Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Koperasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1997
371.8 HIM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Eko Gunarto
"Pelaksanaan Otonomi Daerah, termasuk aspek Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum (PK3PU) terbentur permasalahan mendasar. Masalah kesiapan Dinas Pertambangan dan Energi (termasuk Subdirektorat Keselamatan Pertambangan) menjadi sorotan utama.
Agar otonomi PK3PU berhasil, maka dilakukan penelitian terhadap tingkat kesiapan Dinas sebagai dasar menentukan strategi ke depan, Penelitian dilakukan pada pertengahan semester ke 2 tahun 2002 dengan menggunakan dasar teori kerangka kerja Balanced Scorecard serta pengolahan data dengan Statistik Deskriptif dan Analisis Proses Hirarki (AHP).
Hasil penelitian menunjukkan hahwa berdasarkan empat tingkat kesiapan yaitu "tidak siap, kurang siap, cukup siap, dan siap", maka tingkat kesiapan Dinas Pertambangan hanya 56,7% (cukup siap) dengan populasi sebesar 60%. Tiiigkat kesiapan tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesiapan unsur/elemen tenaga kerja, pengawasan K3, peralatan K3, administrasi K3, program K3, dan dana K3. Di antara unsur/elemen tersebut, Peralatan K3 memiliki tingkat kesiapan paling rendah yailu 22,8% (tidak siap) dengan populasi sebesar 52% Berdasarkan tingkat kesiapan tersebut maka telah ditetapkan alternatif strategi yang bertujuan agar otonomi PK3PU berhasil, yaitu dengan cara melakukan peningkatan mutu tenaga kerja, kerja sama teknik dalam pengujian dan sertifikasi peralatan, dan pembuatan sistem informasi K3.

The implementation of District Autonomy, including the aspects of General Mines Safety and Health Management (GMSHM) stumbled on principle problems. The preparedness of the District Mines Inspectorate (including Sub directorate of Mine Safety) will be priority objective to discuss.
In order the autonomy of GMSHM to he succeed. an acceptable strategy based on result of research for the preparedness of the District Mines Inspectorate should he carried out. The research that was carried out in the middle of 2"d semester in 2002 was using a basic theory of the framework of Balanced Scorecard as \veil as data processing with Descriptive Statistic and Process Hierarchy Analysis (PHA).
According to the four (4) preparedness that is "not ready, less ready, ready. fully ready", from the result of research indicated that the preparedness of District Mines Inspectorate for GMSHM is 56,7% (ready) with the population of 60%. The preparedness level is affected by preparedness level or elements human resources. safety supervision, monitoring or testing safety equipment, safety administration, safety programs, and safety budgeting. Among those elements, the element of monitoring or testing equipment has the lowest of preparedness level that the others that is 22.8% (not ready) with the population of 52% Based on the above preparedness level, therefore, an alternative strategic to succeed the autonomy of GMSHM has been made, that is by improving the quality of human resources, partnership or joint work on testing and certifying safety equipment. and developing safety information system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lena Kurniawati
"Partisipasi pekerja dalam kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan elemen penting untuk mendukung keberhasilan program K3 di perusahaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
Terdapat dua variabel yang dilakukan penelitian yaitu variabel eksternal dengan menggunakan metode kualitatif dan variabel internal dengan menggunakan metode kuantitatif. Dari hasil wawancara dan observasi terhadap variabel eksternal, terdapat lima dari delapan variabel yang dinilai sedang.
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh melalui kuesioner, pada variabel internal terdapat perbedaan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 berdasarkan unit kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan dan jabatan, namun hanya pada variabel jabatan mempunyai perbedaan yang signifikan.
Dari hasil penelitian terhadap dua variabel di atas, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat partisipasi pekerja dalam kegiatan K3 di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. adalah sedang.Kegiatan K3 yang memperoleh nilaipartisipasi paling tinggi adalah kegiatan identifikasi potensi bahaya, sedangkan kegiatan yang memperoleh nilai partisipasipaling rendah adalah kegiatan penyusunan kebijakan K3.

Worker participation in safety and health activities ( OSH ) is an essential element to support the company's success in the OSH program. The purpose of this study was to obtain in-depth overview on worker participation in the activities of OSH at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
There are two variables that are researched which are the external variables using qualitative methods, and internal variables using quantitative methods. From the result of interviews and observations of the external variables, there are five of the eight variables were measured as Intermediate level.
From the processing of data obtained through the questionnaire, in the internal variables, there are differences in the activities of employee participation OSH based on workplace, age, gender, education and occupation, but only in occupation variable has significant difference.
From the research of two variables above, it is concluded that the level of employee participation in the activities of OSH at PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. is at intermediate level and the OSH activity that has participation level with the greatest value is the identification of potential hazards and the lowest value is OSH policy making.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariawan Kristiyanto
"

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program yang pada proyek konstruksi di Indonesia masih dianggap hal yang kurang penting. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya perhatian terhadap program-program K3 pada proyek konstruksi. Suatu program K3 dapat dikatakan berhasil apabila angka kecelakaan kerja dapat ditekan seminimal mungkin sampai akhir konstruksi.

Frekuensi dan dampak kecelakaan kerja dapat di kurangi dengan adanya suatu program K3. Setiap kontraktor mempunyai program-program K3 sendiri yang kemudian diterapkan selama proses konstruksi berlangsung. Akan tetapi dari banyak aturan mengenai K3 yang ada, tidak semua diambil dan diterapkan di lapangan oleh kontraktor.

Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan ditemukan program K3 apa saja yang paling sering dilakukan kontraktor, serta program K3 apa saja yang tidak pernah dilakukan kontraktor.


Health and safety program at construction project in Indonesia still assumed less important matter. This matter is shown with the minim of attention of Health and Safety Program at construction project. Health and Safety Program can be told succeed if number accident of job can be depressed as minimum as possible to the last the project of construction.

Frequency of risk and impact able to happened because accident of job earn in lessening with existence of health and safety program. Each contractor have health and safety program alone which was later; then applied during construction process take place. However from many orders concerning existing of health and safety program, not all taken and applied by contractor.

Of research result to be analysis to be got finding that still there are a lot of collisions of health and safety program by worker, especially in using appliance peacemaker of x'self.

"
2008
S50466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil persepsi risiko pada pekerja di PT. Terang Parts Indonesia dengan menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 216 responden pada bulan Mei - Juni 2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner dengan menggunakan 8 parameter paradigma psikometri. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1 (sangat tidak setuju) - 4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 8 dimensi paradigma psikometri akan memberikan gambaran profil tentang persepsi risiko pada pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi tingkat kebaruan risiko dipersepsikan pekerja sebagai parameter yang paling mempengaruhi persepsi pekerja, pekerja melihat perubahan proses yang terjadi akan mengakibatkan munculnya risiko baru yang belum diketahui. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan oleh pekerja cenderung ke arah tidak sukarela, pekerja menyadari dan mengetahui risiko apa saja yang ada dapat mengancam kesehatan dan keselamatan akan tetapi pekerja melihat bahwa risiko tersebut merupakan bagian dari pekerjaan dilakukan. Pekerja dengan lokasi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang pengendalian risiko dan kesegeraan dari suatu efek.
Pekerja dengan fungsi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang tingkat kebaruan risiko dan pengendalian risiko serta pengetahuan terhadap risiko (ilmu pengetahuan). Pekerja dengan perbedaan masa kerja memiliki persepsi yang berbeda tentang ketakutan terhadap risiko. Persepsi risiko adalah salah satu poin penting dalam membuat kebijakan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja agar tercipta perilaku berbudaya K3, maka diperlukan komitmen manajemen terkait K3, pelatihan tentang pengenalan risiko serta pengawasan berkala terkait efektivitas sistem manajemen K3 umumnya dan pengendalian risiko secara khusus.

The purpose of this research is to provide an overview of risk perception profile in PT Terang Parts Indonesia. Research conducted on 216 respondents in May to June 2016 using cross-sectional design. The primary data is obtained from 8 parameter of the psychometric paradigm questioner with the scale from 1 (strongly disagree) to 4 (strongly agree). The average value from each dimension will give the profile overview of the employee's risk perception. The newness of risk dimension was perceived by the employee as the most influential parameter of their working perception. The workers think that the change of process production will create a new unknown risk.
The study result shows that the workers tend to not perceive the voluntariness of risk dimension as a non-voluntary process. The employee is aware of the risk of their work including all the things that endanger their health and safety and that are part of their job function. The workers, who have different working location, have the different perception about control of risk and immediacy of effect.
The workers with different job function have different perception about newness of risk, control of risk, and knowledge of risk (science). The workers with different employment period have different perception of common dread. The risk perception of the worker is one of important influence to create the company policy about safety working environment, so that it can lead to safety culture inside the company. It needs commitments from the management in regard to OHS, training of the safety introduction, and also monitoring of the effectiveness of the OHS system in general, especially for controlling the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rohmat Fakhrurrozi
"Perkembangan konstruksi yang semakin meningkat mempunyai risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai sarana mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian lainnya yang ditimbulkan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelaksanaan SMK3 melalui analisis temuan ketidaksesuaian hasil audit eksternal OHSAS 18001 dibandingkan dengan PP RI no.50 tahun 2012 di proyek pembangunan Apartemen Bogor Valley Residence dan Hotel tahun 2014. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik. Metode pengambilan data melalui wawancara dengan 3 informan dan data sekunder.
Hasil telitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan SMK3 di PT X menurut PP RI no.50 tahun 2012 sebesar 96,9%, yang merupakan tingkatan lanjutan yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Sedangkan penyebab temuan audit adalah tidak adanya peralatan alat ukur, tidak adanya SOP penanganan bahan kimia, perencanaan program yang tidak tepat, tidak adanya SOP perbaharui dokumen, dan terakhir yaitu kurangnya pengawasan/inspeksi area berbahaya. Secara keseluruhan penyebab temuan adalah kurangnya dukungan dan partisipasi aktif dari manajemen baik Pusat maupun proyek terhadap program K3.

The development of the growing construction have a high risk of work accidents. Occupational health and safety management systems as a means of preventing the occurrence of accidents and other damage caused. The purpose of this study is knowing the implementation of SMK3 through analysis OHSAS 18001 external audit results compared with PP RI No. 50/2012 on project development Bogor Valley Residence apartments and hotels. Design study is a descriptive analytic. Method of data acquisition through interviews with three informants and secondary data.
The results showed that the level of adoption research SMK3 in PT X by PP RI No. 50 of 2012 as much as 96.9%, which is an extension form should be preserved or enhanced. While the causes of the audit findings are not the tools of measurement, not the SOP chemical handling, improper planning program, not the SOP renew documents, and lack of supervision and inspection of hazardous areas. On the whole causes of the findings are the lack of support and active participation from top management and project management for K3 program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Anugrahini
"Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. Desain penelitian korelasi deskriptif dengan cross sectional. Sampel 144 perawat. Analisis data chi square, uji T independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara usia, tingkat pendidikan, masa kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, desain kerja dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety. Variabel yang dominan adalah desain kerja (p value = 0,000; OR= 35,897).
Saran: agar pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan desain keja yang baik guna mencapai kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety untuk mencapai keselamatan pasien di rumah sakit.

This study is to determine the relationship between individual and organizational factors on adherence of nurses in implementing patient safety guidelines in RSAB Harapan Kita Jakarta. Descriptive study with cross sectional correlation design. The sample of 144 nurses. Data analysis Chi square test, independent t test and logistic regression.
Results found significant relationship between age, educational level, years of service, leadership, organizational structure, job design to the compliance of nurses in implementing patient safety guidelines. Dominant variable is the design of work (p = 0.000, OR = 35.897).
Suggestion: that the hospital managers to maintain and enhance good evil design to achieve compliance with the nurse in implementing patient safety guidelines to achieve patient safety in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanihatu, Iwan Gimyar
"Penelitian ini bersifat studi observasional terhadap risiko muskulo skeletal pada pekerja di Lapangan Produksi Minyak dan Gas Bumi VICO Indonesia, Kalimantan Timur. Penelitian ini memfokuskan pada gerakan-gerakan, postur / posisi janggal menurut jenis pekerjaan pada Craftsman, Welder dan Floorman, dan juga mencoba untuk menganalisa jenis dan tingginya risiko ergonomik yang dapat terjadi. Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan menggunakan kamera elektronik, kemudian dimasukkan dalam CD-Rom. Pengambilan data ini disesuaikan dengan waktu kerja masing-masing. Analisa semi kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menurut metode Ergonomic Assessment Survey (EASY) dengan menggunakan sistim skor dari Baseline Risk Identification Ergonomic Factors Survey (BRIEF)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T9182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>