Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diadjeng Laraswati Hanindyani
"Organizational Citizenship Behaviour (OCB) adalah perilaku di luar peran kerja, yang merupakan kontribusi individu yang mendalam yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward oleh perolehan kinerja tugas. OCB dalam 30 pertanyaan diukur berdasarkan pada 5 (lima) dimensi OCB yaitu altruism, conscientiousnes, courtesy, civic virtue and sportmanship. Sikap adalah reaksi evaluasi yang mendukung atau tidak mendukung terhadap seseorang atau sesuatu, yang menunjukkan tingkah laku, perasaan atau kepercayaan seseorang. Sikap dalam 30 pertanyaan diukur berdasarkan pada taraf afeksi terhadap nilai organisasi, aturan organisasi, iklim organisasi dan perilaku orang-orang dalam interaksi sosial. Kecerdasan Emosi didefinisikan sebagai kemampuan yang tidak hanya mengontrol emosi tapi juga merasakannya. Kecerdasan Emosi dalam 42 pertanyaan diukur berdasarkan pada Kompetensi Pribadi dan Kompetensi Sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis 1) pengaruh dari Sikap terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Karyawan 2) pengaruh dari Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Karyawan dan 3) pengaruh dari Sikap dan Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Karyawan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk periode penelitian mulai Mei sampai dengan Juni 2008.
Structural Equation Modeling digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukkan bahwa Sikap dan Kecerdasan Emosi mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap OCB. Populasi dari penelitian ini adalah 2641 karyawan yang aktif bekerja di BPPT. Sebanyak 10 persen dari populasi sebagai target sampel, 226 kuesioner kembali dan hanya 223 responden dapat diolah datanya karena lengkap menjawab pertanyaan dalam kuesioner.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh yang positif signifikan antara Sikap terhadap OCB (2) Ada pengaruh yang positif signifikan antara Kecerdasan Emosi terhadap OCB (3) Ada pengaruh yang positif signifikan antara Kecerdasan Emosi terhadap OCB.

Organizational Citizenship Behaviour (OCB) is extra role behaviour, which is individual contributions in the workplace that go beyond role requirement an contractually rewarded a job achievement. OCB, which is represented in 30 questions, is measured based on 5 dimensions : altruism, conscientiousness, courtesy, civic virtue and sportmanship. Attitude is a favorable or unfavorable evaluative reaction to war something or someone, exhibited in one?s belief, feelings or intended behavior. Attitude, which is represented in 30 questions, is measured based on affective indicator to organization?s values, rules, climate and behaviour of people in social interaction. EQ is defined as the power not only to control emotions but to perceive them. EQ, which is represented in 42 questions, is measured based on Personal Competence and Social Competence.
The objective of this research is to analyze 1) the effect between Attitude on Organizational Citizenship Behaviour of Employee, 2) the effect between Emotional Quotient on Organizational Citizenship Behaviour of Employee, and 3) the effect between Attitude and Emotional Quotient on Organizational Citizenship Behaviour of Employee at Agency of Assessing and Application of Technology (BPPT).
Structural Equation Modeling Analysis is used to test hypotheses that Attitude and EQ are positively significant on OCB. Population of this research consists of 2641 employees who work at 45 units at BPPT. Ten percents of the population is target sample, 226 questionaires are respons and only 223 respondents can be analyzed because they answer the questionaires completely.
The result shows that 1) Attitude has an positive effect to OCB 2) Emotional Quotient has an positive effect to OCB 3) Attitude and Emotional Quotient have an positive effect to OCB."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24469
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Marina
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyson, Shaum
New York: Prentice-Hall, 2000
302.35 TYS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robbins, Stephen P.
New York: Prentice-Hall, 2009
158.7 ROB o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Weightman, Jane
Harlow : Addison-Wesley, 1999
158.7 WEI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wasilah
"sistem pengendalian manajemen dibentuk agar dapat dipergunakan sebagai suatu sistem yang bisa menggerakkan perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan. Selain itu juga dapat berfungsi mengendalikan pelaksanaan sistem tersebut, sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh operasi perusahaan memang telah mendukung proses pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu bagian dari sistem pengendalian manajemen yang dapat menjelaskan arah dan proses pencapaian tujuan perusahaan adalah ANGGARAN (budget). Melalui anggaran dapat diketahui keadaan suatu organisasi secara lebih baik, mengenai sumber daya yang dimiliki (input) proses yang ada dalam perusahaan, hingga hasil yang dicapai (output), dimana seluruh hal tersebut dicerminkan dalam bentuk unit mata uang. Disisi lain, sistem pengendalian manajemen merupakan bagian integral organisasi. Hal ini berarti seluruh faktor yang mempengaruhi organisasi juga akan mempengaruhi sistem pengendalian, termasuk yang berasal dari dalam, luar organisasi maupun dari diri individu/anggota organisasi. Dimana halhal tersebut merupakan Faktor Pembentuk Perilaku Organisasi. Sedangkan anggaran memiliki kekuatan untuk mendorong anggota organisasi agar bertindak sesuai dengan tujuan yang digariskan. Tetapi juga memiliki kelemahan dimana ia menekan anggota organisasi dan dampaknya menimbulkan hal buruk bagi organisasi. Merupakan tugas bagi pihak manajemen untuk menciptakan kondisi agar anggaran dapat mendorong serta memotivasi para anggota organisasi, tanpa menekan para anggota tersebut, sehingga mereka selalu berusaha mencapai anggaran tanpa mengesampingkan tujuan organisasi. Oleh sebab itu, agar anggaran dapat menjalankan tugasnya dengan baik, nilai posi tif anggaran harus di jaga agar terbentuk perilaku organisasi yang baik, serta mengurangi nilai negatif-nya sehingga pengendalian manajemen dapat berjalan lancar, sehingga mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Northcraft, Gregory B.
Chicago: Dryden Press, 1990
658 NOR o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reksa Anindya
"Organizational Citizenship Behaviour (OCB) adalah perilaku karyawan di mana tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan dengan mengakomodasi tujuan dari produktivitas karyawan individu. OCB diukur berdasarkan pada 5 (lima) dimensi OCB yaitu alturism, conscientiousnes, courtesy, civic virtue, and spotmanship. Komitmen Organisasi sebagai ukuran seberapa jauh tingkat seorang karyawan mengidentifikasikan dirinya pada organisasi serta keterlibatannya didalam suatu organisasi, sesuai dengan definisi tersebut, maka penjabarannya komitmen organisasi diukur berdasarkan tiga indikator yaitu variabel Komitmen Afektif, Komitmen Kontinuan, Komitmen Normatif Kecerdasan Emosi didefinisikan sebagai kemampuan yang tidak hanya mengontrol emosi tapi juga merasakannya. Kercerdasan emosi diukur berdasarkan pada Kompetensi Pribadi dan Kompetensi Sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan, pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan, pengaruh Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis yang menunjukkan bahwa Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap OCB.
Populasi dari penelitian ini adalah 300 karyawan yang aktif bekerja di Departemen Unit X Kompas Gramedia, sebanyak 10% dari populasi sebagai target sampel, 100 kuesioner kembali dan hanya 80 responden dapat dioleh datanya karena lengkap menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif signifikan antara Komitmen Organisasi terhadap OCB. (2) ada pengaruh positif signifikan antara Kecerdasan Emosi terhadap OCB. (3) ada pengaruh yang positif signifikan antara Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Emosi terhadap OCB.

The Effect Between Organizational Commitment And Emotional Quotient To Organizational Citizenship Behaviour Of Employee At Department Unit X In Kompas Gramedia Organizational Citizenship Behaviour (OCB) as the employee behavior in which the purpose is to increase the efficiency of company performances by accomodating the purpose of individual employee productivity. OCB, which is measured based on 5 dimensions : alturism, conscientiousnes, courtesy, civic virtue, and spotmanship. Organizational commitment as a measure of how far the level of an employee identifies himself to the organization and its involvement in an organization, in accordance with the definition. Organizational commitment, which is measured based on 3 dimensions : Affective commitment, Continuance commitment, Normative Commitment. EQ is defined as the power not only to control emotions but to perceive them. EQ, which is measured based on Personal Competence and Social Competence.
The objective of this research is to analyze the effect between Organizational Commitment on Organizational Citizenship Behaviour of employee, the effect between Emotional Quoestient on Organizational Citizenship Behaviour of employee, the effect between Organizational Commitment and Emotional Quoetient on Organizational Citizenship Behaviour of employee Departement Unit X Kompas Gramedia. Multiple regression analysis is used to test hypotheses that Organizational Commitment and Emotional Quoestient are positively significant on OCB.
Population of this research consists of 300 employee, who work at Departemen Unit X Kompas Gramedia. Ten percents of the population is target sample, 100 questionaries are respons and only 80 respondents can be analyzed because they answet the questionnaires completely.
The result shows that 1) Organizational Commitment has an positive effect to OCB. 2) Emotional Quotient has an positive effect to OCB. 3) Organizational Commitment and Emotional Quoetient have an positive effect to OCB.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28975
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rogers, John
Canberra : Cloustan and Hall, 1988
330.1 ROG e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Novascotia Saripudin
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dalam perilaku social loafing antara mahasiswa dari berbagai negara di Asia dengan mahasiswa dari Australia. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa University of Queensland, yang dibagi menjadi dua kelompok kondisi yaitu kondisi kerja kelompok koaktif atau kerja kelompok kolektif. Masing-masing kondisi terdiri dari antara mahasiswa Asia atau mahasiswa Australia. Partisipan diberikan mental task dan kemudian performanya diukur untuk menunjukkan tendensi perilaku social loafing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok koaktif dan kolektif, mahasiwa Australia pada kelompok koaktif bekerja lebih baik dibanding mahasiswa Asia pada kelompok koaktif. Hasil dari penelitian ini mengindikasi bahwa budaya individualistik barat menunjukkan performa kerja lebih baik dibanding budaya kolektivis timur ketika ditempatkan pada kondisi kelompok kerja koaktifABSTRACTThis research is done to investigate the differences in social loafing between Asians students from various Asian countries and Australian students. Participants were university students who were divided into either a coactive or collective work condition. Each work condition consisted of either Asians or Australians. Participants were given a mental task and the performance on this task was measured to represent social loafing. The results revealed that although there was no significant difference between coactive and collective groups, Australians in a coactive setting performed better than Asians in a coactive setting. The results of this study indicate that western individualistic cultures perform better than eastern collectivistic cultures on a task if they are put in a coactive work setting;This research is done to investigate the differences in social loafing between Asians students from various Asian countries and Australian students. Participants were university students who were divided into either a coactive or collective work condition. Each work condition consisted of either Asians or Australians. Participants were given a mental task and the performance on this task was measured to represent social loafing. The results revealed that although there was no significant difference between coactive and collective groups, Australians in a coactive setting performed better than Asians in a coactive setting. The results of this study indicate that western individualistic cultures perform better than eastern collectivistic cultures on a task if they are put in a coactive work setting, This research is done to investigate the differences in social loafing between Asians students from various Asian countries and Australian students. Participants were university students who were divided into either a coactive or collective work condition. Each work condition consisted of either Asians or Australians. Participants were given a mental task and the performance on this task was measured to represent social loafing. The results revealed that although there was no significant difference between coactive and collective groups, Australians in a coactive setting performed better than Asians in a coactive setting. The results of this study indicate that western individualistic cultures perform better than eastern collectivistic cultures on a task if they are put in a coactive work setting]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>