- tes.
Hasil : Hipertensi didapatkan pada 40 % subyek dan makin banyak pada kelompok umur yang lebih tua. Sebanyak 38,8% subyek pria dan 55,4% subyek wanita mempunyai asupan magnesium kurang, Hipomagnesemia lebih sering terjadi pada subyek hipertensi daripada subyek tidak hipertensi. Dari hasil analisis bivariat, didapatkan hubungan bermakna antara :1) perilaku gizi dengan pola makan, 2) umur dan pola makan dengan asupan magnesium, 3) umur dengan tekanan sistolik, 4) asupan protein dengan tekanan darah sistolik, 5) asupan magnesium dengan tekanan darah diastolik dan hipertensi. Rata-rata kadar Mg serum lebih rendah pada subyek hipertensi, namun tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar Mg serum dengan hipertensi.
Simpulan : Defisit asupan magnesium didapatkan pada semua subyek dan terutama berhubungan dengan pola makan yang kurang baik. Kurangnya asupan magnesium makanan dan rendahnya magnesium serum dapat menjadi salah satu faktor penunjang hipertensi.

The Relationship Between Serum And Dietary Magnesium With Hypertension And The Influential Factors In Adults In Mampang Prapatan District, JakartaObjective: to determine the relationship between serum and dietary magnesium with hypertension, and the relationship between serum magnesium, dietary magnesium and blood pressure with the influential factors in age > 35 year.
Location: Mampang Prapatan District, South Jakarta.
Materials and method: A cross-sectional study had been carried out among 105 subjects selected by simple random sampling method. The collected information consist of socioeconomic status, smoking and physical activities, dietary intake, anthropometric, blood pressure and laboratory examinations for serum magnesium, creatinine serum and fasting blood glucose. Statistical analysis was performed by Chi Square, Fisher's exact, Kolmogorov-Smirnov, Anova and t -test.
Results: Hypertension was found in 40 % subjects and more prevalent in older groups. Low level of magnesium intake was found in 38,8 % men and 55,4% women. Hypomagnesaemia was more prevalent in hypertensive subjects than in non-hypertensive. Bivariat analysis found significant relationships between :1) nutritional behavior with food pattern, 2) age and food pattern with dietary magnesium intake,3) age with systolic blood pressure, 4) dietary protein intake with systolic blood pressure, 4) dietary magnesium intake with diastolic blood pressure and hypertension. The average serum magnesium level was lower in hypertensive subjects, but no significant relationship between serum Mg levels with hypertension.
Conclusions: Dietary magnesium deficit was found in all of subjects, especially associated with the poor food pattern. The reduced level in magnesium diets and the low level of magnesium serum could be a responsible factor in the development of hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T2028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanelly Mourbas
"ABSTRAK
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang adalah dengan mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Keadaan gizi (kurang atau lebih) terjadi karma kegagalan mencapai gizi seimbang. Penderita gizi kurang merupakan akibat dari konsumsi energi yang tidak cukup, sedangkan penderita gizi lebih adalah merupakan akibat dari konsumsi energi yang berlebih. Selanjutnya keadaan gizi, temyata bukan hanya ditentukan oleh konsumsi energi saja tetapi juga ditentukan oleh komposisi zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penelitian ini merupakan bagian dari survei status gizi orang dewasa di 12 Kota Besar di Indonesia yang merupakan kerja sama antara Departemen Kesehatan RI dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa di Kotamadya Padang dengan desain penelitian potong-lintang (Cross Sectional). Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-13 Juli 1996. Sebagai sampel adalah orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih sebanyak 499 orang. Sebagai variabel dependen adalah IMT dan veriabeI independen adalah konsumsi makanan yaitu total energi, persentase karbohidrat dari total energi dan persentase lemak dari total energi. Disamping itu juga diperhatikan variabel umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktifitas fisik, tingkat ekonomi, keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan muitivariat dengan Multiple Regressi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT orang dewasa adalah sebesar 22.53 ± 5.14. Disamping itu diketahui juga bahwa prevalensi gizi kurang pada orang dewasa adalah sebanyak 15,4 % sedangkan prevalensi gizi lebih sebanyak 25.6 %. Rata-rata konsumsi total energi adalah 1 885 Kalori, rata-rata persentase karbohidrat dari total energi sebesar 64.90 % dan rata-rata persentase lemak dari total energi sebesar 23.30%. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan IMT adalah total energi, persentase karbohidrat dari total energi, persentase lemak dari total energi, jenis kelamin, tingkat ekonomi. keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMT adalah persentase lemak dari total energi.
Serdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar pengambil keputusan bidang kesehatan mulai menyusun program pencegahan dan penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi lebih pada orang dewasa. Program yang mungkin dilakukan adalah program penyuluhan pada siswa Sekolah TK, SD, SLTP dan SLTA melalui kegiatan UKS dan pada orang dewasa lainnya melalui organisasi kemasyarakatan, perkantoran dan perusahaan. Selain itu disarankan juga agar dalam melaksanakan pemasyarakatan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), penjelasan tentang jumlah konsumsi makanan terutama persentase lemak dari total energi dapat diberikan angka yang spesifik menurut keadaan gizi sasaran. Saran untuk peneliti yang akan mempelajari faktor yang mempengaruhi IMT, agar mengukur aktifitas fisik dengan menggunakan metode yang lebih tepat atau melakukan modifikasi dari formulir Baecke yang digunakan dalam penelitian ini sehingga sesuai dengan kondisi orang Indonesia. Disamping itu disarankan juga agar mengukur faktor keluarga atau keturunan, tingkat hormonal dan emosi.
Daftar Pustaka: 64 (1978 - 1996)

Relationship Between Dietary Intake and Body Mass Index (BMI) in Adults in Padang 1996
Measuring Body Mass Index (BMI) is one of the methods used in nutritional status assessment. Undernutrition and overnutrition are outcomes of failure in meeting energy balance. If energy intake is less than the body need the result is undernutrition, and overnutrition occurs when energy intake exceeds the energy expenditure. Beside, nutrition status is not only 'determined by total energy intake but also by the daily nutrient composition in the diet.
The aim- of this study is to find- out the relationship between dietary intake and BMI in adults in Padang. Design of the study was across sectional and data were collected in July, 1996. Total sample were 499 persons aged 18 years old or more. BMI is the only dependent variable while dietary intake that consists of total energy, percentages of carbohydrate and of fat to total energy are the independent variables. Beside age, sex, education and economic levels, physical activity, health condition and smoking habit were observed too. The data analyses done were univariate, bivariate and multivariate which was multiple linear regression.
This study showed that average BMI was 22,53 ± 5,14 and the prevalence of undernutrition was 15,4 % while overnutrition was 25,6 %. The average of total energy intake was 1885 calories which of 64,90 % comes from carbohydrate, and 23,30 % from fat. Bivariate analysis showed that there was a correlation between BMI and total energy intake, percentage of energy from carbohydrate and fat, sex, economic levels, health condition and smoking habit. Multivariate analysis showed that the most dominant variable in predicting BMI in adults was the percentage of energy from fat.
Based on the findings it is suggested that Ministry of Health should arrange prevention program for undernutrition and overnutrition started from preschool children, elementary, junior and senior high schools through School Health Program. For adult population such program could be integrated through community organizations and offices. Beside that, it is also suggested that in the implementation of the Indonesian Nutrition Guideline (Pedoman Umum Gizi Seimbang) especially for fat intake should be explained carefully according to the target group. Suggestion for the researcher is that the measurement of physical activity by Baecke in the study of factors which influence BMI in Indonesia should be adjusted and modified; and also genetic, hormonal and emotion factors should also be taken into consideration.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Yunita Suryaputri
"Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan perkawinan Wanita dan pria dewasa lnuda yang dimediasi oleh frekuensi hubungan seksual dan kepuasan seksual. Penulis memprediksi citra tubuh akan meningkatkan frekuensi seksual yang kemudian meningkatkan kepuasan seksual lalu kepuasan perkawinan. Namun karena perbedaan peran gender, penelitian ini memprediksi citra tubuh akan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual lalu kepuasan seksualnya, sedangkan pada pria, citra tubuh diprediksi berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan tidak melalui meningkatnya frekuensi hubungan seksual hanya melalui kepuasan seksualnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode kroseksional. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah 98 partisipan Wanita dan 50 partisipan pria yang bukan merupakan pasangan.
Hasil yang didapat diketahui bahwa variabel citra tubuh, sexual attractiveness, weight concern, Serta physical condition,berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita sebesar 23,3% (R2= O,233), sedangkan pada pria, diketahui bahwa variabel citra tubuh, upper body strenght, physical attractiveness, dan physical condition berpengaruh terhadap kepuasan perkawinannya sebesar 14,4% (R2= O,144). Berbeda dengan prediksi, pada Wanita, citra tubuh berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan, tidak melalui frekuensi hubungan seksual namun hanya melalui kepuasan seksual. Sedangkan pada pria, citra tubuh tubuh tidak berpengaruh pada kepuasan perkawinan, baik melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual maupun kepuasan seksualnya. Kesirnpulan penelitian ini ialah pada Wanita, citra tubuh berpengaruh pada kepuasan perkawinannya melalui kepuasan seksual sedangkan pada pria citra tubuh tidak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.

This study is about the role of body image on marital satisfaction in young adult Women and men mediated by sexual frequency and sexual satisfaction. We predict that body image will increase sexual frequency thus sexual satisfaction and marital satisfaction. But, because of gender role differences between men and Women, We predict body image Will affect marital satisfaction through increasing sexual frequency and sexual satisfaction in Women but in men, We predict body image will affect marital satisfaction through sexual satisfaction not sexual frequency. This research is quantitative with cross sectional method. Participants in this research are 98 Women and 50 men, and they were not couple.
The results show, body image variable, sexual attractiveness, Weight concern, and physical condition affected to marital satisfaction in Women about 23,3% (R2= 0,233), in men, body image variable, upper body strenght, physical attractiveness, and physical condition affected to marital satisfaction about l4,4% (R2= O,l44). ln Women, body image components affect marital satisfaction through sexual satisfaction only not sexual frequency. In men, body image components do not affect marital satisfaction through sexual frequency or sexual satisfaction. The summary of this study are in Women, body image affect marital satisfaction through sexual satisfaction, but in men body image do not affect marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khoiroh Muflihatin
"Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre test and post test nonequivalent control yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas perpaduan terapi dzikir dan PMR terhadap kadar glukosa darah pasien DM tipe 2. Jumlah sampel 30 orang yang di rawat di Rumah Sakit yang terbagi dalam 3 kelompok intervensi (gabungan dzikir & PMR, Dzikir dan PMR) dengan kriteria inklusi tidak mengalami komplikasi akut DM, mendapatkan terapi insulin dan beragama Islam (khusus untuk intervensi dzikir).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok (p=0.000) dan rata-rata kadar glukosa darah setelah intervensi antar kelompok (p=0.004), Selisih rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p= 0.167). Selisih mean rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan setelah intervensi yang paling besar adalah pada kelompok intervensi gabungan terapi dzikir & PMR. Gabungan terapi dzikir dan PMR lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan terapi dzikir saja atau terapi PMR saja. Penelitian ini merekomendasikan agar gabungan terapi dzikir dan PMR dapat diterapkan di pelayanan klinik sebagai terapi tambahan pada terapi standar untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2.

This is quasi experiment study with pretest and posttest nonequivalent control. This study aimed to determine the influence of Dhikr and Progressive Muscle Relaxation on Blood Glucose score on Diabetic Type 2 Patient. Total sample on this study were 30 Diabetic Type 2 Patients who were hospitalized, divided into 3 groups patients. First group consist of patients who were received both dhikr and PMR; second group received only dhikr; and third group PMR. The inclusion criteria patients were not experience diabetic acute complication, received insulin therapy, and believe in Islam.
The result shows there is significant different between blood sugar level before and after intervention on every groups (p=0.000) and significant different on the mean blood sugar level after intervention (p=0.004). The mean different of blood glucose level before and after intervention shows no significant different amongst groups (p= 0.167). The highest mean different was on blood sugar level before and after intervention was on group who received dhikr and PMR. The combination between Dhikr and Progressive Muscle Relaxation is more effective to decrease blood sugar level compare to a group who only received dhikr or PMR. This study recommends to give combination between Dhikr and Progressive Muscle Relaxation as a complementary therapy to standard (insulin) therapy to maintain blood sugar on normal level on diabetic type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalifah Abadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dan faktor lainnya dengan intelligence quotient (IQ) pada siswa SMP Negeri 200 Jakarta. Sampel yang diteliti adalah kelas 7 dengan total sampel berjumlah 131 siswa. Data yang dikumpulkan berupa skor IQ, berat lahir, TB/U, asupan energi,asupan protein, asupan zat besi, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan orang tua. Data ini dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2x24 jam, dan pengukuran tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir, tingkat pendidikan ibu,pendapatan orang tua dengan IQ (nilai p < 0,05).

This study aimed to identify the association between birth weight and other factors with the intelligence quotient (IQ) of the student of SMP Negeri 200 Jakarta. The observed sample in this study was the 7th grader consisting 131 students. The collected data were IQ score, birth weight, HAZ, energy intake,protein intake, iron intake, mother’s education level, and parent’s income. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours recall interview, and height measurement. The result of this study showed that there was a significant correlation between birth weight, mother’s education level, parent's income, and IQ (p value < 0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkitra Nura Hismayana
"Media sosial adalah media yang memiliki banyak pengguna dan digemari oleh masyarakat saat ini. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram. Di Instagram, kita dapat membagikan informasi dan berinteraksi melalui teks, video, foto, dan suara.  Namun, ternyata fungsi Instagram saat ini bukan hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi juga dapat membentuk citra diri seseorang. Citra diri ini berkaitan erat dengan self-representation. Para pengguna Instagram seakan-akan merasa mendapatkan bentuk penghargaan diri yang sangat luar biasa karena dapat melakukan representasi diri melalui media sosial yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Salah satu bentuk dari self-representation adalah dengan membangun citra tubuh agar dapat menarik lebih banyak pengikut. Karena memiliki daya tarik dan exposure yang tinggi, mereka bisa mendapatkan tawaran dari berbagai brand dan menghasilkan uang. Hal tersebut dilakukan oleh mayoritas selebriti mikro tanah air. Dalam implementasinya, selebriti mikro memiliki kharisma  dan penampilan fisik bukan seperti orang biasa. Hal ini bukanlah hal yang negatif jika media sosial dijadikan self-representation, namun hal ini dapat mempengaruhi persepsi representasi diri bagi pengguna media sosial yang dapat berdampak pada kehidupan yang sesungguhnya.

Social media is the media most favored by the public in the current era. One of the most widely used social media is Instagram. On Instagram, we can share information and interact through text, video, photos and sound. However, it turns out that the current function of Instagram is not only as a medium of communication, but also can shape one's self-image. This self-image is closely related to self-representation. Instagram users seem to feel that they are getting an extraordinary form of self-esteem because they can represent themselves through social media according to their expectations. One form of self-representation is building body image in order to attract more followers. Because they have high traction and exposure, they can get offers from various brands and make money. This is done by the majority of Indonesian micro celebrities. In its implementation, micro celebrities have charisma and physical appearance that are not like ordinary people. This is not a negative thing if social media is used as self-representation, but this can affect the perception of self-representation for social media users which can have an impact on real life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Pancer Istiyani, 1973-
Yogyakarta: Galang, 2004
302.222 CHA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Synectics model matched with mind maps were applied in the intruction in order to acieve the target. This was an experimental quai research pre-test poat - test control group design...."
2009
570 JPB 1:1 (2009) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>