Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Sudrajat
Jakarta: Restu Agung, 2004
796.33 DAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Handrawan
"ABSTRAK
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang self-efficacy pada pemain sepakbola tim nasional PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Belakangan ini tim nasional PSSI belum dapat memberikan catatan prestasi yang membanggakan. Bila dikaitkan dengan hasil pertandingan, selama lima tahun terakhir ini, tim nasional lebih banyak mengalami kekalahan dibandingkan kemenangan. Sehubungan dengan banyaknya kekalahan yang dialami oleh tim nasional PSSI sampai saat ini, seringkah media massa menyebut tentang kurangnya mental yang baik sebagai salah satu faktor penyebab kekalahan. Walaupun tidak dijelaskan secara detil apa yang dimaksud oleh kurangnya mental yang baik, tetapi fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan tentang gambaran mental para pemain sepakbola tim nasional PSSI saat ini. Penelitian ini disusun dan dibuat untuk mendapatkan jawaban terhadap fenomena tersebut. Sudah banyak penelitian yang berusaha menguraikan faktor mental ke dalam bagian-bagian yang lebih spesifik terutama yang berhubungan dengan performance, diantaranya adalah tentang self-efficacy. Oleh karena itu penelitian ini menitikberatkan pada pentingnya self-efficacy terhadap performance dalam olahraga. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi olahraga dan teori tentang self-efficacy serta hubungannya dalam olahraga. Untuk metodologi penelitian, desain yang digunakan adalah penelitian kualitatif agar diperoleh gambaran yang lebih komprehensif. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai alat pengumpulan data. Kemudian, pemain senior tim nasional PSSI saat ini akan diambil sebagai sampel penelitian. Jumlah seluruh subyek pada penelitian ini hanya berjumlah 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sef-efficacy saat berkompetisi pemain tim nasional PSSI secara umum baik. Tetapi gambaran ini masih kurang menyeluruh karena tidak dilakukannya observasi lapangan terhadap kemampuan para pemain ini. Beberapa hasil yang menarik juga ditemukan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah perbedaan tujuan dalam bertanding di antara para pemain tim nasional. Perbedaan tujuan tersebut antara lain adalah tujuan bermain sepakbola untuk mencapai prestasi dan tujuan sepakbola sebagai suatu pekerjaan mencari nafkah. Adanya perbedaan ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena hal ini akan membuat gambaran tim nasional saat ini akan lebih lengkap. Kemudian ditemukan pula bahwa belum semua pemain menyadari pentingnya faktor mental yang baik dalam menghadapi sebuah kompetisi."
2004
S3493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Sudrajat
Jakarta: Restu Agung, 2004
796.33 DAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga,
796 FOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rumah Sakit Olahraga Nasional, 2015
796 IJSS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
""Ayo senyum ," ajak Vanda Lengkong,Manajer Program Chruch World Service (CWS) Indonesia saat memberi sambutan pada pembukaan turnamen Futsal for Peace pada 26 Juli 2008 kemarin....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soderman, Sten
"Summary:
This Handbook draws together top international researchers and discusses the state-of-the-art and the future direction of research at the nexus between sport and business."
Northampton: Edward Elgar, 2013
796.72 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyudin
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan dan memperlihatkan bahwa kegiatan remaja dalam summer sport camp di Amerika dapat dijadikan media pengembangan kemampuan keterampilan fisik dan pengembangan kemampuan moral etika yang dapat ditunjukkan melalui pengembangan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif.
Permasalahan dalam tesis ini adalah mengenai keikutsertaan remaja di Amerika dalam aktivitas summer sport camp berkaitan dengan pengembangan kemampuan keterampilan fisik dan pengembangan kemampuan moral etika.
Masa remaja merupakan masa penuh gejolak sehubungan dengan perubahan hormonal dalam diri remaja. Mengikuti summer sport camp di Amerika merupakan kegiatan yang popular di kalangan anak-anak dan remaja. Selain menawarkan berbagai program dan aktivitas yang menyenangkan, para remaja peserta summer sport camp dapat memanfaatkan keikutsertaannya untuk berlatih mengembangkan kemampuan keterampilan fisik dalam olah raga tertentu, juga dapat digunakan untuk berlatih mengembangkan kemampuan pemahaman tentang moral etika melalui proses praktek berlatih (drill} dan bermain yang menyenangkan atau learning by doing with pleasure.
Tesis ditulis menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan metode interpretive dan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan meneliti dan mengkaji konsep-konsep yang berhubungan leisure, summer camp, olah raga, dan nilai-nilai budaya Amerika yang terkandung dalam olah raga.
Keikutsertaan remaja dalam summer sport camp menunjukkan dan memperlihatkan perubahan kemampuan remaja dalam penguasaan keterampilan fisik yang dapat ditunjukkan melalui pengembangan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang meliputi pengembangan organ, pengembangan neuromusekuler, Pengembangan intelektual, pengembangan emosi, dan pengembangan kemampuan sosial. Praktek latihan dalam summer sport camp juga merupakan proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya Amerika seperti: kerja keras, kompetisi, fairness, prestasi, dan lain-lain.
Aktivitas dalam summer sport camp juga merupakan proses pembentukan karakter Amerika seperti self reliance yaitu percaya terhadap kemampuan diri sendiri, mandiri, dan selalu berprestasi untuk menjadi yang terbaik (to be the number one).

Adolescents' Summer Sport Camp in America The purpose of writing this thesis is to show that adolescents' activities in the Summer Sport Camp in America are the media of the development of both physical-skill and moral-ethics capabilities, which are shown through the development of cognitive, psychomotor, affective capabilities.
The research problem of this thesis is that the participation of American adolescent in the Summer Sport Camp is related to the development of physical-skill and moral-ethics capabilities.
Adolescent time is a critical period because of hormonal changes. In America participating in Summer Sport Camp is popular with adolescents. In addition to a number of amusing programs and activities, Summer Camp participants can make good use of their participation in order to develop physical skills in a certain sport and to practice developing the understanding of moral ethics through drilling and playing (learning by doing with pleasure).
This thesis uses the qualitative methodology with the interpretive approach and the library research in data collecting. I study concepts related to leisure, the Summer Camp, sport, and American cultural values in sports.
The participation of adolescents in the Summer Sport Camp shows the shift of their capabilities in mastering physical skills, which is shown through the development of cognitive, psychomotor, and affective skills, covering the development of organs, neuromuscular, intellectuality, emotion, and sociability. The exercises in the Summer Sport Camp are also the socialization and internalization of the American cultural values such as hard work, competition, fairness, and merit.
Activities in the Summer Sport Camp are a process of developing such an American character as self-reliance, a belief in oneself: independence and ongoing desire to become number one.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T12255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryana Ugahary
"Latar Belakang Penelitian. Warm up merupakan suatu latihan pendahuluan yang dirancang mempersiapkan tubuh untuk mengikuti aktivitas olah raga. Terdapat beberapa macam warm up yaitu:
1. Warm up pasif : pemanasan tubuh dengan sumber dari, luar seperti mandi air hangat, pancuran air hangat, diatermi.
2. Warm up aktif : pemanasan tubuh dengan cara melakukan gerakan tubuh seperti berlari-lari, bersenam, bersepeda dan lain-lain. Warm up aktif dapat terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a) Jalan atau lari perlahan (jogging), untuk meningkatkan aliran darah sehingga menghasilkan suhu tubuh yang lebih tinggi di seluruh tubuh.
b) Latihan kalistenik yaitu gerakan tubuh yang ritmis sistematik yang biasanya dilakukan tanpa alat atau beban, terdiri dari gerakan melengkung (bending), berputar (twisting), mengayun (swinging), menendang (kicking) dan melompat (jumping) dan latihan lain seperti push up, sit up, chin up (7). Latihan kalistenik biasanya dilakukan dari atas ke bawah mulai leper, lengan dan bahu, abdomen, punggung dan tungkai.
c) Latihan peregangan ,(stretching) untuk otot otot yang diperlukan dalam olah raga yang bersangkutan. Untuk pelari diperlukan peregangan otot bahu dan tricep, punggung, panggul, quadricep, hamstring, gastrocnimeus dan achilles_ Latihan peregangan yang dipakai sebaiknya yang secara statik yaitu setelah otot diregang penuh secara aktif, maka otot dipertahankan pada posisi ini selama beberapa waktu. Waktu yang diperlukan untuk mempertahankan peregangan ini sekurangnya 6 detik agar serabut kolagen dalam otot, tendon, ligamen, mendapatkan perobahan plastisitasnya.
d) Tahap terakhir yaitu tahap koordinasi, dipusatkan pada teknik olah raga yang bersangkutan dengan mempraktekkan gerakan-gerakan spesifik, misalnya untuk olah raga lari jarak pendek dapat berupa latihan start dan beberapa sprint pendek 20 ? 40 meter.
Seluruh warm up dapat berlangsung sekurangnya 15 - 20 menit sebagai akibat dari warm up suhu tubuh ditingkatkan. Hal ini merupakan satu dari beberapa faktor yang meningkatkan kemampuan (performance), karena meningkatnya suhu tubuh menyebabkan :
1. Meningkatnya kecepatan kontraksi dan relaksasi otot sehingga otot akan bekerja lebih efisien.
2. Hemoglobin membawa lebih banyak oksigen serta dissosiasinya juga lebih cepat.
3. Efek yang sama dengan hemoglobin juga terjadi pada myoglobin.
4. Proses metabolisme meningkat.
5. Hambatan pada pembuluh darah menurun.
Pada latihan peregangan yang merupakan bagian dari warm up, memberi kelenturan otot yang periting untuk meningkatkan kemampuan pada olah raga atau perlombaan terutama pada pelari jarak pendek yang memerlukan kecepatan.
Hogberg dan Ljunggren memeriksa efek warm up (dalam bentuk lari kecepatan sedang dikombinasi dengan kalistenik) terhadap kecepatan lari 100 meter, 400 meter, 800 meter, pada atlet yang terlatih baik. Didapatkan untuk lari 100 meter perbaikan 0,5 - 0,6 detik, untuk lari 400 meter perbaikan 1,5 - 3 detik, untuk lari 800 meter perbaikan 4 - 6 detik dibandingkan tanpa warm up.
Sebagian besar penyelidik membuat kesimpulan bahwa suatu warm up cenderung meningkatkan kemampuan, meskipun belum ada kesamaan dalam menentukan Jenis, intensitas dan lama warm up.
Mengenai lamanya warm up, Hogberg dan Ljunggren juga mengamati hasil lebih baik sesudah warm up 15 menit dibanding sesudah 5 menit pada lomba lari 100 m, tetapi selanjutnya perbaikan tidak bermakna bila warm up diperpanjang dari 15 menit - 30 menit.
Lari sprint 400 meter yang merupakan endurance sprinter memerlukan energi aerobik + 30%, energi anaerobik ± 70% sedangkan sprint 100 meter hampir seluruhnya memerlukan energi anaerobik.
Sebagai cara yang mudah untuk menentukan apakah intensitas dan lama warm up sudah cukup, yang merupakan tanda adanya kenaikan suhu tubuh yaitu dengan melihat apakah atlet yang menjalankan warm up sudah mulai berkeringat. Bila diinginkan cara yang lebih ilmiah yaitu dengan mengukur kenaikan suhu tubuh.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin melakukan penelitian sampai seberapa jauh pengaruh intensitas dan lama warm up terhadap kecepatan lari pada pelari jarak pendek."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T58508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>