Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurali Agus NZ
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T23982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Taqwa Fitriani
"Perang tarif merupakan fenomena yang sedang terjadi pada industri penerbangan di Indonesia. Para maskapai penerbangan berlomba menawarkan tarif semurahmurahnya pada konsumen jasa penerbangan untuk berbagai rute. Dalam suasana persaingan seperti itu, full-service airline seperti Garuda Indonesia pun harus mempertajam kemampuannya mengelola biaya agar dapat memberikan layanan terbaik kepada penumpang.
Namun, harga bukan satu-satunya alat yang dapat dijadikan untuk tetap kompetitif. Penerapan pemasaran relasional dapat menjadi salah satu cara bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Hal ini didukung oleh sifat industri penerbangan yang pada dasarnya merupakan bagian dari industri jasa. Industri jasa memiliki kesempatan lebih besar dalam membangun hubungan relasional dengan pelanggannya karena mereka secara fisik dapat lebih dekat dengan pelanggan sehingga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi. Dalam menjalankan strategi ini, aspek utama yang diperhatikan adalah pembinaan ataupun peningkatan hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan.
Penelitian ini memfokuskan pada analisis pengaruh tiga taktik pemasaran relasional (direct mail, preferential treatment dan interpersonal communication) terhadap persepsi investasi relasional yaitu suatu persepsi yang dimiliki pelanggan mengenai sejauh mana suatu perusahaan berinvestasi ke dalam hubungan relasional antara perusahaan dengan pelanggan. Kemudian, analisis juga dilakukan terhadap pengaruh persepsi investasi relasional tersebut terhadap kualitas relasional yang pada akhirnya mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan semua konstruk memberikan pengaruh yang positif yang berarti bahwa peningkatan pelaksanaan taktik-taktik pemasaran relasional akan meningkatkan persepsi investasi relasional sehingga kualitas relasional yang dirasakan pelanggan meningkat dan pelanggan menjadi lebih loyal.
Di antara ketiga taktik pemasaran relasional yang diteliti, pengaruh preferential treatment paling besar sehingga Garuda Indonesia sebaiknya memperhatikan perlakuannya terhadap para anggota Garuda Frequent Flyer. Para anggota Garuda Frequent Flyer harus benar-benar merasakan mendapatkan manfaat dengan menjadi anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota Garuda Frequent Flyer.

The current situation of Indonesia's airline industry is the price war phenomenon. Many airlines are competing to give the lowest possible price for various routes. This puts pressure especially on full-service airlines such as Garuda Indonesia. They are demanded to be able to manage their costs in order to give the best possible service to the customer.
However, price is not the only factor that can be played with when searching for a competitive edge. Implementation of relationship marketing can be one way to gain a competitive advantage. This is especially true in the airline industry (which is essentially part of the service industry) where the companies in this industry have the advantage of actually interacting with the customer. Hence, they are in a better position to detect customer's responses and attitudes. In implementing relationship marketing, the main focus is to build, maintain and increase the valuable relationship between the company and the customer.
This research investigates the impact of three relationship marketing tactics (direct mail, preferential treatment and interpersonal communication) on consumer perceptions of a company's relationship investment, which is known as the term perceived relationship investment. This research is also intended to demonstrate the affect of perceived relationship investment on relationship quality and ultimately on loyalty.
The result is the conclusion that relationship-marketing tactics play a positive role in affecting perceived relationship investment. This means that an increase in the implementation of relationship marketing tactics will lead to an increase of perceived relationship investment. A positive path is also found between perceived relationship investment and relationship quality, and also from relationship quality to loyalty. This implies that it pays off to invest in consumer relationships because it results in increased loyalty.
Of the three relationships marketing tactics that have been researched, preferential treatment proved to be the dominant determinant of perceived relationship investment. Therefore, Garuda Indonesia should pay extra attention to this. Members of Garuda Frequent Flyer (GFF) must be able to see and feel the benefits of being a member of GFF instead of not joining GFF.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Kustiawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tonny Hidayat
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Luzanty
"Iklan dan promosi merupakan bagian yang integral dalam sistem ekonomi maupun sosial masa kini. Penelitian ini mencoba melihat lebih dalam mengenai pengaruh efektivitas sumber dan sikap rethadap iklan dalam kaitan pembentukan sikap konsumen atau sikap merek serta intensi membeli pada jasa asuransi jiwa..."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Putranti
"Strategi positionning iklan merupakan salah satu cara
dalam menarik perbatian masyarakat akan suatu iklan dari
produk atau jasa yang di tawarkan be:cupaya
memberi makna dari suatu produ'k · kepada masyarakat.,
lebib mudatJ mengingat produk yang diiklankan. St>rategi
demikian d i tuangkan dala.m aspek. kreatif iklan, yang meliputi
v:isutd.iscisi, copy, ·ta:l::-a warna, dan ta·ta letak disal.n iklan.
Sa.le.b satu produk yang . iklannya menempuh :J trat.egi
I? O:':.dl.io1i .ing adalab . Cokla·t Wafer 'rop. Produk ini diposj_sikan
sebe.gai jajanan para remaja. Dalam iklannya menggunakan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Puspitasari
"Penelitian ini ingin menguji apakah terdapat pengaruh ancaman kematian terhadap sikap dan intensi membeli produk luks dengan menggunakan dasar teror management theory. Teror management theory dalam penelitan yang dilakukan Mandel dan Heine (1999) membuktikan saat individu diingatkan akan kematiannya, maka sikap dan intensi membeli produk luks akan meningkat. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok saliansi mortalitas tinggi dan kelompok saliansi mortalitas rendah. Kelompok partisipan tingkat saliansi mortalitas tinggi diberikan skenario mengenai berita-berita tentang kecelakaan dan bencana alam yang terjadi kematian, sedangkan kelompok partisipan kelompok saliansi mortaiitas rendah diberikan skenario mengenai berita-berita tentang kecelakaan, bencana alam tanpa ada kematian. Setelah itu partisipan menjawab melengkapi kata, selanjutnya memperhatikan iklan produk dan menjawab pertanyaan tentang sikap dan intensi membeli produk. Hasilnya pada produk luks terjadi perbedaan yang signifikan antara tingkat saliansi mortalitas tinggi dan tingkat sallansi mortalitas rendah. Sedangkan produk ekonomi, pada hipotesis awal dituliskan tidak terjadi perbedaan terhadap sikap dan intensi membeli produk dalam kondisi saliansi mortalitas tinggi dan kondisi saliansi mortalitas rendah. Hasilnya terdapat perbedaan, dalam tesis ini dibuktikan dalarn kondisi saliansi mortalitas rendah sikap dan intensi membeli produk ekonomis meningkat.

This research demonstrates that exposure to death-related stimuli can increase attitude and intention to buy luxurious product. This research demonstrates that consumer who has been recently reminded of their own impending mortality wish to purchase luxurious product, Mandel and Heine (1999) has approved this hypothesis. Participants divided into two groups, first group are mortality salience group and the second group are control group. Participants in the first group were asked to read scenario about news article related to death, and second group participants were asked scenario about news article not related to death. After that participants, must answer the question about mortality salience word and answer question about attitude and intention to buy after saw the advertising. The result of this research, there is correlation about level of mortality salience with attitude and intentions to buy luxurious product and vice versa on economic products. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33907
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Masrul
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Tjiptadi
"Memasarkan suatu produk adalah suatu hal biasa bagi organisasi yang biasa memasarkan produknya sendiri. Berbeda dengan Mattei Jakarta Dua (MJD), memasarkan suatu produk adalah suatu hal yang diluar kebiasaan. Hal ini disebabkan selama ini pengembangan suatu produk dipusatkan di Departemen Design Development Head Quarter. Mattellnc. sedangkan pemasaran produk secara world wide di atur oleh Head Quarter Mattei Inc. MJD sebagai salah satu operation plant Mattei Inc. merencanakan memasarkan produk barn yang didesain oleh MID sendiri. Hal ini adalah pertama kalinya suatu operation plant Mattei Inc mengembangkan suatu produk barufashion dolls serta memasarkan sendirifashion dolls, terlebih MID tidak memiliki suatu departemen pemasaran dalam struktur organisasi perusahaan. Atas dasar inilah maka penulis yang juga sebagai staf engineering di MJD bemiat untuk melakukan studi atas strategi pemasaran produk barn yang akan dipasarkan oleh MID, yaitu Indonesian Native Fasion Dolls dengan tema yang dipilih adalah Minang Barbie.
Pemasaran produk yang terkesan mudah ini menjadi tidak mudah, disebabkan selain karena MID tidak memiliki departemen pemasaran, belum banyaknya organisasi yang memasarkan produk fashion dolls menyebabkan tidak ada organisasi yang dapat dijadikan benchmark. Selain itu literatur serta data - data mengenai kondisi pasar terhadap produk fashion dolls dapat dikatakan minim sekali. Target pasar Indonesian Native Fashion Dolls yang mayoritas adalah anak - anak yang merupakan volatile market menyebabkan diperlukannya pola pemasaran yang khusus. Anak - anak adalah pasar yang bisa diraih dengan dasar etika dan cara yang mempertimbangkan perkembangan psikologi seorang anak.
Tujuan dari studi ini adalah untuk memberi masukan bagi manajemen MID dalam menentukan araban strategi pemasaran Indonesian Native Dashion Dolls. Selama melakukan studi ada beberapa temuan yang dapat dijadikan suatu dasar kebijakan. Salah satunya adalah kesempatan dalam mernasarkan Minang Barbie sebagai Indonesian Native Fashion Dolls terbuka pada pasar Indonesia. Pasar yang terbuka ini disebabkan kondisi persaingan head to head dapat dikatakan tidak ada, potensial pangsa pasar cukup besar di kota - kota besar Indonesia, brand awareness cukup baik pada pasar Indonesia, identifikasi produk Minang Barbie yang cukup jelas dan berpotensi sebagai suvenir khas budaya Indonesia serta saluran distribusi cukup marnpu rnencapai potensial pasar di kota - kota besar. Selain itu faktor ekstemal dan internal yang mendukung diantaranya adalah dari segi kapasitas pernbiayaan dalam arti budget dan non pernbiayaan dalam arti surnber daya serta kapasitas produksi terpasang MID.
Faktor yang dapat rnenjadi harnbatan adalah MID tidak mernpunyai surnber daya yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang pemasaran. Dengan tidak memiliki sumber daya pemasaran, rnaka keberhasilan pernasaran dari Minang Barbie sangat tergantung dari sole distributor yang ditunjuk oleh Mattei South East Asia, yaitu Emway Sakti. Emway Sakti sebagai sole distributor yang ditunjuk mempunyai target pasar menc~p anak pra sekolah, anak sekolah, konsumen dewasa serta sebagai suvenir turis.
Beberapa usulan pemecahan masalah diantaranya strategi pengembangan produk dari MID sebaiknya lebih terarah untuk ja..'lgka panjang, hal ini disebabkan kesempatan pemasaran Indonesian Native Fashion Dolls yang terbuka Iebar. Dengan strategi jangka panjang maka manajemen MID perlu mempertimbangkan orang - orang yang memiliki pengetahuan cukup di bidang pemasaran khususnya industri maman di Indonesia ke dalam tim Product Development.
Disisi lain MID perlu mengarabkan Emway Sakti untuk mengkaji kembali strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Em way Sakti. Strategi harga yang dilakukan oleh MID dengan strategi penetration pricing sebaiknya tidak diambil kesempatan bagi pihak Emway sakti untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Strategi promosi yang dilakukan sebaiknya juga mempertimbangkan psikologi anak dengan memperbaiki dari tampilan iklan di media TV. Selain itu dalam strategi saluran distribusi, pibak Emway Sakti juga dapat menjajaki kemungkinan memasarkan melalui Departemen Parawisata.
Dalam pelaksanaan produk launching dapat dilakukan program - program analisa Critical Path Analysis (CPA) sehingga memudahkan untuk menganalisa kemajuan dari setiap aktivitas yang telah dilakukan. Serta mencegah terjadinya bottleneck pada aktivitas tertentu, seperti pemilihan media promosi dan dalam melakukan negoisasi terhadap retailer dalam memilih pola distribusi.
Dengan memiliki strategi jangka panjang dalam pemasaran Indonesian Native Fashion Dolls, maka MID akan memiliki sumber daya yang handal dalam pemasaran sehingga MJD dapat menciptakan departemen pemasaran yang bertanggung jawab terhadap produk Barbie fashion dolls yang akan didesain di Indonesia dan dipasarkan baik di Indonesia sendiri maupun di regional South East Asia.
Selain itu perlu dijajaki aliansi strategi antara MID dengan saluran distribusi yang ada di Indonesia untuk memasarkan produk- produk Mattei selain darifashion dolls, sehingga pasar di Indonesia dapat dipuaskan dengan produk - produk Mattei yang saat ini hanya dapat dilihat di media asing atau pada situs e-commerce asing di internet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanary Sylvianita
"Tesis ini menganalisis faktor-faktor kritikal yang menentukan keberhasilan implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dilihat dari persepsi praktisi ERP dan korelasi faktor-faktor tersebut dengan keberhasilan suatu implementasi ERP. Faktor-faktor yang dianggap kritikal dikumpulkan dari jurnal-jurnal ilmiah, lalu di bagikan kuesioner untuk mengetahui pendapat praktisi ERP. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan persepsi kepentingan faktor antara pihak perusahaan dengan pihak vendor ERP. Penelitian juga menghasilkan faktor-faktor dengan korelasi terbesar terhadap keberhasilan implementasi, yang berguna bagi praktisi ERP dalam menjalankan implements ERP
This study analyzes critical success factors of enterprise resource planning (ERP) implementation, base on ERP?s practitioners? perception and the factor?s influence on ERP implementation success. Potentials critical factors are collected from science journals. Using survey, the ERP practitioners express their opinion about the importance of the factor and the appearance of the factor in the ERP implementation. The research finds that there are differences between enterprise?s perception and ERP vendor?s perception. The research also recognizes factors that have the greatest influence on ERP success, which is useful for ERP practitioners implementing ERP implementation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>