Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Kartikasari
"Tantangan yang dihadapi asuransi kerugian dan reasuransi semakin berat. Hal itu disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi dalam negeri akibat inflasi dan berbagai bencana alam yang terjadi. Ketidakstabilan ekonomi mengurangi daya beli masyarakat, sehingga minat untuk membeli polis asuransi juga menurun. Sementara, berbagai bencana alam di Indonesia yang terjadi tentunya menimbulkan dampak buruk terhadap perkembangan asuransi kerugian di Indonesia. Hal itu masih diperburuk dengan berbagai bencana yang terjadi di berbagai negara. Bencana-bencana tersebut mengakibatkan klaim yang ditanggung reasuransi semakin meningkat, sehingga kekuatan reasuransi menurun dalam menutup pertanggungan. Fenomena yang dihadapi industri asuransi umum di Indonesia tersebut tentunya menuntut dirumuskannya strategi-strategi yang tepat di perusahaan - perusahaan asuransi kerugian untuk bisa tetap bersaing, sekaligus tetap menjaga kepuasan para pemangku kepentingan perusahaan. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu analisis atas kinerja perusahaan, sehingga dapat dirumuskan strategi-strategi yang dapat menjawab tantangan dan ancaman perusahaan. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia merupakan perusahaan asuransi kerugian patungan antara Allianz SE, PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Wuwungan. Visi Azindo adalah menj adi "The First Choice" bagi para pelanggannya, mitra-mitra bisnisnya dan karyawannya dengan membangun hubungan yang berdasarkan kepercayaan. Sedangkan. misi Azindo adalah bertujuan menjadi perusahaan asuransi patungan terbaik di Indonesia untuk seluruh lini bisnis pada tahun 2010. Meskipun Azindo menduduki peringkat ke-7 berdasarkan pendapatan premium kotor perusahaanperusahaan ásurañsi kerugian di Indonesia pada tahun 2005, namUn hal tersebut belummenjadi suatu kepastian bahwa perusahaan dapat terlepas dari ancaman kerugian sebagai akibat tingkat klaim yang tinggi. Analisis profitabilitas dilakukan pada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dengan mengaplikasikan metode Rasio Profitabilitas dari Rasio "Early Warning System" dan metode Economic Value Added. Selain analisis terhadap profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, analisis profitabilitas pada setiap lini bisnis perusahaan juga dilakukan. Hasil penghitungan disajikan secara komparatif, dengan rnenggunakan datadata keuangan yang berasal dari hasil publikasi laporan tahunan perusahaan selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan adalah profitabilitas PT Asuransi Allianz Utama Indonesia pada periode 2004 sarnpai dengan 2006 cenderung mengalarni penurunan. Secara umum, penyebab penurunan EVA Azindo adalah penurunan NOPAT. Sementara, performa rasio Azindo yang menurun disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan underwriting yang belum stabil. Berkaitan dengan kinerja lini bisnis, meskipun Properti dan Kendaraan Bermotor menghasilkan 50% premi bruto perusahaan, namun hasil EVA dan Rasio Profitabilitas kedua lini bisnis tersebut tidak berpengaruh signifikan pada EVA dan Rasio Profitabilitas perusahaan. Lebih lanjut, strategi-strategi yang direkomendasikan antara lain strategi untuk rneningkatkan nilai pertanggungan pada lini bisnis Kendaraan Bermotor dengan tetap menggunakan tarif yang telah ditentukan pemerintah dan strategi untuk meningkatkan nilai pertanggungan namun disertai dengan penentuan kebutuhan reasuransi yang tepat pada keempat lini bisnis lainya.

Nowadays, insurance industry, especially general insurance business and reinsurance business, face more challenges. This condition is a consequence of unstable economic, as a result of inflation, and also many natural disasters. The unstable economic reduce people purchasing power, and then it also reduce the interest to buy insurance policies. Meanwhile, the natural disasters in Indonesia result bad impact on insurance industry growth. Moreover, it is worst by natural disasters happened on many countries. The disasters have resulted higher claim expenses, so that the capability of reinsurance reduce. These challenges force insurance companies to formulate good strategies, in competing with the peers and improving the stakeholders' satisfaction. Therefore, an analyze of company performance is needed in formulating the good strategies. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia is a joint venture general insurance of Allianz SE, PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Wuwungan. The company vision is being "The First Choice" for the customer, business partner, and employee by developing the relationshiop based on trust. The company mission is achieving the best joint venture general insurance in every line of business on 2010. Azindo achieves the top 7 general insurance companies based on Gross Written Premium production on 2005. Nevertheless, there is still the threat of suffering loss because of high claim expenses. Profitability of Azindo is analysed by applying Profitability Ratio of "Early Warning System" Ratio and Economic Value Added method. Beside company profitability, the profitability of each line of business is also analysed. Calculating the financial data provided on the Financial Statement, the profitability analyis of Azindo on 2004 until 2006 is con paratively presented.The conclusion of analysis result is the profitability of Azindo on 2004 until 2006 has reduced. Generally, EVA's reduction is caused by NOPAT's reduction. While ratio's reduction is caused by unstable underwriting income. Line of business wise, although Property and Motor Vehicle contribute 50% gross premium, their EVA and profitability ratio have not been significantly contribute to company's EVA and profitability ratio. Moreover, some of recommended strategies are the strategies to increase total sum insured on Motor Vehicle by applying new tariff which has issued by government, and the strategies to incerase total sum insured with the accurate assessment of needed reinsurancesupportson other 4 (four) line of businesses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Permata Putri Mentari
"Reasuransi merupakan salah satu aspek penting dalam bisnis asuransi. Untuk mengelola bisnis, asuransi tidak hanya mengandalkan kapasitas sendiri, tetapi juga kapasitas tambahan yang diberikan oleh reasuransi. Sebagai parameter kesehatan finansial, OJK sebagai regulator mewajibkan asuransi untuk memiliki Reasuransi dalam negeri. Seperti kita ketahui, reasuransi dalam negeri di Indonesia tidak setinggi reasuransi asing. Bisnis asuransi akan selalu dikaitkan dengan reasuransi karena sifat asuransi yaitu spreading risk (dengan mengurangi risiko yang timbul dari klaim). Penelitian sebelumnya memberikan indikator bahwa kekuatan finansial akan mempengaruhi bagaimana perusahaan jasa mengelola bisnis dan profitabilitas mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki secara empiris hubungan antara kekuatan finansial perusahaan dengan bisnis yang dijalankannya. Kekuatan finansial untuk bisnis reasuransi merupakan komponen terpenting karena karakteristik bisnisnya, business to business. RBC sebagai salah satu parameter perusahaan asuransi untuk memilih reasuransi. Jadi dengan komponen RBC asuransi dapat melihat bagaimana bisnis dan tata kelola reasuransi. Kerangka analisis didasarkan pada hubungan antara faktor modal berbasis risiko dalam reasuransi dengan efektivitas bisnis dan profitabilitas. Data selanjutnya akan diberikan oleh laporan tahunan perusahaan dengan total 5 reasuransi lokal di Indonesia yang diuji dengan model regresi. Penelitian akan menunjukkan bagaimana faktor Risk based capital mempengaruhi bisnis perusahaan reasuransi. Penelitian diharapkan dapat membantu industri untuk lebih memahami pentingnya kekuatan finansial perusahaan reasuransi meningkatkan pengetahuan penulis lebih dalam tentang pentingnya faktor RBC untuk bisnis reasuransi. Berbeda dengan asuransi, meskipun bisnis jasa, asuransi akan langsung ke konsumen, dan reasuransi akan merusak bisnis dari asuransi, sehingga akan menjadi karakteristik B2B. Selain layanan reasuransi, kekuatan finansial adalah salah satu parameter utama dari asuransi untuk memilih reasuransi.

Reinsurance is one of important aspect from insurance business. To ruin their business, insurnaces don’t only rely on their capacity, but to their back up capacity behind them. For arising financial strength and intercalation to Indonesia’s GDP, OJK as regulatory has obligatory for insurance to ceded their insurance cession to domestic Reinsurance. As we know, domestic reinsurances in Indonesia don’t high as high foreign Reinsurance. So they will rely on their financial strenght to ruin their business due to lack of capacity. Insurance business would be always linked with reinsurace due to their requirements for spreading risk (by reduce the variability of the financial costs to insurance companies arising from the claims). The prior researches give indicator that financial strenght will affect how sevice company ruin their business and profitability making. This paper is aim to empirically inquire intercouse between financial strength of the company with their running business. Financial strenght for reinsurance business is the most important component due to their business characteristic, business to business. RBC as one of the parameter will be the one which impose the insurance company to lay their business. So with RBC’s component we could inquire how reinsurance’s business and profitability. The analysis framework is based on relationship between risk based capital’ factor in reinsurance with their business and profitability effectivity. Data will be provided secunderly by companies annual report with total 5 local reinsurance in Indonesia. And will be examined by regression model. The finding will indicate how Risk based capital’s factor involve business and profitability both for reinsurance company. The findings may help industry to better understand how financial power’ factor work for profitability. To improve authors’ deeper knowledge about the importance of risk based capital’ factor for reinsurance core business and profitability. Different from insurance, even though they are service business, insurance would be dirrect to the consumers, and reinsurance will ruin business from insurance, so they will be B2B characteristic. Beside the service of the reinsurance, financial strenght is one of the most parameter from insurance to prefer their account.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufikurrahman
"Memasuki era pemerintahan baru pasca pemilu 2004 yang dianggap cukup demokratis, indikator-indikator kinerja perbankan Indonesia relatif membaik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Membaiknya profitabilitas bank-bank di Indonesia terlihat pada Net Interest Income (NII), Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets (ROA) yang cenderung meningkat sebagai akibat dari meningkatnya spread antara suku bunga kredit dan dana. Disamping itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terus membaik, mencapai di atas 20%, jauh di atas persyaratan minimum yang ditetapkan Bank Indonesia (Sarjito, 2004). Perkembangan perbankan yang membaik tersebut mencakup pula sub-sektor perbankan syariah. Dengan menerapkan sistem bagi hasil yang relatif baru di Indonesia dibandingkan dengan sistem perbankan konvensional, perbankan syariah di Indonesia berhasil meraih perkembangan aktiva yang pesat. Pasar bank syariah di Indonesia diperkirakan masih terbuka luas dan belum jenuh. Pada tahun 2005 diperkirakan masih 20 bank (empat bank swasta nasional dan 16 bank pembangunan daerah) akan membuka divisi syariah. Saat ini sudah 19 bank yang diberi izin beroperasi secara lslami. Tahun 2006 diperkirakan bahwa hampir semua bank sudah punya divisi syariah.
Namun perbankan syariah di Indonesia diperkirakan tidak dapat terus menikmati perkembangan pesat tersebut, jika hanya mengandalkan pasar loyalis, yaitu golongan umat Islam yang mengharamkan riba. Telah tiba waktunya bank-bank syariah mulai menggarap pasar rasional, yang umumnya mempunyai kemampuan financial menengah ke atas dan dapat diharapkan untuk senantiasa aktif dalam kegiatan penyimpanan dana dan pembiayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasionalitas dan kepercayaan pasar akan kinerja bank merupakan kunci sukses pengembangan perbankan syariah di masa yang akan datang. Terlebih lagi jika bank-bank syariah hendak berekspansi, sudah tentu kepercayaan investor sangat diperlukan untuk memperoleh tambahan modal. Untuk dapat mempertahankan investor yang telah ada dan menarik investor baru, bank syariah harus menunjukkan kinerja yang meyakinkan, profitabilitas, dan nilai tambah ekonomis (economic value added) terhadap investasi mereka. Untuk mencapai tujuan strategis tersebut, sebagaimana pada perusahaan-perusahaan di sektor lainnya, pada bank syariah diperlukan antara lain adanya piranti ukur kinerja yang dapat secara cukup akurat menunjukkan seberapa tinggi profitabilitas dan nilai tambah bagi pemodal yang diciptakan dari kegiatan bisnis perbankan yang dilakukan bank tersebut. Salah satu konsep yang dapat diajukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut analisis profitabilitas produk perbankan dengan menggunakan gabungan konsep ABC (Activity-Based Costing) dan EVA (Economic Value Added).
Secara umum, dapat dikatakan bahwa kinerja suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi biayanya. Semakin andal informasi biaya yang tersedia, makin andal pula pijakan untuk pengambilan keputusan, dan pada akhirnya berimbas pada makin tepatnya pengambilan keputusan bisnis serta makin baik pula kinerja perusahaan secara keseluruhan (Roztocki, 2001). ABC adalah sistem pengukuran biaya produk (costing system) yang dianggap lebih andal dari sistem biaya tradisional, yang telah banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan manufaktur selama lebih dari satu dekade yang lalu (Cooper, 1988). Dalam banyak kasus, implementasi ABC telah banyak menunjukkan kontribusi yang positif terhadap efisiensi penggunaan biaya overhead perusahaan (Cooper & Kaplan, 1991). Di samping sektor manufaktur, ABC juga telah banyak diterapkan di perusahaan jasa, termasuk perbankan (Mays & Sweeney, 1994; Lambert & Whithworth, 1994; Krupnicki & Tyson, 1997; Garrison & Noreen, 1997).
ABC dapat dikatakan andal dalam menelusuri biaya overhead untuk mengukur profitabilitas produk secara lebih akurat, namun sayangnya tidak mempertimbangkan biaya modal (capital cost). ABC hanya berfokus pada data laporan biaya perusahaan, dan tidak memperhatikan informasi pada neraca (Roztocki & Needy, 1999). Guna menghasilkan analisis biaya yang lebih lengkap dan lebih andal lagi, beberapa ahli menganjurkan untuk menggabungkan sistem ABC dan EVA (Hubbell, 1996; Roztocki & Needy, 1998; Cooper & Slagmulder, 1999). EVA (Economic Value Added) merupakan konsep yang diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., yang mengklaimnya sebagai ukuran kinerja.yang paling dapat mencerminkan profit ekonomis perusahaan yang sebenarnya, dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal (Stewart, 2005). Dalam gabungan konsep ABC dan EVA, komponen ABC sebagai sistem biaya digunakan untuk menelusuri biaya overhead secara akurat dan lebih banyak menggunakan informasi dari laporan laba rugi, sedangkan komponen EVA digunakan untuk menghitung estimasi biaya modal.
Dengan demikian, analisis profitabilitas produk yang dibuat dengan gabungan konsep ABC dan EVA akan menghasilkan angka profit yang dihasilkan setiap produk, yang telah memperhitungkan pembebanan biaya overhead atau biaya umum yang lebih akurat ke setiap produk, sekaligus mencerminkan berapa nilai tambah (added-value) yang dihasilkan setiap produk terhadap modal yang ditanam oleh investor. Integrasi ABC dan EVA telah berhasil diterapkan dibeberapa perusahaan manufaktur (Roztocki, 200O), namun sepanjang pengetahuan penulis, belum pernah diimplementasikan untuk perbankan, apalagi syariah yang memiliki karakteristik operasional yang cukup unik. Oleh karena itulah dalam karya akhir ini penulis hendak mencoba menyajikan model analisis profitabilitas untuk produk-produk perbankan syariah dengan menggunakan integrasi konsep ABC dan EVA. Untuk mempermudah penyajian model analisis, dalam karya akhir ini penulis menggunakan alat bantu kalkulasi kuantitatif dan analisis kualitatif dengan dasar informasi biaya dan keuangan Bank Syariah ?X? untuk periode akuntansi yang telah berlalu (data historis). Bank Syariah ?X? adalah sebuah Bank Syariah yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.
Tujuan penelitian dan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengajukan model alternatif untuk melakukan analisis profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu bank syariah, mengingat masih sangat jarang praktisi manajemen yang menaruh perhatian besar pada pengembangan konsep-konsep pengendalian dan manajemen biaya untuk sub-sektor perbankan syariah. Diharapkan bahwa meskipun masih banyak memiliki kekurangan dan keterbatasan, model analisis yang disajikan dalam karya akhir ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan model analisis sejenis yang lebih baik lagi dan menggunakan variabel serta data yang lebih lengkap, khususnya untuk bank-bank syariah.
Penelitian ini merupakan analisis deskriptif, dan berusaha mengaitkan analisis dan perhitungan kuantitatif serta informasi kualitatif dengan gagasan model analisis alternatif yang relatif baru dalam artian ketiadaan contoh aplikasi nyata, namun sebenarnya didasarkan pada model-model yang telah dibuat oleh para ahli sebelumnya, terutama penelitian dan tulisan tentang ABC, EVA, dan model integrasi ABC dan EVA. Modifikasi atas beberapa bagian data dilakukan untuk mempermudah, memperjelas, dan mencapai tujuan analisis. Penggunaan data kuantitatif tersebut tidak dimaksudkan untuk mempublikasikan detail kinerja bank syariah yang menjadi sumber data, oleh karena itu penulis tidak menyebutkan nama bank tersebut secara eksplisit. Tiadanya penyebutan nama bank juga dimaksudkan agar model analisis dalam karya akhir ini jauh dari kesan asosiatif terhadap satu bank syariah tertentu saja, namun dapat menjadi gambaran yang seoptimal mungkin dapat merepresentasikan sistem operasional bank syariah secara umum.
Dari hasil analisis dalam karya akhir ini diketahui bahwa produk pembiayaan Bank Syariah "X" yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang terbesar bagi pemodal adalah produk BBA (Bai Bithaman Ajil). Produk tersebut memberikan keuntungan (bagi hasil) yang sangat besar, sementara biaya operasinya (hasil kalkulasi ABC) relatif sangat kecil dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Setelah dibebankan biaya modal yang sebanding dengan proporsi dana yang diserap, produk pembiayaan ini masih memberikan nilai EVA yang terbesar. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen dan pemilik modal perusahaan bahwa produk pembiayaan BBA sangat menguntungkan untuk terus dipertahankan karena memberikan profit bagi perusahaan sekaligus potensi nilai tambah yang sangat besar bagi penanam modal.
Dengan melihat volume dana yang diserap oleh produk ini (58,66% dari total dana pembiayaan), dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang besar juga diperoleh berkat tingginya minat para nasabah pembiayaan (peminjam) dalam mempergunakan fasilitas pembiayaan BBA. Tingginya minat nasabah akan produk ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, misalnya menariknya paket pembiayaan (nisbah bagi hasil, periode pinjaman, dan sebagainya), konsep dan strategi pemasaran yang tepat, ataupun kemungkinan tingkat kompetisi yang belum terlalu tinggi untuk produk sejenis dalam industri perbankan syariah. Sedangkan tingkat biaya operasi (hasil kalkulasi ABC) yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan tingkat penjualan dan keuntungan produk menunjukkan bahwa secara umum biaya aktivitas yang dilakukan untuk mengelola produk ini sangat efisien.
Penelitian lebih lanjut tentang akar penyebab (root causes} fenomena ini akan sangat membantu manajemen, terutama untuk mengetahui mengapa produk-produk lain mengkonsumsi biaya aktivitas yang sangat besar jika dibandingkan dengan volume produk dan tingkat keuntungannya. Misalnya, untuk produk pembiayaan mudharabah, keuntungannya sangat tipis dibandingkan dengan biaya operasi (hasil kalkulasi ABC), sehingga ketika dibebani biaya modal, nilai EVA-nya menjadi negatif. Keuntungan yang kecil mungkin terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat penjualan produk pembiayaan ini, yang bisa berarti sangat kurangnya minat masyarakat terhadap produk tersebut. Alokasi dana yang dikeluarkan untuk produk pembiayaan ini hanyalah 6,13% dari total dana pembiayaan, sehingga keuntungan bagi hasil yang diperolehpun sangat kecil.
Biaya aktivitas (hasil kalkulasi ABC) yang sangat besar dibandingkan dengan rendahnya volume pembiayaan menjadi pertanyaan yang harus diselidiki lebih lanjut oleh manajemen, apakah terdapat banyak aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam pengelolaan operasional produk tersebut. Misalnya terlalu banyaknya waktu menganggur para staf marketing yang ditugaskan untuk memasarkan produk tersebut. Karena ternyata biaya operasi produk mudharabah hampir sama dengan biaya produk BBA yang volume pembiayaan dan keuntungannya jauh lebih besar. Rendahnya minat masyarakat terhadap pembiayaan mudharabah dapat pula disebabkan oleh kurang menariknya paket pembiayaan tersebut. Hal yang hampir sama juga berlaku untuk produk musyarakah. Keuntungan produk ini sangat kecil sehingga hanya dapat menutupi biaya operasi (hasil kalkulasi ABC) namun tidak dapat menutupi biaya modal, sehingga nilai EVA-nya negatif.
Model analisis dalam karya akhir ini belumlah sempurna karena berbagai keterbatasan, namun kiranya dapat dimanfaatkan oleh manajemen bank-bank syariah sebagai bekal konseptual guna merancang model yang lebih definitif dan menggunakan variabel yang lebih aktual. Analisis demikian akan sangat bermanfaat sebagai piranti pengendalian manajemen dan pengelolaan kinerja produk. Tindakan manajemen dalam merespon hasil analisis profitabilitas tersebut akan sangat menentukan respons dan minat penanaman dana (pemodal) untuk menginvestasikan dananya ke bank syariah, baik berupa tabungan, deposito, maupun dalam bentuk pemilikan surat berharga perusahaan (saham, obligasi, dan sebagainya). Semakin banyak produk-produk yang dilaporkan memiliki EVA negatif, akan memberikan warning kepada investor bahwa manajemen bank tersebut kurang baik dalam mengelola dan memasarkan produk-produknya.
Bagi pemilik dana tabungan atau deposito, informasi tersebut berguna untuk mempertimbangkan keputusan berikutnya untuk mempertahankan atau menambah penanaman dana di bank bersangkutan terkait dengan kemungkinan nisbah bagi hasil yang dapat diperoleh, karena bagi hasil untuk penabung akan sangat bergantung pada kinerja produk pembiayaan. Sebaliknya bagi manajemen, nilai EVA per produk dapat dijadikan landasan keputusan untuk menerapkan strategi produk selanjutnya, apakah harus mempertahankan produk tertentu, memompa pemasaran produk tertentu, atau mengeliminasi produk tertentu, sehingga kinerja perusahaan secara keseluruhan menjadi lebih baik. Analisis profitabilitas yang menghasilkan nilai EVA per produk seperti di atas dapat menyelaraskan tindakan dan upaya manajemen dalam mengelola usaha bank dengan keputusan dan harapan pemilik dana (pemegang saham, penabung, dan kreditor). Jika tercapai keselarasan tersebut, bank-bank syariah akan dapat lebih besar lagi memperoleh kepercayaan dari para pemodal dan pemilik dana, dan meraih pasar yang lebih luas lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Cathie Yessika M.
"Penelitian ini membahas tentang adanya hubungan antara Net Operating Profit after Tax (NOPAT), Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Rasio Profitabilitas yang diwakilkan dengan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan Market Value Added (MVA) pada perusahaan manufaktur yang telah memenuhi syarat sebagai sample dengan periode pengamatan selama tahun 2009-2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang diuji dengan menggunakan metode regresi tunggal dan berganda, dan diolah dengan menggunakan SPPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NOPAT dan EVA memiliki pengaruh yang signifikan dan hubungan yang positif terhadap variabel MVA, ROA, ROE, sedangkan WACC memiliki hubungan yang negative dengan variabel ROA, ROE dan MVA.

This study discusses the relationship between Net Operating Profit after Tax (NOPAT), Weighted Average Cost of Capital (WACC) and Economic Value Added (EVA) to Profitability Ratios represented by Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) and MVA at a manufacturing company that has been qualified as a sample with a period of observation during the years 2009-2011. This research is a quantitative study which tested using single and multiple regression method, and processed using SPPS. The results of this study indicate that the NOPAT and EVA have a significant and positive relationship to the MVA variable, ROA, ROE, while the WACC has a negative relationship with the variable ROA, ROE and MVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fajra
"Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan tujuan perusahaan. Beberapa pendekatan peilaian kinerja keuangan diantaranya adalah Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA). Penggunaan pendekatan EVA dan MVA dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada pendekatan ROE, dimana ROE tidak memasukkan faktor biaya modal untuk pengukuran apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan PT. Astra Argo Lestari, Tbk, dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk pada periode 2003-2007, dengan menggunakan ketiga pendekatan yang sudah disebutkan. Dengan ketiga pendekatan penilaian kinerja yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan memiliki kinerja yang bagus yang ditandai dengan kenaikan nilai MVA. Sedangkan untuk meningkatkan nilai EVA perusahaan dapat mempertimbangkan pinjaman kepada institusi yang menawarkan bunga yang lebih kecil sehingga bisa mengurangi nilai cost of debt . Selain itu perusahaan juga sebaiknya menurunkan nilai cost of equity, dengan cara menurunkan nilai beta perusahaan
Performance appraisal needs to be done to evaluate the success of the company's goals. Several approaches to assessing financial performance include Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA). The use of EVA and MVA approaches is done to overcome the shortcomings of the ROE approach, where ROE does not include the cost of capital factor for measuring whether the company has succeeded in creating added value for its shareholders. This writing aims to measure the financial performance of PT. Astra Argo Lestari, Tbk, and PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk in the period 2003-2007, using the three approaches already mentioned. With the three performance appraisal approaches used, it can be concluded that both companies have good performance which is indicated by an increase in MVA value. Meanwhile , to increase the EVA value , the company can consider loans to institutions that offer lower interest rates so that it can reduce the cost of debt . In addition, the company should also reduce the value of the cost of equity, by lowering the beta value of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinurat, Anggiat Marulitua
"Profesi dokter dalam melaksanakan pekerjaannya dihadapkan pada resiko, pihak asuransi menyediakan asuransi tanggung jawab profesi dokter, dimana dokter sebagai tertanggung dapat mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan membayar sejumlah premi tertentu, dan pihak perusahaan asuransi memberikan ganti rugi kepada pasien yang mengajukan gugatan tersebut. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan asas-asas perjanjian dan asas-asas hukum asuransi, rentang batas tanggung jawab antara Tertanggung dan Penanggung dan juga untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan hukum apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter. Penerapan asas-asas hukum perjanjian yang telah diterapkan dalam asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter telah sesuai demikian juga dengan asas-asas hukum asuransi terkecuali asas subrogasi tidak berlaku dalam asuransi tanggung jawab hukum profesi dokter. Rentang batas tanggung jawab hukum antara para pihak juga sudah seimbang antara satu dengan yang lainnya. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Penulis menggunakan tipologi penelitian deskriptif dan fact finding.

Medical Doctor’s Profession always facing with risk in their duty, insurance company provide medical doctor’s liability insurance, where the doctor’s can transfer the risk to the insurance company with agreed payment and assure the lost of third party liabilities as their proposed. The purpose of this mini thesis is how to applied the agreement and insurance doctrine, limitation liabilities of each party and also want to know how good the insurance process applied and what’s the weak point of low within the process of medial doctor’s professional liability insurance. The application of agreement law and insurance law doctrine which has been applied in medial doctor’s professional liability insurance has been good enough applied, except subrogation doctrine of insurance law cannot applied in medial doctor’s professional liability. Limitation of liabilities of each party has been applied with equal position. The method of research in this mini thesis is normative law research, with description typology and fact finding."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S25079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Oktaviani Sudarsono
"Sebagian besar bidang bisnis memperoleh keuntungan dari implementasi proyek dan investasi TI, dimana investasi TI membantu perusahaan dalam menyediakan produk dan layanan yang berkualitas. Pemilihan yang tepat dalam menentukan investasi TI merupakan hal penting. Dari sudut pandang ekonomi, suatu investasi TI akan dipilih jika investasi tersebut kelak dapat menghasilkan nilai balik lebih tinggi dari pada biaya yang akan dikeluarkan. PT Simplimobile akan mengembangkan sebuah aplikasi mobile commerce, yang disebut dengan Aktivemenu. Oleh karena itu, PT Simplimobile akan melakukan investasi pada beberapa peralatan TI. Diperlukan suatu analisis investasi TI untuk memperkirakan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dikemudian hari.
Metodologi yang digunakan dalam analisis ini dilihat dari dua perspektif yaitu perspektif finansial serta perspektif inovasi dan pertumbuhan, dengan menggunakan metode Real Options Valuation dan Economic Value Added. Akan tetapi, Real Options Valuation tidak dapat menggantikan Economic Value Added, begitu juga sebaliknya, setiap metodologi memperluas dan mengembangkan sudut pandang dari valuasi strategi.
Pada tesis ini akan menganalisa dan mengukur benefit yang diperoleh dari investasi TI, yang pada umumnya bersifat intangible. Tesis ini juga menganalisa kelayakan dari mobile commerce Aktivemenu, untuk menentukan proyek ini diimplementasikan atau tidak. Identifikasi faktor-faktor utama yang berperan dalam evaluasi perhitungan investasi TI diperoleh dari metode, studi literatur dan artikel serta data dari pihak lain yang relevan.

Most business derive profits by employing IT capital projects and investments that assists or enable the company to prove products or services. Carefull selection of IT capital investements is extremely important. From a pure economic view, IT investments should only be selected if they will provide sufficient return to justify their costs. PT Simplimobile will develop an application of mobile commerce which called Aktivemenu. Therefore, PT Simplimobile want to invest in some devices of IT. It needs an analysis of IT investment to estimate how much profit will be achieved by the company.
Methodology, which will be used in PT Simplimobile to analysis implementation of Aktivemenu mobile commerce, is viewing from two perspectives, they are financial perspective, innovation and growth perspective, using two methods like Real Options Valuation and Economic Value Added. However, Real Options Valuation is not a technique that replaces Economic Value Added and vice versa, each methodology expands on and improves the insight of strategic valuation.
This thesis analysis and measure the benefit that will be received from IT investment. Most benefits of IT are intangible. This thesis also analysis worthiness of mobile commerce Aktivemenu, to determine this project will be done or not. Identification main factors, which are used in IT investment calculation, are reached from method, literature and article study and relevant data from provider telecommunication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Budiman
"Krisis perekonomian yang terjadi tidaklah menyurutkan pertumbuhan industri rokok. Pertumbuhan tersebut terjadi karena pasar untuk produk rokok relatif tetap berkembang, karena disadari atau tidak rokok mengandung salah satu zat adiktif yang terkuat yang membuat pemakaìnya kecanduan Industri rokok di Indonesia punya berbagai keunikan produk dan pasar yang cukup kuat. Dan sisi produknya misalnya, jenis rokok yang diproduksi di Indonesia unik, dimana produksi rokok kreteknya jauh Iebih besar dibandingkan dengan rokok putih Rokok dengan paduan tembakau dan cengkeh ini mampu mendominasi selera konsurnen atau menguasai pasar dalam negeri. Terlebih jika ditambah dengan konsumen rokok putih, maka industri rokok Indonesia makin penting keberadaannya bagi perekonomian negara. la tidak hanya mampu menghasilkan cukai dan devisa, tapi juga mampu menyerap tenaga kerja dan menjadi sumber penghasilan bagi petani, distributor dan pedagang eceran.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengctahui penciptaan nilai oleh PT. HM Sampoerna, Thk terhadap shareholdemya yang tercermin pada nilai wajar saham yang didapat dari hasil valuasi, sehingga investor dapat menjadikannya sebagal bahan pertimbangan dalam berinvestasi.. Teknik valuasi perusahaan yang digunakan adalah dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) yang diperkenalkan oleh G. Bennet Stewart III, dalarn bukunya "Tite Quest For Value" (Harper Business 1991). Dalam perhitungan nilai EVA tersebut didukung oleh data-data kondisi rnakroekonomi Nasional seperti inflasi, PDB, kurs rupiah, suku bunga SBI. serta membuat proyeksi laporan keuangan untuk lima tahun kedepan berdasarkan laporan keuangan historis (tahun 1994-2001).
Dalam penelitian ini proyeksi laporan keuangan dilakukan dalam 3 skenario. Skenario pertama adalah skenano dasar, dalam skenario ini pemerintah tetap menaikkan cukai, tetapi kenaikan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan perusahaan disebabkan mereknya yang kuat dipasar serta loyalitas konsumen sudah terbentuk. EVA pada skenarlo ini diproyeksikan akan memilikì trend yang meningkat yang mencermînkan kinerja perusahaan yang semakin membaik. Nilai wajar saham berada diatas pasar yang menunjukkan kondisi undervalue.
Skenario yang kedua adalah skenario optimis. Pada skenario ini kondisi perekonomian di proyeksikan akan membaik. Pemerintah tidak menaikkan cukai, HIE maupun PPn. Akibatnya EVA lima tahun kedepan akan melonjak naik. Daya beli masyarakat yang membaik perlu diantisipasi oleh perusahaan dengan menaikkan kapasitas produksinya. Harga wajar saham pada skenarlo ini sangat jauh di atas harga pasarnya sehingga kondisi saham perusahaan berada dalam posisi undervalued.
Skenario ketiga adalah skenario pesimis. Kondisi perekonomian pada skenario ini diproyeksikan akan sangat memburuk yang mengarah pada krisis moneter. Pemenintah menaikkan cukai, HJE maupun PPn untuk mengurarigi defisit anggaran belanja. HPP perusahaan meningkat harga tidak dapat dinaikkan karena daya masyarakat turun akibatnya marjin perusahaan mengecil. Niai yang dihasilkan oleh perusahan menurun, EVA lima tahun kedepan diproyeksikan turun, akibatnya harga wajar perusahaan berada dibawah harga pasarnya (overvalued).
Dengan tiga skenario ini maka diharapkan investor dapat mempunyai gambaran dengan membaca pola yang terjadi sehingga dapat diambil keputusan yang bijaksana dalam membeli saham PT. H.M. Sampoema. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini juga disajikan val uasi secara sederhana menggunakan Price to Earning Ratio sebagai perbandingan dengan pertimbangan bahwa dengan lebih dan satu valuasi akan memperkaya bahan kajian bagi investor dalam mengambil keputusan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T1082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjay Lay Tardja
"ABSTRAK
Banyak pendekatan penilaian yang telah lama dikenal dan digunakan untuk kepentingan menilai perusahaan, ada yang berbasis pada cash flow, accounting profit, penjualan dan lain-lain. Masing-masing metode penilaian tersebut digunakan untuk menilai perusahaan dengan jenis usaha dan kondisi yang berbeda-beda, dan pada prakteknya terdapat suatu kesepakatan tidak tertulis dari para pelaku penilaian dalam menilai perusahaan tentang pendekatan apa yang harus digunakan dalam menilai suatu perusahaan dengan jenis bisnis ataupun kondisi tertentu.
Pendekatan discounted cash flow (DCF) dapat dikatakan merupakan pendekatan penilaian yang paling banyak digunakan dalam menilai suatu perusahaan dan paling darat dijelaskan secara logis baik secara matematis maupun bisnis, karena mengacu pada jumlah arus kas yang akan diterima dimasa akan datang, yang tentunya tingkat kepastian dari nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lainnya.
Dalam perkembangannya akhir-akhirnya pendekatan penilaian dengan menggunakan metode economic value added (EVA) menjadi salah satu metode penilaian yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di dunia, dimana keunggulan dari metode ini adalah dapat memberikan nilai atau penambahan nilai dari suatu perusahaan dan juga unit usaha pada suatu periode tertentu, dimana pada umumnya penilaian yang dapat diberikan oleh metode-metode lainnya yang ada adalah untuk suatu perusahaan saja dan tidak dapat dipisahkan penambahan nilai yang diperoleh untuk suatu jangka waktu periode tertentu.
PT Pyridam Farma Tbk yang menjadi bahan kajian untuk membandingkan antara pendekatan dengan menggunakan metode EVA dan DCF merupakan perusahaan Farmasi yang pada tahun 2001 mencatatkan sahamnya di papan pengembangan bursa efek Jakarta. Tentunya dalam rangka go public tersebut
manajemen perusahaan berusaha untuk mempercantik laporan keuangannya agar harga jual yang diperolehnya tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada nilai perusahaan yang mana mengakibatkan harga dari saham perusahaan terlalu tinggi dan dikarenakan para investor mendapatkan harga fundamental yang jauh lebih rendah mengakibatkan saham perusahaan menjadi kurang menarik dan tidak aktif
diperdagangkan di bursa.
Secara matematis, jika dibandingkan, kedua pendekatan ini pada seharusnya jika diterapkan secara konsisten dan untuk jangka waktu yang cukup lama mulai dari perusahaan berdiri hingga jangka waktu tertentu akan memberikan hasil penilaian yang kurang lebih adalah sama.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>