Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ross, Lainie Friedman
"Lainie Ross presents a rigorous critical investigation of the development of policy governing the involvement of children in medical research. She examines the shift in focus from protection of medical research subjects, enshrined in post-World War II legislation, to the current era in which access is assuming greater precedence. "
Oxford: Clarendon Press , 2006
613.043 2 ROS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Grant, James P.
New York: Oxford University Press, 1982
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shanina Rosa Famila
"ABSTRAK
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainnya

ABSTRACT
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainn"
2016
S65677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparti
"Metode pembelajaran yang banyak digunakan tenaga pendidik di PAUD/TK adalah bermain dengan slogan bermain sambil belajar. Selain metode bermain, ada metode bercerita, dan bernyanyi. Metode bercerita merupakan salah satu metode yang efektif untuk memperkenalkan nilai-nilai mulia pada anak usia dini.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan data dan informasi mengenai: (1) kemampuan guru dalam bercerita; (2) kebutuhan guru akan media audio cerita pendidikan karakter untuk PAUD; (3) media audio pendidikan karakter untuk PAUD; dan (4) nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa disampaikan melalui media audio bercerita. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016. Populasi penelitian adalah guru-guru TK di Propinsi DIY. Sebanyak 20 guru TK menjadi sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen kuesioner dan panduan wawancara digunakan untuk menjaring kebutuhan guru PAUD akan media audio cerita pendidikan karakter untuk anak usia dini. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan guru dalam bercerita cukup baik meskipun masih memiliki keterbatasan; (2) guru membutuhkan media audio yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter; (3) media audio pendidikan karakter yang dibutuhkan adalah cerita binatang; dan (4) nilai-nilai pendidikan karakter yang disampaikan mengacu pada kurikulum PAUD 2013. Dengan demikian, hasil penelitian menegaskan bahwa guru membutuhkan media audio dalam bentuk cerita binatang untuk membantu menanamkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini."
Jakarta: PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, 2016
371 TEKNODIK 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bagus Saputra
"Alokasi makanan adalah alokasi dasar di dalam rumah tangga yang seolah-olah mampu diberikan sama rata untuk setiap anggota rumah tangga terutama antar anak atau antar saudara kandung. Namun ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan adanya perbedaan alokasi makanan antar saudara kandung.  Dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5 serta variasi makanan sebagai proksi alokasi makanan, studi ini membahas dua faktor yang berpengaruh terhadap alokasi makanan yaitu urutan kelahiran dan status pengaturan fertilitas yang tidak sempurna. Selain itu studi ini mencoba menjelaskan mekanisme efek urutan kelahiran menggunakan status pengaturan fertilitas yang tidak sempurna tersebut. Hasil pada studi ini menemukan bahwa adanya efek negatif urutan kelahiran di dalam alokasi makanan rumah tangga. Selain anak dengan status tidak diinginkan dan atau berada di keluarga tidak diinginkan akibat adanya status pengaturan kelahiran yang tidak sempurna cenderung variasi makanan yang lebih rendah. Namun studi ini tidak bisa menjelaskan secara kausalitas mekanisme dibalik efek negatif urutan kelahiran melalui status pengaturan kelahiran yang tidak sempurna.

Food allocation is a basic allocation within a household that as if the household is able to provide an equal allocation for each household member, especially between child or sibling. But there are several factors which can cause differences in the allocation of food between siblings. Using IFLS 4 and 5 data and food variation as proxy of allocation, this study discusses two factors that affect food allocation, birth order and imperfect fertility control status. Beside that, this study tries to explain the mechanism of birth order effects using the imperfect fertility control status. The results of this study found that there was a negative effect on birth order in household allocation of food. In addition children with unwanted status and/or live in unwanted families due to imperfect birth control status, tend to have lower food variations. However, this study cannot explain the causality of the mechanism behind the negative effects of birth order through imperfect birth control status."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Aryani M.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan game online terhadap kemampuan pengendalian emosional pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan melibatkan 68 anak usia sekolah yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% anak usia sekolah yang mengalami kecanduan game online tidak mampu untuk mengendalikan emosional. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin(p1) dan kecanduan game online (p2) terhadap kemampuan pengendalian emosional (p1 value = 0,003; p2 value = 0,013; α = 0,05). Selain itu didapatkan pula bahwa variabel jenis kelamin paling berpengaruh terhadap kemampuan pengendalian emosional.

This research is conducted to find out the relationship between online games' addiction toward emotional regulation ability of school-age children. This research uses cross sectional research design which involve 68 school-age children collected through purposive sampling method. It concludes that 70% of school-age children addicted to online games are unable to control their emotion. The reporting results from the Chi Square shows that there is a relation between gender(p1) and online games' addiction(p2) toward emotional regulation ability (p1 value = 0,003; p2 value = 0,013; α = 0,05). Furthermore, this research also concludes that gender variable is the most influential aspect in emotional regulation ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Freyani Hawadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan skala identifikasi anak berbakat yang bisa digunakan oleh orang bukan psikolog di Sekolah Dasar serta melihat ketepatan peramalan dari skala identifikasi anak berbakat dalam membedakan kelompok anak berbakat dengan kelompok anak tidak berbakat. Keberadaan anak berbakat tidak saja diakui oleh Garis-Garis Besar Haluan Negara namun juga oleh Undang-Undang No.2 Tahun1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pengertian anak berbakat yang digunakan adalah mengacu pada definisi anak berbakat dari United States Office of Education (USOE) dan konsep keberbakatan dari Renzulli.
Melalui definisi anak berbakat dari USOE diperoleh pemahaman adanya berbagai pengertian "berbakat" dan salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbakat dalam bidang intelektual. Sedangkan dari konsep keberbakatan Renzulli diperoleh pemahaman bahwa yang dimaksud dengan anak berbakat adalah mereka yang memenuhi persyaratan pada tiga aspek yaitu aspek inteligensi umum di atas rata-rata, kreativitas dan pengikatan diri terhadap tugas.
Proses awal identifikasi yang lazim digunakan adalah menggunakan tes inteligensi namun cara ini dianggap memakan biaya, waktu dan tenaga. Untuk itu ada cara lain yang dianjurkan adalah cara metode majemuk yang merupakan kombinasi dari penggunaan tes inteligensi dengan observasi dan studi kasus yang diperoleh dari sumber-sumber di sekitar anak. Melalui cara metode majemuk diharapkan bahwa proses identifikasi bagi anak berbakat di Indonesia akan menjadi lebih mudah. Alat identifikasi yang dikembangkan dan disusun dalam penelitian ini meliputi Skala Nominasi oleh Guru, Skala Nominasi oleh Teman Sebaya dan Skala Nominasi oleh Diri Sendiri.
Sampel penelitian terdiri dari 1975 murid Sekolah Dasar kelas 4,5 dan kelas 6 Sekolah Dasar negeri maupun Sekolah Dasar Swasta yang ada di Wilayah DKI Jakarta. Melalui penjaringan yang dilakukan dengan tes inteligensi CFIT Skala 2B dan diikuti oleh tes yang mengukur keberbakatan Renzulli yaitu tes inteligensi WISC-Adapatasi Indonesia, tes kreativitas TKF dan Skala Pengikatan diri terhadap tugas diperoleh sebanyak 67 anak berbakat. Kriteria keberbakatan yang ditetapkan adalah taraf inteligensi 120 ke atas, taraf kreativitas 110 ke atas dan taraf pengikatan diri terhadap tugas 132 ke atas.
Hipotesis penelitian yang ditegakan mencakup adanya hubungan yang positif dan bermakna antara masing-masing skala identifikasi anak berbakat dengan variabel keberbakatan dan adanya nilai rata-rata pada masing-masing skala identifikasi anak berbakat dari kelompok anak berbakat secara bermakna lebih tinggi dari pada kelompok anak tidak berbakat.
Disamping hipotesis, penelitian juga ingin menjawab pertanyaan deskriptif yang menyangkut besarnya ketepatan peramalan dari ketiga skala identifikasi anak berbakat di atas dan alat identifikasi anak berbakat manakah yang mempunyai bobot yang besar dalam membedakan kelompok anak berbakat dengan kelompok anak tidak berbakat."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
D101
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Perlindungan identitas anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) sejatinya telah diatur dalam Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), ABH pada proses peradilan pidana memiliki hak atas identitasnya tidak boleh dipublikasikan di media cetak maupun elektronik, bagi setiap orang yang melakukan pelanggaran kewajiban atas kerahasiaan identitas ABH diacam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Namun, kemudian berbagai permasaahan muncul, berkaitan dengan pemberitaan di media massa yang mencatumkan identitas ABH secara jelas baik berupa nama lengkap, nama orang tua, alamat bahkan foto wajah ditunjukkan dengan 10 (sepuluh) kasus pada pemberitaan di media online yang telah melanggar kerahasiaan identitas ABH. Wartawan dalam melakukan fungsinya sebagai media untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat harus taat pada Kode Etik Jurnalistik dan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan Perlindungan Anak, perlindungan terhadap kerahasiaan identitas ABH harus dilakukan karena ABH rentan mengalami diskriminasi sebagai akibat dari adanya cap/pelabelan buruk dari masyarakat terhadap diri pribadi ABH. Berdasarkan hasil penelitian, hak ABH untuk tidak dipublikasikan identitasnya di media masih sering terjadi. Hal tersebut dikarenakan wartawan kurang memahami peraturan yang berkaitan dengan perlindungan anak maupun Peraturan Dewan Pers Nomor:1/Peraturan-DP/II/29 Tentang Pedoman, Pemberitaan Ramah Anak (PPRA), sanksi yang dikenakan bagi pengingkaran kewajiban perlindungan atas identitas ABH memang sudah secara jelas diatur dalam Pasal 97 UU SPPA, namun pada implementasinya masih sering terjadi pelanggaran, jika berkaitan dengan pers maka sepanjang pemberitaan yang dilakukan oleh wartawan masih dalam ruang lingkup kegiatan jurnalistik atau karena pekerjaannya jika terjadi pelanggaran yang bertanggung jawab adalah penanggung jawab perusahaan pers meliputi bidang usaha maupun redaksi, sanksi etik yang diberikan kepada wartawan diserahkan kepada organisasi wartawan terkait, sehingga sanksi yang diberitan kepada wartawan tidak sama. Pertanggungjawaban Perusahaan pers hanya terbatas pada Pasal 18 Ayat (2) dan (3) UU Pers dengan ancaman pidana denda sedangkan redaktur/pemimpin redaksi dapat dikenakan pertanggungjawaban diluar Pasal 18Ayat (2) dan (3) UU Pers dengan diancam pidana penjara maupun denda.

Protection of the identity of children (minors) regarding criminal action is regulated in Article 19 Paragraph (1) of Law Number 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System. Children who are in the criminal justice process have the right to protect their identity. Those who violate the regulation to protect the identity of children's personal information are threatened with imprisonment for a maximum of 5 (five) years and a maximum fine of IDR 500,000,000.00 (five hundred million rupiah). However, then various problems arose related to reports in the mass media which stated children's identity clearly in the form of full name, parents' names, addresses, and even facial photos shown in 10 (ten) cases in online media reports which had violated the confidentiality of children identity. Journalists, carrying out their function as media to disseminate information to the public, must comply with the Journalistic Code of Ethics and Legislation relating to Children's Protection; protection of the confidentiality of the identity of children must be carried out because children are vulnerable to experiencing discrimination as a result of being labeled/badly labeled by society towards the child personal self. Based on research results, the children's right not to have their identities published in the media still occurs frequently. It’s because journalists do not understand the regulations relating to child protection and the Press Council Regulation Number 1/Peraturan-DP/II/29 concerning Guidelines for Child-Friendly Reporting (PPRA), the sanctions imposed for denying the obligation to protect the child's identity are already in place. It is clearly regulated in Article 97 of the “SPPA” Law. However, in it’s implementation, violations still often occur if it is related to the press, as long as the reporting carried out by journalists is still within the scope of journalistic activities or because of their work; if a violation occurs, the person in charge of the company is responsible. The press covers both the business and editorial sectors. The ethical sanctions given to journalists are handed over to the relevant journalist organizations so that the sanctions given to journalists are not the same. The responsibility of press companies is only limited to Article 18, Paragraphs (2) and (3) of the Press Law, which carries the threat of a fine. At the same time, the editor/editor-in-chief can be held accountable outside of Article 18 Paragraphs (2) and (3) of the Press Law with the threat of imprisonment or a fine."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Melati
" ABSTRAK
Demam neutropenia merupakan komplikasi yang terjadi paska kemoterapi.
Tujuan Karya Ilmiah Akhir adalah menggambarkan aplikasi model adaptasi Roy
dalam merawat anak dengan kanker yang mengalami masalah demam neutropenia
dan pencapaian kompetensi praktik spesialis keperawatan anak. Peran perawat
yang dilakukan selama praktik adalah pemberi asuhan, advokator, konselor,
pendidik, kolaborator, peneliti dan inovator berlandaskan etik dan legal dalam
keperawatan. Pendekatan model adaptasi Roy diaplikasikan pada 5 kasus dan
proses keperawatan yang dilalui adalah pengkajian perilaku, pengkajian stimulus,
diagnosa keperawatan, tujuan keperawatan, intervensi dan evaluasi. Evaluasi
yang didapat adalah nilai ANC lebih dari 1000 mm3 saat anak keluar dari ruang
rawat demam neutropenia, dan gejala klinis mengalami perbaikan. Model adaptasi
Roy dapat diterapkan pada anak kanker di ruang rawat anak dalam upaya
mencapai proses adaptasi dan meningkatkan kualitas hidup anak.ABSTRACT Neutropenic febrile is a complication effect of post chemotherapy treatment. This
final paper aimed to describe the application of Roy?s Adaptation Model in caring
for children with cancer experiencing neutropenic febrile and to describe the
achievement of pediatric nurse specialist student?s competencies in clinical
practice. During the residency programme, role as caregiver, advocate, educator,
collaborator, researcher, and innovator was conducted based on ethic and legal in
nursing issues. Roy?s Adaptation Model was implemented on 5 pediatric clients.
Nursing process was conducated by behavior and stimuli assessment, nursing
diagnosis, nursing outcome, intervention, and evaluation. The children with
neutropenia febrile experienced ANC value more than 1000m3 after the care.
Roy?s Adaptation Model can be applied in caring for children with cancer in order
to improve children?s quality of life."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>