Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Sukesti
"Pendidikan dan Pelatihan Instruktur Penyuluh Narkoba Untuk Guru seringkali dinyatakan kurang efektif dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Oleh karena itu perlu mengevaluasi keefektivan pendidikan dan pelatihan guru tentang narkoba dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Dalam mengevaluasi keefektifan pendidikan dan pelatihan guru tersebut populasi pelatihan ini meliputi SMA 7, 30, 70 dan 95 di Jakarta yang pernah dilatih Pusat Dukungan Pencegahan Lakhar BNN Tahun 2003 dan sebagai sampelnya adalah Guru dan Siswa. Berdasarkan empat tingkat evaluasi Kirkpatrick menyebutkan mengenai Reaksi, Pembelajaran, Perilaku dan Hasi1 Dimana dari hasil pengujian korelasi Product Moment karl Pearson dalam mengukur hubungan efektivitas Diktat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba dengan program SPSS Versi 11 for window diperoleh nilai r sebesar + 0, 740 dengan signifikansi (p) = 0, 000.
Artinya terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara Diklat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik sebagaimana telah diuraikan, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh dalam menciptakan sekolah bebas narkoba, misalnya variabel kompetensi Guru, kondisi lingkungan sekolah, dan sebagainya.
2. Kepada Manajemen BNN selaku pelaksana Diktat Guru mengenai narkoba perlu melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan diktat dengan memperhatikan aspek-aspek terkait misalnya, kesesuaian materi diktat dengan profesi peserta, kompetensi instruktur dalam menyampaikan materi, rancangan waktu pemberian materi yang memadai, pelaksanaan keefektifan evaluasi termasuk pelaksanaan program diktat secara berkala.
3. Kepada pihak sekolah khususnya para Guru peserta diktat mengenai narkoba disarankan sebagai berikut:
a. Berperan aktif melakukan berbagai upaya dan aplikasi Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari diktat tersebut dalam menciptakan sekolah bebas narkoba.
b. Lebih luas lagi para Guru peserta diktat mengenai narkoba diharapkan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi komponen sekolah lainnya dengan cara membagi dan menularkan pengetahuan yang diperolehnya kepada Guru lain.
4. Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner sekolah bebas narkoba terungkap beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yaitu:
a. Berupaya meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba kepada siswa tidak hanya melaiui penyuluhan tetapi melalui tindakan-tindakan yang lebih tegas.
b. Berupaya meningkatkan ketaatan siswa dalam mematuhi peraturan tata tertib sekolah dengan meningkatkan kedisiplinan dan pemberian sanksi yang tegas serta konsisten, dengan demikian lingkungan sekolah dan siswa yang bersih dan narkoba akan dapat terwujud.

Training and Education of Drugs Instructor Counselor for Teachers is often stated not effective in creating the school clean of Drugs. So it is necessary to evaluate the effectiveness of teacher's training and education on drugs in creating the school clean of Drugs. We include the population of SMA 7, 30, 70 and 95 in Jakarta who have been trained by The Prevention Center of National Narcotics Board in 2003, and as the samples are the teachers and students, in evaluating the effectiveness of teacher's training and education.
Based on the four level of evaluation Kirkpatrick mentions about Reaction, Learning, Attitude, and Result. The result of examination correlation of Product Moment Karl Person in measuring the effectiveness correlation of Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs with SPSS 11 Version windows programmer, found that r is + 0.740 with significance is (p)= 0.000.
It means that there is significant and strong positive correlation between Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs.
Based on the research found through statistic examination as stated above, we will submit some suggestions as follows:
1. It is necessary to do further research by including other variables which is estimated can affect in creating the schools free of Drugs, for example Teachers competence, the condition of school environment, etc.
2. For NNB management as the implementer of the Teacher's Training and Education on drugs needs to improve the quality of the implementation of training and education by considering related aspects such as the coherence of the training material and the participants profession, the instructor competence in presenting the material, enough time of the material presentation, effective implementation including the implementation of training program periodically.
3. For the schools especially teachers as the participants of training and education on drugs, we suggest that:
a. Be active in doing any efforts and applying the knowledge got from the training and education in creating school free of drugs.
b. Widely, teachers as the participants of training and education on drugs hoped to be able to support and motivate the other school components by sharing the knowledge got from other teacher.
4. Based on the respondents? answers of the questioner on the school free of drugs, we found some matters that still need to be improved, namely:
a. Try to improve the students' awareness of dangerous drugs not only through training but also through stern measures.
b. Try to improve the loyalty of students to obey the school regulation by improving the disciplines and giving stern and consistent sanction, so that the school environment and student clean of drugs can be created."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sibuea, Michella Tiarma
"Habitus adalah cara bawah sadar yang telah tertanam dalam diri manusia untuk melihat berbagai hal di dunia. Ini membentuk bagaimana individu merespon dan berinteraksi dengan lingkungan sosial, selera, serta tindakan mereka. Penelitian ini akan meneliti secara khusus tentang habitus dan ruang sosial pemuda penjual narkoba dalam lingkungan sekolah menengah atas di Jerman, berdasarkan analisis terhadap dua tokoh utama pada serial Netflix How to Sell Drugs Online (fast). Berlatar di sekolah menengah di Jerman, serial ini mengeksplorasi dinamika remaja, konflik, pertemanan, serta keputusan yang seringkali memengaruhi mereka. Penelitian akan menganalisis ruang sosial dan perilaku komplementer kedua tokoh utama, juga akan diperdalam dengan teori habitus dan kapital oleh Pierre Bourdieu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi identitas menjadi pengedar narkoba mampu mengubah kapital Moritz dan Lenny secara signifikan. Hal ini membantu mereka untuk lebih dilihat dalam masyarakat dan mendapat kehormatan dalam lingkungan penjual narkoba. Kenaikan kapital membantu memperkuat posisi mereka dalam bermacam ruang sosial meskipun mereka harus mengalami diskriminasi akibat lemahnya kapital yang mereka miliki sebelumnya.

Habitus is an ingrained, subconscious way of seeing things around the world. It shapes how individuals respond and interact with their social environment, tastes and actions. This research will specifically examine the habitus and social space of young drug sellers in a German high school setting, based on an analysis of the two main characters in the Netflix series How to Sell Drugs Online (fast). Set in a German high school, the series explores teenage dynamics, conflicts, friendships and the decisions that often affect them. The research will analyze the social space and complementary behaviors of the two main characters, and will also be deepened with Pierre Bourdieu's theory of habitus and capital. The results of this study show that the transformation of identity into a drug dealer is able to significantly change Moritz and Lenny's capital. This helps them to be more recognized in society and gain respect in the drug selling environment. The increase in capital helps strengthen their position in various social spaces despite having to experience discrimination due to the lack of capital they previously had."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzil Huda
"ABSTRAK
Keterlibatan siswa - siswi sekolah menegah tingkat atas dan sekolah menengah kejuruan dalam hal penyalahgunaan narkoba sudah menunjukan indikasi yang sangat memprihatinkan dan membahayakan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena siswa-siswi tersebut sedang berada di masa remaja yang sangat rentan sekali terpengaruh terhadap hal - hal yang bersifat baru .Salah satu penyebab dari meningkatnya penyalahgunaan narkoba dikalangan para siswa-siswi adalah karena kurangnya informasi pengetahuan tentang narkoba dan bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Berkaitan dengan hal tersebut maka guru sebagai orang tua siswa di sekolah sangatlah penting tugasnya dalam hal melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan siswa.Dalam kaitan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul?Efektifitas pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan siswa oleh guru dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional (Studi Kasus SMAN 4 Batanghari dan SMKN 4 Batanghari Kabupaten Batanghari)?.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif jenis studi kasus atau case study yang merupakan bagian dari metode kualitatif yang hendak mendalami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi. Data dari hasil wawancara dengan sumber informan akan dijadikan sebuah jawaban pada kedua masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Dalam menganalisa data yang didapat, peneliti menggunakan model analisa data kualitatif yang dikembangkan oleh Creswell dan Miles-Huberman dengan beberapa tahap dalam melakukan analisis data yaitu reduksi data, display data , penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan siswa oleh guru dan untuk menganalisis pengetahuan, perasaan, dan tindak lanjut siswa setelah mendapatkan informasi pengetahuan tentang narkoba oleh guru.
Efektifitas pemberian informasi dan pengetahuan pencegahan penyalahgunaan narkoba oleh guru kepada siswa-siswi dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, seperti dilihat dari sudut komunikasi. Karena proses pemberian informasi dan pengetahuan melibatkan guru sebagai komunikator, membutuhkan pesan sebagai materi informasi, membutuhkan media yang tepat untuk digunakan, dan memilih sasaran yaitu siswa yang akan menerima sejumlah pesan yang terkandung didalamnya, umpan balik serta mengharapkan efek sebagai tujuan utama dari pemberian informasi dan pengetahuan yang berupa respons positif baik secara kognitif ( pengetahuan ), secara afektif ( rasa kepuasan ), dan konatif ( sebagai respons positif berupa tindak lanjut ).
Kesimpulannya adalah bahwa efektifitas pencegahan penyalahgunaan narkoba dikalangan siswa oleh guru telah dapat dikatakan efektif . Komunikasi yang efektif merupakan pencapaian tujuan pesan atau materi yang disampaikan guru sebagi komunikator kepada para siswa sebagai komunikan yang menimbulkan efek atau pengaruh perubahan prilaku siswa. Hal ini dapat dilihat dari sudah terbentuk pik-r di sekolah yang merupakan sarana untuk menyampaikan informasi pengetahuan narkoba oleh siswa dan untuk siswa , kesiapan siswa untuk melaporkan kepada guru jika ada siswa yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba serta kesiapan siswa menyatakan perang terhadap narkoba

ABSTRACT
The involvement of students of both Senior High School (state/private) and Vocational Senior High School (state/private) in terms of abuse of narcotic and elicit drugs, it had indicated deeply apprehensiveness and highly endangered educational domain. It is resulted by their position as juvenile and very vulnerable against new issues as well as lack of information on abuse of narcotic and elicit drugs and its dangerousness. Hence, the author had ben drawn to implement any research in title of Prevention Effectiveness of Abuse of narcotic and elicit drugs in Students Circle by Teachers In Order To manifest National Defense(Case Study on State Senior High School 4 of Batanghari and Vocational Senior High School 4 of Batanghari, Regency of Batanghari).?.
This research conducted by qualitative method in type of case study to be studied by using collection of various information resources more deeply. The data collected by interview results from informant resource will be made as response for those both cases presented in this research. To analyze fact findings the author had used model of qualitative data analysis developed by Creswell and Miles-Huberman by some data analysis stages those are data reduction, data display as well as conclusion and verification. The objective of this research is to analyze prevention effectiveness of abuse of narcotic and elicit drugs in students circle by teachers in terms of knowledge, feeling and follow up upon those students having obtained information/knowledge on narcotic and elicit from teachers. Effectiveness of information/knowledge on abuse of narcotic and elicit drugs prevention from teachers in scope of national defense manifstation may be viewed from some sides such as communication one. Because of information/ knowledge presentation involved teachers as communicator then, it requires message as information materials, the right media and target, ie, students who will receive some contained messages, feedback as well as a wished effect as main objective of given information/knowledge such as cognitively(knowledge), affectively (satisfaction) and conotatively (follow up) positive responses.
The drawn conclusion is that prevention effectiveness of abuse of narcotic and elicit drugs in students circle by teachers is most possibly effective. Effective communication is objective achievement of message or materials sent by teachers as communicator to students as communicant resulting in effect or influence of students behavior changes. It may be proven by forming of good mindset at school as facility of sending knowledge/ information in terms of narcotic and elicit drugs by students to students, readiness of students to report teacher(s) when there is student who involved in abuse of narcotic and elicit drugs as well as war declaration of students against narcotic and elicit drugs."
Lengkap +
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ibadi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sumbangan teacher efficacy, dukungan sekolah terhadap sikap guru mengenai pendidikan inklusif. Pengukuran teacher efficacy menggunakan modifikasi alat ukur Teachers? Sense of Efficacy Scale (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), pengukuran dukungan sekolah menggunakan modifikasi alat ukur Transformational Leadership Scale (Leithwood & Jantzi, 2006), dan pengukuran sikap guru mengenai pendidikan inklusif menggunakan modifikasi alat ukur Scale of Teachers? Attitudes toward Inclusion Scale (Cochran, 1997). Partisipan berjumlah 71 guru kelas dari SDN Inklusi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teacher efficacy dan dukungan sekolah secara bersama-sama memberikan sumbangan yang signifikan terhadap sikap guru mengenai pendidikan inklusif, namun secara independen hanya dukungan sekolah yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap sikap guru mengenai pendidikan inklusif.

ABSTRACT
The study was conducted to investigate contribution of teacher efficacy, school support toward teachers‟ attitude about inclusive education. Teacher efficacy was measured using modification of Teachers‟ Sense of Efficacy Scale (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), school support was measured using modification of Transformational Leadership Scale (Leithwood & Jantzi, 2006), and teachers‟ attitude about inclusive education was measured using modification of Scale of Teachers‟ Attitudes Toward Inclusion (Cochran, 1997). Participants of this research are 71 classroom teachers from Inclusive Elementary School in Jakarta. The results of this study indicate that teacher efficacy and school support together can significantly contribute to teachers‟ attitude toward inclusive education, but independently, only the perception toward school support can contribute significantly to teachers‟ attitude toward inclusive education."
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Abia Natasya
"Kebijakan Kurikulum Merdeka ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan pedoman Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran dengan tujuan mengatasi learning loss. Learning loss merupakan ketertinggalan hingga hilangnya pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya telah dipelajari siswa yang mana learning loss pada siswa SMAN di Jakarta Utara dipicu oleh tingginya tingkat putus sekolah serta dominasi latar belakang ekonomi tidak mampu, yang secara signifikan mempengaruhi proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka belajar pada SMAN di Jakarta Utara dalam mengatasi Learning Loss berdasarkan perspektif Guru dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik oleh Van Meter dan Van Horn (1975). Metode yang digunakan adalah kualitatif post positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka berdasarkan perspektif guru dinilai mampu mengatasi learning loss. Hasil capaian belajar siswa mengalami peningkatan selama menggunakan Kurikulum Merdeka. Selain itu, kebijakan Kurikulum Merdeka telah memiliki standarisasi dan tujuan yang jelas, adanya koordinasi, dan terdapat buku pedoman bagi guru untuk mengajar. Guru memahami dan mendukung implementasi dalam mengatasi learning loss melalui adanya upaya pemberian metode dan materi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Meskipun begitu, terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian yakni belum sepenuhnya guru ingin belajar serta kurangnya jumlah guru dalam menerapkan kebijakan Kurikulum Merdeka guna mengatasi learning loss pada SMAN Jakarta Utara. Rekomendasi yang diberikan yakni memperkuat koordinasi dan sinergitas Kemendikbud Ristek, Sudin Jakarta Utara, hingga guru SMAN untuk menyelenggarakan pembukaan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kontrak (PPPK), melaksanakan kolaborasi antar sekolah untuk mengatasi keterbatasan guru, dan mengoptimalkan penggunaan PMM dalam penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka.

The Merdeka Curriculum Policy is established based on the Decree of the Minister of Education, Culture, Research, and Technology with guideline Number 262/M/2022, amending the Decree of the Minister of Education, Culture, Research, and Technology Number 56/M/2022 on Guidelines for Curriculum Implementation in the Context of Learning Recovery, with the aim of addressing learning loss. Learning loss refers to the lag or loss of knowledge and skills previously acquired by students, which in the case of students at SMAN in North Jakarta is triggered by high dropout rates and the dominance of economically disadvantaged backgrounds, significantly affecting the learning process. This study aims to analyze the implementation of the Merdeka Curriculum Policy at SMAN in North Jakarta in overcoming Learning Loss from the perspective of teachers using the public policy implementation theory by Van Meter and Van Horn (1975). The method used is qualitative post-positivist with deep interview data collection techniques and literature studies. The results show that the implementation of the Merdeka Curriculum Policy from the perspective of teachers is considered effective in addressing learning loss. Student learning outcomes have improved during the use of the Merdeka Curriculum. Furthermore, the Merdeka Curriculum policy has clear standards and goals, coordination, and there are teaching guidelines for teachers. Teachers understand and support the implementation in addressing learning loss through efforts to provide teaching methods and materials according to student needs. However, there are some aspects that need attention, namely that not all teachers are fully willing to learn and there is a shortage of teachers in implementing the Merdeka Curriculum policy to address learning loss at SMAN in North Jakarta. The recommendations given are to strengthen coordination and synergy between the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, the North Jakarta Education Office, and SMAN teachers to conduct the recruitment of Government Employees with Contract Agreements (PPPK), carry out collaboration between schools to address teacher shortages, and optimize the use of PMM in implementing the Merdeka Curriculum policy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamat Santoso Kurniawan
"Rendahnya pengetahuan, sikap, dan masih kurangnya dukungan keluarga, dukungan sekolah serta ditambah lagi permasalahan citra tubuh pada remaja siswi SMA, ini akan berkaitan dengan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS) remaja siswi SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS remaja untuk mendapatkan tubuh indah pada siswi SMA di Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014, dengan desain penelitian cross sectional, sampel penelitian adalah 238 orang siswi kelas X dan kelas XI SMA Negeri 12 Jakarta Timur.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PHBS siswi SMA yang tergolong kurang cukup tinggi (39,5%), faktor internal yang berhubungan sisgnifikan dengan PHBS siswi SMA adalah sikap, sedangkan faktor eksternal yang berhubungan signifikan adalah dukungan keluarga. Hasil uji analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor dominan PHBS remaja pada siswi kelas X dan kelas XI SMA 12 Jakarta Timur Tahun 2014 setelah dikontrol oleh pendidikan ibu. Untuk mengurangi faktor risiko PHBS remaja pada siswi SMA perlu meningkatkan promosi kesehatan dan penyuluhan tentang PHBS di sekolah dan meningkatkan dukungan keluarga terutama orang tua dalam memotivasi, mengawasi dan memberikan perhatian kepada anaknya.

Lack of knowledge, attitudes, family support, school support and coupled problems of body image in female high school students, this will be related to their clean and healthy living practices (PHBS). This study aims to determine the factors associated with teenagers clean and healthy living practices to gain beautiful body shape in Jakarta?s female students year of 2014. This research was conducted in April-May 2014, with a cross-sectional research design, the study sample was 238 female students of class X and class XI 12th East Jakarta State Senior High School.
The study concluded that less PHBS in female high school student is still quite high (39.5%), internal factors that significantly related to the PHBS female high school student is attitude, while external factors are family support. The results of multivariate analysis with multiple logistic regression showed that family support is a dominant factor in PHBS female students of class X and class XI 12th East Jakarta State Senior High School in 2014 after being controlled by the mother's education. To reduce the risk factors in high school adolescent PHBS need to improve health promotion and education about PHBS in school and improve family support, especially parents in motivating, supervising and paying attention to their children.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Malisa Fauzia
"Latar Belakang: Berada pada periode kritis perkembangan visual, anak-anak merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi mengalami gangguan penglihatan. Salah satu upaya deteksi dini gangguan penglihatan pada anak adalah melalui program skrining kesehatan anak sekolah. Guru dapat didelegasikan menjadi petugas skrining di sekolah, namun perlu menjalani pelatihan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pelatihan yang valid untuk melatih guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di DKI Jakarta dalam melakukan pemeriksaan mata pada anak sekolah
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan metode exploratory sequential yang terdiri atas dua tahapan. Tahapan pertama adalah penyusunan rancangan modul pelatihan dengan desain penelitian deskriptif kualitatif. Tahapan ini diawali dengan pengumpulan materi modul melalui focus group discussion (FGD), wawancara individu, dan tinjauan kepustakaan. Setelah dilakukan analisis, dilakukan pengembangan rancangan modul serta penyusunan dan validasi instrumen untuk penelitian tahap kedua. Tahapan kedua adalah uji validitas modul pelatihan. Uji validitas konten dilakukan dengan mengirimkan modul pelatihan dan kuisioner google form kepada validator dan dianilisis menggunakan I-CVI (item-level content validity index). Uji validitas konstruk diadakan bersamaan dengan pelatihan 20 guru di SMP 55 dan SMA 31 Jakarta yang berupa evaluasi pengetahuan (pre-test & post-test) dan uji keterampilan peserta pelatihan.
Hasil : Dari hasil analisis FGD dan wawancara, modul dikembangkan melalui enam tahapan. Uji validitas konten modul memiliki nilai 1.00. Pada pelatihan, didapatkan perbedaan bermakna skor pengetahuan guru antara sebelum dan setelah menjalani pelatihan (p=0.000), sedangkan 100% peserta memiliki keterampilan yang baik dalam melakukan pemeriksaan. Modul pelatihan pemeriksaan mata anak sekolah oleh Guru SMP dan Guru SMA di DKI Jakarta memiliki validitas konten dan validitas konstruk yang baik.
Kesimpulan : Modul pelatihan pemeriksaan mata pada anak sekolah oleh Guru SMP dan Guru SMA di DKI Jakarta memiliki validitas konten dan validitas konstruk yang baik.

Background: Children have high risk of visual impairment due to presence within critical period of visual development. An essential measure for early detection of vision disorders in children involves health screening programs within school settings. Teachers can be delegated as screening officer, but their effectiveness requires comprehensive training to ensure adequate knowledge and skills. This research aims to develop a valid training module to equip Junior High School (SMP) and Senior High School (SMA) teachers in Jakarta with the necessary skills to conduct eye examinations for school children.
Method: Mixed-methods approach with an exploratory sequential design comprising two phases.  The first phase was development of the module with descriptive qualitative as the study design. It begins with collection of module content through focus group discussions (FGD), individual interviews, and literature searching. Following analysis, module draft was developed, and instrument for the second phase of research were formulated and validated. The second phase consist of contend and construct validation of the module. Conten validity assessed by validator using questionaire and was analyzed using item-level content validity index. Construct validity was determined within training of teachers at SMP 55 and SMA 31 Jakarta involving knowledge assessment (pre-test and post-test) and skills evaluation.
Results: Content of module was developed through six-stage process using information that was obtained from FGD and interviews. Result of content validity test was 1.00. A significant difference in teachers' knowledge scores was observed before and after the training (p=0.000), with 100% of participants demonstrating proficient skills in conducting examinations.
Conclusion: The training module for eye examinations in school-aged children by SMP and SMA teachers in Jakarta exhibits good content and construct validity.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Desita
"Remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah, sehingga interaksi dengan orang-orang di sekolah dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional remaja. Dalam hal keberhasilan akademik siswa di sekolah, pihak yang paling memengaruhi siswa ialah guru. Seringkali untuk keberhasilan akademik siswa, guru memberikan harapan yang diwujudkan dalam perilaku yang berbeda terhadap siswa di kelas. Berdasarkan beberapa penelitian, harapan guru yang berbeda dapat menjadi salah satu faktor risiko munculnya salah satu masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada remaja, yaitu kecemasan. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat apakah terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru pada siswa SMA di DKI Jakarta. The Hopkins Symptom Checklist HSCL-25 digunakan untuk mengukur kecemasan dan Expectations for Students Achievement ESA subskala Related Teacher Practices digunakan untuk mengukur harapan guru yang dipersepsikan oleh siswa. Penelitian dengan desain one-shot study dilakukan pada lima SMA di lima kota besar DKI Jakarta. Sebanyak 764 siswa SMA kelas 1 berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru yang dipersepsikan siswa SMA di DKI Jakarta. Hal itu menunjukkan bahwa siswa SMA di DKI Jakarta tidak lagi mempersepsikan harapan guru atau peran guru sebagai hal yang membuat diri mereka merasa cemas, sehingga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan siswa SMA di DKI harus lebih diteliti lebih jauh.

Adolescents as students spend their times more in school, so interaction with people in school could also affect their socio emotional development. In achieving academic achievement, teacher has big role for adolescents in school. Teacher usually gives expectation in form of different behavior and attitude for each student in class. Based on previous researches, different teacher expectation towards students could be one of risk factor of common adolescents mental health problem, anxiety. Aim of this study is to see relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This study used The Hopkins Symptom Checklist HSCL 25 to measure anxiety and Expectations for Students Achievement ESA Related Teacher Practices subscale to measure perceived teacher expectation. This one shot study conducted in five high schools in five urban cities of Jakarta. 764 first grade high school students participated on this study. Result indicated that there is no relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This finding revealed that high school students in Jakarta don rsquo t perceive teacher rsquo s role or spesifically teacher expectation as risk factor of high anxiety that found on this study. Therefore, other school based risk factors should be studied in the future to figure out the threat of adolescents mental health. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lelis Maryati
"Tesis ini membahas pengaruh budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru menurut persepsi guru SMA Negeri yang ada di Kabupaten Indramayu. Budaya organisasi yang kuat akan membantu sekolah dalam memberikan kepastian kepada seluruh sivitas akademika untuk tumbuh, berkembang dan memahami suatu sistem makna bersama yaitu seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh seluruh sivitas akademika dan membedakan sekolah tersebut dengan sekolah lainnya. Sedangkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepala sekolah yang mengarahkan aktivitas seluruh sivitas akademika untuk mencapai sasaran dan tujuan bersama.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru. Variabel-variabel yang digunakan adalah budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknis analisis data menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda, serta untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X1, varibel X2 terhadap variabel Y ditentukan menggunakan rumus koefisien determinan. Analisis dengan regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap kinerja guru.
Hasil penelitian menurut 168 orang guru yang menjadi sampel, menunjukkan bahwa budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru, dengan nilai . Artinya bila budaya organisasi baik, maka kinerja guru akan meningkat. Begitu pula dengan perilaku kepemimpinan. Semakin baik perilaku kepemimpinan kepala sekolah maka kinerja guru juga akan meningkat.

This thesis discusses the influence of organizational culture and principal?s leadership behavior toward teacher?s performance according to the perceptions of senior high school teachers in District Indramayu. Strong organizational culture will assist schools in providing certainty for all of academic society to grow, develop and understand a system of shared meaning namely is a set of key characteristics valued by all of academic society and distinguish these schools with other schools. While the principal's leadership behavior is the behavior of principals who direct the activities of all academic society to achieve common goals and objectives.
The purpose of this research is to examine the factors that influence the performance of teachers. The variables used are organizational culture and leadership behavior of principal, This research is descriptive quantitative research design. Technical analysis of data is using a simple regression and multiple regression, and to declare the size of the contribution of the X1 variable, X2 variable toward Y variable coefficients are determined using the determinant formula. Multiple regression analysis is used to determine the effect of variables of organizational culture and leadership behavior of principals who hypothesized effect on teacher performance.
The results according to the 168 teachers as a sample, indicate that the organizational culture and behavior of school leadership have positive effect on teacher performance. It means that if the organization's culture, is better, the teacher's performance will increase. So do the leadership behaviors. If the leadership behavior of the principal is better, the teacher performance also will increase.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>